Anda di halaman 1dari 5

Uji Anti-Diare

I. Tujuan
Mengetahui efektifitas obat anti-diare terhadap hewan uji

II. Prinsip
2.1 Defekasi
Efek obat antidiare menurunkan frekuensi defekasi pada mencit

2.2 Intestinal
Efek obat anti diare dalam menghambat gerak peristaltik usus dapat ditandai
dengan terhambatnya aliran tinta cina yang melewati usus.

III. Teori Dasar


Diare merupakan buang air besar (defekasi) dengan tinja, berbentuk
cairan atau setengah cairan (setengah padat), dengan kandungan air pada tinja
lebih banyak dari biasanya, normalnya 100–200 ml/tinja (Hendarwanto, 1996).
Pada diare, tinja mengandung lebih banyak air dibandingkan yang normal. Tetapi
apabila mengeluarkan tinja normal secara berulang tidak disebut diare
(Andrianto,1995).
Dengan kata lain, diare merupakan keadaan buang air besar dengan banyak
cairan (mencret) dan merupakan gejala dari penyakit-penyakit tertentu atau
gangguan lainnya
(Tjay dan Rahardja, 2002).
Beberapa klasifikasi diare antara lain adalah:
1. Klasifikasi berdasarkan pada jenis infeksi gastroenteritis (diare
danmuntah), diklasifikasikan menurut dua golongan:
a. Diare infeksi spesifik: titis abdomen dan poratitus, disentri bani(Shigella).
b. Diare non spesifik.

2. Klasifikasi lain diadakan berdasarkan organ yang terkena infeksi:


a. Diare infeksi enternal atau diare karena infeksi di usus (bakteri, virus,parasit).
b. Diare infeksi parenteral atau diare karena infeksi di luar usus (otitis,media, infeksi
saluran pernafasan, infeksi saluran urin, dan lainnya)
(Andi, 2010).

3. Klasifikasi diare berdasarkan lamanya diare:


a. Diare akut atau diare karena infeksi usus yang bersifat mendadak, dan bisa
berlangsung terus selama beberapa hari. Diare ini disebabkan oleh karena infeksi usus
sehingga dapat terjadi pada setiap umur dan bila menyerang umumnya disebut
gastroenteritis infantile.
b. Diare kronik merupakan diare yang berlangsung lebih dari duaminggu,
sedangkan diare yang sifatnya menahun diantara diare akutdan diare kronik disebut diare
sub akut (Andrianto, 1995).

Kelompok obat yang sering kali digunakan pada diare adalah:


1. Kemoterapeutik untuk terapi kausal, yakni memberantas bakteri penyebab
diare, seperti antibiotika, sulfonamida, kinolon, dan funazolidon.

2. Obstipansia untuk terapi simtomatis, yang dapat menghentikan diare dengan


beberapa cara, yakni:
a. Zat-zat penekan peristaltik (antimotilitas) sehingga memberikan lebih
banyak waktu untuk resorpsi air dan elektrolit oleh mukosa usus: candu
dan alkaloidnya, derivat-derivat petidin (difenoksilat dan loperamida), dan
antikolinergik (atropin, ekstra belladonna). Adapun mekanisme kerja obat-
obatan ini adalah menstimulasi aktivasi reseptor μ pada neuron menterikus
dan menyebabkan hiperpolarisasi dengan meningkatkan konduktansi
kaliumnya. Hal tersebut menghambat pelepasan asetilkolin dari pleksus
mienterikus dan menurunkan motilitas usus. Loperamid merupakan opioid
yang paling tepat untuk efek lokal usus karena tidak menembus sawar otak. Oleh karena itu
loperamid hanya menimbulkan sedikit efek sentral dan tidak menimbulkan efek
ketergantungan (Tjay dan Rahardja, 2002).

b. Adstringensia, yang menciutkan selaput lendir usus, misalnya asam semak


(tanin) dan tannalbumin, garam-garam bismut, dan aluminium
(Tjay dan Rahardja, 2002).
c. Adsorbensia, misalnya yang pada permukaannya dapat menyerap(adsorpsi) zat-
zat beracun (toksin) yang dihasilkan oleh bakteri atau yangadakalanya berasal dari makanan
(udang, ikan) (Tjay dan Rahardja, 2002).
3. Spasmolitika,yakni zat-zat yang dapat melepaskan kejang-kejang otot yangseringkali
mengakibatkan nyeri perut pada diare, antara lain papaverin danoksifenonium
(Tjay dan Rahardja, 2002).
Pengobatan simtomatik dengan opiat atau loperamid bermanfaat untukmengurangi
hebatnya diare. Meskipun demikian, perlu diperhatikan bahwa obat-obat ini dapat
menimbulkan efek samping seperti distensi abdominal, dll (Neal,2005).

IV. Alat dan Bahan


4.1 Alat
 Beaker glass
 Gelas ukur
 Kertas Perkamen
 Pinset
 Pipet
 Sonde
 Syringe
 Timbangan Analitik
 Timbangan Mencit

4.2 Bahan
 Aquades
 Mencit
 Obat Uji
 Oleum Ricini
 Tinta Cina

V. Prosedur
5.1 Preparasi Mencit
Mencit dipuasakan selama 16- 18 jam
5.2 Perlakuan ke Mencit
Pemberian obat antidiare menggunakan rute pemberian secara peroral (p.o)
yang diinjeksi kerongga mulut hingga tenggorokan dengan injeksi khusus injeksi
peroral. Pada metode ini ada dua pengamatan berupa, konsistensi feses dan
frekuensi diare. Frekuensi diare dan konsistensi feses dihitung pada menit ke 60,
menit ke 120, dan menit 180 berdasarkan keseringan defekasi dan bentuk feses
yang berupa berlendir (BL), lembek (L) dan normal (N)
Bobot mencit ditimbang, kemudian mencit dikelompokkan menjadi 5 kelompok
secara acak. Pada kelompok kontrol negative, mencit diberi aquades, kelompok
control positive diberi Entrostop dosis 1,44 mL/kgBB, kelompok selanjutnya
diberi Diapet dosis mg/mL, dosis selanjutnya diberi Obat jamu Jambu Biji dosis
mg/mL, kelompok selanjutnya diberi obat Tai Pin San dosis mg/mL. Pada t=45
menit, semua hewan diberikan tinta cina 0,1 mL/10 g mencit, secara oral.
Setelah dilihat frekuensinya, semua hewan dikorbankan dengan dislokasi tulang
leher. Kemudian mencit dibedah dan ususnya idkeluarkansecara hati-hati sampai
teregang. Usus yang sudah teregang diukur :
1) Panjang usus yang dilalui norit mulai dari pylorus sampai ujung akhir(berwarna
hitam).
2) Panjang seluruh usus dari pylorus sampai rectum. Selanjutnya dihitungrasio
normal jarak yang detempuh marker terhadap panjang usus seluruhnya.

Hasil-hasil pengamantan disajikan dalam tabel dan dibuat grafik.

VI. Perhitungan
 Entrostop
700 x 0,0024 = 1,68 mL/kgBB
 Diapet
600 x 0,0024 = 1,44 mL/kgBB
 Tai Pin San
2000 x 0,0024 = 4,8 mL/kgBB
 Obat Jamu

VII. Daftar Pustaka

Andrianto, P. 1995. Penatalaksanaan dan Pencegahan Diare Akut. Penerbit Buku


EGC. Jakarta.
Hendarwanto. 1996. Diare Akut Karena Infeksi Ilmu Penyakit Dalam. FKUI.Jakarta.
Neal, M. J. 2005. At A Glance Farmakologi Medis. Penerbit Buku EGC. Jakarta
Tjay, Tan Hoan dan Kirana, Rahardja. 2002. Obat-obat Penting, Khasiat,Penggunaan
dan Efek-Efek Sampingnya Edisi Kelima. PT Elex MediaKomputindo. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai