PENDAHULUAN
kepentingan yang demikian tinggi, pada dasarnya makanan merupakan salah satu
kebutuhan dasar manusia yang sepenuhnya menjadi hak asasi setiap rakyat
merupakan prasyarat utama yang harus dipenuhi dalam upaya mewujudkan insan
berkualitas.
unsur utama dari kehidupan manusia, oleh karena itu hak atas pemenuhannya
penyedia energi bagi tubuh. Selain sebagai energi, makanan juga mengandung zat
lain yang dapat berfungsi dalam menjaga kondisi sel-sel dalam tubuh, misalnya
protein yang berfungsi dalam membantu pembentukan sel-sel tubuh yang telah
rusak dan juga vitamin yang terkandung dalam makanan membantu kita dalam
penggunaan obat untuk keperluan pengobatan. Obat merupakan suatu bahan atau
1
2
bermanfaat bagi penggunanya bila bahan baku dan zat pembentuk obat yang
memenuhi standar khasiat dan aman. Obat dapat juga merugikan penggunanya
bila komposisi dan zat pembentuk obat tersebut mengandung zat yang berbahaya.
manusia. Kondisi seperti ini, pada satu sisi memberikan manfaat bagi konsumen
karena kebutuhan akan produk yang diinginkan dapat terpenuhi. Namun, di sisi
lain kondisi ini juga berdampak buruk bagi konsumen, dimana konsumen menjadi
objek aktivitas bisnis para pelaku usaha yang mencari keuntungan semata, baik
melalui promosi, cara penjualan, mutu produk, maupun kandungan obat dan
telah mendorong maraknya produk obat dan makanan yang mengandung zat
dikonsumsi oleh masyarakat setiap harinya tanpa disadari bahwa produk obat dan
mengandung zat berbahaya masih dijual bebas di pasaran seperti di apotek, toko
oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab. Terutama dalam hal ini pihak
obat dengan sengaja mencampur kandungan pada obat dengan zat berbahaya
olahan, dan makanan kemasan yang berada di pasar dan di toko-toko tradisional
tanpa kita sadari makanan tersebut dapat mengandung zat berbahaya. Sama
halnya dengan produk makanan yang berada di toko-toko modern atau swalayan
yang sering kali kita anggap bersih dalam hal penyediaan produk makanan pun
tidak luput dari ancaman bahan dan zat tambahan berbahaya. Maraknya makanan
berbahaya”.(http://health.kompas.com/read/2009/03/14/15553098/YLKI.Klaim.3
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Badan Pengawas Obat dan
yang mempunyai tugas di bidang pengawasan obat dan makanan sesuai dengan
telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden nomor 64 tahun
pusat yang dibentuk untuk menjalankan tugas pemerintahan tertentu dari presiden
masyarakat terhadap produk obat dan makanan yang mengandung zat berbahaya
dan peran serta semua stakeholder dalam pengawasan produk obat dan makanan
Pengawasan obat dan makanan merupakan bagian integral dari tugas dan
fungsi Balai Besar POM sebagai upaya untuk melindungi dan menjamin
Yogyakarta dalam melindungi masyarakat dari produk obat dan makanan yang
pengawasan post-market.
produk obat dan makanan yaitu dengan memeriksa setiap produk obat dan
pemeriksaan sarana produksi produk obat dan makanan. Pengawasan Balai Besar
produk obat dan makanan serta melakukan sampling dan uji laboratorium
pangan jajan anak sekolah di Daerah Istimewa Yogyakarta melalui sampling dan
Sumber : www.pom.go.id
jajan anak sekolah yang tidak memenuhi standar beredar di wilayah Daerah
Istimewa Yogyakarta pada tahun 2011 hingga tahun 2012. Ditemukannya lebih
dari 50 persen produk makanan jajan anak sekolah yang tidak memenuhi standar
6
dalam pengawasan yang dilakukan oleh Balai Besar POM Yogyakarta tersebut
obat dan makanan yang mengandung zat berbahaya yang beredar di masyarakat
sering terlambat dan masih sebatas jika ada kasus yang sedang hangat (booming).
tidak dilakukan secara ketat setiap waktu, pengawasan hanya di intensifkan pada
saat menjelang hari-hari besar keagamaan seperti Idul Firtri dan Natal.
Pengawasan produk obat dan makanan yang sering terlambat dan tidak intensif
setiap waktu tersebut menyebabkan masih adanya produsen dan distributor yang
menjual produk obat dan makanan yang mengandung zat berbahaya. Hal Ini
didukung dengan penjelasan Kepala Balai Besar POM Yogyakarta, Abdul Rahim
yang menyatakan bahwa “Di Yogyakarta, ada sekitar 2.000 penjual obat
berita/nasional/umum/13/11/08/mvxvo2-bpom-temukan-57-obat-tradisional-ilegal
Pengawasan produk obat dan makanan yang tidak ketat dan belum
menyeluruh ini juga mengakibatkan terus maraknya produk obat dan makanan
tersebut seperti produk obat dan makanan yang tidak memenuhi syarat, produk
obat tradisional mengandung BKO (Bahan Kimia Obat), serta produk makanan
7
makanan yang dilakukan oleh Balai Besar POM Yogyakarta pada Agustus tahun
2011 dengan jumlah temuan produk makanan yang mengandung zat berbahaya
13.30 WIB).
dalam memberi sangsi hukum ini juga mengakibatkan tidak menimbulkan efek
jera bagi pelaku pelanggar. Sering sangsi bagi produsen dan ditributor nakal tidak
sanksi denda hanya jutaan rupiah, padahal nilai produk ilegal yang mereka jual
bernilai miliaran rupiah. Hal ini didukung dengan penjelasan Ketua Lembaga
“Selama ini tindakan produsen nakal hanya dikategorikan tindak pidana ringan.
Tidak adanya tindakan tegas terhadap produsen yang melanggar sama saja
melanggar hak asasi konsumen, yaitu hak mendapatkan pangan yang sehat”.
(http//news.liputan6.com/read/192975/lky-bpom-mesti-memberi-sanksi-produsen-
memenuhi standar, ilegal, dan tidak layak kumsumsi yang beredar di wilayah
terlindungi dari bahaya produk obat dan makanan yang mengandung zat
berbahaya. Hal Ini didukung dengan penjelasan Kepala Balai Besar POM
Yogyakarta, Abdul Rahim yang menyatakan bahwa Balai Besar POM Yogyakarta
telah memusnahkan 1.732 item produk berbahaya yang berhasil disita sepanjang
masa pengawasan pada tahun 2009 hingga tahun 2012. Seluruh produk tersebut
senilai Rp 2 Miliar. Hasil pengawasan sejak tahun 2009 hingga tahun 2012
menunjukkan, masih adanya peredaran produk obat dan makanan berbahaya dan
ilegal di wilayah DIY. Adapun produk yang dimusnahkan dari hasil pengawasan
sepanjang 2009 hingga 2012 yaitu obat yang tidak memenuhi ketentuan aturan
sebanyak 235 item (24.457 kemasan), obat tradisional sebanyak 467 item (26.694
berbahaya-1732-item-produk-berbahaya-senilai-rp2-miliar-dimusnahkan-420018
kebijaksanaan guna mewujudkan visi, misi, dan tujuan organisasi yang telah
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi yang menjadi tanggung jawab dari sebuah
pencapaiam hasil kerja suatu organisasi publik dalam pelaksanaan tugas pokok
9
telah bekerja.
Kinerja Balai Besar POM Yogyakarta dalam pengawasan produk obat dan
makanan ditentukan dari perbandingan antara target dan hasil kerja yang dapat
dicapai oleh Balai Besar POM Yogyakarta dalam menjalankan tugas pokok dan
fungsinya dalam pengawasan produk obat dan makanan yang mengandung zat
Yogyakarta belum optimal dalam memenuhi target yang sudah direncanakan. Hal
ini dilihat dari adanya indikator sasaran yang sudah memenuhi target yang
direncanakan dan ada pula indikator sasaran yang belum memenuhi target yang
direncanakan.
indikator sasaran yang belum memenuhi target yang direncanakan antara lain
yaitu proporsi obat yang memenuhi standar (aman, manfaat, dan mutu), proporsi
obat tradisonal yang mengandung Bahan Kimia Obat (BKO), proporsi kosmetik
yang mengandung zat berbahaya, dan proporsi makanan yang memenuhi syarat.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk meneliti lebih dalam lagi
mengenai kinerja Balai Besar POM Yogyakarta dalam pengawasan produk obat
B. Identifikasi Masalah
sebagai berikut.
1. Maraknya produk obat dan makanan yang mengandung zat berbahaya beredar
2. Masih adanya produsen dan distributor yang menjual produk obat dan
hukum dalam pemberian sangsi hukum kepada produsen dan distributor yang
melanggar.
4. Pengawasan yang dilakukan Balai Besar POM Yogyakarta belum ketat dan
belum menyeluruh ke semua sarana produksi dan distribusi produk obat dan
5. Kinerja Balai Besar POM Yogyakarta dalam pengawasan produk obat dan
C. Batasan Masalah
untuk memperjelas permasalahan yang ingin diteliti agar lebih terfokus dan
banyaknya produk obat dan makanan yang mengandung zat berbahaya yang
11
masalah pada penelitian ini pada masalah kinerja Balai Besar POM Yogyakarta
dalam pengawasan produk obat dan makanan yang mengandung zat berbahaya.
D. Rumusan Masalah
berikut.
E. Tujuan Penelitian
zat berbahaya.
12
F. Manfaat Penelitian
a. Bagi Peneliti
berbahaya.
c. Bagi masyarakat