Anda di halaman 1dari 2

Dwimela Refsi

2B D3 keperawatan
Kronologi Kasus
Seorang pasien menjalani suatu pembedahan di sebuah kamar operasi
. Sebagai manalayaknya
sebelum pembedahan dilakukan anastesi terlebih dahulu pembiusan
dilakukan oleh dokter anastesi.
sedangkan operasi dipimpin oleh dokter ahli bedah tulang (orthopedy).
Operasi berjalan lancar Namun, tiba-
tiba sang pasien mengalami kesulitan bernafas bahkan
setelah operasi selesai dilakukan,
pasien tetap mengalami gangguan pernapasan hingga taksadarkan diri.
Akibatnya,
ia harus dirawat terus menerus di ruang perawatan intensif dengan bantuan m
esin pernapasan ventilator. Tentu kejadian ini sangat mengherankan ,asalnya
sebelum dilakukan operasi, pasien dalam keadaan baik,
kecuali masalah tulangnnya.
u s ut p u ny a us u t , t er ny a t a k ed a pa t a n b a h a y a a da ke k el i r u a n da
l a m p e m a s a n g a n g a s anastesi. Dan ternyata, rumah sakit tersebut
t i d a k a da s ta n da r -
s ta n da r p en g a ma n a n pe ma ka i a n g a s y a ng di p a s a n g d i me s i n a n
a s t es i a , pa d a h a l s e h a r u s n y a a d a s t a n d a r
siapa yang harus memasang,
b a g a i m a n a c a r a n y a , bagaimana monitoringnnya, dan lain sebagainya.
Dealnya dan sudah menjadi keharusan bahaya perlu ada sebuah standar yang t
ertulis misalnya karna tabung gas yang berbeda, jelas dengan formulir yang me
muat berbagai prosedur tiap kali harus ditandai dan
ditandatangani Seandainya prosedur ini ada tentu tidak akan ada atau
kecil kemungkinan terjadi kekeliruan dan kalau
pun terjadi akan cepat diketahui siapa yang bertanggungjawab
Komentar :
Sebaiknya, tenaga kesehatan lebih memperhatikan alat alat yang akan
dipakaikan kepada pasien yang akan melakukan proses pembedahan baik
dalam fase pra operatif, intra operatif, dan pos operatif dan seharusnya
rummah sakit tersebut sudah ada standar pengamanan pemasangan gas dan
seharusnya ada standar siapa yang memasangkan sehingga tidak terjadi
kelalaian pelanggaran etika .

Anda mungkin juga menyukai