Anda di halaman 1dari 4

Kode

LAMPIRAN 1 : PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPESERTAAN JAMINAN


KESEHATAN NASIONAL DI DUSUN TEMPURSARI SELATAN

Narasumber Triangulasi (Kepala Desa Tempursari)


1. Identitas Responden
a. Nama : Nasikin
b. Umur : 49 tahun
c. Pendidikan Terakhir : SMA
d. Pekerjaan : Kepala Desa
e. Alamat : Tempursari RT 46
2. Pertanyaan
a. Bagaimanakah pendapat Anda mengenai peran pemerintah terkait PBI-JKN?
Jawaban :
R : Ya sebenarnya peran pemerintah baik, ya jelas baik. Cuma ada kesimpangsiuran
mungkin tidak ada persepsi yang sama, mungkin pengertian ataupun apa ataupun
kurang jelasnya atau kurang pahamnya di bawah, mungkin seperti itu.
P : semacam koordinasinya ya pak ?
R : nah itu, koordinasi. Artinya sosialisasi itu kan seandainya ada sosialisasi ataupun
apa, waga masyarakat itu seandainya 100% tapi yang ditangkap 10% belum tentu ada.
Mungkin seperti itu.
P : berarti instruksi dari atas sendiri yang kurang jelas ya pak ?
R : ya mungkin seperti itu. Apalagi masyarakat, kaum buruh,pokok’e meneng,
ngerungokno, yo wes. Intinya tapi ya peran pemerintah sangat baik. Karena semua itu
sudah diatur seperti itu, rombongan pemerintah ke bawah itu kan sebenarnya jelas
baik.
b. Bagaimanakah cara menentukan masyarakat masuk sebagai kategori PBI-JKN ?
Jawaban :
R : PBI itu apa mba ?
P : PBI itu yang KIS pak, penerima bantuan iuran.
R : itukan sebenarnya kan, gini mba. Kalo pemerintah desa, saya kan terjunnya
langsung ke pamong dukuh yang ada, siapa yang berkategori masuk ke data itu.
Akhirnya saya kan mengumpulkan RT, RW, ataupun pamong setempat, akhirnya nah
ini orangnya, seperti itu langkah desa selama ini.
P : berarti yang tau di RT, RW sendiri ya pak ? berarti kalau dari panjenengan sendiri
kurang tau ya pak ?
R : ya kurang tajam atau kurang ngawas lah, hahahha xD
P : apakah ada kategori masing-masing dari tiap RT pak ?
R : ya biasanya yang diambil itu yang menengah ke bawah mba, dapat dilihat dari
rumahnya, maupun penghasilannya, atau kondisi yang lain. Ya itu, missal ada orang
yang punya rumah gedong, hanya itu aja hartanya karena kerja ke luar negeri hanya
untuk bangun rumah dan dapatnya ya hanya itu, akhirnya di setiap harinya pun ya
repot juga untuk makan, banyak di desa seperti itu. Berhasil, dapat uang, bangun
rumah, tapi dapatnya ya itu aja, ya sudah. Nah, tapi ada lagi di desa itu, orang yang
rumahnya jelek tapi tanahnya banyak. Makanya repot juga. Makanya yang
menentukan disitu, pamong setempat. Pokoknya masalah menentukan orang yang
menerima bantuan itu sulit sekali, Karena terus berubah. Sebenarnya data dari desa
sudah berubah setiap tahun, tetapi data yang dari pemerintah ya itu itu aja, tetap itu
itu aja.
P : berarti di regulasinya setiap tahun pak ?
R : kalau memang seperti itu regulasinya setiap tahun, dan desa itu sebenarnya kan
terus apabila ada perubahan ya mengubah. Akan tetapi yang turun dari pemerintah,
tetap orangnya ya itu itu aja, yang susah seperti itu. Akhire yo piye pak lurah iki
hehehehe
c. Bagaimana tanggapan anda apabila ada masyarakat yang tidak mampu tapi tidak
terdaftar sebagai PBI-JKN ?
Jawaban :
R : lah yang susah itu, jadi kendala desa memang seperti itu yang seharusnya dapat
tapi kan gak dapat. Itu yang menjadi PR kami. Menentukan langkah gimana, apakah
harus diajukan, ataupun bagaimana ya itu saya masih berusaha, dan sekarang masih
konsultasi dengan coordinator kecamatan donomulyo yang khusus untuk pendataan.
Sebenarnya kalau pertanyaan itu harusnya dapat tapi langkahnya seperti apa.
d. Bagaimana kebijakan pemerintah desa tempursari terkait banyaknya masyarakat
kurang mampu yang belum terdaftar PBI-JKN?
Jawaban :
R : langkah kami ya seharusnya itu nanti dapat, tapi langkahnya seperti apa saya
belum bisa menjawab.tapi ya paling ngga harus bias mendapat anggaran dari
pemerintah. Salah satunya dengan koordinasi dengan coordinator kecamatan
donomulyo ya pak.
P : apa sudah pernah dulu ada program seperti itu pak terus sekarang adalah
pembaharuan dari program sebelumnya seperti itu ?
R : sebenarnya kan tiap tahun itu ada pembaharuan, terus dari kami ya akan terus
mengolah kan, terus menata. Tapi yang turun data dari pemerintah, tetap gitu loh,
susah juga.
P : berarti dari bawah bias jadi ya pak, dari pamongnya /
R : yo ndak, pendata itu sudah mendata baik setiap tahun yang meninggal, yang ga
mampu, datanya ya di kirim ke atas, tapi apa nyatanya, yang diberikan tetap data
yang dulu.
P : makanya itu dari awal koordinasi masih kurang, yang bawah nyetorin data yang
baru, tapi yang atas mengacu data yang lama.
e. Apakah menurut pemerintah desa tempursari penentuan PBI-JKN sudah tepat sasaran
?
Jawaban :
R : kalau kami lihat, gini ya, ada yang tepat, juga ada yang nggak. Kami menyetornya
tidak ke kantor BPJS, tapi ke dinas sosial

f. Bagaimana koordinasi antara pemerintah desa tempursari dengan Dinas Sosial serta
BPJS terkait mengenai penentuan PBI-JKN ?
Jawaban :
R : sebenarnya gini, kalau itu desa tiap tahun itu kalau memang ada yang dirubah ya
dirubah, kalau enggak ya enggak, tapi kalau lewat Pak Taji atau Pak Muji
dikecamatana, jadi kalau Tempursari bagaimana, ”jadi ini Pak datanya”. Atpi desa
langkahnya mengambil dari opamong RT/RW seperti itu langkahnya. Kalau
perangkat yang menentukan pasti kembalinya nanti ke kepala desa, jika ada yang
kjurang pas di bawah kembalinya ke kepala desa kok
P: Jadi sebenarnya belum ada komunikasi langsung antar dinas social dan perangkat
desa,
R Jika dinas itu melakukan sosialisasi pasti mengambil dari kepla desa di selurh
kabupaten dna dikumpulkan disuatu tempat distu diadakan sosialisasi.cuman seperti
itu. Akhirnya dana dari sana dikumpulkan dikecamatan dan kemudian diturunkana di
desa

g. Berdasarkan data yang kami peroleh dari BPJS Kab.Malang kepesertaan JKN di desa
Tempursari, Kec Donomulyo, Kab Malang tergolong rendah. Menurut anda, factor-
faktor apa yang mempengaruhi hal tersebut ?
Jawaban :
R: mungkin faktor ekonomi, kalau kami lihat, penghasilan yang tidak menentu, faktor
kedua,mungkin yang panjenengan sebutkan pendidikan masih kurang, jika sosialisasi
penerimaan masyarakat kurang atau sulit menerima informasi. Sebenarnya
pemerintah jelas untuk mengangkat warga masyarakat luweh noto seng tenanantapi
kan warga masyarakat sebanyak ini keinginan e reno reno, dan ini loh yang bikin
susah juga bagi orang yang telah menerima bantuan itu bias bisa mung jagak ne,
biasane ngenteni ae, nyambut gae ora gelem kayok seng liyane, yo susah juga, yo
repot, y owes di kasi bantuan tapi yo ga kerjo, punya keinginan untuk bangkit iku yo
abot

Anda mungkin juga menyukai