RANGKUMAN
Keterangan:
Warna biru = pernah keluar / sering keluar dari prosol
1. Tiga tantangan yang digaris bawahi dalam KTT (Konfrensi tingkat tinggi) Bumi 1992 di Rio de Janeiro:
a. Pesatnya laju pertumbuhan populasi manusia di bumi
b. Bumi telah terbelah menjadi dua dunia yaitu:
i. Dunia utara sebagai negara industri maju yang jumlah penduduknya kurang dari 20%
penduduk bumi seluruhnya, namun konsumsi sumber daya alam dapat mencapai 40 kali dari
mereka yang hidup di dunia selatan.
ii. Dunia selatan yang terdiri atas negara sedang berkembang. Mereka dicengkram oleh
kemiskinan dan keterbelakangan sehingga kehidupan bagi mereka adalah suatu perjuangan
untuk mempertahankan eksistensi belaka.
c. Perkembangan IPTEK masih berciri eksploratif, berlimbah tinggi, dan tak hemat energi.
Akibatnya memberikan tekanan yang tinggi terhadap ekosistem di bumi.
Keadaan bumi baik tanah, air, maupun udara tidak berubah dan tetap akan mengalami
tekanan akibat perusakan lingkungan. Upaya perbaikan melalui aturan dan aplikasinya
hanya berupa pernyataan dan tindakan mengambang tanpa bukti berarti.
Dua pertiga populasi dunia akan menghadapi masalah serius karena kekurangan air bersih
yang menimbulkan konflik antar negara.
Menebalnya lapisan populasi udara di asia dikenal sebagai Asia brown cloud setebal 3 km.
Sekitar setengah dari spesies di bumi akan punah pada abad ini bila tidak dijaga dan
dilindungi.
Pembangunan harus meningkatkan pertumbuhan ekonomi, ramah lingkungan, adil dan
merata bagi generasi sekarang dan yang akan datang .
2. Pembangunan berkelanjutan 3P
3P: People, Planet, Profit. Sustainability hanya bisa dicapai pada irisan antara ketiganya. Irisan
People dan Planet adalah bearable (dapat ditanggung), irisan people dan profit adalah equitable
(layak/pantas) , irisan profit dan planet adalah viable (dapat hidup).
Halaman 1
Ryan Adrian Rahardi | 1301206
5. Dampak dari kegiatan manusia di muka bumi ini dinyatakan dengan rumus: I=PAT
Berarti pengaruh dari kegiatan manusia bagi bumi ini dipengaruhi dari jumlah manusia dikali dengan
tingkat kesejahteraan dan dikali dengan kemajuan teknologinya. Semakin besar populasi kebutuhan
SDA meningkat dan polusi meningkat pula. Semakin sejahtera, tingkat konsumsi SDA tinggi. Jika
teknologi tidak dikembangkan ke arah pengurangan dampak lingkungan, maka pengaruh manusia
menjadi sangat besar bagi bumi.
PENCEMARAN UDARA (Bab I, II, VI, + slide pencemaran udara, + soal di prosol)
Halaman 2
Ryan Adrian Rahardi | 1301206
Senyawa perusak ozon yang paling berpengaruh adalah CFC (F-11/CCl3F; F-12/CCl2F2). Senyawa CFC
dapat merusak ozon karena apabila terpapar sinar UV maka akan terdekomposisi menghasilkan klor
bebas.
Klor bebas merupakan radikal bebas dan reaktif yang akan bereaksi dengan ozon menghasilkan
oksigen.
Reaksi total :
Halaman 3
Ryan Adrian Rahardi | 1301206
Sisa CCl2F dan CClF2 juga merupakan senyawa aktif dan dapat bereaksi dengan senyawa lain. Adanya
NO dan NO2 dapat mengurangi jumlah Cl (bereaksi menjadi klorin nitrat) tetapi juga dapat
menambah parah pengaruh CFC karena berperan sebagai Chlorine reservoir yang menyimpan chlor
dalam wujud klorin nitrat. Klorin nitrat ini apabila bertemu dengan HCl akan menghasilkan gas klorin.
Gas klorin mudah terdekomposisi oleh sinar UV, akibatnya efek penipisan ozon menyebar.
Hidrokarbon ini akan dapat teroksidasi dengan radikal hidroksida dari ozon menjadi banyak senyawa
lain. Ada beberapa tahap reaksi:
Tahap 2: reaksi melibatkan NO menghasilkan aldehid, keton, radikal NO2, radikal hidroperoksida
Radikal hidroksil dalam oksidasi aldehid dapat bereaksi dengan NO2 yang menyebabkan produk
tersebar jauh. Asetaldehid bereaksi dengan radikal hidroksil membentuk peroksoaldehid yang akan
bereaksi dengan NO2 membentuk peroksiasetil nitrat (PAN). PAN ini berpengaruh besar terhadap
terjadinya kabut asap fotokimia.
-O-
-O- -O-O-NO2
Photochemical smog / kabut asap fotokimia adalah kumpulan senyawa kimia berwujud gas yang
berupa asap hitam dan memiliki massa cukup berat seperti kabut. Kabut asap fotokimia biasa
muncul di wilayah perkotaan akibat dari reaksi senyawa organik volatile (VOC) dengan senyawa
nitrat dan dengan bantuan sinar matahari (UV) dapat bereaksi dengan uap air, oksigen, dan
hidrokarbon membentuk aerosol. Kabut ini menghalangi pandangan, menyebabkan iritasi mata, dan
dapat merusak konstruksi beton dan logam.
Halaman 4
Ryan Adrian Rahardi | 1301206
Sumber pencemar terbesar adalah gas buang kendaraan dan industri yang menghasilkan NO, CO,
dan Hidrokarbon tak terbakar. Senyawa-senyawa tersebut adalah pencemar primer, sedangkan
pencemar sekunder adalah NO2 da O3 yang akan membentuk kabut. Polutan penyusun kabut asap
kimia: NO, NO2, RH, PAN, ozon, dan aldehid.
Nitrogen sendiri membentuk siklus:
Reaksi pembakaran pada T tinggi menghasilkan NO:
Efek rumah kaca menyebabkan kenaikan temperatur bumi (pemanasan global/ Global warming).
Kenaikan temperatur ini menyebabkan meleburnya es dan salju di kutub dan puncak-puncak
pegunungan sehingga menyebabkan kenaikan air laut. Selain itu pemanasan global menyebabkan
timbulnya kembali penyakit seperti malaria, TBC, DBD, dll yang diakibatkan oleh nyamuk.
Gas rumah kaca yang paling banyak pengaruhnya adalah CO2. Karbon dioksida sendiri merupakan
salah satu siklus karbon dan banyak dihasilkan secara natural. Proses yang melibatkan
pembentukkan atau pengurangan CO2 adalah:
(a) CO2 dihasilkan dari pembakaran hidrokarbon secara sempurna
(b) Dihasilkan dari pemanasan senyawa karbonat seperti kalsium karbonat
(c) Produk samping dari fermentasi glukosa menjadi alkohol dengan bantuan ragi
(d) Hasil dari metabolisme hewan dan manusia dari oksidasi karbohidrat dalam tubuh
(e) Dihasilkan dari aktivitas vulkanik
(f) Dihasilkan dari degradasi makhluk hidup oleh bakteri
(g) CO2 digunakan tumbuhan dan mikroorganisme tertentu untuk fotosintesis
Halaman 5
Ryan Adrian Rahardi | 1301206
Hujan asam mematikan bagi tanaman tidak secara langsung, efek utamanya adalah melemahkan
kemampuan tanaman untuk bertahan hidup. Hujan asam melarutkan dan memecah senyawa-
senyawa kimia dalam tanah yang merupakan nutrisi bagi tanaman. Selain itu hujan asam melepas
mineral beracun yang meracuni tanaman. Hujan asam juga merusak daun tanaman sehingga
kehilangan klorofilnya. Akibatnya reaksi fotosintesis tidak dapat berjalan.
Hujan asam bagi perairan menjadi berbahaya karena beberapa hewan dan tumbuhan memiliki
rentang toleransi terhadap keasaman tertentu. Bila melewati batas tersebut maka dapat
menyebabkan kematian dan kerusakan habitat. Selain itu bagi manusia hujan asam merusak
konstruksi dan kendaraan. Hal ini mempengaruhi biaya, waktu perawatan, dan aspek keselamatan.
Bagi manusia sendiri, justru gas NO dan SO2 yang berbahaya bagi pernapasan. Sedangkan asamnya
paling berbahaya bagi segi penglihatan.
Halaman 6
Ryan Adrian Rahardi | 1301206
13. Beberapa contoh refrigerant dengan nilai ODP (Ozone depletion potensial) dan GWP (global
warming potential):
y
2
Z H
2
Z H
2
Q
c exp 0,5 exp 0 ,5 exp 0 ,5
2 u y z
y z z
Dimana:
c = konsentrasi polutan (kg/m3) pada receptor terletak di (x,y,z)
Q = laju emisi (kg/s)
Halaman 7
Ryan Adrian Rahardi | 1301206
Dengan:
c = konsentrasi pencemaran rata-rata
b = konsentrasi partikulat mula-mula
q = laju emisi partikulat per unit area
H = ketinggian
u = kecepatan angin
L = arah angin
Halaman 8
Ryan Adrian Rahardi | 1301206
b. Penapisan
Menggunakan kantung penapis (Filter bag). Baik digunakan untuk gas buang yang mengandung
minyak / debu higroskopis, tetapi temperatur gas buang terbatas pada bahan penapis.
c. Pengendapan elektrostatik
Aliran gas berkecepatan rendah dikenakan pada tegangan tinggi. Pembersihan dilakukan dengan
cara getaran. Debu yang diperoleh kering sekitar 0,2 – 0,5 mikron.
d. Pengumpul sentrifugal
Pemisahan berdasarkan gaya sentrifugal. Partikel terlempar ke dinding dan terkumpul di dasar
alat. Biasa digunakan untuk memisahkan ukuran 10 mikron atau lebih.
e. Pemisah inersia
Bekerja atas gaya inersia dalam aliran gas. Menggunakan susunan penyekat sehingga terjadi
tumbukan partikel pada penyekat. Baik digunakan untuk ukuran lebih besar dari 20 mikron
(walau teknologi yang terbaru bisa memisahkan hingga 5 mikron).
b. Siklon basah
Berupa aliran gas yang berputar lewat percikan air. Butiran air dengan gas terlarut terpisah atas
dasar sentrifugal. Slurry dikumpulkan di bagian bawah siklon. Siklon lebih efektif dari menara
percik dan dapat memisahkan debu 3-5 mikron
Halaman 9
Ryan Adrian Rahardi | 1301206
c. Pemisah venture
Didasarkan pada kecepatan gas yang melewati bagian yang disempitkan (30-150 m/s). Gas
mengalir masuk ke bagian sempit dan bersentuhan dengan butir air yang dimasukkan ke daerah
itu. Dapat memisahkan debu 0,1 mikron dan gas terlarut.
e. Menara packing
Prinsipnya menyerupai kolom absorber/stripping, gas disentuhkan ke cairan di daerah packing.
Debu yang dapat diserap lebih besar dari 10 mikron.
g. Pembentur turbulen
Penyerapan partikel dilakukan dengan mengalirkan gas melewati cairan yang berisi bola-bola
berdiameter 1-5 cm. Partikel terpisah karena debu bertumbukan dengan bola-bola tersebut.
LIMBAH B3 & INSENERATOR (Bab VII, VIII, + slide insenerasi & pengolahan limbah B3, + soal di prosol)
Halaman 10
Ryan Adrian Rahardi | 1301206
Stabilisasi adalah pencampuran limbah dengan aditif untuk mengurangi laju pencemaran dan
mengurangi toksisitas. Solidifikasi adalah pemadatan B3 dengan penambahan aditif. Keluaran dari
dua proses ini adalah limbah yang lebih stabil atau dapat berupa padat, sehingga dapat dibuang ke
land fill sesuai aturan.
Halaman 11
Ryan Adrian Rahardi | 1301206
Bagian dasar terdiri dari lapisan tanah setempat, lapisan dasar, sistem pendeteksi kebocoran,
lapisan tanah penghalang, sistem pengumpulan dan pemindahan lindi, dan lapisan pelindung.
Bagian penutup terdiri dari tanah penutup perantara, tanah tudung penghalang, tudung
geomembran, pelapis tudung drainase, pelapis tanah untuk tumbuhan dan vegetasi penutup.
Bagian dasar harus mampu menahan resapan air dari dalam dan luar agar tidak menyebarnya
lindi yang timbul. Lindi (cairan limbah) kemudian diolah di lokasi pengolahan limbah cair.
Halaman 12
Ryan Adrian Rahardi | 1301206
Mekanismenya melibatkan pembuatan lubang hingga melampaui kedalaman aquifer air tanah.
Kemudian lubang dilapisi casing baja yang disemen ke bagian luar lubang. Melalui lubang ini,
pengeboran diteruskan hingga mencapai zona penginjeksian. Ke dalam lubang tersbut
dimasukkan pipa injeksi yang dipasang well head pada bagian atas dan packer pada bagian
bawah. Ruang kosong antara pipa injeksi dan casing diisi cairan inert non korosif. Tekanan cairan
dipantau untuk mengetahui jika terjadi kebocoran pipa injeksi.
Halaman 13
Ryan Adrian Rahardi | 1301206
Halaman 14
Ryan Adrian Rahardi | 1301206
b. Keistimewaan insenerasi
- Laju pengurangan volume dan berat limbah lebih cepat daripada secara biologic (landfill)
- Mudah dioperasikan dan dihentikan
- Tidak memerlukan area luas dan dapat dilakukan setempat (on-site)
- Panas dapat diambil sebagai sumber energi
- Pembuangan gas hasil bakar dapat dikontrol lebih efektif
Halaman 15
Ryan Adrian Rahardi | 1301206
Mengatur suhu gas hasil insenerasi sehingga tidak merusak refraktori dan peralatan
pembersih gas
Menghilangkan partikulat dan gas pencemar dari gas buang
Memasukkan umpan dan mengeluarkan residu tanpa pelepasan gas hasil pembakaran
Mencapai persyaratan secara ekonomis dan bebas masalah serta memenuhi standa estetika
f. Contoh limbah B3 yang dimanfaatkan melalui Co-processing sebagai Alternative fuel and raw
material (AFR) di industri semen
- Fly ash yang mengandung Si, Slag baja/logam, kapur/gypsum, katalis bekas digunakan
sebagai bahan baku klinker.
- Sludge oil, pelumas bekas, lumpur waste treatment dari industri kertas digunakan sebagai
bahan bakar di klin semen.
Halaman 16
Ryan Adrian Rahardi | 1301206
Ada variasi jenis berupa aliran co-current dan counter current, lalu ada slagging atau non-
slagging, dengan atau tanpa refractory
Keunggulan
o Mampu membakar variasi aliran limbah
o Limbah mengalami perlakuan awal minimum
o Mampu membakar berbagai macam limbah dalam waktu bersamaan
o Tersedia dalam berbagai macam mekanisme pengumpanan
o Waktu tinggal mudah dikendalikan
o Turbulensi tinggi dan kontak dengan udara efektif
Kelemahan:
o Partikulat yang terbawa aliran gas relative tinggi
o Diperlukan afterburner untuk menghancurkan senyawa volatile
o Kondisi di sepanjang kiln (tanur) sulit dikontrol
o Kebutuhan excess air tinggi mencapai 100%
o Seal tanur yang efektif sulit diperoleh
o Jumlah panas hilang (pada abu buangan) cukup berarti
b. Multiple Hearth
Berupa tungku lingkaran seri (5-8 buah satu di atas yang lain) yang berputar dalam rak baja
yang dilengkapi shaft rabble arms dan rabble teeth (untuk lebih jelas lihat video
https://www.youtube.com/watch?v=9F1FSBPpnUk) dengan putaran ¾ - 2 rpm.
Halaman 17
Ryan Adrian Rahardi | 1301206
Limbah yang diproses memiliki padatan 15-50%-w, jika limbah <15%-w maka akan bersifat
cair dan mengalir dalam tungku sehingga manfaat rabble tidak efektif, jika >50% -w lumpur
akan vicous dan menutup rabble teeth.
Ada 3 zona:
o Zona pengeringan: di bagian atas, untuk memanaskan & menguapkan air pada umpan
dan mendinginkan gas keluar furnace
o Zona pembakaran: bagian tengah, limbah lumpur masuk ke zona ini dipanaskan sampai
terbakar.
o Zona pendinginan: bagian bawah furnace, untuk mendinginkan abu sisa dengan
memindahkan panas kepada udara pembakar yang diumpankan dari bawah furnace.
c. Fluidized Bed
Limbah: cairan organik, gas, dan butiran padatan yang dibuat terfluidakan
Limbah dimasukkan di bagian samping insenerator.
Unggun panas terfluidisasi dan berkontakkan dengan udara meningkatkan efisiensi
pembakaran
Halaman 18
Ryan Adrian Rahardi | 1301206
d. Open pit
Untuk insenerasi bahan-bahan eksplosif / pelepasan panas yang tinggi (baik cair/padat)
Udara pembakar disemprotkan ke dalam ruang bakar dari atas insenerator dengan
kecepatan tinggi
Temperatur pembakaran dapat mencapai 2000oF dan menghasilkan gas dengan asap dan
emisi partikulat rendah
e. Single Chamber
Limbah padat diletakkan diatas grid lalu dibakar
Halaman 19
Ryan Adrian Rahardi | 1301206
f. Multiple Chamber
Ruang bakar dibuat menjadi banyak untuk mencapai pembakaran sempurna limbah padat
Ruang bakar utama untuk membakar padatan
Ruang kedua memperpanjang waktu tinggal dan tempat masuk bahan bakar tambahan
untuk membakar padatan atau produk gas yang belum terbakar
Kesimpulan:
- Limbah padat: single chamber incinerator, multiple chamber, starved air unit, open pit
- Limbah cair: aqueous waste injector, open pit, multiple heart
- Limbah gas: Rotary kiln, fluidizied bed
- Limbah padat-cair-gas: Rotary kiln, fluidizied bed
Halaman 20
Ryan Adrian Rahardi | 1301206
30. Instrumen pencegahan pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup menurut UU 32/2009
a. KLHS (kajian lingkungan hidup strategis)
b. Tata ruang
c. Baku mutu lingkungan hidup (LH)
d. Kriteria baku kerusakan LH
e. AMDAL (Analisis dampak lingkungan)
f. UKL-UPL (Usaha Pengelolaan Lingkungan – Usaha Pemantauan Lingkungan)
g. Perizinan
h. Instrumen ekonomi LH
i. PUU (peraturan perundang-undangan) berbasis LH
j. Anggaran berbasis LH
k. Analisis resiko LH
l. Audit LH
m. Instrumen lain sesuai kebutuhan
32. Faktor yang menentukkan dampak besar dan pentingnya suatu usaha/kegiatan terhadap lingkungan
a. Luas wilayah persebaran dampak
b. Jumlah manusia yang terkena dampak jika manusia yang terkena dampak lebih besar atau
sama dengan yang menikmati hasil.
Halaman 21
Ryan Adrian Rahardi | 1301206
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung perubahan lingkungan yang timbul bersifat
hebat / drastic, berlangsung di area yang relative luas, dalam kurun waktu singkat.
d. Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak Menimbulkan dampak sekunder atau
lanjutan lain yang jumlah komponen lebih besar dari atau sama dengan komponen yang terkena
dampak primer.
e. Sifat kumulatif dampak bertambah, bertumpuk, bertimbun
i. Dampak lingkungan berlangsung berulang kali dan terus menerus, pada kurun waktu
tertentu tidak dapat diasimilasi lingkungan.
ii. Beragam dampak lingkungan bertumpuk dalam satu ruang tertentu sehingga tidak dapat
diasimilasi lingkungan.
iii. Dampak lingkungan dari berbagai sumber menimbulkan efek saling memperkuat
(sinergetik).
f. Berbalik (reversible) atau tidak berbaliknya (irreversible) dampak berbalik berarti dapat
dipulihkan, sedangkan tidak berbalik berarti tidak dapat dipulihkan walau dengan interverensi
manusia pun.
Pengendalian dan pengelolaan lingkungan dimulai dari perencanaan (plan), kemudian lingkungan
dapat dimanfaatkan disertai dengan pengendalian dan pemeliharaan (do), dan terakhir diperlukan
pengawasan dan penegakan hukum (check).
34. AMDAL:
a. Apa itu AMDAL (Analisis Dampak Lingkungan)
AMDAL = Kajian mengenai dampak penting (perubahan lingkungan hidup) suatu rencana usaha
dan/atau kegiatan terhadap lingkungan hidup yang diperlukan untuk proses pengambilan
keputusan kelayakan lingkungan.
Halaman 22
Ryan Adrian Rahardi | 1301206
b. Fungsi AMDAL
Upaya preventif pengendalian dampak lingkungan oleh kegiatan pembangunan
Untuk pengambilan keputusan kelayakan lingkungan
c. Tujuan AMDAL
- Mengurangi atau meniadakan perubahan lingkungan (yang tidak direncanakan)
- Mengidentifikasi pemecahan masalah yang optimal
- Mencegah / mengatasi konflik kepentingan
- Melibatkan publik dan menjamin keterbukaan proses pengambilan keputusan
d. Karakteristik AMDAL:
Merupakan keputusan dan arahan eksternal yang mempengaruhi keputusan internal.
Di Indonesia, AMDAL dikaitkan dengan perijinan untuk memaksa agar keputusan eksternal
dipatuhi.
Di negara lain, keputusan eksternal dikaitkan dengan kontrol sosial.
Merupakan instrumen pengendalian pembangunan yang komprehensif dan situasional.
e. Keterbatasan AMDAL:
o Bersifat reaktif terhadap suatu rencana kegiatan
o Hanya mengenai proyek/kegiatan pembangunan
o Tidak ditujukan untuk pengendalian masalah LH secara parsial
o Tidak dipergunakan untuk pengendalian kegiatan yang berkembang secara terus menerus
o Hanya untuk kegiatan yang berada dalam suatu kesatuan ruang
f. Prosedur AMDAL
Halaman 23
Ryan Adrian Rahardi | 1301206
35. Lima peringkat ketaatan yang diberikan pada perusahaan peserta proper-prokasih industri
a. Peringkat hitam, diberikan pada perusahan yang tidak melakukan upaya pengendalian dampak
lingkungan.
b. Peringkat merah, diberikan pada perusahaan yang melakukan upaya pengendalian dampak
lingkungan tetapi belum memenuhi baku mutu.
c. Peringkat biru, diberikan pada perusahaan yang melakukan upaya pengendalian dampak
lingkungan dan telah memenuhi persyaratan minimum baku mutu.
d. Peringkat hijau, diberikan pada perusahaan yang mampu memenuhi baku mutu air limbah,
emisi, dan pengelolaan B3, serta telah melakukan upaya lain dalam rangka pengelolaan
llingkungannya seperti penanganan limbah lumpur, pengaturan kerumah tanggan, dan
pengelolaan unit pengolah limbah dengan baik
e. Peringkat emas, diberikan pada perusahaan yang memenuhi persyaratan peringkat hijau dengan
kelebihan menonjol telah melakukan upaya serius bagi pengendalian pencemaran udara, proses
daur ulang limbah yang mengarah ke zero discharge, dan telah menerapkan teknologi dan
produksi bersih dalam kegiatan industrinya (emisi nol).
BAB 4
PENCEMARAN
PENCEGAHAN
(Source Reduction) Limbah Sangat
Berkurang
Output Limbah
Keyword: Pencegahan pencemaran (4R), pengendalian pencemaran, source reduction, recycle, Reuse,
Recovery, treatment, disposal.
Halaman 24
Ryan Adrian Rahardi | 1301206
Halaman 25
Ryan Adrian Rahardi | 1301206
Halaman 26
Ryan Adrian Rahardi | 1301206
Halaman 27
Ryan Adrian Rahardi | 1301206
b. Baku mutu stream standard (air sungai): ukuran batas / kadar suatu makhluk hidup / zat / energi
/ komponen pencemar, yang boleh ada dalam air pada sumber air sungai tertentu.
TAMBAHAN
TUGAS
Halaman 28