i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN RESMI
Mengesahkan,
Dosen Pembimbing
ii
RINGKASAN
Size reduction adalah salah satu operasi untuk memperkecil ukuran dari suatu padatan.
Tujuan dari praktikum Size Reduction ini yaitu mampu melakukan pengukuran partikel
dengan metode sieving, mampu mengukur daya (energi) yang terpakai pada size reduction
dengan kapasitas yang berbeda-beda, mampu menghitung reduction ratio untuk bahan yang
berbedabeda, mampu menerapkan Hukum Kick dan Rittinger dan menghitung indeks kerja,
mampu menghitung energi penggerusan dan mampu membuat laporan praktikum secara
tertulis.
Size reduction adalah salah satu operasi untuk memperkecil ukuran dari suatu padatan
dengan cara memecah, memotong, atau menggiling bahan tersebut sampai didapat ukuran
yang diinginkan. Ada tiga hukum yang mendasari size reduction yaitu hukum Kick, hukum
Rittinger dan hukum Bond. Sedangkan diameter dapat diartikan menjadi TAAD, mean
surface diameter dan mean volume diameter.
Alat yang digunakan ada praktikum ini yaitu hammer mill dan alat sieving, sedangkan
bahan yang digunakan yaitu batu bata berbentuk kubus berukuran sisi dengan panjang 3 cm;
4 cm; dan 5 cm, dengan masing-masing berat 400 gram, 500 gram, 600 gram dan 700 gram.
Prosedur percobaan meliputi menyiapkan batu bata; mengukur ampere atau daya yang
terpakai dengan menggunakan amperemeter pada waktu pesawat jalan tanpa beban,
masukkan bahan ke dalam pesawat dalam jumlah tertentu sesuai variable, mengukur ampere
atau daya yang terpakai dengan menggunakan ampere meter pada waktu pesawat jalan
sesuai variable, kumpulkan hasil dan jumlah tertentu untuk diukur ukuran partikelnya dan
menghitung diameter partikel dilakukan dengan metode standart sieving.
Hasil percobaan menunjukkan bahwa besarnya nilai konstanta Kick dan Rittinger
memiliki nilai yang berbeda-beda untuk tiap variable beratnya. Nilai Konstanta Kick pada
variabel 400 gram, 500 gram, 600 gram, dan 700 gram secara berturut turut adalah
128222,75, 23213,94, 28354,33, dan 25395,48. Serta nilai Konstanta Rittinger pada variabel
400 gram, 500 gram, 600 gram, dan 700 gram secara berturut turut adalah 9871,53,
36377,43, 114387,68, dan 3822,7.
Kesimpulan yang didapat dari percobaan ini adalah semakin besar diameter umpan maka
reduction ratio dan energi penggerusan akan semakin besar. Selain itu semakin besar
kapasitas umpan maka harga konstanta Kick dan Rittinger akan semakin besar, karena
energi yang dibutuhkan untuk penggerusan semakin besar namun terjadi penyimpangan
disebabkan karena adanya kehilangan massa (loss mass) yang lebih besar saat dilakukannya
proses sieving (pengayakan).
iii
PRAKATA
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
anugerah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan “Size Reduction”. Laporan ini
disusun sebagai kelengkapan tugas mata kuliah Praktikum Operasi Teknik Kimia.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dan kerja sama dari berbagai
pihak maka laporan ini tidak akan dapat terselesaikan. Oleh karena itu dalam kesempatan ini
penyusun mengucapkan terima kasih kepada: Asisten Laboratorium Unit Operasi Teknik
Kimia Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang Tahun 2016
serta dosen pengampu materi Size Reduction Bapak Ir. Hargono, MT yang telah membantu
dalam proses penyusunan laporan ini.
Penyusun memohon maaf jika dalam penyusunan laporan ini masih terdapat
kekeliruan. Untuk itu, segenap kritik dan saran yang membangun sangat penyusun harapkan.
Semoga laporan resmi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
BAB I
PENDAHULUAN
Unit operasi size reduction adalah satu operasi untuk memperkecil ukuran suatu
partikel dengan memperhalus bentuk produk atau sekedar menjadikannya lebih kecil sesuai
ukuran yang diinginkan. Operasi size reduction bisa dilakukan dengan cara penumbukan atau
penggilingan (Agrawal, 2007). Unit operasi size reduction biasanya digunakan untuk
menyesuaikan ukuran bahan baku agar sesuai dengan alat proses atau menyesuaikan produk
sesuai kebutuhan pasar.
2.1. Klasifikasi Alat Size Reduction Berdasarkan Ukuran Produk
2.1.1 Crusher
Alat size reduction yang memecahkan bongkahan padatan yang besar menjadi
bongkahan‐bongkahan yang lebih kecil, dimana ukurannya sampai batas
beberapa inch. Alat crusher biasa diklasifikasikan menjadi :
Primary crusher
Mampu beroperasi untuk segala ukuran feed. Produk yang dihasilkan
mempunyai ukuran 8 ‐ 10 inch.
Secondary crusher
Mampu beroperasi dengan ukuran feed, seperti di produk primary crusher
dengan ukuran 4 inch.
2.1.2. Grinder
Alat ini beroperasi untuk memecah bongkahan yang dihasilkan crusher,
sehingga bongkahan ini menjadi bubuk.Untuk intermediate grinder, produk
yang dihasilkan ± 40 mesh. Ultrafine grinder dapat diatur untuk menghasilkan
produk berukuran 250 mesh – 2500 mesh dengan umpan tidak lebih besar dari
20mm.
2.1.3. Cutter
Alat ini mempunyai cara kerja yang berbeda dengan size reduction sebelumnya.
Pada cutter ini, cara kerjanya dengan memotong. Alat ini dipakai untuk produk
ulet dan tidak bisa diperkecil dengan cara sebelumnya. Ukuran produk 2-10
mesh.
Operasi size reduction sering digunakan pada indusri‐industri yang memerlukan
bahan baku dalam ukuran tertentu dan produk dalam ukuran tertentu, misalnya
industri semen, batu bara, pertambangan, pupuk, keramik, dll. Pemilihan jenis
alat yang digunakan biasanya berdasarkan ukuran feed pada produk, sifat bahan,
kekerasan bahan, dan kapasitasnya.
2.2. Operasi Size Reduction
2.2.1. Operasi Penggerusan
Penggerusan atau Comminution adalah istilah yang umum digunakan pada
operasi size reduction yang biasanya menggunakan crusher atau grinder atau
alat - alat penggerus lainnya. Alat penggerusan dikatakan ideal bila memenuhi
syarat – syarat berikut :
a. Mempunyai kapasitas operasi yang besar
b. Membutuhkan Power input yang kecil per satuan produk
c. Produk yang dihasilkan seragam atau mampu memenuhi distribusi ukuran
yang diinginkan
Operasi alat penggerusan yang ideal sangatlah sulit didapat karana satuan
produk yang dihasilkan tidak akan pernah seragam dengan variasi ukuran
umpan masuk. Produk selalu terdiri atas campuran partikel dengan rentang
antara ukuran terbesar yang diinginkan hingga yang paling kecil
(Mc.Cabe,1993).
2.2.2. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Operasi Size Reduction Berdasarkan Sifat
Alami Material
Penentuanan jenis mesin dalam operasi penggerusan didasarkan pada faktor
sifat alami material yang ditangani. Antara lain :
a. Hardness : Mempengaruhi kebutuhan tenaga pemakaian mesin. Sifat
hardness suatu material disusun berdasarkan skala Mohr.
b. Structure : Struktur material granular lebih mudah daripada material
berwujud serat.
c. Moisture Content : Kandungan air dalam material sebesar 5-50% akan
menyebabkan terjadinya cake dan menghambat aliran material.
d. Crushing Strength : Power yang dibutuhkan suatu alat akan sebanding
dengan crushing strength suatu material.
e. Friability : Material yang rapuh akan mudah pecah sebelum penggerusan dan
akan mempengaruhi distribusi ukuran produk.
f. Stickiness : Material yang lengket akan menyumbat pesawat operasi.
g. Soapiness : Pengukuran berdasarkan koefisien gesekan permukaan material.
Koefisien gesekan yang kecil akan mengakibatkan operasi penggerusan sulit
dioperasikan
h. Explosive Material : Material tidak boleh banyak mengandung inert
atmosphere
i. Materials yielding dusts that are harmful to the health : Material yang
membahayakan kesahatan harus dioperasikan di tempat yang aman
lingkungan.
(Coulsoon, 2002)
2.2.3. Alat-Alat Penggerusan
Klasifikasi alat – alat penggerusan diberikan berdasarkan tipe-tipe mesin yang
baik dalam pengoperasian tiap stage ukuran produk. Ada tiga step dalam
pengoperasian size reduction :
a. Coarse size reduction : umpan sebesar 2 – 96 inch atau lebih.
b. Intermediate size reduction : umpan sebesar 1 – 3 inch.
c. Fine Size Reduction : umpan sebesar 0,25 sampai 0,5 inch.
(Brown, 1979)
Tabel 2. 1 Tipe Alat Penggerus Berdasarkan Klasifikasi Operasi
Coarse crushers Intermediate crushers Fine crushers
Hardinge mill
Babcock Mill
(Coulson, 2002)
2.3. Hukum-hukum Energi Penggerusan
Energi yang dibutuhkan untuk operasi size reduction sangat bergantung dari ukuran
partikel yang dihasilkan.Makin kecil partikel, maka makin besar energi yang
dibutuhkan.
2.3.1 Hukum Rittinger
Rittinger beranggapan bahwa besarnya energi yang diperlukan untuk size
reduction berbanding lurus dengan luas permukaan baru yang dihasilkan. Luas
permukaan spesifik yang dihasilkan akan sebanding dengan ukuran partikel,
sehingga dirumuskan persamaan dalam bentuk :
1 1
𝐸 = 𝑘𝑟 ( − )
𝐷𝑖 𝑑𝑖
E : Energi penggerusan
Kr : Konstanta Rittinger
Di : Diameter rata-rata umpan
di : Diameter rata-rata produk
𝑀 𝑥𝑡 2
𝜌 (𝐶 𝐷𝑡 2 ) 𝐵𝑡𝐷𝑡
𝑛
= ∑
𝑖=1 𝐵 ∑𝑛 𝑀 = ( 𝑥𝑡 )
𝑖=1 𝜌 𝐶𝐷𝑖
𝐵𝑖𝑋𝑖
∑𝑛𝑖=1
𝐷𝑠𝑢𝑟 = √ 𝐶𝑖𝐷𝑖
𝑛 𝑋𝑖
∑𝑖=1
𝐶𝑖𝐷𝑖 2
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑁𝑖 𝑉𝑖 = 𝑁𝑖 𝐶𝑖 𝐷𝑖 3 𝑛
𝑛
= 𝐶(𝐷𝑣𝑜𝑙)3 ∑ 𝑁𝑖
𝑖=1
𝑛 𝑚 𝑋𝑖 𝑛 𝑋𝑖
3 3
∑ 3
𝐶𝑖 𝐷𝑖 = 𝐶(𝐷𝑣𝑜𝑙) ∑ 3
𝑖=1 𝑐 𝐶𝑖 𝐷𝑖 𝑖=1 𝐶𝑖𝐷𝑖
∑𝑛𝑖=1 𝑋𝑖
𝐷𝑣𝑜𝑙 = √
𝑋𝑖
𝐶 ∑𝑛𝑖=1
𝐶𝑖𝐷𝑖 3
dimana, B : konstanta yang harganya tergantung bentuk partikel, untuk bola B = 2 dan
untuk kubus B = 6.
∑𝑛𝑖=1 𝑋𝑖
𝐷𝑣𝑜𝑙 = √
𝑋𝑖
𝐶 ∑𝑛𝑖=1
𝐶𝑖𝐷𝑖 3
BAB III
METODE PERCOBAAN
Dibawah ini adalah tabel hasil data percobaan nilai konstanta kick dan rittinger yang
diperoleh dari hasil praktikum
4.2. Pembahasan
Berikut adalah diagram hasil data percobaan yang telah diperoleh
4.2.1. Hubungan antara Energi Penggerusan dengan Reduction Ratio
17000
16000
15000
14000
Energi Penggerusan (Joule)
13000
12000
11000
10000
9000 300 gram
8000 400 gram
7000
6000 500 gram
5000
4000 600 gram
3000
2000
1000
0
202.148248 242.3819327 411.3265832
Reduction Ratio (R)
𝐸 = 𝑉𝑥 𝐼 𝑥 𝑡 𝑥 𝑐𝑜𝑠𝜃
Dimana :
E = energi penggerusan
V = tegangan listrik
I = arus
t = waktu operasi
Berdasarkan persamaan diatas diketahui bahwa semakin lama waktu operasi hammer
mill untuk mereduksi feed maka semakin besar energi penggerusannya. Hal ini disebabkan
waktu yang dibutuhkan semakin meningkat dengan besarnya diameter feed umpan.
Sedangkan diameter umpan berbanding lurus dengan besarnya nilai reduction ratio. Jadi
dapat disimpulkan bahwa semakin besar reduction ratio maka energi penggerusan akan
semakin besar pula.
6000
y = 5920x - 10129
5000 R² = 0.996
Energi Penggerusan
4000
3000
2000
1000
0
2.3 2.35 2.4 2.45 2.5 2.55 2.6 2.65
Log (Di/di)
7000
5000
4000
3000
2000
1000
0
2.3 2.35 2.4 2.45 2.5 2.55 2.6 2.65 2.7
Log (Di/di)
Gambar 4.3. Hubungan antara energi penggerusan terhadap konstanta kick pada
variabel 400 gram
Berikut adalah diagram hasil data percobaan yang telah diperoleh dari variabel 500 gram
6000
5000
Energi Penggerusan
2000
1000
0
2.3 2.35 2.4 2.45 2.5 2.55 2.6 2.65
Log (Di/di)
Gambar 4.4. Hubungan antara energi penggerusan terhadap konstanta kick pada
variabel 500 gram
Berikut adalah diagram hasil data percobaan diperoleh pada variabel 600 gram
7000
6000
Energi Penggerusan 5000
y = 5530.9x - 8639.2
4000 R² = 1
3000
2000
1000
0
2.3 2.35 2.4 2.45 2.5 2.55 2.6 2.65
Log (Di/di)
Gambar 4.5. Hubungan antara energi penggerusan terhadap konstanta kick pada
variabel 600 gram
Dari gambar 4.2 hingga gambar 4.5 dapat dilihat fenomena bahwa konstanta kick
berbanding lurus dengan bertambahnya energi penggerusan. Hal ini sesuai dengan persamaan
hubungan garis linier :
E = k log (Di/di)
Y = mx + c
Y = E dan x = log (Di/di )
di mana :
E : energy penggerusan
k : konstanta Kick
Di : diameter umpan
di : diameter produk
m : gradient garis (Mc. Cabe, W.L. 1985)
Sedangkan energi penggerusan dipengaruhi oleh variable waktu dimana semakin berat
partikel umpan yang masuk maka waktu yang dibutuhkan untuk penggerusan semakin lama
yang mengakibatkan energi penggerusan semakin tinggi. Hal ini sesuai dengan persamaan :
6000
4000
3000
2000
1000
0
11.18 11.2 11.22 11.24 11.26 11.28 11.3 11.32 11.34
1/di - 1/Di
Gambar 4.6. Hubungan antara energi penggerusan terhadap konstanta rittinger pada
Variabel 300 gram
Berikut adalah diagram hasil data percobaan yang telah diperoleh pada variabel 400 gram
7000
6000
y = 3770.5x - 39320
R² = 0.9992
Energi Penggerusan
5000
4000
3000
2000
1000
0
11.3 11.4 11.5 11.6 11.7 11.8 11.9 12
1/di-1/Di
3000
2000
1000
0
11.3 11.4 11.5 11.6 11.7 11.8 11.9 12
1/di-1/Di
Berikut adalah diagram hasil data percobaan yang telah diperoleh pada variabel 600 gram
6000
y = 2996.8x - 29793
R² = 0.9956
5000
Energi Penggerusan
4000
3000
2000
1000
11 11.2 11.4 11.6 11.8 12
1/di-1/Di
Berdasarkan grafik hubungan antara energi penggerusan dengan konstanta Rittinger, didapat
konstanta Rittinger melalui hubungan garis linier :
1 1
𝐸 = 𝑘( − )
𝑑𝑖 𝐷𝑖
di mana :
E : energy penggerusan
k : konstanta Kick
Di : diameter umpan
di : diameter produk (Mc. Cabe, W.L. 1985)
Apabila dibuatkan suatu hubungan linear dari persamaan rittinger, maka persamaan rittinger
analog dengan persamaan :
Y = mx + C
dimana :
1 1
Y= energi sebagai fungsi (𝑑𝑖 − 𝐷𝑖)
m= konstanta Rittenger
1 1
x= (𝑑𝑖 − 𝐷𝑖)
𝐸 = 𝑉𝑥 𝐼 𝑥 𝑡 𝑥 𝑐𝑜𝑠𝜃
1. Semakin besar reduction ratio maka semakin besar energi yang dibutuhkan untuk
penggerusan.
2. Harga konstanta Kick berbanding lurus secara linier dengan energi penggerusan.
3. Harga konstanta Rittinger berbanding lurus secara linier dengan energi penggerusan.
5.2. Saran
Agrawal, S.S. 2007. Agrawal Principal Delhi Institute of Pharmaceutical Science Ana
Research Sector – 3. Pushp Vihar New Delhi. India.
Brown, G.G. 1979. Unit Operation. Modern Asia Edition. Mc Graw Hill Book. Co.Ltd.
Tokyo. Japan.
Coulson. J.M, et al. 2002. Chemical Engineering Particle Technology and Separation
Process 5 th edition . hal 105-106 Butterworth and Heinemann Oxford. England.
Hilman, Azmi. 2011. Mesin Crusher Pada Industri Semen. Diakses dari
http://www.ccitonline.com/mekanikal/tikiindex.php?page=analisa%20prinsif%20kerj
a%20mesin%20crusher pada tanggal 25 Oktober 2016
Mc. Cabe, W.L. 1985. Unit Operation of Chemical Engineering. Tioon Well Finishing Co.
Ltd. Singapura.
Murti, Ayu. 2016. Size Reduction. Diakses dari
http://documents.tips/documents/pembahasan-vii.html pada 25 Oktober 2016
Perry, R.H. 1978. Chemical Engineers Handbook. Mc Graw Hill.Kogakusha. Tokyo. Japan.
LAPORAN SEMENTARA
PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA
Materi :
Size Reduction
Disusun oleh :
Kelompok : 2 / Rabu
2. Mampu mengukur daya (energi) yang terpakai pada size reduction dengan kapasitas
yang berbeda-beda
4. Mampu menerapkan Hukum Kick dan Rittinger serta menghitung indeks kerja
5. Mengkaji hukum Kick dan Rittinger dengan cara membandingkan energi yang
dibutuhkan untuk operasi size reduction secara teoritis dan percobaan
2. Hasil Praktikum
Berat Bahan : 300 gram, 400 gram, 500 gram, 600 gram
(3 x 3 x 3) cm (4 x 4 x 4) cm (5 x 5 x 5) cm
t
(s) 400 500 600 700 400 500 600 700 400 500 600 700
gr gr gr g gr gr gr g gr gr gr g
0 1.83 1.72 1.86 1.81 1.78 1.73 1.78 1.6 1.69 1.75 1.88 1.65
2 1.73 1.5 1.9 1.96 1.81 1.84 1.87 1.8 1.75 1.84 1.81 1.78
4 1.76 1.67 1.55 1.94 1.8 1.78 1.88 1.8 1.77 1.82 1.78 1.79
6 1.78 1.68 1.89 1.93 1.79 1.7 1.8 1.8 1.75 1.72 1.8 1.77
8 1.66 1.81 1.96 1.6 1.78 1.7 1.76 1.83 1.76 1.76
10 1.97 1.72 1.7 1.72 1.77 1.77 1.71
12 1.9 1.69 1.7 1.69 1.76 1.84 1.69
14 1.7 1.74 1.8 1.9
16 1.7 1.75 1.79 1.89
18 1.69 1.78 1.74
20 1.79 1.76
22 1.76
24 1.69
Diameter (mm) Berat Pada Tray (gr)
Feed (3 x 3 x 3) cm
Tray
Screen Average 700
400 gr 500 gr 600 gr
g
I >0,425 0.6010 154 204 241 297
II 0.25 0.3375 43 52 100 76
III 0.15 0.2000 46 57 103 110
IV < 0,15 0.0750 65 92 118 119
Jumlah 308 405 562 602
MENGETAHUI,
PRAKTIKAN ASISTEN
Berat bahan : 400 gram, 500 gram, 600 gram, dan 600 gram
Ci= konstanta yang harganya tergantung dari titik partikel, untuk kubus adalah 1
𝑥𝑖
A= ∑𝑛𝑖=1 𝐶𝑖.𝐷𝑖 2
𝑥𝑖
B= ∑𝑛𝑖=1 𝐶𝑖.𝐷𝑖 3
- Variabel 3 x 3 x 3 cm
Diameter Feed (3 x 3 x 3) cm
Tra 400 gr 500 gr
y Averag
Screen Xi/(CiDi^2 Xi/(CiDi^3 Xi/(CiDi^2 Xi/(CiDi^3
e Xi Xi
) ) ) )
0,425 0.4543 0.4688
I 0.6010 1.25777 2.09280 1.29794 2.15963
mm 1 2
0.1592 0.1462
II 0,25 mm 0.3375 1.39825 4.14295 1.28383 3.80395
7 4
0.1723 0.1526
III 0,15 mm 0.2000 4.30809 21.54047 3.81720 19.08602
2 9
< 0,15 0.2141 0.2322
IV 0.0750 38.06208 507.49444 41.29032 550.53763
mm 0 6
Jumlah 1 45.02619 535.27066 1 47.68930 575.58724
TAAD 0.0841186 0.0828533
Diameter Feed (3 x 3 x 3) cm
Tra 600 gr 700 gr
y Averag
Screen Xi/(CiDi^2 Xi/(CiDi^3 Xi/(CiDi^2 Xi/(CiDi^3
e Xi Xi
) ) ) )
0,425 0.4195 0.4713
I 0.6010 1.16163 1.93282 1.30481 2.17107
mm 8 0
0.1660 0.1374
II 0,25 mm 0.3375 1.45808 4.32022 1.20680 3.57571
8 6
0.1958 0.1888
III 0,15 mm 0.2000 4.89510 24.47552 4.72054 23.60272
0 2
< 0,15 0.2185 0.2024
IV 0.0750 38.85004 518.00052 35.98523 479.80307
mm 3 2
Jumlah 1 46.36485 548.72909 1 43.21739 509.15256
TAAD 0.0844950 0.0848810
-Variabel 4 x 4 x 4 cm
Diameter Feed (4 x 4 x 4) cm
Tra 400 gr 500 gr
y Averag
Screen Xi/(CiDi^2 Xi/(CiDi^3 Xi/(CiDi^2 Xi/(CiDi^3
e Xi Xi
) ) ) )
0,425 0.3770 0.3269
I 0.6010 1.04388 1.73690 0.90510 1.50599
mm 5 2
0.1721 0.1453
II 0,25 mm 0.3375 1.51117 4.47753 1.27560 3.77956
3 0
0.1967 0.2371
III 0,15 mm 0.2000 4.91803 24.59016 5.92949 29.64744
2 8
< 0,15 0.2541 0.2906
IV 0.0750 45.17304 602.30723 51.66192 688.82558
mm 0 0
Jumlah 1 52.64612 633.11181 1 59.77211 723.75857
TAAD 0.0831545 0.0825857
Diameter Feed (4 x 4 x 4) cm
Tra 600 gr 700 gr
y Averag
Screen Xi/(CiDi^2 Xi/(CiDi^3 Xi/(CiDi^2 Xi/(CiDi^3
e Xi Xi
) ) ) )
0,425 0.4310 0.3588
I 0.6010 1.19326 1.98545 0.99352 1.65310
mm 1 6
0.1533 0.1381
II 0,25 mm 0.3375 1.34604 3.98826 1.21274 3.59329
2 4
0.1873 0.2627
III 0,15 mm 0.2000 4.68484 23.42419 6.56907 32.84535
9 6
< 0,15 0.2282 0.2402
IV 0.0750 40.58300 541.10669 42.70938 569.45835
mm 8 4
Jumlah 1 47.80713 570.50459 1 51.48470 607.55009
TAAD 0.0837980 0.0847415
-Variabel 5 x 5 x 5 cm
Diameter Feed (5 x 5 x 5) cm
Tra 400 gr 500 gr
y Averag
Screen Xi/(CiDi^2 Xi/(CiDi^3 Xi/(CiDi^2 Xi/(CiDi^3
e Xi Xi
) ) ) )
0,425 0.3971 0.3995
I 0.6010 1.09952 1.82949 1.10627 1.84072
mm 5 9
0.1323 0.1304
II 0,25 mm 0.3375 1.16221 3.44358 1.14511 3.39291
8 3
0.1995 0.1987
III 0,15 mm 0.2000 4.98982 24.94908 4.96894 24.84472
9 6
< 0,15 0.2708 0.2712
IV 0.0750 48.15569 642.07588 48.21716 642.89548
mm 8 2
Jumlah 1 55.40724 672.29804 1 55.43748 672.97383
TAAD 0.0824147 0.0823769
Diameter Feed (5 x 5 x 5) cm
Tra 600 gr 700 gr
y Averag
Screen Xi/(CiDi^2 Xi/(CiDi^3 Xi/(CiDi^2 Xi/(CiDi^3
e Xi Xi
) ) ) )
0,425 0.4317 0.4777
I 0.6010 1.19540 1.98901 1.32266 2.20076
mm 8 4
0.1312 0.1335
II 0,25 mm 0.3375 1.15236 3.41439 1.17229 3.47345
6 3
0.1917 0.1839
III 0,15 mm 0.2000 4.79275 23.96373 4.59941 22.99703
1 8
< 0,15 0.2452 0.2047
IV 0.0750 43.60008 581.33436 36.39960 485.32806
mm 5 5
Jumlah 1 50.74058 610.70150 1 43.49396 513.99930
TAAD 0.0830857 0.0846187
E= energi penggerusan
I= I rata-rata
𝑐𝑜𝑠𝜃 = 0,8
W Di
I (A) t (s) Energi (J)
(kg) (mm)
30 1.836 28 15867.10
0.4 40 1.850 30 17130.10
50 1.846 32 18237.25
30 1.842 32 18190.77
0.5 40 1.843 34 19338.33
50 1.849 36 20550.28
30 1.842 36 20462.55
0.6 40 1.812 38 21257.13
50 1.846 40 22787.23
30 1.813 56 31338.46
0.7 40 1.815 58 32485.67
50 1.822 60 33740.48
5. Perhitungan Konstanta Kick dan Rittenger
a. Konstanta Kick
W Di log
di (mm) Energi (J) xy x^2 Kick
(kg) (mm) (Di/di)
30 0.0835710 2.56 3796 9700.055 6.53
0.4 40 0.0828672 2.68 3846 10320.85 7.20 12822.75153
50 0.0813745 2.79 6902 19246.22 7.78
30 0.0826486 2.56 4871 12467.94 6.55
0.5 40 0.0822409 2.69 4895 13153.26 7.22 23213.94594
50 0.0816775 2.79 10383 28936.05 7.77
30 0.0847072 2.55 4728 9344.181 6.50
0.6 40 0.0843289 2.68 7092 18979.24 7.16 28354.33204
50 0.0832458 2.78 11324 31464.32 7.72
30 0.0848852 2.75 4626 19691.58 6.49
0.7 40 0.0847305 2.68 8053 24192.3 7.15 29794.90299
50 0.0847829 2.77 13240 37529.82 7.68
b. Konstanta Rittenger
W Di (1/di)- Energi
di (mm) xy x^2 Rittinger
(kg) (mm) (1/Di) (J)
30 0.0835710 11.9 3796 45300.73 142.4
0.4 40 0.0828672 12.0 3846 46312.88 145.0 9871.53650
50 0.0813745 12.3 6902 84680.21 150.5
30 0.0826486 12.1 4871 58767.91 145.6
0.5 40 0.0822409 12.1 4895 59400.28 147.2 36377.43552
50 0.0816775 12.2 10383 126914.2 149.4
30 0.0847072 11.8 3666 43150.79 138.6
0.6 40 0.0843289 11.8 7092 83924.05 140.0 33081.77978
50 0.0832458 12.0 11324 135801.7 143.8
30 0.0848852 11.7 7727 90775.67 138.0
0.7 40 0.0847305 11.8 9047 106549.6 138.7 114387.6801
50 0.0847829 11.8 13545 159495.1 138.6