Anda di halaman 1dari 4

PERAMALAN PRODUKSI CABE DI KABUPATEN BANYUMAS

DENGAN METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPLE WINTER


DAN PEGELS

Mata Kuliah : Metode Deret Waktu I

Dosen Pengampu : Shantika Martha,S.Si,M.Si

Disusun Oleh :

1.Junaidi (H1091151003)

2. Muhammad Fikri (H1091151007)

3.Yogi Pratama (H1091151033)

4.Nurhalita (H1091151040)

5.Nana Pratiwi (H1091151043)

PRODI STATISTIK

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

2017/2018
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2010 tentang


Hortikultura, pasal 1 menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan
hortikultura adalah segala hal yang berkaitan dengan buah, sayuran, bahan
obat nabati, dan florikultura (tanaman hias). Cabai rawit merupakan salah
satu tanaman hortikultura dari jenis sayuran yang banyak diperlukan oleh
masyarakat sebagai penyedap rasa masakan. Kebutuhan cabai rawit cukup
tinggi yaitu sekitar 4kg/kapita/tahun (Warisno 2010).
Berdasarkan hasil sensus pertanian yang dilakukan BPS (2013),
cabai rawit merupakan jenis tanaman holtikultura semusim yang paling
banyak diusahakan oleh rumah tangga di Indonesia (1.116.476 rumah
tangga). Budidaya cabai rawit dapat dilakukan dengan cara hidroponik.
Salah satu kelebihan sistem hidroponik adalah tanaman dapat dibudidaya
pada kondisi lingkungan yang terkontrol. Pada sistem hidroponik faktor
lingkungannya seperti ketersediaan air, suhu, dan kelembaban relatif dapat
diatur, selain itu organisme penggangu tanaman lebih sedikit.
Hidroponik substrat merupakan budidaya tanaman yang tidak
memerlukan lahan yang subur, untuk medianya tidak menggunakan tanah.
Media substrat yang ada di pasaran macamnya ada banyak antara lain,
rockwool, cocopeat, hidroton, pasir malang, dll. Permasalahan yang
muncul adalah mahalnya harga media susbtrat tersebut. Oleh karena itu
perlu dicari media alternatif yang mudah diperoleh tersedia melimpah dan
memiliki harga yang murah seperti limbah pecahan batu bata, pecahan
genteng, pasir pantai, serabut aren, dan sekam.
Media tanam berfungsi sebagai tempat berpegangnya akar tanaman
yang ditanam dan untuk menyerap larutan nutrisi saat disiramkan atau
diteteskan. Larutan nutrisi tersebut lalu diserap oleh perakaran (Hartus
2006). Media tanam pada sistem hidroponik subtrat macamnya ada
banyak, hal ini disesuaikan dengan jenis tanaman yang dibudidayakan.
Tanaman yang berbeda mengkendaki media yang berbeda sebab setiap
media tanam mempunyai sifat fisik dan kimia sendiri yang berbeda antar
satu dengan lainnya, sehingga setiap tanaman mempunyai media khusus
tersendiri yang dapat menunjang pertumbuhan optimumnya. Oleh karena
itu perlu dikaji mengenai media yang sesuai untuk budidaya cabai rawit.
Apakah cabe tersebut di tanam pada media polybag atau di tanah
terbuka ? Jika cabe rawit ditanam pada lahan terbuka, maka hasil panen
per batang yaitu kisaran 5 kg. Dan dilakukan selama 17 kali panen.
Sementara bila cabe ditanam pada media polybag, tentu hasil panennya
akan lebih sedikit. Yaitu sekitar 2,5 sampai 3 kg. Dengan perawatan yang
intensif.Lalu berapa lama cabe tersebut bisa dipanen ? Lama masa panen
tanaman cabe baik di media polybag maupun pada tanah terbuka sama.
Yaitu kurang lebih ketika berumur 120 hari.
Ada beberapa varietas yang membutuhkan waktu yang lebih lama. Tetapi
rata-rata masa panen cabe adalah kurang lebih ketika berumur 4 bulan.
Dalam laporan ini akan menjelaskan lebih Dalam hasil produksi cabe rawit

Data yang umum digunakan dalam peramalan adalah data runtun


waktu.Peramalan runtun waktu yaitu menganalisis data yang bersifat
runtun waktu(data yang dikumpulkan berdasarkan urutan waktu dalam
suatu rentang waktu tertentu). Data runtun waktu memiliki pola-pola atau
variasi tertentu. pola-pola tersebut yaitu pola diantaranya pola
horizontal,polamusiman,pola trend dan pola slikikal Oleh karena adanya
berbagai jenis pola yang memengaruhi pergerakan dalam data ,maka perlu
adanya penyesuaian teknik dan metode peramamalan yang digunakan.

1.2.Rumusan Masalah

1. Rumusan masalah yang dibahas pada laporan ini adalah bagaimana


penggunaan metode Pemulusan eksponenensial Triple Winter dan Triple
Pegels untuk meramalkan produksi cabe setiap 4 bulan di banyumas.

2. Bagaimana Perbandingan Metode Pemulusan Eksponensial Triple Winter


dan Triple Pegels untuk meramalkan produksi cabe 4 bulanan di banyumas
dan metode mana yang paling baik untuk peramalan

3. Bagaimana menentukan data produksi cabe 4 bulanan di banyumas cocok


untuk diramalkan
1.3. Tujuan Peramalan

Tujuan dari penulisan laporan ini adalah :

1. Menentukan Peramalan produksi hasil panen cabe selama 4 bulanan dengan


Menggunakan Metode Pemulusan Eksponensial Triple Winter dan Triple
Pegels
2. Mencari Perbandingan peramalan hasil panen cabe selama 4 bulanan
dengan Metode Pemulusan Eksponensial Triple Winter dan Triple Pegels
Sehingga didapat Metode Peramalan yang paling baik
3. Menentukan Apakah Data hasil panen produksi cabe selama 4 bulanan yang
digunakan cocok untuk diramal atau tidak

1.4. Manfaat Peramalan

Manfaat dari Laporan ini adalah :

1. Dengan adanya laporan ini penulis mengharapkan agar pembaca lebih


memahami Metode Pemulusan Eksponensial Triple Winter dan Triple
Pegels untuk peramalan dhasil panen produksi cabe di Banyumas
2. Dengan adanya laporan ini penilis mengharapkan pembaca agar lebih
memahami metode mana yang lebih baik digunakan untuk peramalan
3. Dengan adanya laporan ini penulis mengharapkan agar pembaca
mengetahui data yang cocok untuk dilakukan peramalan dan data yang tidak
cocok untuk dilakukan peramalan

Anda mungkin juga menyukai