Anda di halaman 1dari 14

1/14/2014

PENGERTIAN

 Proses pengeluaran atau menghilangkan sebagian


PROSES PENGERINGAN air dari suatu bahan sampai kadar air keseimbangan
dengan udara lingkungan atau sampai kadar air
tertentu dimana jamur, enzim dan serangga yang
Tujuan Instruksional Khusus : merusak tidak dapat aktif (Hall, 1957, Henderson
and Perry, 1976)
 Proses yang menggunakan panas dengan kondisi
 Mahasiswa dapat menjelaskan prinsip proses terkendali untuk mengeluarkan sebagian besar air
pengeringan pada bahan pangan yang secara normal terdapat pada bahan pangan,
melalui proses penguapan atau sublimasi (pada
 Mahasiswa dapat menjelaskan metode-metode pengeringan beku) (Fellows, 1990)
pengeringan pada bahan pangan, jenis-jenis alat  Geankoplis (1983)  Beda pengeringan Vs
pengering Evaporasi :
 Mahasiswa dapat menjelaskan pengaruh  Pada pengeringan air yang dikeluarkan lebih sedikit
dan dikeluarkan sebagai uap air oleh udara pengering
pengeringan panas terhadap karakteristik bahan
Pada evaporasi air dikeluarkan dalam bentuk uap pada
pangan 
kondisi titik didih air dan dalam jumlah lebih banyak

DASAR PROSES PENGERINGAN

 Proses penguapan air dari bahan  Terjadinya penguapan air dari bahan ke
udara karena perbedaan kandungan uap air
dapat dicapai melalui : antara udara dengan bahan yang
 Penggunaan energi panas (pengeringan dikeringkan
suhu tinggi  Menyangkut perpindahan massa (uap) dari
 Dehumidifikasi (penurunan RH) bahan dan energi ke bahan secara simultan
sehingga terjadi keseimbangan RH  Proses pindah panas pada pengeringan
tergantung pada :
 Suhu
 Kelembaban udara
 Laju aliran udara
 Permukaan bahan yang langsung berhubungan
dengan udara
 tekanan

1
1/14/2014

DASAR PROSES PENGERINGAN DASAR PROSES PENGERINGAN……..

 Laju perpindahan uap air dari bahan ke  6 mekanisme fisik pergerakan air di dalam
udara tergantung pada : bahan :
 Suhu bahan
 Komposisi bahan 1. Gerakan cairan karena gaya permukaan (aliran
kapiler)
 Kadar air awal
2. Difusi cairan karena perbedaan konsentrasi
 Alat pengering menggunakan proses 3. Difusi permukaan
konduksi, konveksi atau radiasi pada 4. Difusi uap air dari dalam pori-pori yang berisi
proses pindah panas dari sumber panas ke udara
bahan yang dikeringkan. 5. Aliran karena adanya perbedaan tekanan
6. Aliran karena terjadinya penguapan dan
kondensasi

DASAR PROSES PENGERINGAN………. UDARA PENGERING

 Penguapan air dari biji-bijian meliputi :  Suhu, RH dan kecepatan aliran udara
pengering  mempengaruhi proses
1. Pelepasan ikatan air dari biji pengeringan
2. Difusi air dan uap air ke permukaan  >>Suhu udara pengering  perbedaan
3. Perubahan fase dari air menjadi uap air suhu bahan Vs suhu udara pengering >> 
4. Perpindahan uap air dari permukaan ke udara faktor pendorong pindah panas dari udara
sekitar
pengering ke bahan.
5. Perpindahan uap air di udara
 >> suhu udara pengering  laju pindah
panas 

2
1/14/2014

UDARA PENGERING………………. UDARA PENGERING………….

 Besarnya suhu udara pengering tergantung  >>suhu pengeringan pada RH konstan 


pada : jenis dan tujuan penggunaan bahan waktu pengeringan <<
yang dikeringkan  >> RH pada suhu udara konstan  waktu
 Penggunaan suhu tinggi  merusak bahan pengeringan semakin panjang
yang peka terhadap suhu tinggi  3 faktor yang menentukan kemampuan
 Pada RH udara pengering rendah  udara pengering untuk mengeluarkan air
perbedaan tekanan parsial uap air pada dari bahan :
permukaan bahan dengan udara pengering  Jumlah uap air pada udara pengering
>>  jumlah massa uap air yang pindah  Suhu udara
dari bahan ke udara pengering >
 Jumlah udara yang melewati bahan
 Kecepatan aliran udara   waktu pangan
pengeringan cepat

UDARA PENGERING…………. UDARA PENGERING…………

 Jumlah uap air di udara dinyatakan dengan :  3 karakteristik udara yang baik untuk
- kelembaban mutlak (absolute humidity, H) pengeringan bahan pangan :
- kelembaban relatif (RH) - suhu bola kering tinggi
 Psychrometry : mempelajari hubungan sifat- - RH rendah
sifat udara-uap air  psychrometric chart - kecepatan aliran udara tinggi
 Jika pada bahan pangan dihembuskan
udara panas maka uap air akan berdifusi
melalui boundary film di sekitar bahan dan
dibawa keluar oleh udara  driving
forcenya : perbedaan tekanan uap air pada
bahan pangan dengan udara kering.

3
1/14/2014

ENERGI PENGERINGAN

 Diperlukan untuk memanaskan udara pengering dan


menguapkan air bahan.
 Energi untuk memanaskan udara :
Q(hd  ho )
q1 
V
 Energi untuk menguapkan air pada bahan : q2  wa xh fg
hd = entalpi udara pengering (kJ/kg udara kering)
ho = entalpi udara lingkungan (kJ/kg udara kering)
hfg = panas laten penguapan air (kJ/kg)
q1 = energi panas untuk memanaskan udara pengering (kJ/jam)
Gambar 1. Pergerakan air selama pengeringan bahan q2 = energi panas untuk menguapkan air dari bahan (kJ/jam)
V = volume spesifik udara pada titik pengukuran (m 3/kg udara
kering)
Wa = laju penguapan air bahan (kg/jam)
Q = laju aliran udara (m3/jam)

ENERGI PENGERINGAN………….. ENERGI PENGERINGAN…………..

 Pada pengeringan dengan alat mekanis  Sumber energi panas :


energi dibutuhkan untuk :  Energi matahari
- memanaskan alat pengering  Biomassa
- mengimbangi radiasi panas yang keluar  Bahan bakar lain : minyak bumi,
dari alat batubara, energi listrik
- memanaskan bahan  Energi kapur api (CaO)
- menguapkan air bahan  Energi matahari  murah dan mudah
- menggerakkan udara diaplikasikan dengan suhu rendah, tapi
tergantung cuaca  diatasi dengan
membuat ruang pengumpul energi panas

4
1/14/2014

ENERGI PENGERINGAN………….. LAJU PENGERINGAN

 Bahan biomassa yang dapat digunakan  Menggambarkan kecepatan pengeringan


sebagai sumber energi : limbah hasil  Dinyatakan dengan berat air yang diuapkan
pertanian (jerami, tongkol jagung) per satuan berat kering per jam
 Cara merubah biomassa menjadi energi :  Air yang diuapkan dari bahan tdd : air
 Pemanasan langsung dalam tanur bebas dan air terikat
 Mengubahnya menjadi gas (pirolisis atau  Air bebas : berada di permukaan bahan
gasifikasi) dan yang pertama kali mengalami
 Memproduksi gas melalui perombakan penguapan
anaerob  Laju penguapan air bebas  perbedaan
 Melalui produksi etanol secara tekanan uap pada permukaan air terhadap
fermentasi atau destilasi tekanan uap udara pengering  laju
pengeringan konstan (waktu singkat
pada biji-bijian)

LAJU PENGERINGAN…………….. KURVA LAJU PENGERINGAN

 Setelah air permukaan habis  terjadi A


B
difusi uap air dari bagian dalam karena Kadar Air
perbedaan konsentrasi atau tekanan uap di
bagian dalam dan bagian luar
C

Laju pengeringan  perbedaan tekanan uap
antara bagian dalam dan luar biji  Laju D
Pengeringan Menurun

Waktu Pengeringan

5
1/14/2014

KURVA LAJU PENGERINGAN ……….. KURVA LAJU PENGERINGAN……

Laju pengeringan
 Periode antara A (atau A’) – B : singkat dan dapat
Laju Laju pengeringan
konstan diabaikan dalam analisa waktu pengeringan
menurun
Pengeringan (kg  B-C : laju pengeringan konstan yang mewakili proses
air/jam m2) A’ pengeluaran air tidak terikat dari produk yang terdapat
B
C di permukaan (aw mendekati 1)
pada pengeringan apel tidak terdapat
A
 Periode laju pengeringan menurun I dimulai dari C 
dibatasi oleh kadar air kritis (Mc) : terjadi jika
D permukaan mulai mengering
 Periode laju pengeringan menurun II dimulai dari D :
E
jika permukaan sudah mengering sempurna

Mc
Kadar Air

PERHITUNGAN LAJU PENGERINGAN


KURVA LAJU PENGERINGAN………. Waktu (jam)
0
W Benih (g)
104.6
Ka benih (%BB)
44.9
Ka Benih (%BK)
81.6
W air (g)
47.1
2 95.6 39.7 66.0 38.0
4 88.7 35.1 54.0 31.1

 Waktu yang dibutuhkan bahan untuk 6 82.0 29.8 42.4 24.4

melewati ke-4 periode berbeda-beda


8 77.1 25.3 33.9 19.5
10 72.4 20.4 25.7 14.8

tergantung ka awal bahan dan kondisi 12 68.3 15.7 18.6 10.7

pengeringan
14 66.4 13.3 15.3 8.8
16 64.7 11.0 12.3 7.1
18 63.7 9.6 10.6 6.1
20 62.8 8.3 9.0 5.2
22 61.9 6.9 7.5 4.3
24 61.5 6.3 6.8 3.9
26 61.2 5.9 6.3 3.6
28 60.9 5.4 5.7 3.3
30 60.7 5.1 5.4 3.1
32 60.5 4.8 5.0 2.9
34 60.4 4.6 4.9 2.8
36 60.2 4.3 4.5 2.6
38 60.2 4.3 4.5 2.6
40 60.1 4.2 4.3 2.5
45 59.8 3.7 3.8 2.2

6
1/14/2014

PERHITUNGAN LAJU PENGERINGAN


90.0

80.0

70.0 • Model matematik pengeringan lapis tipis :


Kadar Air (% bk)

M  Me
60.0

 A kt M  Me
 ln A  kt
50.0
atau ln
40.0
Mo  Me Mo  Me
Pers.1
30.0

20.0

10.0 • Asumsi dalam penggunaan model matematis pengeringan lapis


0.0 tipis :
0 6 12 18 24 30 36 42 48
- suhu dan RH selama proses tetap
Waktu (jam) - bahan yang dikeringkan sangat tipis sehingga pengaruh difusi air
dapat diabaikan
Pola penurunan kadar air benih cabai merah
selama pengeringan

PERHITUNGAN LAJU PENGERINGAN


-dM/dt (%bk/jam) (M-Me)/(Mo-Me) [A] ln[A]
0.00 1.0000 0.0000
7.81 0.8004 -0.2226
PERHITUNGAN LAJU PENGERINGAN
5.99 0.6464 -0.4363

Pada percobaan ini asumsi untuk pengeringan lapis


5.82 0.4969 -0.6993

4.25 0.3876 -0.9478
4.08 0.2827 -1.2634
tipis dipenuhi setelah 8 jam proses pengeringan.
3.56 0.1912 -1.6544  Dengan menggunakan Pers (1) dibuat plot antara ln
1.65 0.1488 -1.9051 (M-Me)/(Mo-Me) Vs Waktu.
1.48 0.1109 -2.1993
 Dari Hasil plot diperoleh 4 periode laju pelepasan
0.87 0.0886 -2.4240
kandungan air dari benih yaitu :
0.78 0.0685 -2.6812
0.78 0.0484 -3.0283
 Periode I : 0-8 jam : laju pengeringan cepat
0.35 0.0395 -3.2322  Periode II : 8-16 jam : laju pengeringan sangat
0.26 0.0328 -3.4180 cepat
0.26 0.0261 -3.6465
 Periode III : 16-33 jam : laju pengeringan
0.17 0.0216 -3.8342
lambat
0.17 0.0172 -4.0654
0.09 0.0149 -4.2048
 Periode IV : 33-42 jam : laju pengeringan sangat
0.17 0.0105 -4.5601 lambat
0.00 0.0105 -4.5601
0.09 0.0082 -4.8000
0.10 0.0015

7
1/14/2014

• Dari hasil percobaan diketahui yang memenuhi asumsi


0.0000 berlakunya rumus pers (1) adalah periode II-IV, sedang
y = -0.1186x + 0.0133
R2 = 0.9983 periode I tidak karena suhu dan RH masih berubah-ubah
-1.0000
y = -0.1572x + 0.2928  diperoleh 3 persamaan :
R2 = 0.9952
-2.0000 - Y2 = -0.1572 x + 0.2928 (R = 0.9983)
ln (M-Me)/(Mo-Me)

y = -0.1168x - 0.3669
R2 = 0.9941
- Y3 = -0.1168 x – 0.3669 (R = 0.9941)
-3.0000
- Y4 = -0.0912 x – 1.154 (R = 0.9401)
-4.0000 
diperoleh 3 konstanta (b), kadar air (M) dan waktu kritikal
-5.0000
y = -0.0912x - 1.154 atau peralihan periode.
R2 = 0.9401

-6.0000
• Kadar air kritikal (Mc) adalah kadar air peralihan yaitu
Waktu Pengeringan (Jam)
kadar air pada titik awal pada masing-masing garis lurus
(M2 = kadar air awal garis lurus periode 2, M3 = kadar air
awal garis lurus periode 3, dan M4 = kadar air awal garis
lurus periode 4).

• Waktu kritikal = waktu peralihan dari periode satu ke periode berikutnya. Tabel. Hasil analisis regresi laju pengeringan benih cabai
- Waktu kritis pada periode 2 dan 3 ditentukan
dengan mencari titik potong Pers (2) dan (3) : merah
-0.1572 x + 0.2928 = -0.1168 x – 0.3669
0.0404 x = 0.6597  x2-3= 16.3 jam
- Waktu kritis pada periode 3 dan 4 (x3-4)= 30.7 jam Parameter Garis Linier Garis Linier Garis Linier Garis Linier
Periode I Periode II Periode III Periode IV
• Untuk mendapatkan kadar air kritis pada periode ke-3, maka nilai x2-3 bi - -0.1572 -0.1168 -0.0912
dimasukkan ke pers garis ke-2 :
Y2 = -0.1572 x + 0.2928  Y2 = -0.1572 (16.3) + 0.2928
Y2 = -2.26956
Y2 = ln M  M  ln A  =
ai - 0.2928 – 0.3669 – 1.154
kt -2.26956
e
Mo  Me

(M-Me)
tc (jam) - 8.0 16.3 30.7
sehingga = 0.1034, Me = 3.8% bk dan Mo = 81.6% bk,
(Mo-Me)
maka : (M-3.8)/(81.6-3.8) = 0.1034  M = 11.85% bk Mc (% bk) 81.6 33.9 11.85 5.29
Dengan cara yang sama diperoleh M untuk peralihan periode 3 dan 4 =
5.29% bk

8
1/14/2014

ALAT PENGERING ALAT PENGERING………………..

1. Hot-Air Driers 2. Heated Surface (Contact) Driers


 Bin Driers  Drum Driers (rollers driers)
 Cabinet driers (tray driers)
 Vacuum band and vacuum shelf driers
 Tunnel driers
 Conveyor driers (belt driers)
 Fludized Bed Driers
 Kiln Driers
 Pneumatic Driers
 Rotary Driers
 Spray Driers
 Sun and Solar Drying

Kiln Dryer Tunnel Dryer


Tray dryer

9
1/14/2014

SPRAY DRYER SPRAY DRYER……….


 Digunakan untuk mengeringkan bahan berbentuk larutan  Ukuran diameter tepung yang dihasilkan
yang sangat kental atau pasta
 Misal : pengeringan susu menjadi susu bubuk, telur menjadi 10-200
tepung telur.  Suhu tinggi, tapi pada bahan suhu < titik
 Cara :
 Larutan/pasta dimasukkan ke dalam alat dan melalui
didih  Misal : pada susu suhu udara
lubang kecil (nozzle) larutan tersebut disemprotkan ke pengering 160oC tapi suhum susu <
dalam ruang pengering 100oC.
 Di dalam ruang pengering dialirkan udara panas
 Arah udara panas di dalam ruang pengering dapat  Kadar air bahan yang dihasilkan 3-5%
searah atau berlawanan arah dengan jatuhnya bahan.
 Tekanan semprot yang digunakan 125-
 Digunakan pemanas uap
 Udara digerakkan dengan kipas
350 kg/cm2.
 Untuk membersihkan udara digunakan penyaring
 Pindah panas cepat karena luas permukaan bahan kecil
 butuh waktu 1-10 detik

SPRAY DRYER………
 Komponen utama alat :
 Alat pemanas

 Alat pemutar udara

 Penyemprot

 Wadah penampung hasil pengeringan

 Sumber pemanas : pemanas uap

Gambar. Siklus spray drying

10
1/14/2014

Diagram Alir co-current nozzle spray dryer untuk teh

SPRAY DRYER YANG DIGUNAKAN PADA PRODUK HASIL TERNAK

PENGARUH TERHADAP BAHAN PANGAN

 Texture
 Perubahan tekstur merupakan hal penting dalam
penurunan mutu
 Untuk mencegah penurunan mutu tejstur diberikan
perlakuan pendahuluan misalnya penambahan CaCl2
pada air blansir
 Pengecilan ukuran dan pengupasan mempengaruhi
tekstur dari buah dan sayur yang direhidrasi.
 Kehilangan tekstur disebabkan karena gelatinisasi pati,
kristalisasi selulosadan adanya lokalisasi air pada
produk selama pengeringan yang menyebabkan stress
Diagram Alir Spray Drier untuk Produk Tepung Telur internal.

11
1/14/2014

PENGARUH TERHADAP BAHAN PANGAN…….. PENGARUH TERHADAP BAHAN PANGAN……..

 Tekstur………..:  Tekstur………..:
 Laju pengeringan cepat dan suhu tinggi lebih  Untuk membuat produk tepung instan, maka
banyak merubaha tekstur daripada laju partikel-partikel secara individu diberi perlakuan
pengeringan dan suhu rendah  terjadinya case sehingga dapat membentuk aglomerat 
permukaan tiap partikel mudah dibasahi ketika
hardening direhidrasi dan aglomerat akan pecah, tenggelam di
 Karakteristik tekstur dari produk tepung bawha permukaan dan terdispersi dengan cepat
ditentukan oleh densitas, dan densitas pada larutan  karakteristik ini disebut : wettability,
tergantung pada ukuran partikel  ditentukan sinkability, dispersibility dan solubility
oleh sifat alami dan komposisi bahan.  Untuk produk tepung instan, maka ke-4 tahapan
 Bahan dengan kandungan lemak rendah (misal
karakteristik ini harus dilalui dalam waktu beberapa
detik.
jus buah) lebih mudah dibentuk menjadi tepung
yang mudah mengalir daripada susu atau ekstrak  Aglomerasi dapat diperoleh dengan cara membasahi
kembali (remoistening) partikel di dalam uap
daging. bertekanan rendah dalam sebuah aglomerator
kemudian dikeringkan kembali (redrying).

PENGARUH TERHADAP BAHAN PANGAN…….. PENGARUH TERHADAP BAHAN PANGAN……..

 Flavor dan Aroma :  Flavor dan Aroma :…………..


 Panas tidak hanya menguapkan air selama
pengeringan tapi juga komponen volatil sehingga  Pada susu bubuk oksidasi lemak menghasilkan
bahan kehilangan flavor dan aroma. flavor tengik karena terbentuknya -lakton.
 Besarnya kehilangan flavor dan aroma tergantung
pada suhu, kadar air bahan dan tekanan uap dari  Pada buah dengan kandungan lemak rendah,
komponen volatil serta kelarutannya dalam uap air. oksidasi asam lemak tidak jenuh menghasilkan
 Komponen volatil dengan volatilitad dan difusivitas hidroperoksida yang akan berpolimerisasi,
yang tinggi akan hilang pada tahap awal pengeringan. dehidrasi atau oksidasi membentuk aldehid,
 Bahan pangan yang nilai ekonomisnya tinggi karena
flavornya, dikeringkan dengan pengeringan suhu keton dan asam menyebabkan ketengikan dan
rendah. bau tidak enak.
 Terbukanya struktur pori pada bahan pangan kering  Pada wortel oksidasi karoten membentuk -
memungkinkan masuknya oksigen yang menyebabkan
kehilangan aroma karena oksidasi komponen aroma ionone dan menimbulkan bau “violet”
dan lemak selama penyimpanan.
 Laju kerusakan ditentukan oleh suhu penyimpanan
dan aw.

12
1/14/2014

PENGARUH TERHADAP BAHAN PANGAN…….. PENGARUH TERHADAP BAHAN PANGAN……..

 Flavor dan Aroma : …………………..  Flavor dan Aroma : …………………..


 Perubahan flavor dan aroma dikurangi dengan :  Metode lain untuk mempertahankan flavor dan
 Pengemasan vakum atau gas aroma :
 Penyimpanan suhu rendah Recovery komponen volatil dan dikembalikan
 Mencegah dari sinar Ultra violet dan cahaya tampak ke produk selama pengeringan
 Mempertahankan kadar air Mencampur Volatil yang direcovery dengan
 Penambahan antioksidan sintesis komponen pengikat aroma kemudian
 Pengawetan antioksidan alami digranulasi dan ditambahkan kembali ke
 Penggunaan enzim glukosa oksidase pada kemasan dalam produk kering (misal pada produk
bahan pangan yang permiable terhadap O2 tapi tepung daging).
tidak terhadap uap air. Penambahan enzim atau aktivasi enzim alami
 Penyimpanan dengan modifikasi atmosfir untuk menghasilkan flavor dari prekursor
(kandungan CO2 10%) flavor dalam bahan pangan (misal : bawang
 Untuk mencegah perubahan flavor pada buah yang merah atau bawang putih dikeringkan pada
disebabkan oleh oksidasi atau enzim hidrolitik,
ditambahkan SO2, asam askorbat atau asam sitrat, kondisi yang dapat melindungi enzim yang
pasteurisasi atau blansing produk susu dan buah. mengeluarkan flavor.

PENGARUH TERHADAP BAHAN PANGAN…….. PENGARUH TERHADAP BAHAN PANGAN……..

 Warna :  Nilai Gizi :


 Perubahan warna pada bahan pangan kering
disebabkan oleh :  Perubahan nilai gizi dipengaruhi oleh :
Pengeringan merubah karakteristik  Prosedur preparasi bahan
permukaan bahan sehingga merubah
reflektivitas dan warna  Suhu dan waktu pengeringan
Pada buah dan sayuran perubahan kimia pada  Kondisi penyimpanan
pigmen karotenoid dan klorofil disebabkan
oleh panas dan oksidasi selama pengeringan  Pada buah dan sayur kehilangan karena proses
Residu enzim polifenoloksidase menyebabkan preparasi > dari proses pengeringan
pencoklatan selama penyimpanan  dicegah Misal : kehilangan vitamin C pada apple flakes :
dengan blansing atau menambahkan asam 8% selama pengirisan, 62% pada proses
askorbat atau SO2
 blansing, 10% pada proses pureeing dan 5% pda
proses drum drying.

13
1/14/2014

PENGARUH TERHADAP BAHAN PANGAN…….. PENGARUH TERHADAP BAHAN PANGAN……..

Nilai Gizi :……………….



 Kehilangan vitamin tergantung pada kelarutan vitamin
 Nilai Gizi :……………………
di dalam air  Nilai biologis dan daya cerna protein
Misal :
 Riboflavin akan menjadi superjenuh dan tidak banyak berubah, tetapi protein
berpresipitasi di dalam larutan sehingga kehilangan
riboflavin <
susu sebagian terdenaturasi pada
 Vitamin C dan thiamin = sensitif terhadap panas  pengeringan dengan drum dryer 
kehilangan >
 Vitamin larut lemak (A,D,E,K) biasanya terdapat di
mengurangi kelarutan susu.
dalam bagian kering pada bahan pangan tidak  Spray drying tidak mempengaruhi nilai
terkonsentrasi selama pengeringan
 Vitamin larut lemak hilang karena interaksi dengan biologis protein susu
peroksida yang dihasilkan dari proses oksidasi lemak.
 Kehilangan lemak selama pengeringan dikurangi  Nilai biologis protein susu menurun jika
dengan mengurangi konsentrasi O2 , suhu
penyimpanan dan cahaya terjadi reaksi Maillard.

REHIDRASI

 Air yang dikeluarkan pada saat pengeringan tidak


dapat dikembalikan dengan cara yang sama jika
produk direhidrasi (rehidrasi bukan kebalikan dari
pengeringan).
 Hilangnya tekanan osmotik seluler, perubahan
permeabilitas membran sel, migrasi solute,
kristalisasi polisakarida dan koagulasi protein seluler
berkontribusi terhadap perubahan tekstur dan
kehilangan komponen volatil  merupakan reaksi
yang irreversible.
 Panas mengurangi derajat hidrasi dari pati dan
elastisitas dinding sel,serta protein yang
berkoagulasi mengurangi kapasitas menahan air
(water holding capacity).
 Laju dan tingkat rehidrasi dapat digunakan sebagai
indikator mutu produk.

14

Anda mungkin juga menyukai