Tujuan pembuat materi ini adalah memberikan ulasan mengenai mengenai Pengukuran,
Pelaporan dan Pengendalian Biaya Kualitas
Disusun oleh :
Safwan Hadi A1C 015 116
Topan Supriyansah A1C 015 137
Zaenul Akhmad A1C 015 147
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya makalah
yang berjudul "pengukuran pelaporan dan pengendalian biaya kualitas". Atas dukungan moral
dan materi yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka penulis mengucapkan banyak
terima kasih kepada rekan rakan yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini
Penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang
membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini.
Penulis
`
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................................. ii
PENDAHULUAN ........................................................................................................................ 1
PEMBAHASAN ........................................................................................................................... 4
PENUTUP..................................................................................................................................... 15
`
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peningkatan kualitas dapat meningkatkan profitabilitas melalui dua cara, antara lain
dengan meningkatkan pelanggan dan dengan mengurangi biaya. Dalam pasar persaingan
yang ketat peningkatan permintaan dan penghematan biaya dapat menjadi penentu
apakah suatu usaha dapat berkembang atau sekedar bertahan hidup. Biaya kualitas
adakalanya cukup besar dan dapat merupakan sumber penghematan yang cukup
signifikan. Penelitian menunjukkan bahwa biaya kualitas bagi perusahaan-perusahaan
AS biasanya berkisar anatar 20-30% dari penjualan. Namun, beberapa pakar kualitas
berpendapat bahwa tingkat kualitas optimal seharusnya berkisar antara 2-4% dari
penjualan.
Pengertian kualitas menurut kamus adalah “derajat atau tingkat kesempurnaan”. Dalam
hal ini, kualitas adalah ukuran relatif dari kebaikan (goodness). Produk atau jasa yang
berkualitas adalah yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan dalam 8 dimensi
berikut.
1. Kinerja (Performance)
Dimensi kinerja untuk jasa dapat didefinisikan lebih jauh sebagai atribut daya tangkap,
kepastian, dan empati. Daya tangkap (responsiveness) adalah keinginan untuk membantu
pelanggan dan menyediakan pelayanan yang konsisten dan bersifat segera. Kepastian
(assurance), mengacu pada pengetahuan dan keramahan karyawan serta kemampuan
mereka membangun kepercayaan dan keyakinan pelanggan. Empati (emphaty) berarti
peduli dan memberikan perhatian individual terhadap pelanggan.
2. Estetika (Aesthetics)
Estetika berhubungan dengan penampilan wujud produk (misalnya, gaya dan keindahan)
serta penampilan fasilitas, peralatan, pegawai, dan materi komunikasi yang berkaitan
dengan jasa.
4. Fitur (Features)
Fitur (kualitas design) adalah karakteristik produk yang berbeda dari produk-produk
sejenis yang fungsinya sama. Misalnya, fungsi mobil adalah sebagai alat transportasi.
`
5. Keandalan (Reliability)
Keandalan adalah probabilitas produk atau jasa menjalankan fungsi seperti yang
dimaksudkan dalam jangka waktu tertentu.
Empat dimensi pertama merupakan atribut kualitas yang penting, tetapi sulit untuk
diukur. Kinerja mengacu pada konsistensi dan seberapa baik fungsi-fungsi sebuah
produk. Dalam jasa, prinsip tidak tidak tepisahkan (inseparability principle) mengandung
arti bahwa jasa dilakukan secara langsung dihadapan pelangan. Dengan demikian,
perbaikan kualiatas berarti perbaikan satu atau lebih dari 8 dimensi tersebut diatas sambil
tetap mempertahankan kinerja dimensi lainnya. Menyediakan produk yang lebih baik
kualitasnya daripada pesaing berarti mengungguli produk pesaing setidaknya satu
dimensi sementara kinerja dimensi lainnya tetap setara.
Kegiatan yang berhubungan dengan kualitas adalah kegiatan yang dilakukan karena
mungkin atau telah terdapat kualitas yang buruk. Biaya-biaya untuk melakukan kegiatan-
kegiatan tersebut disebut biaya kualitas. Biaya kualitas (cost of quality) adalah biaya-
biaya yang timbul karena mungkin atau telah terdapat produk yang buruk kualitasnya.
Definisi ini mengimplikasikan bahwa biaya kualitas berhubungan dengan dua sub
kategori dari kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan kualitas, antara lain kegiatan
pengendalian (control activities) yang dilakuakan oleh suatu perusahaan untuk mencegah
atau mendeteksi kualitas yang buruk (karena kualitas yang buruk mungkin terjadi). Jadi,
kegiatan pengendalian terdiri dari kegiatan-kegiatan pencegahan dan penilaian. Kedua
adalah biaya pengendalian (control cost) adalah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk
menjalankan kegiatan pengendalian. Ketiga, kegiatan karena kegagalan. Kegiatan karena
kegagalan (failure activities) dilakuakan oleh perusahaan atau oleh pelanggannya untuk
merespon kualitas yang buruk (kualitas buruk memalng telah terjadi). Biaya kegagalan
(failure cost) adalah biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan karena telah
terjadinya kegiatan karena kegagalan.
kebutuhan pelanggan. Ketiga, biaya kegagalan internal (internal failure cost). Terjadi
karena produk dan jasa yang diinginkan tidak sesuai dengan spesifikasi kebutuhan
pelanggan. Ketidaksesuaian ini dideteksi sebelum dikirim kepihak luar. Ini adalah
kegagalan yang dideteksi oleh kegiatan penilaian. Terakhir, biaya kegagalan eksternal
(eksternal failure cost). Terjadi karena produk dan jasa yang dihasilkan gagal memenuhi
persyaratan atau tidak memuaskan kebutuhan pelanggan setelah produk disampaikan
kepada pelanggan.
Biaya kualitas dapat diklasifikasikan sebagai biaya yang dapat diamati atau tersembunyi.
Biaya kualitas yang dapat diamati (observable quality cost) adalah biaya-biaya yang tersedia
atau dapat diperoleh dari catatan akuntansi perusahaan. Biaya kualitas yang tersembunyi
(hidden quality cost) adalah biaya kesempatan (opportunity) yang terjadi karena kualitas
yang buruk. Ada tiga metode yang disaranakan untuk mengestimasi biaya kualitas yang
tersembunyi, antara lain metode pengali (multiplier method). Pada metode ini,
mengasumsikan bahwa total biaya kegagalan adalah hasil pengali dari biaya-biaya kegagalan
yang terukur. Kedua, adalah metode penelitian pasar (market research method). Metode ini
digunakan untuk menilai dampak kualitas yang buruk terhadp penjualan dan pangsa pasar.
Metode ketiga, fungsi kerugian kualitas Taguchi (Taguchi quality loss function). Fungsi ini
mengasumsikan bahwa biaya kualitas yang tersembunyi hanya terjadi atas unit-unit yang
menyimpang dari batas spesifikasi atas dan bawah. Dimana setiap penyimpangan dari nilai
target suatu karakteristik kualitas dapat menimbulakn biaya kualitas yang tersembunyi.
Sehingga biaya kualitas yang tersembunyi dapat meningkat secara kuadrat pada saat nilai
aktual menyimpang dari nilai target.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Kualitas
Kualitas adalah ukuran relatif dari kebaikan. Mendefinisikan kualitas sebagai
kebaikan merupakan makna sangat umum yang tidak memiliki makna operasional. Secara
operasional, produk atau jasa yang berkualitas adalah yang memenuhi atau melebihi harapan
pelanggan. Dengan kata lain, kualitas adalah kepuasan pelanggan. Produk atau jasa yang
berkualitas memenuhi atau melebihi harapan pelanggan dalam 8 dimensi:
1. Kinerja (performance), mengacu pada konsistensi dan seberapa baik fungsi-fungsi sebuah
produk. Dimensi kinerja untuk jasa dapat di definisikan lebih jauh sebagai atribut daya
tanggap, kepastian dan empati.
2. Estetika (aesthetics), berhubungan dengan penampilan wujud produk serta penampilan
fasilitas, peralatan, pegawai, dan materi komunikasi yang berkaitan dengan jasa.
3. Kemudahan Perawatan dan Perbaikan (serviceability), berkaitan dengan tingkat
kemudahan merawat dan memperbaiki produk.
4. Fitur (features), karakteristik produk yang berbeda dari produk-produk sejenis yang
fungsinya sama.
5. Keandalan (reliability), probabilitas produk dan jasa menjalankan fungsi seperti yang
dimaksudkan dalam jangka waktu tertentu.
6. Tahan Lama (durability), jangka waktu produk dapat berfungsi.
7. Kualitas Kesesuaian (quality of conformance), ukuran mengenai apakah sebuah produk
telah memenuhi spesifikasinya atau tidak.
8. Kecocokan Penggunaan (fitness for use), kecocokan dari sebuah produk menjalankan
fungsi-fungsi sebagaimana yang diiklankan. Jika sebuah produk mengandung cacat
desain yang parah, maka produk tersebut dianggap gagal meskipun tingkat kesesuaiannya
sesuai dengan spesifikasinya.
Perbaikan kualitas berarti perbaikan pada satu atau lebih dari dimensi tersebut di
atas sambil tetap mempertahankan kinerja dimensi lainnya. Meskipun kedelapan dimensi
`
tersebut penting dan mampu mempengaruhi kepuasan pelanggan, tetapi atribut kualitas yang
dapat diukur cenderung lebih mendapat perhatian. Terutama tingkat kesesuaian merupakan
dimensi yang mendapat perhatian paling besar. Kesesuaian adalah dasar mendefinisikan apa
yang disebut produk yang tidak sesuai (nonconformance) atau produk cacat (defective).
1. Biaya Pencegahan (prevention costs), terjadi untuk mencegah kualitas yang buruk pada
produk atau jasa yang dihasilkan. Contohnya, biaya rekayasa kualitas, program pelatiha
kualitas, perencanaan kualitas, pelaporan kualitas, dan sebaginya.
2. Biaya Penilaian (appraisal costs), terjadi untuk menentukan apakah produk dan jasa
telah sesuai dengan persyaratan atau kebutuhan pelanggan.contoh biaya ini adalah
pemeriksaan kemasan, pengawasan kegiatan penilaian, penerimaan produk, penerimaan
proses, dam peralatan pengukuran.
3. Biaya Kegagalan Internal ,terjadi karena produk atau jasa yang dihasilkan tidak sesuai
dengan spesifikasi atau kebutuhan pelanggan. Ketidaksesuaian ini di deteksi sebelum
dikirim ke pihak luar. Contoh biaya ini adalah sisa bahan, pengerjaan ulang, penghentian
mesin, pemeriksaan ulang, pengujian ulang dan sebagianya.
4. Biaya Kegagalan Eksternal, terjadi karena produk dan jasa yang dihasilkan gagal
memenuhi persyaratan atau tidak memuaskan kebutuhan pelanggan setelah produk
disampaikan kepada pelanggan. Dari semua biaya kualitas, kategori ini dapat menjadi
yang paling merugikan. Contohnya biaya penarikan produk dari pasar sehingga
perusahaan dapat mengalami kerugian hingga ratusan juta dolar.
`
Metode Pengali
Metode ini mengasumsikan total biaya kegagalan adalah hasil pengalian dari
biaya-biaya kegagalan yang terukur.
Total Biaya Kegagalan = k (Biaya kegagalan eksternal yang terukur)
Dimana k adalah efek pengali. Nilai k diperoleh berdasarkan
pengalaman.Sebagai contoh, Westinghouse electric melaporkan nilai k antara 3 dan 4.
Dengan demikian, jika biaya kegagalan eksternal yang terukur adalah $2 juta dolar,
maka biaya kegagalan eksternal actual adalah $6 juta sampai $8 juta. Dengan
meningkatnya biaya kegagalan, manajemen diharapkan akan meningkatkan investasinya
dalam biaya pengendalian.
1. Acceptable Quality View berpendapat bahwa terdapat trade off antara biaya
pengendalian dan biaya kegagalan; jika biaya pengendalian meningkat, maka
biaya kegagalan berkurang. Selama penurunan biaya kegagalan lebih besar
dibandingkan peningkatan biaya pengendalian, maka perusahaan terus
melanjutkannya usahanya untuk mencegah/mendeteksi unit yang tidak sesuai
dengan spesifikasi. Pada akhirnya akan tercapai suatu titik optimal dimana
peningkatan biaya pencegahan tidak mampu lagi menghasilkan pengurangan
biaya kegagalan yang lebih tinggi; titik ini menunjukkan tingkat minimum dari
total biaya kualitas dan disebut tingkat kualitas dapat diterima (acceptable quality
level/AQL).
Zero Defect View berpendapat bahwa unit yang rusak/cacat harus diminimumkan
sampai tidak ada lagi (nol). Sesuai dengan robust quality model, kerugian berasal
dari produk yang tidak sesuai dengan target kualitas produksi; semakin besar
perbedaannya dengan target, semakin besar kerugian. Adanya ketidaksesuaian
dengan target akan menimbulkan biaya; tidak ada manfaat ditetapkannya batasan
terhadap tingkat kualitas tertentu yang dapat diterima, bahkan hal tersebut bisa
menjerumuskan. Tingkat optimal bagi biaya kualitas adalah pada saat produk
diproduksi sesuai dengan target kualitas.
`
1. untuk setiap campuran input yang akan menghasilkan output yang diberikan, tidak lebih
dari setiap masukan yang digunakan daripada yang diperlukan untuk menghasilkan
output
2. mengingat campuran yang memenuhi kondisi pertama, campuran paling mahal
yangdipilih.
`
Sebelum melirik tentang definisi pengukuran produktivitas parsial, ada baiknya mengerti dahulu
apa yang dimaksud dengan pengukuran produktivitas (productivity measurement), yaitu
penilaian kuantitatif atas perubahan produktivitas. Pengukuran produktivitas ini mempunyai
tujuan untuk menilai apakah efisiensi produk terjadi peningkatan atau malah terjari penurunan.
Pengukuran produktivitas ini pun masih dapat dikategorikan menjadi produktivitas aktual dan
prospektif. Jika yang aktual ini memungkinkan manajer untuk menilai, memantau, serta dapat
mengendalikan perubahan. Dan yang prospektif lebih ke melihat masa depan dan ini berguna
sebagai input bagi pengambilan keputusan strategis manajer. Secara khusunya pengukuran
produktivitas secara prospektif ini memungkinkan para manajer membandingkan manfaat elatif
dari berbagai kombinasi input, pemilihan input, dan juga bauran input yang dapat memberikan
manfaat yang besar. Lalu apa yang dimaksud dengan pengukuran produktivitas parsial(particial
productivity measurement) ? Yaitu pengukuran produktivitas untuk satu input pada suatu waktu.
Pengukuran produktivitas ini biasanya diukur dengan menghitung rasio output terhadap input.
Ukuran produktivitas keuangan(financial productivity measure), jika output dan input dinyatakan
dalam satuan mata uang.
Mengacu pada contoh pertama, jika harga jual untuk setiap rakitan sepeda adalah Rp 950.000
dan biaya tenaga kerja adalah Rp 2000 per jam. Maka Rasio produktivitas tenaga kerja yang
dinyatakan dalam bentuk keuangan adalah Rp 950 di dapat dari :
(500000 x 950000) / (250000 x 2000) = 950
Untuk mengukur perubahan dalam produktivitas dapat diketahui dengan cara ukuran
produktivitas aktual yang berjalan dibandingkan dengan ukuran produktivitas periode
sebelumnya(periode dasar/based period). Untuk evaluasi strategis, periode dasarnya adalah tahun
sebelumnya. Untuk pengendalian operasional, periode dasarnya cenderung mendekati periode
berjalan-seperti batch produk terakhir atau minggu sebelumnya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Biaya kualitas merupakan biaya yang bisa lebih besar dari estimasi karena kurang
pengetahuannya seorang menejer dalam menganalisis biaya kualitas. Dengan mempelajari dan
mengaplikasikan system informasi biaya kualitas, diharapkan seorang manager nantinya mampu
mengestimasi biaya kualits dengan baik. Dalam suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang
produksi akan lebih efisien biaya jika seorang manager / akuntannya sudah mampu menelunsuri
biaya kualitas yang tersembunyi maupun yang tidak tersembunyi.
Informasi biaya kualitas dapat berguna untuk seorang manajer dalam pengambilan
keputusan, mengevaluasi kinerja program peningkatan kualitas secara menyeluruh dan
membantu perbaikan berbagai keputusan manajerial.Karena begitu pentingnya biaya kualitas
wajib bagi sebuah perusahaan untuk menelunsuri biaya kualitasnya.
Selain daripada pentingnya biaya kualitas persahaan juga harus memperhatikan hubungan
output maupun input dalam sebuah kegiatan produktivitas. Karena akan mempengaruhi harga,
laba usaha, dan insentif bagi karyawan. Agar mencapai ketiga tersebut perusahaan harus
memenuhi hubungan efisiensi trade-off input. Apbila tercapai efisiensi trade-off input maka
akan tercapau pula Efisiensi produktif total.
Dengan adanya kombinasi antara biaya kualitas dan produktifitas maka perusahaan akan
mampu mengalokasikan biaya-biaya secara efektif dan efisien.
`
DAFTAR PUSTAKA
http://sophiaririn.blogspot.co.id/2011/06/akuntansi-manajemen-biaya-mutu-dan.html