Anda di halaman 1dari 6

SEMINAR NASIONAL ke 8 Tahun 2013 : Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi

PERUBAHAN STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIS MATERIAL KOMPOSIT


LOGAM Al-SiC/p AKIBAT KENAIKAN TEMPERATUR HEAT TREATMENT
Juriah Mulyanti
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Janabadra Yogyakarta
Jalan Tentara Rakyat Mataram No. 55-57 Yogyakarta
email : jm.yanti@ymail.com

ABSTRAK
Pengurangan berat komponen kendaraan bermotor merupakan salah satu tujuan utama dalam pengurangan penggunaan
bahan bakar sehingga kemudian dapat juga mengurangi polusi dari gas buang hasil pembakaran yang sudah sangat tinggi di
beberapa negara/daerah. Aluminium memiliki berat jenis yang ringan, memiliki ketahanan korosi yang tinggi dan
membutuhkan energi yang lebih kecil dalam proses fabrikasi dibandingkan dengan besi dan baja. Selain itu sifat-sifat
mekanis aluminium dapat ditingkatkan dengan penambahan unsur-unsur paduan (alloying) dan proses perlakuan panas (heat
treatment). Pembuatan material komposit Aluminium adalah usaha meningkatkan keunggulan serta meminimalisir
kekurangan sifat material logam paduan Aluminium.
Penelitian ini akan melihat perubahan struktur mikro dan sifat mekanis dari material logam Al-Si dengan penambahan
partikel SiC sebanyak 30% volume berat matrik paduan Al-Si hypoeutectic. yang mendapat perlakuan panas dengan
temperatur yang berbeda. Pembuatan komposit dilakukan dengan menggunakan proses stircasting pada temperatur 650oC
dengan kecepatan pengadukan 520 rpm, selama 5 menit. Proses perlakuan panas (heat treatment) dilakukan pada temperatur
100ºC, 200ºC dan 300ºC, selama 2 jam.
Hasil pengujian yang dilakukan pada material, sebelum dan sesudah proses heat treatment, menunjukkan bahwa proses
heat treatment pada material komposit logam Al-SiC/p memberi peningkatan sifat mekanis yang baik. Pengamatan pada
struktur mikro material memperlihatkan bahwa distribusi partikel penguat SiC terdispersi secara lebih merata pada
temperatur pemanasan 200ºC dan menghasilkan data sifat mekanis yang paling baik dibanding proses heat treatment pada
temperatur 100ºC dan 300ºC.

Kata Kunci : komposit material logam Al-SiC/p, struktur mikro, sifat mekanis, temperatur heat treatment.

PENDAHULUAN dengan material keramik yang bertujuan untuk


Material komposit logam adalah salah satu mendapatkan sifat fisis dan mekanis yang lebih
jenis material yang belakangan gencar diteliti, unggul, seperti kekuatan modulus spesifik (specific
beberapa hasil penelitian telah diproduksi masal strength and modulus) yang tinggi dengan berat
dan digunakan. Aluminium dan paduannya adalah yang rendah. Semakin berkembangnya teknologi
material logam yang paling umum dipakai karena material komposit, maka alternatif untuk membuat
beberapa kelebihannya, dan pengembangan kom- suatu material baru yang lebih menguntungkan
posit aluminium adalah proses inovasi untuk dengan sifat mekanik dan fisis yang sesuai kebu-
meningkatkan keunggulan serta meminimalisir ke- tuhan, akan semakin luas.
kurangannya. Aluminium Matrix Composite (AMC) adalah
Komposit logam, atau dikenal dengan Kom- campuran antara konstituen diskret berupa partikel
posit Matrik Logam (KML) adalah kombinasi dari atau fiber dari karbida (SiC), oksida (Al2O3) atau
dua material atau lebih dimana logam sebagai grafit (C) yang terdistribusi secara merata pada
matrik dan keramik sebagai penguat. Umumnya matrik yang kontinu berupa logam aluminium.
aluminium dipilih sebagai matrik karena material Jumlah kandungan diskret berkisar dari beberapa
ini ringan dan mudah difabrikasi. Permasalahannya persen sampai maksimum 70%. Tujuan dari pem-
adalah material ini mempunyai kekuatan yang lebih buatannya adalah untuk membuat material baru
rendah dibandingkan material komersil lainnya yang sifat-sifatnya tidak mungkin diperoleh
seperti besi tuang, baja maupun tembaga. Namun aluminium monolitik, diantaranya adalah memiliki
demikian aluminium dapat ditingkatkan kekuatan- batas ketahanan terhadap temperatur lebih tinggi,
nya melalui proses pemaduan (alloying) dan serta sifat mekanik yang lebih tinggi. Logam
perlakuan panas (heat treatment) dengan proses aluminium dan paduannya mempunyai kekuatan
penuaan (aging). Pemaduan aluminium (aluminium modulus yang rendah dibandingkan baja. Namun
alloy) diperoleh dengan penambahan tembaga, bila aluminium tersebut ditambahkan keramik
magnesium, silikon, mangan, seng, nikel, dan lain sebagai penguat maka rasio kekuatan dan modulus
sebagainya, secara satu persatu atau bersama-sama, material komposit ini akan meningkat secara
akan memperbaiki sifat aluminium murni, seperti signifikan bahkan melebihi besi tuang dan baja
kekuatan tarik, ketahanan korosi, ketahanan aus, (John V. Foltz, 1992).
koefisien pemuaian rendah, dan masih banyak lagi. Penelitian ini dilakukan pada komposit lo-
Dengan adanya konsep pengembangan material gam Al-SiC/p hasil proses stircasting paduan Al-Si
komposit maka aluminium dapat dikombinasikan

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL, 14 Desember 2013 M 105


SEMINAR NASIONAL ke 8 Tahun 2013 : Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi

dengan partikel keramik SiC. Sedangkan alasan Krakatau Prima Dharma Sentana, serta master
pemilihan penggunaan paduan aluminium Al-Si alloy Al-24%Si dan logam Mg
dalam penelitian ini adalah karena paduan ini 2. Ukuran partikel SiC yang dipakai sebagai bahan
sangat banyak dipakai. Produksi paduan Al-Si penguat adalah 200 mesh.
mencapai 85% sampai dengan 90% dari total 3. Volume fraksi SiC sebanyak 30% berat logam
produksi paduan aluminium untuk cor cetak (John matrik.
E.Gruzlesky, Bernard M.Closset, 1999). Hal ini 4. Proses stircasting dilakukan pada dapur krusibel
disebabkan oleh kelebihannya yang menyolok, (crussible furnace), kondisi pengadukan dite-
seperti sifat kecairannya yang sangat baik, tapkan pada temperatur 650 oC, dengan kece-
mempunyai permukaan hasil coran yang bagus patan pengadukan 520 rpm dalam waktu 5
sekali dan tanpa kegetasan panas. Sebagai menit.
tambahan, paduan Al-Si juga mempunyai 5. Proses heat treatment dilakukan selama 2 jam
ketahanan korosi yang baik, sangat ringan, pada muffle furnace, dengan variasi temperatur
koefisien pemuaian yang kecil dan sebagai peng- pemanasan 100ºC, 200ºC dan 300oC.
hantar yang baik untuk panas dan listrik (Tata 6. Untuk mengetahui perubahan sifat fisis yang
Surdia, Shinroku Saito, 2005). Karena sifat kecair- terjadi dilakukan pengujian-pengujian yang
annya itulah paduan Al-Si sangat cocok diproduksi meliputi pengujian komposisi untuk memas-
dengan proses pengecoran (casting), dimana tikan komposisi paduan Al-Si hypoeutectic yang
produksinya di Indonesia pada umumnya dilakukan diinginkan, dan pengujian metalografi untuk
dengan proses tersebut. melihat perubahan struktur mikro yang terjadi.
Metode pembuatan komposit logam Al- Sedangkan untuk mengetahui perubahan sifat
SiC/p pada penelitian ini dilakukan dengan proses mekanis material dilakukan pengujian keke-
stircasting, yaitu pencampuran pada fase cair rasan, pengujian aus dan pengujian tarik pada
(liquid state). Material paduan aluminium diperoleh masing-masing benda uji sebelum dan sesudah
dari proses peleburan yang dilanjutkan dengan proses heat treatment.
penambahan penguat berupa partikel keramik 7. Proses stircasting untuk pembuatan material
(SiC/p) dengan menggunakan proses pengadukan komposit Al-SiC/p, serta pengujian komposisi,
agar terjadi dispersi partikel keramik yang merata. pengujian tarik dan kekerasan, dilakukan di
Keuntungan metode stircasting adalah prosesnya Pusat Penelitian dan Pengembangan Metalurgi –
yang sederhana, fleksibel dan dapat digunakan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI),
untuk produk dalam jumlah besar, serta dapat Kompleks Puspitek, Serpong, Tangerang.
mereduksi final cost dari suatu proses. Metode ini 8. Sedangkan uji aus dan metalografi dilaksanakan
paling ekonomis dalam pembuatan komposit dan di Laboratorium Ilmu Logam Jurusan Teknik
memungkinkan digunakan untuk proses fabrikasi Mesin, Fakultas Teknik Universitas Janabadra,
dengan skala besar. Yogyakarta.
Proses heat treatment (proses penuaan atau
aging) telah biasa dilakukan pada paduan alu- DATA DAN PEMBAHASAN
minium untuk meningkatkan kekuatannya. Proses A. Hasil Pengamatan Struktur Mikro
heat treatment yang dilakukan pada komposit Gambar 1. memperlihatkan struktur mikro
logam Al-SiC/p ini untuk mengetahui pengaruh dari logam paduan Al-Si hypoeutectic hasil pele-
kenaikan temperatur heat treatment terhadap buran. Sedangkan struktur mikro komposit logam
perubahan struktur mikro dan sifat mekanis kom- paduan Al-SiC/p sebelum diproses perlakuan panas
posit logam tersebut. terlihat pada Gambar 2. Stuktur mikro hasil proses
solution heat treatment pada temperatur 100°C,
200°C dan 300°C untuk material komposit logam
METODE PENELITIAN
Al-SiC/p ditunjukkan pada Gambar 3 sampai
Kegiatan penelitian yang dilakukan difokus-
dengan Gambar 5.
kan pada pembuatan material komposit matriks
Dari pengamatan mikroskop optik pada
logam yang menggunakan logam matrik paduan
sampel hasil proses solution heat treatment (aging)
Al-Si hypoeutectic (Si < 11,7%) dengan bahan
pada komposit logam Al-SiC/p, sebelum dilakukan
penguat silikon karbida (SiC) dalam bentuk
aging terlihat bahwa fasa yang terbentuk di dalam
partikel, serta proses pembuatan material komposit
paduan matrik adalah Mg2Si (bintik-bintik hitam di
matrik logam yang menggunakan metode stir-
dalam butir larutan padat α-Al) dan AlFeSi pada
casting.
batas butir. Fasa Mg2Si adalah merupakan pre-
Parameter proses, meliputi :
sipitasi dari paduan Al - 7,14%Si - 0,589%Mg yang
1. Bahan baku paduan Al-Si hypoeutectic terdiri
merupakan fasa penguatan (strengthening phase) di
dari ingot aluminium AA1100 (Al-99,0%,
dalam paduan matrik. Pembentukan presipitasi
Si+Fe-1,0% max, Cu-0,12% max), produk PT.
Mg2S pada masing-masing sampel uji tidak sama

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL, 14 Desember 2013 M 106


SEMINAR NASIONAL ke 8 Tahun 2013 : Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi

satu sama lain. Hal ini sebagai akibat dari kondisi Sedangkan pembentukan presipitasi Mg2Si hampir
proses pengadukan. tidak terlihat. Hal ini mungkin terjadi karena
perubahan komposisi kimia dari matrik. Oleh
karena itu, peningkatan sifat mekanik (kekuatan
α-Al tarik, kekerasan dan ketahanan aus) semata-mata
bukan dihasilkan dari pembentukan presipitasi
Mg2Si melainkan oleh adanya partikel SiC yang
Eutektik AlSi
mengendap di dalam paduan matriks. Selain itu,
spinel MgAl2O4 terbentuk dari hasil reaksi oksida
Al dengan magnesium (Mg).
Pada umumnya pengaruh temperatur heat
Gambar 1. Struktur mikro logam paduan Al-Si treatment dari 100oC hingga 300oC pada material
komposit dapat meningkatkan sifat mekanik.
Sedangkan pengaruh pada temperatur aging 300 oC
Eutektik AlSi dapat menurunkan kekuatan tariknya dan nilai
kekerasannya. Hal ini menunjukkan bahwa proses
solution heat treatment pada material Al-SiC/p
Mg2Si
SiC/p lebih optimal pada temperatur aging 200oC, seperti
α-Al ditunjukkan pada gambar 4, dimana partikel SiC
yang terendapkan dan menjadi senyawa MgAl2O4
cukup banyak.
Gambar 2. Struktur mirkro komposit Al-SiC/p Reaksi pembentukan spinel yang diperki-
rakan terjadi (Mark A. Occhionero, Robert A. Hay,
Richard W. Adams, Kevin P. Fennessy, Glenn
Sundberg, 2000) adalah :
MgAl2O4
Mg  2 Al  2O2  MgAl2O4
Eutektik AlSi MgO  Al2O3  MgAl2O4
Mg  4 / 3 Al2O3  MgAl2O4
α-Al 2SiO2  2 Al  Mg  MgAl2O4
B. Pengujian Komposisi
Gambar 3. Struktur mikro komposit Al-SiC/p, Pengujian komposisi kimia yang dilakukan
perlakuan panas 100ºC
dari hasil peleburan Al-AA1100 dan pemadu FeSi,
memperlihatkan material paduan Al-Si hypoeu-
MgAl2O4 tectic seperti yang diinginkan. Tabel 2. memper-
lihatkan hasil pengujian komposisi kimia meng-
gunakan spektrometer.
Pengujian komposisi kimia paduan Al-Si
Eutektik AlSi memperlihatkan kandungan unsur Cu dan Zn yang
α-Al relatif besar (rata-rata 2,673% Cu dan 1,997% Zn),
serta unsur Mg (0,589%), mempengaruhi penye-
Gambar 4. Struktur mirkro komposit Al-SiC/p, baran partikel pada matriks logam yang merata
perlakuan panas 200°C. sehingga menaikkan sifat mekanis material. Hal ini
disebabkan karena Cu dan Zn dapat menekan titik
pembekuan logam cair dan berakibat rendahnya
α-Al konsentrasi gas hydrogen yang berada di dalamnya,
sehingga mengurangi pengelompokan pengendapan
partikel serta menaikkan kekerasan dan kekutan
Eutektik AlSi tariknya. Sedangkan keberadaan Mg memepe-
ngaruhi pengikatan Si dan kelarutannya dalam
MgAl2O4
larutan α-Al.

Gambar 5. Struktur mirkro komposit Al-SiC/p,


perlakuan panas 300°C.

Tampak bahwa partikel SiC terdistribusi di


dalam matrik paduan Al-Si-Mg seperti ditunjukkan
pada gambar 3 sampai dengan gambar 5.

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL, 14 Desember 2013 M 107


SEMINAR NASIONAL ke 8 Tahun 2013 : Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi

heat treatment-artificial aging pada temperatur


Persentasi Unsur Paduan
100oC dengan waktu aging 2 jam, nilai kekerasan
Al-Si Hypoeutectic
Cu mencapai sekitar 147,75 HB kemudian dengan
Mg bertambahnya temperatur heat treatment (200oC)
Si nilai kekerasan meningkat hingga mencapai sekitar
Fe 149,79 HB, tapi menurun pada pemanasan 300°C
Mn menjadi 121,99 HB.
Ni Hal ini menunjukkan bahwa nilai kekerasan hasil
Zn proses solution heat treatment pada material
komposit logam paduan Al-Si dengan penguat
Gambar 6. Grafik prosentase unsur paduan partikel SiC lebih tinggi dari maerial as cast tanpa
hypoeutectic Al-Si
proses heat treatment, dan temperatur pemanasan
C. Pengujian Kekerasan Brinell
200oC memberi nilai kekerasan yang lebih tinggi.
Hasil pengujian kekerasan brinell material
komposit logam paduan Al-SiC/p sebelum dan
sesudah proses heat treatment ditunjukkan pada Hasil Pengujian Kekerasan [HB]
Tabel 1.
Tabel 1. : Hasil pengujian kekerasan

Nilai Kekesaran [HB]


200
Kekerasan [HB] 150
Kode Sampel 100
Rata-
I II III
rata
50
0
KA0-1 (as cast) 99.3 101.4 113.2 104.63
KA0 (as KA1 KA2 KA3
KA0-2 (as cast) 102.3 103.2 105.6 103.70 cast) (100) (200) (300)
KA0-3 (as cast) 118.8 100.8 104.7 108.10 Kode Sampel
KA1-1 (100) 169.9 159.1 146.2 158.40
KA1-2 (100) 141.6 147.1 127.5 138.73 Gambar 7. Grafik hasil pengujian kekerasan
KA1-3 (100) 136.7 139.5 162.2 146.13 terhadap perubahan temperatur heat treatment

KA2-1 (200) 108.4 149.4 164.4 140.73


D. Pengujian Tarik
KA2-2 (200) 177 116.8 133 155.00 Hasil pengujian tarik material komposit lo-
KA2-3 (200) 159.4 137.8 163.70 153.63 gam paduan Al-SiC/p sebelum dan sesudah proses
perlakuan panas terlihat pada Tabel 3.
KA3-1 (300) 139.3 118.8 125.3 132.30
Berdasarkan data hasil pengujian tarik yang
KA3-2 (300) 101.2 123.4 137.9 120.83 dipaparkan dalam bentuk grafik seperti ditunjukkan
KA3-3 (300) 117.80 119.5 101.2 112.83 pada gambar 8. terlihat bahwa pengaruh temperatur
heat treatment 100oC, 200oC dan 300°C pada waktu
2 jam menunjukkan perubahan nilai kekuatan tarik
Hasil pengujian kekerasan Brinell paduan yang cenderung meningkat dibandingkan kekuatan
Al-Si dan material komposit logam Al-SiC/p se- tariknya sebelum dilakukan perlakuan panas.
perti ditunjukkan pada tabel 1, terlihat kecen- Meningkatnya nilai kekuatan tarik pada paduan
derungan sifatnya pada gambar 7, menunjukkan matriks Al - 7,14%Si - 1%Mg diperoleh dari fasa
adanya perubahan nilai kekerasan akibat perbedaan presipitasi MgAl2O3 yang terbentuk dari hasil
temperatur pemanasan pada proses heat treatment. proses solution heat treatment-artificial aging pada
Dari grafik hubungan temperatur pemanasan heat temperatur 100oC. Kemudian dengan naiknya
treatment terhadap kekerasan, secara umum temperatur heat treatment 200oC, nilai kekuatan
menunjukkan bahwa dengan meningkatnya tem- tariknya meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa
peratur pemanasan sampai dengan 200°C, variasi temperatur aging dapat meningkatkan
menunjukkan adanya peningkatan kekerasan. Pada kekuatan tarik pada paduan matriks Al - 7,14%Si -
pemanasan heat treatment 300°C terlihat penurunan 1%Mg, Nilai kekuatan tarik dari material komposit
nilai kekerasannya, hal ini dipengaruhi oleh logam Al-SiC/p yang dilakukan proses solution
terjadinya perubahan struktur mikro dari matrik heat treatment pada temperatur aging 100oC dengan
akibat adanya reaksi antara logam dengan waktu heat treatment 2 jam, adalah 111.4 N/mm2
kompositnya. Gambar 7 memperlihatkan grafik kemudian dengan naiknya temperatur heat
nilai kekerasan terhadap perubahan temperatur heat treatment 200oC, nilai kekuatan tarik meningkat
treatment. sekitar 147,7 N/mm2. Sedangkan pemanasan 300°C
Pada paduan Al - 7,14%S - 1%Mg dengan terlihat nilai kekuatan tarik hasil proses solution
fraksi penguat 30% SiC hasil proses proses solution heat treatment adalah sebesar 115,9 N/mm2. Tetapi
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL, 14 Desember 2013 M 108
SEMINAR NASIONAL ke 8 Tahun 2013 : Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi

walaupun lebih rendah dari pada pemanasan Hasil pengujian keausan abrasif pada paduan
dengan 200°C, tetapi tetap lebih tinggi dari paduan material komposit logam Al-SiC/p sebelum dan
matrik tanpa perlakuan panas. Demikian pula setelah dilaku panas, ditunjukkan pada Tabel 4.
halnya dengan nilai perpanjangan/perubahan pan- kemudian diplot ke dalam bentuk grafik seperti
jang akibat uji tarik, terlihat kecenderungan yang ditunjukkan pada gambar 9. terlihat bahwa
sama dengan kekuatan tariknya. pengaruh temperatur heat treatment 100oC, 200oC
dan 300°C pada waktu aging 2 jam menunjukkan
perubahan nilai kehilangan berat yang cenderung
Pengujian Tarik [N/mm2] menurun atau dengan kata lain ketahanan ausnya
meningkat.
Kekuatan Tarik [N/mm2]

150
100 Hasil Uji Keausan [gram/m]
50

Nilai Keausan [gram/m]


00 15
KA0 KA1 KA2 KA3 10
(as
cast) 5
Kode sampel 0
KA0 (as KA1 KA2 KA3
cast) (100) (200) (300)
Gambar 8. Grafik hasil pengujian tarik terhadap
Kode Sampel
perubahan temperatur heat treatment

E. Pengujian Keausan Gambar 9. Grafik nilai keausan terhadap


perubahan temperatur aging

Tabel 2. : Hasil Pengujian Komposisi

Kode Persentasi Unsur-unsur Paduan Hypoeutectic Al-Si


Sampel Cu Mg Si Fe Mn Ni Zn Pb Sn Ti Cr
KA0-1 2,482 0,596 7,162 1,005 0,487 0,521 1,777 0,1 0,092 0,205 0,1
KA0-2 2,573 0,62 7,117 0,998 0,553 0,491 1,985 0,109 0,098 0,2 0,113
KA0-3 2,965 0,552 7,142 1,32 0,448 0,502 2,23 0,09 0,111 0,198 0,089
Rata-rata 2,673 0,589 7,140 1,108 0,501 0,505 1,997 0,100 0,100 0,201 0,101

Tabel 3. : Hasil pengujian kekuatan tarik


Perubahan
Kode Sampel Kekuatan Tarik Rerata Rerata
Panjang (ΔL)
(ºC-24 jam) (N/mm2) Kekutan Tarik ΔL
(mm)
KA0-1 (as cast) 80.6 0.33
KA0-2 (as cast) 84.7 84.5 0.38 0.41
KA0-3 (as cast) 88.3 0.53
KA1-1 (100) 103.9 1.06
KA1-2 (100) 117.6 111.4 1.12 0.90
KA1-3 (100) 112.8 0.53
KA2-1 (200) 144.6 1.35
KA2-2 (200) 140.9 147.7 1.82 1.61
KA2-3 (200) 157.5 1.67
KA3-1 (300) 107.6 0.53
KA3-2 (300) 124.2 115.9 0.83 0.71
KA3-3 (300) 118,5 0.78

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL, 14 Desember 2013 M 109


SEMINAR NASIONAL ke 8 Tahun 2013 : Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi

Tabel 4. : Hasil pengujian keausan abrasif


Rata-rata
W-awal W-akhir ΔW Ø Keausan
Kode Sampel Keausan
[gr] [gr] [gr] [mm] [gr/m]
[gr/m]
KA0-1 (as cast) 13.0 6.9 5.9 180 10.44
KA0-2 (as cast) 13.4 6.5 5.8 180 10.26 10.262
KA0-3 (as cast) 14.3 7.7 5.7 180 10.08
KA1-1 (100) 12.8 7.8 5.2 180 9.20
KA1-2 (100) 12.3 9.6 3.8 180 6.72 8.493
KA1-3 (100) 13.4 8.9 5.4 180 9.55
KA2-1 (200) 11.2 8.3 2.9 180 5.13
KA2-2 (200) 12.7 7.3 5.4 180 9.55 7.785
KA2-3 (200) 11.1 6.2 4.9 180 8.67
KA2-3 (300) 11.4 7.4 4 180 7.08
KA2-3 (300) 12 7.9 4.1 180 7.25 7.903
KA2-3 (300) 12.3 7 5.3 180 9.38

Keterangan : W = Berat
ΔW = Selisih berat
Ø = diameter sampel uji

Catatan : Nilai keausan abrasif yang kecil menunjukkan kehilangan berat yang kecil dan itu berarti bahwa
material tersebut mempunyai ketahanan aus yang baik.

KESIMPULAN of Metal Matrix Composites, Journal of


Berdasarkan hasil pengujian-pengujian sifat Materials Science, vol 37. No. 5, pp. 955-961.
fisis dan mekanis yang telah dilakukan pada ma- Anne Zulfia Syahrial, 2 April 2008, Komposit
terial komposit logam Al-SiC/p hasil stircasting, Aluminium Sebagai Kandidat Material Untuk
sebelum dan setelah dilakukan proses heat treat- Komponen Otomotif Masa Depan Di
ment dengan temperatur 100ºC, 200ºC dan 300°C, Indonesia, Pidato Pengukuhan Sebagai Guru
selama 2 jam, diperoleh beberapa kesimpulan Besar Dalam Bidang Ilmu Material Komposit,
sebagai berikut : Fakultas Teknik, Universitas Indonesia.
1. Proses perlakuan panas (heat treatment) pada Froyen L. and Verlinden B., 1994, “ Aluminium
material komposit logam Al-SiC/p, akan Metal Matrix Composite Material”, Training
meningkatkan kekuatan tarik, kekerasan dan In Application Technologies. pp. 20-21.
ketahanan aus material tersebut. John E.Gruzlesky, Bernard M.Closset, 1999, The
2. Pengamatan struktur mikro menunjukkan bahwa Treatment of Liquid Aluminum-Silicon Alloy,
distribusi partikel penguat SiC terdispersi secara American Foundrymen’s Society, Inc.
homogen dan peningkatan jumlah pengendapan John V. Foltz, 1992, Metal Matrix Composites,
partikel yang lebih merata dalam matrik logam dalam ASM Handbook, volume 2, Properties
paduan pada pemanasan 200°C. and Selection: Nonferrous Alloys and Special-
3. Pengendapan partikel yang merata dalam matrik Purpose Materials, Ohio, ASM International,
logam paduan akibat heat treatment 200°C, Metal Park.
menghasilkan sifat mekanis (kekuatan tarik, Surappa M.K., February/April 2003, Aluminium
ketahanan aus dan kekerasan) yang terbaik Matrix Composites: Challenges and Oppor-
dibandingkan dengan temperatur pemanasan tunities, India, Sādhanā, vol 28, part 1 & 2
heat treatment 100°C dan 300°C. Tata Surdia, Shinroku Saito, 2005, Pengetahuan
4. Pemanasan 300oC pada heat treatment material Bahan Teknik, PT. Pradnya Paramita, hal 129-
komposit logam Al-SiC/p menyebabkan butiran 135, 289-32.
fasa struktur mikro material menjadi lebih besar
dan hilangnya endapan MgAl2O4, sehingga
menurunkan kekuatan tarik, elongasi serta nilai
kekerasan dan ketahanan ausnya.

DAFTAR PUSTAKA
A.Zulfia and R.J. Hand, 2002, The Production of
Al-Mg Alloys into SiC Preform in Production

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL, 14 Desember 2013 M 110

Anda mungkin juga menyukai