Anda di halaman 1dari 5

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/319703266

PENERAPAN METODE MAGNETIK DALAM MENENTUKAN JENIS BATUAN DAN


MINERAL

Article · December 2015

CITATIONS READS

0 2,917

1 author:

Melda Panjaitan
STMIK BUDI DARMA
9 PUBLICATIONS   1 CITATION   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Melda Panjaitan on 14 September 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Jurnal Riset Komputer (JURIKOM), Vol. 2 No. 6, Desember 2015
ISSN 2407-389X (Media Cetak)
Hal : 69-72

PENERAPAN METODE MAGNETIK DALAM MENENTUKAN JENIS


BATUAN DAN MINERAL
Melda Panjaitan

Dosen Tetap Teknik Informatika STMIK Budi Darma


Jl. Sisingamangaraja No. 338 Simpang Limun Medan

ABSTRAK
Metode magnetic merupakan salah satu metode geofisika yang didasarkan pada pengukuran variasi intensitas medan magnet
dipermukaan bumi. Metode magnet umumnya digunakan untuk mengetahui sifat magnetic batuan,serta untuk mengetahui
struktur geologi bawah permukaan berdasarkan anomaly medan magnetic. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
metode magnet. Pengukuran terdiri dari 5 lintasan ukur dengan jarak antar titik ukur 25 meter,lintasan tersebut dibuat agar
dapat menggambarkan pola anomaly magnet vertical maupun lateral pada daerah yang diduga termineralisasi.

Kata Kunci : Metode magnetik, jenis batuan, Mineral

I. PENDAHULUAN Akibat garis medan magnet akan mengikuti pola


Metode magnetik merupakan salah satu metode dipole,dimana pada suatu tempat dimuka bumi garis
geofisika yang ditafsirkan dalam bentuk distribusi medan magnet akan berarah kea rah tertentu yaitu
bahan magnetik yang didasarkan pada pengukuran kearah kutub selatan bumi. Arah tersebut akan
variasi intensitas medan magnetik dipermukaan menyimpang dari arah utara selatan geografis bumi
bumi. Variasi intensitas magnetic disebabkan oleh dan sudut penyimpangan disebut sudut deklinasi,
adanya distribusi batuan dan magnetisasi dibawah sedangkan penyimpangan arah terhadap arah
permukaan bumi yang bisa disebabkan oleh adanya horizontal disebut sudut inklinasi.
perubahan struktur geologi dibawah permukaan
bumi.Kemampuan untuk termagnetisasi tergantung C. Medan Magnet Bumi
dari susseptibilitas magnetic masing-masing batuan. Medan magnet bumi sederhana dapat digambarkan
Batuan dengan kandungan mineral-mineral tertentu sebagai medan magnet yang ditimbulkan oleh batang
dapat dikenal dengan baik dalam eksplorasi magnet raksasa yang terletak kedalam inti bumi,
geomagnet,yang dimunculkan sebagai anomali. nama tidak berimpit dengan pusat bumi. Medan
Pada dasarnya penyelidikan magnet adalah magnet ini dinyatakan sebagai besar perkekuatannya
mengukur besaran magnet bumi yang ditimbulkan dan arah. Arahnya dinyatakan sebagai deklinasi
oleh berbagai sumber,baik yang ada didalam perut (penyimpangan terhadap arah selatan geografi) dan
bumi itu sendiri maupun adanya pengaruh luar,seperti inlinasi (penyimpanan dari arah hnorizontal).
radiasi matahari.(Telford,1981:101).Metode magnetic
umumnya digunakan untuk mengetahui sifat D. Variasi Medan Magnetik terhadap waktu
magnetic batuan,sertauntuk mengetahui struktur Berdasarkan hasil pengamatan, variasi medan magnet
geologi bawah permukaan berdasarkan anomaly bumi terdapat waktu dikelompokkan menjadi
medan magnetic. Daerah Tuntungan kecamatan 1. Variasi sekuler : variasi yang ditimbulkan oleh
Pancur Batu Medan,menurut informasi geologi adanya perubahan internal bumi. Perubahnnya
merupakan daerah yang mempunyai adanya sangat lambat (orde puluhan sampai dengan
penyebaran distribusi batuan dan mineral dengan ratusan tahun ) untuk bisa mempengaruhi hasil
maksud untuk membuat fungsi anomaly magnetic survey magnetik.
dengan tujuan menentukan jenis batuan dan mineral 2. Variasi di urnal (harian) : variasi yang
berdasarkan susseptibilitas anomalinya. ditimbulkan, secara domain oleh gangguan
matahari radiasi ultraviolet matahari
II. TEORITIS menimbulkan ionisasi lapisan atmosfir bagian
A. Metode Magnetik atas. Adanya ionisasi ini dan adanya elektrok-
Metode magnetic didasarkan pada perbedaan elektron yang terlempar dari mmatahari akan
tingkat magnetisasi suatu batuan yang di induksi oleh menimbulkan arus sebagai sumber medan
medan magnet bumi.Hal ini terjadi sebagai akibat magnetik. Sifat perubahan harian ini acak tetapi
adanya sifat kemagnetan suatu material.Kemampuan periode denganperioda ratarata sekitar panjang
untuk termagnetisasi tergantung dari suseptibilitas matahari (25jam). Rentang harga perubahan
magnet masing-masing batuan.Batuan dengan sekitar 10-30 y. variasi yang lain adalah badai
kandungan mineral-mineral tertentu dapat dikenal mangnetik. Sumber penyebabnya sama, yakni
dengan baik dalam eksplorasi geomagnet,yang akibat aktifitas matahari. Perubahan sangat cepat
dimunculkan sebagai anomali. dan besar sehingga secara praktis mengaburkan
hasil survey magnetik. Sifat anomali medan
B. Dasar Fisika magnet
Medan magnet bumi sebagai medan aktif bumi Berdasarkan sifat medan magnet bumi dan sifat
secara umum dapat dipandang sebagai medan dipole. kemagnetan bahan pembentuk batuan, maka bentuk
69
Jurnal Riset Komputer (JURIKOM), Vol. 2 No. 6, Desember 2015
ISSN 2407-389X (Media Cetak)
Hal : 69-72

medan magnetik anomali yang akan ditimbulkan oleh Variasi harian disebut juga dengan variasi
medan penyebabnya tergantung kepada diurnal, variasi harian ini diperlukanuntuk
1. Iniklinasi medan magnet bumi disekitar bumi mendapatkan koreksi nilai medan magnet
penyebab dilapangan yang diakibatkan oleh medan magnet
2. Geometri dari benda penyebab luar.
3. Kecenderungan arah dipol-dipol magnet didalam
benda penyebab Variasi harian ini didapat dari pembacaan based
4. Arah dipol-dipol magnet benda penyebab staton. Selain itu variasi harian dapat juga
terhadap arah medan bumi. digunakan untuk menentukan nilai kuat medan
magnet rata-rata daerah tersebut. Untuk
III. ANALISA dan PERANCANGAN mendapatkan nilai harian dapat digunakan
Prosedur- Percobaan Untuk Pengambilan Data interpolasi linier.
1. Menentukan titik pengamatan & Koreksi
Menentukan titik-titik amat pada daerah yang
akan sisurvey didasrkan kepada kemudahan
dalam pembuatan peta anomali magnetik
nantinya. Oleh karrena itu dibaut membentuk
grid seperti tempat pada gambar di bawah ini :

Gambar 2. Grafik Koreksi Harian

2. Koreksi Topografi (Terrain)


Koreksi Topografi adalah koresi yang dilakukan
untuk menghilangkan pengaruh medan magnet
Gambar 1. Lintasan Pengukuran Geomagnet di Lapangan
ynag ditimbulkan oleh bukit-bukit tang
termagnetisasi terhadap harga medan magnet
Keterangan Gambar :
hasil pengamatan
▪ : SB (Stasion Basis)
• : St (Stasion Pengukuran) Jika Koreksi Topografi dianggap todak
termugnetisasi, maka yang dilakukan adalah
2. Melakukan kalibrasi alat
hanya kireksi ketinggian, dengan mengacu pada
3. Melakukan pengukuran dengan dua alat. Data harga gradien vertikal medan magnet bumi, yaitu
yang harus dicacat adalah harga bacaan dan
:
waktu saat alat mengukur
a. Di daerah kutub sekita ±0,03 y/m
4. Pola pengukuran harus membentuk looping yaitu
b. Di daerah ekuator sekitar ±0,015 y/m
: dimana (1 y = 1 nano tesla)
a. Melakukan pengukuran SB
b. Melakukan plengukuran pada lintasan I dari 3. Peta Anomali Magnetik
St-I samapa St-10
Dari harga intensitas medan teramti dihitung
c. Kembali ke SB dan melakukan lagi harga medan anomali ∆ H :
pengukuran di SB
d. Melakukan pengukuran pada lintasan II dari
∆H = H* - Ho
St-1 St-10 dan kembali ke SB
e. Waktu awal pengkuran di base disamakan H* = intesitas medan yang diamati telah
dan disesuaikan dititik pengamat,
dikoreksi harian dan topografi (gamma)
pengukuran dilakukan tiap selang waktu
lima menit
Ho = Harga rata-rata intesitas medan magnet
f. Hasil pengukuran dicacat dalam bentuk tabel bumi untuk daerah tersebut (dapat menggunakan
data pengamatan magnet bumi.
harga IGRF
Teknik Analisis Data
Harga medan anomali ini kemudian dipetakan (peta
1. Koreksi harian (diurnal) anomali magnetik)
Koreksi harian dilakukan untuk menghilangkan
pengarush dengan medan magnet luar pada harga Dalam metode magnetik anomali residual regional
hasil pengukuran sulit dilakukan karena jarang dilakukan peta tersebut
kemudian diinterprestasi.

70
Jurnal Riset Komputer (JURIKOM), Vol. 2 No. 6, Desember 2015
ISSN 2407-389X (Media Cetak)
Hal : 69-72

Interprestasi disin berarti mengkonversikan anomali Dengan interval waktu dibase setiap 5 menit sehingga
medan magnetim menjadi bentuk distribusi batuan di dapat harga VH dititk 25 meter sebagai berikut :
mineral di bawah permukaan bumi
VH25
4. Harga Anomali magnet
Hasil akhir merupakn anomali target intensitas Hasil akhir atau nilai anomali magnet
magnet di lapangan yang dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan ∆H = H* - Ho
∆H = Hp ±∆ HH±∆ Ht – Ho = 4179.253 – 41846
= - 53. 46 gamma
Dengan
∆H = anomali magnetik Demikian seterusnya dan selengkapnga dapat dilihat
Hp = harga pengukuran di BSI pada lampiran 1 sampai dengan lampiran 5
∆ HH = harga variasi harian di BSI
∆ Ht = harga koreksi topograpi Suseptibilitas (K)
IGRF = harga rata-rata pengukuran di BS Berdasarkan persamaan (2.17) maka dapat ditentukan
sebagai harga rata-rata intensitas seluruh suseptibilitas bantuan di tiap titik daerah survei.
pengukuran Misalnya untuk lintasan II titik 500 suseptibilitas
dititik tersebut adalah :
IV. IMPLEMENTASI
Hasil yang diperoleh pada penelitian ini berupa 𝐼
K =𝐻
gambar peta kontur anomali megnet pada gambar. 0.5333
Sesuai dengan pembacaan pada GPS daerah =
41791
penelitian terletak pada posisi 98o, 33’,44.5’’, BT ; = 1.276 x 106
0.3o,30’,33.9’’, LU.
Jenis Batuan di Daerah Survei
Data Pengamatan Magnet di Daerah Survey Dari perhitungan susptibilitas siperoleh bahwa daerah
Data yang diperoleh dari hasil pembacaan penelitian mempunyai nilai suseptibilitas 1276.175 –
magnetometer type G 826 di daerah survey yang 70615. 84 (setela dikali dengan 106 ). Bila
telah dikoreksi dan telah diolah . dibandingkan dengan tabel 2.1 harg suseptibilitas
tersebut bersesuaian dengan susptibilitas magnet
Koreksi Topografi bantuan andesi dan dasit. Sementasa dugaan wala
Data magnetik yang diperoleh dikoreksi sesuai pada bagian pendahuluan bahwa jenis bantuan di
dengan ketentuan koreksi topograf didaerah equator daera Tuntugan Kecamatan Pancur Batu Medan
adalah bahwa setiap kenaikan 1 meter dari titik dalah Bantuan braksi, andesit dan dasit . dalam hal ini
acraun harga kuat magnet teramati ditambahkan diperoleh bahwa bantua daerah survei didomisili oleh
dengan 0.015 gamma dan setiap penurunan 1 meter Bantuan andesit dan bantuan dasit.
dari titik acuan harga kuat magnet teramati
dikurangkan dengan 0,0015 gamma Kedalam Posisi Anomali
Kedalam anomalinya memperkirakan (di ) yaitu
Misalnya untuk lintasan 1 titik amat 25 meter dari dilihat dari harga inklinasi pada daerah pengamatan =
acuan sehingga koreksi Topograpi KT) adalah : 11.50 maka harga β dan δ yang sesuai dengan
KT = 25 x – 0.015 inklinasi tersebut adalah :
= -0,375 gamma
Nilai magnet yang teramati pada titik tersebut adalah β rumus = (Xmin – Xmax) / (Xmin – X 0.5)
41846 gamma sehingga setelah dikoreksi topograpi δ rumus = (X 0.5 - X 0.5 )
(KT) nilai magnet teramati adalah
Tabel 4.1 Tabel Inklinasi
Nilai magnet terkoreksi = 41846 + (3 x – 0.015)= Inklinasi 11.50
41846 -0.375 L/d Β δ

Anomali Target 0.01 3.13 0.78


Bentuk memperoleh harga anomali magnet adalah 0.10 3.20 0.78
sesuai denagn persaam (3.1) 0.50 2.91 0.83
1.00 2.80 1.02
∆H = H* - Ho 1.50 2.16 1.28
2.00 2.14 1.67
Misalnya untuk lintasan 1 dengan titik 25 meter dan
data yang di dapat sebagai berikut : Berdasarkan dari tabel dengan
BS1 = 41848 Pukul 1350
BS2 = 41846 Pukul 1400 X min = 131
71
Jurnal Riset Komputer (JURIKOM), Vol. 2 No. 6, Desember 2015
ISSN 2407-389X (Media Cetak)
Hal : 69-72

Sister, (2001), Structural Geology, Mc Graw Hill Book Compony,


X max = 99 New York.
Suharyadi, (1980), Pengantar Geologi Tekhnik, Biro Penerbit
X 0.5 = 84 Tekhnik Sipil Universitas Gadjah Mada, Jakarta
∂ rumus = 2.82 (diperoleh dengan hasil interpolasi Sudaryao ,2011.,Aplikasi metode Geomagnet dalam eksplorasi
Panas bumi.,jurna Teknik,vol.32 no.1
dan harga pada tabel) W.M Telford, dan Rc Sherift., )1981), Applied Geophysi,
Cambridge, University Press, New York
1/d = 4.8 (diperoleh dengan hasil interpolasi Yusif A, (1996), Pendugaan Sebaran Mineralisasi Emas, Laporan
Kerja Praktek, Universitas Padjajaran, Bandung
pada tabel 4.1

Maka
β rumus = (131-99) / (131-84)= 0.68
∂ rumus = (112-84) = 28
dc = 28/2.82 = 9.92 m
t = 4.8/9.92 = 47.52 m

Sehingga diperoleh untuk harga anomaly tersebar


diketahui kedalammnya ± 9.92 m dari permukaan
dan panjangnya ± 47.52 m

V. KESIMPULAN
Dari hasil hasil penelitian dan pembahasan dapat
disimpulkan
1. Nilai suseptibilitas yang diperoleh di tiap titik
pengukuran daerah survey yaitu pada kisaran
1276.175-70615.84 nilai tersebut menyatakan
bahwa jenis batuan di daerah survey didominasi
batuan andesit dan dasit.
2. Untuk harg anomaly terbesar diketahui
kedalaman nya sekitar 9.92 m dari permukaan dan
panjangnya 47.52 m
3. Adanya harga anomaly magnet yang berbeda
menandakan adanya batuan yang berbeda.Dari
data yang terolah dari penelitian ini dapat
diperkirakan bahwa disekitar daeah Stasiun
Geofisika Tuntungan Kecamatan Pancur Batu
Medan memungkinkan terdapatnya material
logam yang terdapat pada lintasan III, IV dan V
dengan arah sepanjang Barat laut yang memotong
daerah survey. Pada harga anomaly magnet
terlihat jelas mengalami perubahan harga dari
yang rendah (bernilai negatif).

VI. DAFTAR PUSTAKA


Bagus J.,2012 ,Interprestasi metode magnetic untuk penetuan
struktur bawah permukaan disekitar gunung kelud
kabubaten Kediri, Jurnal penelitian fisika dan aplikasinya,
ITS SurabayaVol 2 no,1
Hutami R, dkk ,(2003), Eksplorasi Geofisika logam, Direktorat
Sumber Daya Minera, Bandung.
Hydari A, (2005), Teori Dasar Pengukuran Geolistrik, Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia, Bandung.
Marino, (1984), Konfigurasi Dipole-pole, Direktorat Sumber
Daya Mineral, Bandung
Milsom J, (1989), Field Geopysics, Departemen og Geology,
University of London
Modul Praktikum, (1994), Praktikum Pengukuran dasar Geofisika,
Laboratorium Fisika Umum, ITB Bandung
Prawira H Y. W, (2007), Laporan Kerja Praktek, Universitas
Padjadjaran, Bandung.
Ratnaningsih W.E, dkk, (1998), Laporan Workshop Geofisika,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

72

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai