1 Aspek Produksi
Setelah tahap pemboran dan komplesi selesai, maka sumur baru dapat
diproduksikan melalui tahapan produksi.Secara umum tahapan atau metode
produksi dibagi menjadi dua, yakni :
1. Tahapan sembur alam (Natural Flowing)
2. Tahapan sembur buatan (Artificial Lift).
q
PI J
(Ps - Pwf)
dimana:
Secara teoritis persamaan (2.34) dapat didekati oleh persamaan radial dari
darcy untuk fluida homogen, incompressible dan horizontal. Dengan demikian
untuk aliran minyak saja berlaku hubungan:
7.082 x 10-3 x k x h
PI
Bo x o x ln (re/rw)
7.082 x 10-3 h ko kw
PI
ln (re/rw) o Bo w Bw
dimana:
PI = productivity index, bbl/hari/psi
k = permeabilitas batuan, mD
kw = permeabilitas efektif terhadap sumur, mD
ko = permeabilitas efektif terhadap minyak, mD
o = viscositas minyak, cp
w = viscositas air, cp
Bo = faktor volume formasi minyak, bbl/STB
Bw = foktar volume formasi air, bbl/STB
re = jari-jari pengurasan sumur, ft
rw = jari-jari sumur, ft
Untuk membandingkan satu sumur dengan sumur yang lainnya pada suatu
lapangan terutama bila tebal lapisan produktifnya berbeda, maka digunakan
Specific Productivity Index (SPI) yang merupakan perbandingan antara
Productivity Index dengan ketebalan lapisan yang secara matematis dapat
dituliskan:
PI 7.082 x 10-3 x k
SPI Js
h Bo x ln (re/rw)
Pada beberapa sumur harga Productivity Indek akan tetap konstan untuk
laju aliran yang bervariasi, tetapi pada sumur lainnya untuk laju aliran yang lebih
besar productivity index tidak lagi linier tetapi justru menurun, hal tersebut
disebabkan karena timbulnya aliran turbulensi sebagai akibat bertambahnya laju
produksi, berkurangnya laju produksi, berkurangnya permeabilitas terhadap
minyak oleh karena terbentuknya gas bebas sebagi akibat turunnya tekanan pada
lubang bor, kemudian dengan turunnya tekanan di bawah tekanan jenuh maka
viscositas akan bertambah (Sebagai akibat terbebasnya gas dari larutan) dan atau
berkurangannya permeabilitas akibat adanya kompressibilitas batuan.
Dalam praktek di lapangan laju produksi minyak yang melewati batas
maksimum akan merugikan reservoir dikemudian hari, karena akan
mengakibatkan terjadinya water atau gas coning dan kerusakan formasi
(Formation demage). Berdasarkan pengalamannya, Kermitz E Brown (1967) telah
mencoba memberikan batasan terhadap besarnya produktivitas sumur, yaitu
sebagai berikut:
Jika PI suatu sumur dianggap konstan, tidak tergantung pada laju produksi,
maka persamaan (2.34), dapat ditulis:
q
Pwf Ps -
PI
Pada persaman (2.39) terlihat bahwa Pwf dan laju produksi mempunyai
hubungan yang linier, yang disebut Inflow Performance Relationship, yang
menggambarkan reaksi-reaksi reservoir bila ada perbedaan tekanan didalamnya,
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.42.
Bila q = 0, maka Pwf = Ps, dan bila q = PI x Ps, maka Pwf = 0. Sudut
yang dibuat oleh garis tersebut terhadap sumbu tekanan sedemikian rupa,
sehingga:
OB PI x Ps
tan PI
OA Ps
Jadi sebenarnya PI merupakan koefisien arah dari kurva IPR, Harga q pada
titik B, yaitu PI x Ps disebut sebagai potensial sumur, yaitu suatu laju produksi
maksimum yang dapat diberikan oleh reservoir, dan akan terjadi bila harga Pwf
sama dengan nol. Pada pembuatan grafik 2.43, bahwa PI tidak tergantung pada
laju produksi yang merupakan hasil dari kemungkinan produksi sepanjang garis
AB. Hasil ini berhubungan dengan persaman aliran radial.
Tetapi kurva IPR disini tidak selalu linier tetapi ini tergantung pada jumlah
fluida yang mengalir. Untuk fulida dua fasa kurva yang terbentuk akan lengkung
(tidak linier), dan harga PI tidak lagi merupakan harga yang konstan karena
kemiringan garis IPR akan berubah secara kontinyu untuk setiap harga Pwf.
Secara umum ada lima (5) cara dalam melakukan sistem pengangkatan
buatan atau pompa yaitu:
3.3.4.1 Pompa
Adalah untuk memindahkan energi dari pompa kepada fluida sedemikian
rupa, dengan menggunakan gerakan mekanis dari pompa sehingga fluida didalam
sumur bisa mengalir kepermukaan. Pompa yang sering digunakan adalah jenis
sucker rod pump, electric submersible pump (ESP), hydraulic jet pump, plunger
pump dan gas lift.
3.3.4.1.1 Sucker Rod Pump (SRP)
Sucker Rod Pump adalah salah satu metode dari sembur buatan(artificial
lift) untuk mengangkat minyak dari dasar sumur ke permukaan.
Prinsip Kerja
Electric Submersible Pump (ESP) adalah Pompa sentrifugal
bertingkat banyak yang terdiri dari “Motor” (Impeller) dan Stator
(Diffuser) dengan sumbu putar tegak lurus terhadap motor penggerak,
dimana motor melempar fluida kesamping, kemudian ditangkap oleh
sudu-sudu stator yang diarahkan kembali ke bagian tengah yang diterima
oleh Rotor berikutnya di sebelah atas sehingga fluida mempunyai energi
mengalir ke permukaan.
Keuntungan dan Kerugian penggunaan pompa ESP
a Keuntungan
1. Dapat beroperasi pada kecepatan tinggi.
2. Mampu memompa fluida dalam jumlah besar.
3. Dapat memisahkan gas yang mungkin mengganggu proses pengisapan.
4. Sesuai dipergunakan pada sumur-sumur yang mempunyai PI tinggi.
5. Sesuai dipasang pada sumur-sumur miring karena tidak ada bagian-
bagian yang bergerak baik di permukaan maupun di dalam sumur.
6. Panas yang ditimbulkan oleh putaran motor akan mengatasi masalah
paraffin dan fluida yang viscositasnya tinggi pada temperatur yang
rendah.
7. Biaya peralatan relative kecil jika dibandingkan dengan laju produksi
yang diperoleh.
b. Kerugian
1. Biaya Pertama pemasangan ESP relatif lebih mahal dibanding dengan
system artificial lift yang lain
2. Kurang baik pada sumur yang memiliki problem kepasiran
3. Pada sumur produksi dengan reservoir yang tidak kompak dimana
akibat dari pemompaan dengan rate dan kecepatan yang tinggi, bisa
menyebabkan pasir terlepas dari sedimennya dan masuk ke dalam
pompa sehingga pompa mengalami abrasi.
4. Pada sumur yang saturated reservoir (reservoir jenuh) dengan tekanan
lapisan di bawah tekanan saturasi maka gas dalam cairan yang
dipompakan bisa menurunkan efisiensi pompa dan bisa terjadi gas
locking.
5. Menimbulkan emulsi yang diakibatkan dari perputaran impeller pompa
yang tinggi.
6. Mempercepat terjadinya water conning. Akibat dari pemompaan
dengan rate yang tinggi maka akan memacu terjadinya water conning.
terutama pada perforasi yang dekat dengan water oil contact.
3.3.4.1.3 Hydraulic Pump
Merupakan salah satu metode yang dipakai untuk memompakan minyak
mentah dari dalam sumur. Metode ini digunakan jika tenaga di reservoir yang
tersedia tidak mampu lagi mengangkat minyak mentah kepermukaan. Hidrolic
Pump biasanya digunakan pada sumur minyak yang mengandung natural
gas.disinilah kelebihan dari Hidrolic Pump dibandinkan dengan pompa Angguk
ataupun ESP.
Prinsip kerja
Prinsipnya adalah power fluid dengan bantuan fluida tersebut dapat
menggerakkan piston dan piston menggerakkan pompa, system ini disebut
juga Hydraulic Piston Pump. Bula power fluid tersebut dipakai untuk
mempercepat produksi dengan system nozzle, disebut Jet Pumping.
Prinsip Kerja
Prinsip Kerja PC Pump bekerja dengan mengandalkan 2 elemen
utama. Desain PC Pump terdiri dari single External Helical Gear (Rotor) yang
berputar secara ekesentrik didalam Double Internal Helical Gear (Stator).
Keduanya sama-sama memiliki minor dan major diameter. Adapun Motor
drive sebagai prime mover (penggerak) berada di permukaan yang
menggerakkan rotor di lubang sumur. Pompa (Rotor & Stator) berada dibawah
lubang perforasi jika masalah pada sumur adalah gas sedangkan pompa berada
diatas lubang perforasi jika masalah yang terjadi pada sumur adalah kepasiran
dan jarak pemasangan pompa minimal 100 m atau 330 ft dibawah fluid level
untuk mengantisipasi loss flow yang terjadi. Fluida mengalir kedalam stator
dan terus mengair melalui tubing hingga ke permukaan.
Gas lift adalah suatu cara pengangkatan fluida dari dasar sumur
kepermukaan dengan menggunakan gas bertekanan tinggi yang diinjeksikan
kedalam sumur (melalui katup-katup gas lift) dan membantu mengangkatnya.
Fluida terangkat dari dasar sumur kepermukaan karena :
Prinsip Kerja
Fluida yang berada di dalam annulus antara tubing dan casing ditekan
dengan gas injeksi, sehingga permukaan fluidanya akan turun di bawah valve,
selanjutnya valve ini (valve paling atas) akan membuka, sehingga gas injeksi
akan masuk ke dalam tubing. Dengan bercampurnya gas injeksi dengan fluida
reservoir, maka densitas minyak akan turun dan mengakibatkan gradien
tekanan minyak berkurang sehingga akan mempermudah fluida reservoir
mengalir ke permukaan.
Ada 2 (dua) cara pengangkatan buatan dengan Gas Lift, yaitu
penginjeksian secara terus menerus (continous) dan penginjeksian secara
terputus-putus / berkala (intermittent).
1. Continuous Flow Gas Lift Dalam continuous flow gas lift, volume yang
kontinyu dari gas bertekanan tinggi diinjeksikan kedalam fluida dalam
tubing sehingga menurunkan harga tekanan alir dasar sumur (Pwf) dan
sumur tersebut dapat mengalirkan fluida yang ada dalam reservoir. Metoda
ini digunakan pada sumur yang mempunyai productivity index (PI) tinggi
dan tekanan statis dasar sumur (Pws) tinggi.
2. Intermittent Flow Gas Lift Dalam intermittent gas lift, gas diinjeksikan
secara teratur pada interval waktu tertentu dengan menggunakan
intermitter flow yaitu jumlah cycle injeksi.Pengaturan ini disesuaikan
dengan besarnya fluida yang masuk dari formasi kedasar sumur.
Casing Hanger
Merupakan fitting (sambungan) tempat menggantungkan casing. Diantara
casing string pada casing head terdapat seal untuk menahan aliran fluida
keluar. Pada casing head terdapat pula gas outlet yang berfungsi untuk :
⁻ Meredusi tekanan gas yang mungkin timbul diantara casing
string.
⁻ Mengalirkan fluida di annulus (produksi).
⁻
Gambar 3.50 Casing Head
Tubing Head
Alat ini terletak dibawah x-mastree untuk menggantungkan tubing dengan
sistem keranan (x-mastree). Funsi utama dari tubing head, adalah:
⁻ Sebagai penyokong rangkaian tubing.
⁻ Menutup ruangan antara casing-tubing pada waktu pemasangan
x-mastree atau perbaikan kerangan/valve.
⁻ Fluida yang mengalir dapat dikontrol dengan adanya connection
diatasnya.
Polished Rod
Merupakan bagian dari tangki atau string pompa yang terletak paling atas.
Fungsinya adalah untuk menghubungkan antara rangkaian sucker rod dengan
peralatan-peralatan di atas permukaan.
Carrier Bar
Merupakan alat yang berfungsi sebagai penyangga polished rod clamp,
dan pada carrier bar ini dikaitkan dengan wire line hanger yang selanjutnya
dihubungkan dengan horse head.
Briddle
Merupakan nama lain dari wire line hanger, yaitu merupakan sepasang
kabel baja yang dihubungkan pada carrier bar, dengan demikian carrier bar
bergantung pada briddle dan briddle ini kemudian dihubungkan dengan horse
head.
Horse Head
Fungsinya meneruskan gesekan dari walking beam ke unit pompa di
dalam sumur melalui briddle, polished rod dan sucker rod string atau merupakan
kepala dari walking beam yang menyerupai bentuk kepala kuda.
Walking Beam
Merupakan tangkai horisontal di belakang horse head. Walking beam
berfungsi untuk :
Mengubah gerak berputar dari prime mover menjadi gerak naik turun
Meneruskan energi prime mover ke rangkaian pompa di dalam sumur
melalui polished rod dan sucker rod string.
Pitman
Merupakan sepasang tangkai yang menghubungkan antara crank pada
Pitman bearing dengan ujung belakang dari walking beam pada tail bearing.
Fungsinya mengubah dan meneruskan gerak berputar menjadi gerak bolak-balik
naik turun dan Pitman ini akan menggerakkan walking beam.
Crank
Merupakan sepasang tangkai yang menghubungkan crank shaft pada gear
reducer dengan counter balance. Pada crank ini terdapat lubang-lubang tempat
kedudukan pada pitman bearing dan ujung bawah dari pitman. Besar kecilnya
langkah atau stroke pemompaan yang diinginkan dapat diatur dari sini dengan
mengubah-ubah letak ujung bawah pitman, bila mendekatkan atau ke arah counter
balance maupun menjauhi counter balance. Apabila kedudukan ujung bawah
pitman digeser ke posisi lubang mendekati counter balance, maka langkah
pemompaan menjadi bertambah besar, demikian pula sebaliknya apabila menjauhi
counter balance yaitu ke arah crank shaft maka langkah pemompaan menjadi
kecil.
Gear Reducer
Merupakan transmisi yang berfungsi untuk mengubah kecepatan putar dari
prime mover. Gerak putaran dari prime mover diteruskan ke gear reducer dengan
menggunakan belt:
o Crank Shaft
Merupakan poros dari crank. Gerakan berputar yang telah diperlambat oleh
gear reducer akan menggerakkan crank shaft dan crank.
o Counter Balance
Adalah sepasang pemberat yang berfungsi untuk :
⁻ Mengubah gerakan berputar dari prime mover menjadi gerakan
bolak-balik naik turun.
⁻ Menyimpan tenaga prime mover pada saat down-stroke atau pada
saat counter balance menuju ke atas yaitu pada saat kebutuhan
tenaga kecil atau minimum.
⁻ Membantu tenaga prime mover pada saat up-stroke atau saat
counter balance bergerak ke bawah, sebesar tenaga potensialnya,
karena kerja prime mover terbesar yang dibutuhkan adalah pada
saat up-stroke, dimana minyak ikut terangkat ke atas atau ke
permukaan.
Sampson Post
Merupakan kaki-kaki penyangga atau penompang Walking Beam.
Saddle bearing
Adalah tempat kedudukan dari walking beam pada Sampson Post bagian atas.
Equalizer
Adalah bagian atas dari pitman yang dapat bergerak secara leluasa
menurut kebutuhan pada saat operasi pemompaan minyak berlangsung.
Brake
Berfungsi untuk mengerem gerakan pompa jika dibutuhkan, misalnya
pada saat dilakukan reparasi sumur atau unit pompanya sendiri.
Drum
Merupakan alat yang digunakan sebagai tempat untuk menggulung kabel
apabila pompa dicabut.
Junction Box
Diperlukan sebagai tempat menghubungkan kabel dari dalam sumur
dengan kabel dari switch board.
Switch Board
Berfungsi untuk mengontrol kerja pompa. Peralatan yang ada pada switch
board adalah :
Start stop panel, yang berfungsi untuk menghidupkan atau mematikan
motor.
Breaker, sebagai pemutus aliran listrik saat dilakukan reparasi pompa.
Sekering, merupakan pengaman jika terjadi hubungan singkat pada arus
listrik atau bila terjadi over voltage.
Recording ammeter, sebagai pencatat besarnya arus yang digunakan
motor.
Transformer
Berfungsi sebagai perubah tegangan primer yang tinggi menjadi tegangan
sekunder (yang rendah) yang dibutuhkan motor.
b. Peralatan Dibawah Permukaan terdiri dari:
Motor Listrik
Motor Listrik pada jenis pompa reda adalah motor induksi sinkron dua
katub, tiga fasa, berbentuk sangkar (two pole, three-phase, squirrel cage, induction
type electric motor) mempunyai kecepatan 3500 rpm pada 60 Hz dan 2915 rpm
pada 50 Hz. Karena diameter motor terbatas untuk ukuran casing tertentu, maka
untuk mendapatkan daya kuda yang cukup, motor dibuat panjang dan
kadang-kadang dibuat double (tandem).
Protektor
Protektor ini dipasang diatas motor dan dibawah pompa. Fungsinya antara
lain :
Memberikan ruangan untuk pengembangan/penyusutan minyak pelumas.
Mencegah fluida masuk ke rumah motor.
Menyimpan minyak motor dan minyak pelumas.
Memberikan keseimbangan tekanan dalam motor dengan tekanan luar,
yaitu tekanan fluida sumur pada kedalaman tertentu.
Pompa
Setiap pompa terdiri dari beberapa tingkat (multistage) dimana
masing-masing terdiri dari impeller dan diffuser. Jumlah tingkat tergantung dari
head pengangkatannya.
4. Alat-alat control
Alat-alat control yang dimaksudkan disini adalah semua peralatan
yang berfungsi untuk mengontrol atau mengatur gas injeksi, seperti :
a. Choke control
Adalah alat yang mengatur jumlah gas yang diinjeksikan, sehingga
dalam waktu yang telah ditentukan tersebut dapat mencapai tekanan
tertentu seperti yang diinginkan untuk penutupan dan pembukaan
valve. Khusus untuk intermittent gas lift.
b. Regulator
Adalah alat yang melengkapi choke kontrol berfungsi
jumlah/banyaknya gas yang masuk. Apabila gas injeksi telah cukup
regulator ini akan menutup. Khusus untuk intermittent gas lift.
c. Time Cycle Controller
Adalah merupakan alat yang digunakan untuk mengontrol laju/rate
aliran injeksi pada aliran intermittent berdasarkan interval waktu
tertentu/dengan kata lain, kerjanya berdasarkan prinsip kerja jam.
Maka alat ini akan membuka regulator selama waktu yang telah
ditentukan untuk mengalirkan gas injeksi, setelah selama waktu
tertentu regulator menutup dalam selang waktu yang telah ditentukan.
Jika semua sumur yang di atas selesai di bor bahwa semuanya dalam
ekonomis maka kita di kategorikan sumur produksi, jika tidak ekonomis maka
sumur itu belum dikategorikan sumur produksi.