Anda di halaman 1dari 25

RESUSITASI NEONATUS

Asfiksia saat lahir menjadi penyebab kurang lebih 23% dari sekitar 4 juta kematian
neonatus di seluruh dunia setiap tahunnya. Banyak bayi baru lahir tidak mendapat
pertolongan resusitasi neonatus yang memadai segera setelah lahir. Oleh sebab itu, dengan
menerapkan tehnik-tehnik resusitasi, diharapkan keadaan ribuan bayi yang lahir tiap tahun
dapat diperbaiki. (Kattwinkel, 2011)
Sekitar 10 % bayi baru lahir membutuhkan bantuan untuk mulai bernafas saat lahir,
dan kurang dari 1 % membutuhkan tindakan resusitasi ekstensif agar selamat (intubasi,
kompresi dada dan/atau obat-obatan) (Kattwinkel, 2011). Ventilasi paru bayi adalah tindakan
resusitasi neonatus yang paling penting dan efektif. Kurangnya ventilasi paru bayi baru lahir
berakibat pada kontriksi arteriol pulmonal yang menetap, sehingga menghambat oksigenasi
darah arterial sistemik. Hambatan perfusi dan oksigenasi adekuat ke organ-organ bayi yang
berlangsung lama dapat mengakibatkan kerusakan di otak, kerusakan di organ lain, atau
bahkan kematian. (Kattwinkel, 2011)
Ketika janin atau bayi baru lahir kekurangan oksigen, akan terjadi pernafasan cepat,
diikuti oleh apneu primer dan penurunan frekuensi jantung, keadaan ini akan membaik
dengan raksang taktil. Jika kekurangan oksigen tetap terjadi, maka akan terjadi periode apneu
sekunder, selanjutnya akan diikuti oleh penurunan frekuensi jantung dan tekanan darah.
Apneu sekunder tidak dapat diatasi dengan pemberian rangsangan tetapi harus diberikan
bantuan ventilasi. (Kattwinkel, 2011)
Pemberian ventilasi tekanan positif (VTP) yang efektif selama apneu sekunder
biasanya akan cepat memperbaiki frekuensi jantung. (Kattwinkel, 2011)
Kebanyakan, meskipun tidak semua, bayi yang membutuhkan resusitasi neonatus
dapat diantisipasi dengan mengenali keberadaan faktor risiko antepartum dan intrapartum
yang berhububungan denga kebutuhan reusitasi neonatus. Semua bayi baru lahir perlu
penilaian awal untuk menentukan apakah dibutuhkan resusitasi atau tidak. (Kattwinkel, 2011)
Setiap persalinan harus dihadiri paling tidak oleh 1 orang yang bertanggung jawab
untuk bayi dan dapat melakukan resusitasi. Orang tersebut atau orang lain yang dapat segera
hadir, harus memiliki kemampuan tambahan ynag dibutuhkan untuk melakukan resusitasi
lengkap. Bila diduga akan diperlukan resusitasi, personil tambahan harus hadir di ruang
persalinan sebelum persalinan terjadi. (Kattwinkel, 2011)
Resusitasi harus dilakukan segera. Kita hanya memiliki waktu kurang lebih 30 detik
untuk melihat respon dari setiap tahap, sebelum memutuskan ke tahap berikutnya. Evaluasi
103 Skills Lab Sem 5 2017 – 2018
dan pengambilan keputusan didasarkan terutama pada pernafasan, frekuensi jantung dan
oksigenasi.
Berikut adalah peralatan dan perlengkapan reusitasi neonatus:
1. Perlengkapan penghisap:
- Balon penghisap (bulb syringe)
- Penghisap mekanik dan tabung
- Kateter penghisap 5F atau 6F, 8F, 10F, 12F atau 14F
- Pipa orogastrik no 8F dan semprit 20 ml
- Aspirator mekonium
2. Peralatan balon dan sungkup
- Peralatan untuk VTP yang dapat memberikan oksigen 90% sampai 100%
- Sungkup wajah ukuran bayi cukup bulan dan bayi prematur (dianjurkan memiliki
bantalan pada pinggirnya)
- Sumber oksigen
- Sumber udara tekan
- Alat pencampur (blender) oksigen untuk mencampur oksigen dan udara tekan
beserta flowmeter (ukuran sampai 10L/m) dan tabungnya
- Oksimeter dan probe oksimeter
3. Peralatan intubasi
- Laringoskop dengan daun lurus no 0 (prematur) dan no 1 (cukup bulan)
- Lampu dan cadangan baterai untuk laringoskop
- Pipa endotrakeal dengan diameter internal no 5.5-, 3.0-, 4.0- mm
- Stilet
- Gunting
- Plester atau alat fiksasi pipa endotrakeal
- Kapas alkohol
- Alat pendeteksi CO2 atau kaptograf
- Sungkup larings (pilihan)
4. Obat-obatan
- Epinefrin 1:10.000 (0,1 mg/ml) – 3 ml atau ampul 10 ml
- Cairan kristaloid isotonik (NaCl 0,9% atau Ringer Laktat) untuk penambah
volume – 100 atau 250 ml
- Dextrose 10%, 250 ml

104 Skills Lab Sem 5 2017 – 2018


- Larutan NaCl 0.9% untuk membilas
5. Perlengkapan kateterisasi vena umbilical
- Sarung tangan steril
- Pisau atau gunting
- Larutan antiseptik
- Plester umbilical
- Kateter umbilical 3.5 F, 5F
- Three-way stopcock
- Semprit 1,3,5,10,20,50 ml
- Jarum ukuran 25, 21, 18 atau alat penusuk lain tanpa jarum
6. Lain-lain
- Sarung tangan dan pelindung lain
- Alat pemancar panas atau sumber panas lainnya
- Alat resusitasi keras
- Stop watch (pilihan)
- Kain hangat
- Stetoskop (untuk bayi baru lahir)
- Plester ½ atau ¾ inchi
- Monitor jantung dan oksimter dengan probe serta elektrodanya (bila tersedia di
kamar bersalin)
- Oropharyngeal airways (0.00 dan ukuran 000 atau panjang 30-, 40- dan 50 mm)
7. Untuk bayi yang sangat prematur
- Daun laringoskop ukuran 00 (pilihan)
- Kantung plastik makanan (berukuran 1 galon) atau pembungkus plastik yang
dapat ditutup/direkatkan
- Alat penghangat kimiawi (pilihan)
- Inkubator transpor untuk mempertahankan suhu bayi ke ruang perawatan
TAHAP-TAHAP RESUSITASI NEONATUS ADALAH SEBAGAI BERIKUT:
A. Tahap awal
- Berikan kehangatan
- Posisikan kepala dan bersihkan jalan nafas bila diperlukan*
- Keringkan dan rangsang bayi agar bernafas
- Evaluasi pernafasan, frekuensi jantung dan oksigenasi

105 Skills Lab Sem 5 2017 – 2018


B. Berikan ventilasi tekanan positif dengan alat resusitasi tekanan positif dan pasang
oksimeter. *
C. Berikan kompresi dada sambil melanjutkan bantuan ventilasi dan masukkan kateter vena
umbilikalis.*
D. Berikan epinefrin sambal melanjutkan bantuan ventilasi dan kompresi dada.*
*pertimbangkan intubasi endotrakea pada titik-titik ini.

I. LANGKAH AWAL RESUSITASI


Bagaimana cara kita menentukan apakah bayi yang akan kita tolong memerlukan
resusitasi atau tidak adalah dengan menjawab empat pernyataan berikut:
1. Apakah bayi cukup bulan?
Apabila bayi yang lahir kurang bulan kemungkinan besar ia memerlukan resusitasi. Ini
disebabkan paru-parunya lebih kaku dan kurang berkembang, usaha napas masih lemah
dan kurang mampu mempertahankan suhu tubuh setelah lahir.
2. Apakah bayi bernapas atau menangis?
Pernapasan dapat dilihat dari pergerakan dada bayi. Tangis yang kuat juga menandakan
pernapasan. Namun jangan terkecoh dengan pernapasan megap-megap. Pernapasan yang
megap-megap dapat berupa pernapasan yang dalam atau kumpulan beberapa pernapasan
dangkal. Pernapasan megap-megap merupakan tanda masalah yang berat dan
memerlukan intervensi sama seperti tidak adanya usaha napas (apnu).
4. Apakah tonus otot baik?
Bayi cukup bulan yang sehat, ekstremitasnya dalam keadaan fleksi dan bergerak aktif.
Bila ketiga pertanyaan tersebut dijawab “ya” maka bayi masuk dalam perawatan rutin;
berikan kehangatan, bersihkan jalan napas, keringkan dan nilai warna kulit. Namun bila ada
satu dari tiga pertanyaan tersebut yang dijawab “tidak”, maka anda harus memulai langkah
awal resusitasi, yaitu;
1. Memberikan kehangatan
Bayi diletakkan di bawah alat pemancar panas agar tim resusitasi mudah mencapai bayi
dan mengurangi kehilangan panas tubuh bayi. Biarkan bayi telanjang agar panas dari alat
pemancar dapat mencapai bayi dan agar mendapat pandangan penuh.

2. Meletakkan bayi dengan sedikit menengadahkan kepalanya

106 Skills Lab Sem 5 2017 – 2018


Bayi diletakkan terlentang dengan posisi menghidu sehingga faring, larings dan trakea
dalam satu garis lurus yang akan mempermudah masuknya udara. Posisi ini juga adalah
posisi terbaik untuk melakukan ventilasi dengan balon dan sungkup dan/atau untuk
pemasangan pipa endotrakeal. Perlu diperhatikan agar posisi jangan terlampau tengadah
atau fleksi karena dapat menghambat pemasukan udara. Untuk membantu
mempertahankan posisi yang benar, dapat diletakkan gulungan kain atau handuk di
bawah bahu. Gulungan kain ini terutama berguna bila pada bayi terdapat pembengkakan
pada belakang kepala akibat persalinan atau akibat persalinankurang bulan.

3. Bersihkan jalan napas (sesuai keperluan)


Setelah persalinan, cara yang tepat untuk membersihkan jalan napas selanjutnya
bergantung pada:
- Adanya mekonium
- Tingkat keaktifan bayi
Bila bayi lahir terdapat mekonium dan bayi mengalami depresi pernapasan, tonus otot
kurang, serta frekuensi jantung di bawah 100 kali/menit, lakukan segera penghisapan trakea
sebelum timbul pernapasan. Langkah penghisapan melalui trakea dapat mengurangi
kemungkinan bayi mengalami sindrom aspirasi mekonium, suatu gangguan pernapasan yang
sangat berat. Penghisapan melalui trakea dapat diulang sesuai kebutuhan sehingga sebanyak
mungkin mekonium dapat dikeluarkan. Bila bayi lahir terdapat mekonium namun
menunjukkan usaha napas yang baik, tonus otot yang baik dan frekuensi jantung lebih dari
100 kali/menit, anda cukup membersihkan sekret dan mekonium dari mulut dan hidung
dengan menggunakan balon penghisap atau kateter penghisap berukuran 12F atau 14F.
Bila tidak terdapat mekonium, sekret dapat dibersihkan dari jalan napas dengan
mengusap mulut dan hidung dengan menggunakan handuk, balon penghisap atau kateter

107 Skills Lab Sem 5 2017 – 2018


penghisap. Bila menggunakan alat penghisap mekanik, pastikan tekanan negatif (vakum)
pada saat melakukan penghisapan sekitar 100mmHg. Bila terdapat sekret kental keluar dari
mulut, miringkan kepala, dengan demikian sekret akan berkumpul di pipi dan dengan mudah
dapat dibersihkan.
Mulut dihisap sebelum hidung untuk memastikan bahwa sudah tidak ada sekret yang
dapat diaspirasi seandainya bayi bernapas ketika dilakukan penghisapan dari hidung. Kalau
sekret dalam mulut dan hidung tidak dibuang sebelum bayi bernapas, sekret dapat teraspirasi
ke dalam trakea dan paru, suatu keadaan yang serius. Bila melakukan penghisapan melalui
mulut dengan menggunakan kateter, jangan menghisap mulut terlalu dalam, karena
perangsangan faring posterior dalam beberapa menit setelah lahir dapat menimbulkan reflek
vagus yang menyebabkan bradikardi berat atau apnu.
4. Mengeringkan, merangsang pernapasan dan meletakkan pada posisi yang benar
Sering kali meletakkan pada posisi yang benar dan menghisap sekret telah memberikan
rangsangan yang cukup untuk memulai pernapasan. Mengeringkan juga memberikan
rangsangan dan membantu mengurangi kehilangan panas. Sediakan beberapa handuk atau
selimut yang telah dihangatkan terlebih dahulu, bayi dapat diletakkan di atas salah satu
handuk yang dapat digunakan kemudian untuk mengeringkan, setelah itu handuk tersebut
disingkirkan dan digantikan dengan handuk baru yang hangat untuk melanjutkan pengeringan
dan perangsangan. Sambil mengeringkan, pastikan posisi kepala tetap dalam posisi yang
benar.
Bila bayi bernapas tidak adekuat maka dapat diberikan rangsangan taktil untuk
merangsang pernapsan. Rangsangan bukan hanya berguna untuk merangsang bayi bernapas
pada langkah awal resusitasi tapi dapat juga untuk merangsang pernapasan setelah ventilasi
tekanan positif agar bayi tetap bernapas.

Cara yang aman dan sesuai untuk memberikan rangsangan taktil adalah:
- Menepuk atau menyentil telapak kaki
- Menggosok punggung, tubuh atau ekstremitas bayi.
Perangsangan yang terlalu bersemangat tidak berguna dan dapat menimbulkan cedera
yang berat pada bayi. Bila bayi berada dalam apnu primer, hampir semua perangsangan akan
menimbulkan pernapasan. Bila bayi berada dalam apnu sekunder, rangsangan apapun tidak
akan berhasil. Karena itu, satu atau dua tepukan atau sentilan pada telapak kaki atau
gosokkan pada punggung telah cukup. Bila tetap berada dalm keadaan apnu, diperlukan

108 Skills Lab Sem 5 2017 – 2018


segera ventilasi tekanan positif. Meneruskan rangsangan taktil pada bayi yang berada dalam
keadaan apnu sekunder membuang waktu yang berharga.
Setelah anda menghangatkan, memposisikan, membersihkan jalan napas,
mengeringkan, merangasang pernapasan dan mereposisikan kepala bayi, maka selanjutnya
anda perlu menilai:
- Pernapasan bayi. Terlihat gerakan dada yang adekuat, frekuensi dan dalamnya
pernapasan bertambah setelah rangsangan taktil untuk beberapa detik. Pernapasan yang
megap-megap adalah pernapasan yang tidak efektif dan memerlukan intervensi seperti pada
apnu.
- Frekuensi jantung. Normalnya di atas 100 kali/menit. Cara termudah untuk
menentukan frekuensi jantung adalah dengan meraba pulsasi pada pangkal tali pusat,namun
kadang pembuluh darah umbilikal menyempit sehingga tidak teraba pulsasi, anda harus
mendengarkan bunyi jantung di daerah kiri dada dengan mengunakan stetoskop. Kemudian
anda memberi tanda mengetuk setiap kali teraba atau terdengar bunyi jantung sehingga orang
lain mengetahui. Dengan menghitung jumlah detak jantung selama 6 detik kemudian
dikalikan 10 akan memberikan frekuensi jantung per menit.
- Warna kulit
Bayi harusnya tampak kemerahan pada bibir dan seluruh tubuh. Setelah frekuensi jantung
normal dan ventilasi baik, tidak boleh ada sianosis sentral yang menandakan adanya
hipoksemia.

II. PEMBERIAN VENTILASI TEKANAN POSITIF


Bila setelah menilai pernapasan, frekuensi jantung dan warna kulit bayi ditemukan
belum bernapas maka tindakan yang tepat adalah memberikan ventilasi dengan menggunakan
balon dan sungkup. Informasi mengenai alat balon dan sungkup yang digunakan pada
resusitasi neonatus ada di lampiran. Kecepatan yang harus diberikan selama ventilasi tekanan
positif adalah 40-60 kali/menit. Untuk membantu mempertahankan kecepatan 40 sampai 60
kali/menit cobalah dengan menyebutkan kata-kata di bawah ini saat melakukan ventilasi pada
bayi: “Satu…lepas…lepas…Dua…lepas…lepas…Tiga…lepas…lepas..dst..”. Untuk
kekuatan meremas balon direkomendasikan secukupnya saja karena volume napas bayi baru
lahir yang normal jauh lebih kecil dari pada jumlah gas di dalam balon resusitasi, satu
persepuluh dari balon mengembang sendiri ukuran 240ml. Volume paru yang tinggi dan
tekanan di jalan napas dapat menyebabkan perlukaan paru.
109 Skills Lab Sem 5 2017 – 2018
110 Skills Lab Sem 5 2017 – 2018
Ventilasi tekanan positif dapat dihentikan bila bayi membaik, dengan
ditandainya; perbaikan frekuensi jantung, perbaikan warna kulit, pernapasan spontan
dan perbaikan tonus otot. Periksa 4 tanda di atas untuk perbaikan setelah 30 detik
pemberian ventilasi tekanan positif. Untuk ini diperlukan bantuan petugas lain. Bila frekuensi
jantung di atas 60 kali/ menit maka anda tetap memberikan ventilasi tekanan positif dan
menilai 4 tanda tersebut setiap 30 detik. Bila frekuensi jantung stabil di atas 100 kali/ menit,
turunkan kecepatan tekanan ventilasi sampai anda melihat pernapasan spontan yang efektif.
Dengan adanya perbaikan, bayi juga akan menjadi kemerahan dan tonus otot akan membaik.
Pantau pergerakan dada dan suara napas untuk menghindari paru terlalu mengembang atau
kurang mengembang. Bila frekuensi jantung, warna kulit dan tonus otot tidak membaik,
periksa apakah dada bergerak saat diberi ventilasi tekanan positif dan minta petugas lain
mendengarkan suara napas dengan stetoskop pada ke dua daerah lateral dinding dada
Bila dada tidak mengembang adekuat dan suara napas lemah, maka bisa disebabkan oleh;
lekatan tidak adekuat, jalan napas tersumbat, tekanan tidak cukup diberikan. Bila perbaikan
fisiologis tetap tidak di dapat, mungin diperlukan intubasi endotrakeal. Memberikan ventilasi
yang efektif merupakan kunci keberhasilan hampir semua resusitasi bayi baru lahir.
Hal lain yang perlu diperhatikan bila ventilasi tekanan positif dengan sungkup perlu
diteruskan lebih dari beberapa menit adalah pemasangan pipa orogastrik. Selama ventilasi
tekanan positif dengan sungkup, gas masuk ke orofarings dimana gas dapat masuk baik ke
trakea atau ke esophagus. Posisi bayi yang tepat dapat mengalirkan udara lebih banyak ke
trakea dan paru. Walaupun demikian, gas dapat memasuki esophagus dan terdorong terus ke
dalam lambung.
Gas yang terdorong ke lambung mengganggu ventilasi dengan cara sebagai berikut:
1. Lambung yang terisi gas menyebabkan tekanan pada diafragma, mencegah paru
mengembang penuh.
2. Gas dalam lambung dapat menyebabkan regurgitasi isi lambung yang kemudian dapat
teraspirasi selama ventilasi tekanan positif.
Masalah tersebut dapat diatasi dengan pemasangan pipa orogastrik, penghisapan isi
lambung, membiarkan pipa lambung pada tempatnya dengan pipa terbuka. Peralatan untuk
pemasangan pipa orogastrik menggunakan pipa lambung 8F dan semprit 20cc, langkahnya
sebagai berikut;
 Ukurlah panjang pipa yang akan dimasukkan. Pipa harus cukup panjang untuk mencapai
lambung tetapi tidak perlu terlalu panjang sampai melewati lambung. Panjang pipa yang
akan dipasang harus sama dengan jarak antara pangkal hidung ke daun telinga dan daun
111 Skills Lab Sem 5 2017 – 2018
telinga ke titik tengah antara prosesus sifoid dan umbilikus. Untuk memperkecil
gangguan ventilasi, pengukuran pipa orogastrik dapat diperkirakan dengan sungkup tetap
di tempatnya.
 Memasukkan pipa melalui mulut
 Setelah pipa terpasang sesuai panjang yang diinginkan, sambungkan dengan semprit dan
keluarkan isi lambung secara cepat tetapi hati-hati.
 Lepaskan semprit dari pipa tetapi biarkan ujung pipa tetap terbuka sebagai saluran udara
yang memasuki lambung
 Rekatkan plester pipa pada pipi bayi supaya ujung menetap dalam lambung dan tidak
tertari lagi ke esophagus.
Bila bayi sudah bernapas tetapi terdapat sianosis sentral maka diperlukan pemberian
oksigen aliran bebas, biasanya 5 lt/mt. Hal ini dapat tercapai dengan pemberian oksigen
melalui; sungkup oksigen, sungkup dengan balon tidak mengembang sendiri, T-piece
resuscitator, selang/ pipa oksigen. Cara apapun yang anda pakai sungkup harus di dekatkan
ke muka agar konsentrasi oksigen didapatkan setinggi mungkin, tetapi tidak boleh sampai
terlalu lekat karena dapat berakibat tekanan di dalam sungkup meningkat.
Oksigen aliran bebas tidak dapat diberikan melalui sungkup yang terpasang pada
balon mengembang sendiri karena sungkup yang dipasang pada balon mengembang sendiri
tidak dapat memberikan konsentrasi oksigen yang tinggi kecuali di remas. Bila bayi terus
memerlukan oksigen tambahan maka periksa saturasi oksigen pada bayi untuk menentukan
konsentrasi oksigen yang sesuai. Apabila tidak terdapat sianosis sentral lagi, secara bertahap
kurangi secara bertahap pemberian oksigen sehingga bayi tetap merah walaupun konsentrasi
oksigen sama dengan konsentrasi oksigen ruangan.

III. KOMPRESI DADA (CARDIAC MASSAGE)


Kompresi dada terdiri dari kompresi yang teratur pada tulang dada, yaitu; menekan
jantung ke arah tulang belakang, meningkatkan tekanan intratorakal, memperbaiki sirkulasi
darah ke seluruh organ vital tubuh karena darah di pompa ke dalam arteri. Saat tekanan di
lepaskan, darah dari vena-vena mengalir kembali ke jantung. Kompresi dada harus dimulai
jika frekuensi jantung tetap kurang dari 60 kali per menit setelah 30 detik dilakukan ventilasi
tekanan positif. Bayi yang mempunyai frekuensi jantung kurang dari 60 kali per menit,
meskipun telah dirangsang dan diberikan ventilasi tekanan positif selama 30 detik, mungkin
mempunyai kadar oksigen darah sangat rendah. Akibatnya miokardium tidak cukup kuat

112 Skills Lab Sem 5 2017 – 2018


berkontraksi untuk memompa darah ke paru-paru untuk mengangkut oksigen, yang telah
anda pastikan masuk ke dalam paru-paru. Jadi anda perlu memompa darah melalui jantung
secara mekanik, sementara secara bersamaan anda meneruskan tindakan ventilasi paru-paru
sampai miokardium cukup teroksigenasi untuk kembali berfungsi secara spontan dan
adekuat. Proses ini juga akan membantu aliran darah ke otak. Intubasi endotrakeal pada saat
ini dapat membantu manjamin ventilasi yang adekuat dan memudahkan koordinasi ventilasi
tekanan positif dan kompresi dada.
Kompresi dada hanya sedikit bermakna kecuali jika paru-paru diberikan oksigen. Jadi
diperlukan 2 orang untuk melakukan kompresi dada yang efektif, satu untuk menekan dada
dan yang lain melanjutkan ventilasi. Orang kedua bisa merupakan orang yang sama yang
memantau frekuensi jantung dan suara napas selama ventilasi. Orang yang melakukan
ventilasi mengambil posisi di kepala bayi agar sungkup wajah dapat di tempatkan secara
efektif.

Ada 2 tehnik yang berbeda dalam melakukan kompresi dada:

113 Skills Lab Sem 5 2017 – 2018


a. Tehnik ibu jari, ke dua ibu jari digunakan untuk menekan sternum, ibu jari dapat
berdampingan atau pada bayi kecil ke dua ibu jari dapat saling disusun, ibu jari harus
difleksikan pada persendian pertama dan tekanan diberikan secara vertikal untuk
menekan jantung yang terletak antara tulang dada dan tulang belakang,sementara ke
dua tangan melingkari dada dan jari-jari tangan menyokong tulang belakang. Tehnik
ibu jari mempunyai keterbatasan, tehnik tidak dapat digunakan secara efektif jika bayi
besar dan tangan anda kecil. Juga lebih sulit bagi penolong memperoleh posisi yang
tepat untuk mencapai daerah tali pusat bila perlu pemberian obat melalui tali pusat.
b. Tehnik 2 jari, ujung jari tengah dan jari telunjuk atau jari manis dari satu tangan
digunakan untuk menekan tulang dada, penekanan dengan menggunakan ujung-ujung
jari secara vertikal untuk menekan jantung yang terletak antara tulang dada dan tulang
belakang,sementara tangan yang lain digunakan untuk menopang bagian belakang
bayi.

Kompresi dada yang dilakukan pada bayi baru lahir ialah sedalam 1/3 diameter
antero-posterior dada, yang terletak antara tulang dada sifoid dan garis khayal yang
menghubungkan ke dua papilia mamae. Sifoid merupakan proyeksi tempat pertemuan ke dua
tulang iga di garis tengah. Posisi jari adalah sedikit di atas sifoid. Hindari penekanan
langsung pada sifoid. Lamanya tekanan ke bawah harus lebih pendek dari lamanya pelepasan
untuk memberikan curah jantung yang maksimal. Ujung-ujung jari harus bersentuhan dengan
dada selama penekanan dan pelepasan tekanan.
Selama melakukan resusitasi kardio pulmoner, kompresi dada harus selalu disertai
dengan ventilasi tekanan positif. Kedua kegiatan ini harus terkoordinasi dengan satu ventilasi

114 Skills Lab Sem 5 2017 – 2018


setiap selesai 3 penekanan, 30 ventilasi 90 kompresi per menit. Orang yang melakukan
kompresi harus mengambil alih tugas menghitung dengan suara keras dari orang yang
melakukan ventilasi. Yang melakukan kompresi menghitung “satu—dua—tiga—pompa,
satu—dua—tiga—pompa, satu—dua—tiga—pompa..” Sementara orang yang melakukan
ventilasi memijit balon selama “pompa” dan kemudian melepaskan. Setelah melakukan
koordinasi yang benar antara ventilasi dan kompresi dada selama 30 detik, maka hentikan
dulu penekanan untuk menilai kembali frekuensi jantung. Jika merasakan denyut nadi dengan
mudah melalui pangkal tali pusat anda tidak perlu menghentikan ventilasi, namun anda juga
perlu menghentikan keduanya untuk mendengarkan frekuensi jantung dengan stetoskop. Jika
frekuensi jantung lebih dari 60 kali per menit anda dapat menghentikan kompresi dada, tetapi
melanjutkan ventilasi tekanan positif dengan kecepatan 40-60 kali per menit. Ketika
frekuensi jantung meningkat di atas 100 kali per menit dan bayi mulai bernapas spontan,
perlahan-lahan hentikan ventilasi tekanan positif dan pindahkan bayi ke ruang perawatan
pasca resusitasi.

Selama anda melakukan koordinasi kompresi dada dan ventilasi, anda harus selalu
bertanya pada diri anda:
 Apakah gerakan dada adekuat? (Apakah telah mempertimbangkan atau melakukan
intubasi endotrakeal?jika “ya” apakah intubasi endotrakeal sudah benar posisinya?)
 Apakah tambahan oksigen telah diberikan?
 Apakah kedalaman penekanan 1/3 dari diameter dada?
 Apakah kompresi dan ventilasi dilakukan secara terkoordinasi baik?

115 Skills Lab Sem 5 2017 – 2018


IV. INTUBASI ENDOTRAKEAL
Intubasi endotrakeal dapat dilakukan pada beberapa keadaan ketika resusitasi seperti
terlihat pada diagram alur bertanda asterisk(*), diantaranya;
- Pada saat menghisap mekonium pada bayi yang lahir dengan mekonium dan tidak bugar.
Jika terdapat mekonium dan bayi mengalami depresi pernapasan, tonus otot atau
frekuensi jantung < 100 kali per menit maka intubasi dilakukan sebagai langkah pertama,
sebelum memulai tindakan resusitasi yang lain.
- Pada saat ventilasi tekanan positif tidak cukup menghasilkan perbaikan kondisi,
pengembangan dada atau jika ventilasi tekanan positif berlangsung lebih dari beberapa
menit.
- Pada saat membantu koordinasi ventilasi dan kompresi dada sehingga dapat
memaksimalkan efesiensi ventilasi tekanan positif.
- Pada saat epinefrin diperlukan untuk stimulasi frekuensi jantung maka cara yang umum
adalah memberikan epinefrin langsung ke trakea melalui pipa endotrakeal sambil
menunggu akses intravena.
Peralatan dan Perlengkapan yang Diperlukan Dalam Intubasi Endotrakeal
Peralatan intubasi sebaiknya diletakkan dalam satu tempat dan dalam kondisi siap
pakai baik di ruang bersalin, kamar bayi, kamar operasi dan unit gawat darurat. Tindakan
resusitasi sebaiknya dilakukan dengan prinsip steril. Perlengkapannya meliputi:
1. Laringoskop dengan baterai cadangan.
2. Daun laringoskop. No.1 untuk bayi cukup bulan,no.0 untuk bayi kurang bulan, no
00 untuk bayi sangat kurang bulan.
3. Pipa endotrakeal dengan diameter 2,5 ;3,0;3,5 dan 4,0 mm.
4. Stilet (bila tersedia) yang cocok dengan pipa endotrakeal yang ada
5. Pemantau atau pendeteksi CO2 (bila tersedia).
6. Penghisap dengan kateter penghisap no.10F atau yang lebih besar, dan no.5F atau
6F dan 8F untuk menghisap melalui pipa endotrakeal.
7. Plester
8. Gunting
9. Jalan napas oral/mayo
10. Aspirator meconium
11. Stetoskop
116 Skills Lab Sem 5 2017 – 2018
12. Balon mengembang sendiri, resevoar, selang oksigen dan sumber oksigen.
Biasanya pipa endotrakeal pada neonatus terdapat sebuah garis hitam di dekat ujung
pipa yang disebut sebagai pedoman pita suara. Tujuannya untuk lebih mudah meletakkan
pipa endotrakeal sebatas pita suara. Biasanya dengan posisi demikian ujung pipa akan
terletak di atas percabangan trakea (karina).
Pilihan ukuran pipa endotrakeal sesuai berat badan dan sesuai usia kehamilan
Ukuran pipa (mm) Umur kehamilan
Berat
(Diameter) (minggu)
2,5 Di bawah 1000 Di bawah 28
3,0 1000-2000 28-34
3,5 2000-3000 34-38
3,5-4,0 Di atas 3000 Di atas 38

Peralatan penghisap sebaiknya selalu dalam keadaan siap pakai. Atur kekuatan
penghisap 100mmHg dengan menaikkan atau menurunkan ukuran penghisap sambil
menyumbat ujung pipa penghisap. Sambungkan kateter 10F atau lebih besar ke pipa
penghisap sehingga dapat menghisap sekret dari mulut dan hidung. Sediakan kateter
penghisap ukuran lebih kecil (5F,6F atau 8F, tergantung pada ukuran pipa endotrakeal),
untuk menghisap melalui bagian dalam pipa jika pipa endotrakeal akan dibiarkan.

Ukuran pipa ET Ukuran kateter


2,5 5F atau 6F
3,0 6F atau 8F
3,5 8F
4,0 8F atau 10F

Dalam melakukan penghisapan mekonium,penghisapan dilakukan sambil menarik


pipa keluar, tidak lebih lama dari 3-5 detik. Penghisapan tidak diulangi bila tidak ditemukan
mekonium,lanjutkan dengan resusitasi. Jika pada saat pertama ditemukan mekonium, periksa
frekuensi jantung bayi, jika bayi tidak mengalami bradikardi intubasi lagi dan lakukan
penghisapan. Jika frekuensi jantung bayi rendah, ventilasi tekanan positif dapat dilakukan
tanpa mengulangi prosedur penghisapan.

117 Skills Lab Sem 5 2017 – 2018


Bila langkah-langkah resusitasi dilakukan dengan tepat dan trampil lebih dari 99%
bayi yang memerlukan tindakan resusitasi biasanya akan membaik tanpa memerlukan obat-
obatan. Sebelum memberikan obat-obatan anda harus memastikan efektifitas ventilasi
beberapa kali untuk meyakinkan gerakan dada yanga baik, suara napas terdengar dengan jelas
di ke dua lapang paru pada setiap pernapasan dan anda menggunakan oksigen 100%.
Sejumlah kecil bayi baru lahir (kurang dari 2 per seribu) tetap mempunyai frekuensi
jantung kurang dari 60 kali per menit. Otot jantung bayi ini mungkin mengalami kekurangan
oksigen dalam jangka panjang yang mengakibatkan berkurangnya efektifitas kontraksi,
meskipun mendapat perfusi darah yang mengandung banyak oksigen. Bayi ini memerlukan
epinefrin untuk merangsang jantungnya.
Indikasi pemberian epinefrin adalah bila frekuensi jantung di bawah 60 kali per
menit setelah anda melakukan ventilasi tekanan positif secara efektif selama 30 detik dan
dilanjutkan VTP dan kompresi dada secara terkoordinasi selama 30 detik. Epinefrin tidak
boleh diberikan sebelum anda melakukan ventilasi dengan adekuat, karena waktu yang
digunakan untuk pemberian epinefrin lebih baik digunakan untuk ventilasi dan oksigenisasi
yang efektif, selain itu epinefrin akan meningkatkan beban dan konsumsi otot jantung
sehingga bila kekurangan oksigen akan mengakibatkan kerusakan otot jantung. Pemberian
epinefrin lebih direkomendasikan melalui intravena dibanding endotrakeal. Pemberian
epinefrin diberikan dengan kecepatan secepat mungkin.

118 Skills Lab Sem 5 2017 – 2018


119 Skills Lab Sem 5 2017 – 2018
Bagian-bagian sebuah Balon Mengembang Sendiri:

1. Pintu masuk udara dan tempat untuk memasang reservoar oksigen.


2. Pintu masuk oksigen.

120 Skills Lab Sem 5 2017 – 2018


3. Pintu keluar oksigen.
4. Kumpulan katup.
5. Reservoar oksigen.
6. Katup pelepas tekanan.
7. Alat pengukur tekanan atau tempat memasang alat pengukur tekanan (tambahan).

Ketika balon mengembang kembali setelah dilakukan penekanan gas masuk ke dalam
balon melalui katup searah yang terletak diujung balon tergantung design nya. Katup ini
dinamakan pintu masuk udara.
Setiap Balon Mengembang Sendiri mempunyai pintu masuk oksigen yang umumnya
terletak dekat pintu masuk udara. Pintu masuk oksigen merupakan sebuah tonjolan kecil
tempat pipa oksigen akan disambungkan. Pada Balon Mengembang Sendiri pipa oksigen
tidak perlu disambungkan untuk memfungsikan balon. Pipa oksigen harus disambungkan bila
balon akan digunakan untuk resusitasi neonatus.
Pintu keluar oksigen/gas adalah lubang dimana gas keluar dari balon ke bayi dan
dimana sungkup atau pipa endotrakeal dipasang.
Kebanyakan Balon Mengembang Sendiri mempunyai katup pelepas tekanan yang
mencegah tekanan berlebihan terbentuk dalam balon. Beberapa Balon Mengembang Sendiri
mempunyai alat pengukur tekanan atau tempat untuk menyambung alat pengukur tekanan.
Tempat penyambungan umumnya terdiri dari sebuah lubang kecil atau tonjolan dekat dengan
pintu keluar gas. Bila balon anda mempunyai bagian ini, lubang harus ditutup atau alat
pengukur harus disambungkan. Kalau tidak gas akan keluar melalui lubang didapatkan
menghalangi terbentuknya tekanan yang lebih kuat. Tekanan yang tinggi yang terbentuk
dapat menyebabkan pneumotoraks atau kelainan kebocoran udara lain pada bayi. Hubungkan
pipa oksigen dan ujung pengukur tekanan menurut instruksi pabrik.
Balon Mengembang Sendiri mempunyai kumpulan katup yang terletak antara balon
dan pintu keluar gas. Bila balon diremas saat resusitasi, katup terbuka menyebabkan
oksigen/udara mengalir ke pasien. Bila balon mengembang kembali katup tertutup. Hal ini
mencegah udara ekspirasi pasien memasuki balon dan dihirup kembali.
Bagaimana anda menguji balon mengembang sendiri sebelum dipakai:
Untuk menguji kerja Balon Mengembang Sendiri, tutup sungkup atau pintu keluar gas
dengan telapak tangan dan rema balon;
1. Apakah terasa tekanan pada tangan anda.
2. Dapatkah anda membuat katup pelepas tekanan terbuka.
121 Skills Lab Sem 5 2017 – 2018
3. Apakah alat pengukur tekanan (bila ada) menunjukkan tekanan 30 sampai 40 cm
H2O, bila katup pelepas tekanan terbuka?
Bila tidak,
1. Apakah ada robekan atau bocor pada balon?
2. Apakah alat pengukur tekanan tidak terpasang, yang menyebabkan lubang tempat
sambungan terbuka?
3. Apakah katup pelepas tekanan terlepas/tidak berfungsi atau melekat/tersumbat?
4. Apakah pintu keluar gas ke pasien tersumbat?
5. Apakah balon mengembang kembali dengan cepat ketika anda melepaskan
genggaman anda?

Bila terjadi masalah apapun pada balon cari yang baru.


Medikasi
Obat-obatan jarang digunakan pada resusitasi bayi baru lahir. Namun, jika frekuensi denyut
jantung kurang dari 60 per menit walaupun telah diberikan ventilasi adekuat dengan oksigen
100% dan kompresi dada, pemberian epinefrin atau pengembang volume atau ke duanya
dapat dilakukan.
Epinefrin
Epinefrin direkomendasikan untuk diberikan secara intravena dengan dosis intrvena 0,01 –
0,03 mg/kg. Dosis endotrakeal 0,05 – 1,0 mg/kg dapat dipertimbangkan sambil menunggu
akses vena didapat, tetapi efektifitas cara ini belum dievaluasi. Konsentrasi epinefrin yang
digunakan untuk neonatus ialah 1:10.000 (0,1 mg/mL).

Pengembang volume
Pengembang volume dipertimbangkan jika diketahui atau diduga kehilangan darah dan
frekuensi denyut jantung bayi tidak menunjukkan respon adekuat terhadap upaya resusitasi
lain. Kristaloid isotonik atau darah dapat diberikan di ruang bersalin. Dosis 10 mL/kg, dapat
diulangi.
Perawatan pasca resusitasi
Bayi setelah resusitasi dan sudah menunjukkan tanda-tanda vital normal, mempunyai risiko
untuk perburukan kembali. Oleh karena itu setelah ventilasi dan sirkulasi adekuat tercapai,
bayi harus diawasi ketat dan antisipasi jika terjadi gangguan.
Nalokson
122 Skills Lab Sem 5 2017 – 2018
Nalokson tidak diindikasikan sebagai bagian dari usaha resusitasi awal di ruang bersalin
untuk bayi dengan depresi napas.
Glukosa
Bayi baru lahir dengan kadar glukosa rendah mempunyai risiko yang meningkat untuk
terjadinya perlukaan (injury) otak dan akibat buruk setelah kejadian hipoksik iskemik.
Pemberian glukosa intravena harus dipertimbangkan segera setelah resusitasi dengan tujuan
menghindari hipoglikemia.
Hipotermia untuk terapi
Beberapa penelitian melakukan terapi hipotermia pada bayi dengan umur kehamilan 36
minggu atau lebih, dengan ensefalopatia hipoksik iskemik sedang dan berat. Hasil penelitian
ini menunjukkan mortalitas dan gangguan perkembangan neurologik yang lebih rendah pada
bayi yang diberi terapi hipotermia dibanding bayi yang tidak diberi terapi hipotermia.
Penggunaan cara ini harus menuruti panduan yang ketat dan dilakukan di fasilitas yang
memadai.
Penghentian resusitasi
Penghentian resusitasi dipertimbangkan jika tidak terdeteksi detak jantung selama 10 menit.
Banyak faktor ikut berperan dalam keputusan melanjutkan resusitasi setelah 10 menit.

ALGORITMA RESUSITASI NEONATUS

123 Skills Lab Sem 5 2017 – 2018


DAFTAR PUSTAKA
American Academy of Pediatric dan American Heart Association, Buku Panduan Resusitasi
Neonatus, edisi ke-6, 2012.

124 Skills Lab Sem 5 2017 – 2018


PUSAT PENDIDIKAN KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI JAKARTA

Nama :
NPM :
TTD :
RESUSITASI NEONATUS

No ASPEK YANG DINILAI Nilai


0 1 2
PERSIAPAN

125 Skills Lab Sem 5 2017 – 2018


Menyiapkan dan memeriksa (cek) semua perlengkapan sebelum persalinan
Menyiapkan alat untuk melakukan VTP dan menguji alat apakah berfungsi
dengan baik
- Balon resusitasi atau T-piece resuscitator
- Ukuran balon resusitasi
- Ukuran sungkup
- Alat pengaman
- Kemampuan memberikan O2 21% sampai 100%
- Kemampuan mengatur tekanan puncak, tekanan akhir ekspirasi, waktu
inspirasi
LANGKAH AWAL RESUSITASI
1 Menilai 3 kondisi (cukup bulan? Bernafas/menangis? Tonus?) saat bayi lahir
2 Memberi kehangatan dengan menempatkan neonatus di bawah alat pemancar
panas (radiant warmer). Jaga neonatus tetap hangat.
3 Membuka jalan nafas dengan meletakkan neonatus dalam keadaan terlentang
(atau miring) dengan posisi kepala setengah tengadah atau menghidu. Untuk
mempertahankan posisi yang benar, dapat meletakkan gulungan kain di bawah
bahu.
4 (jika air ketuban tercemar meconium dan bayi tidak bugar, melakukan
penghisapan meconium dari trakhea dengan bantuan intubasi endotrakeal. Pipa
ET berfungsi sebagai kateter penghisap).
5 Membersihkan jalan nafas dengan penghisapan yang sesuai dengan panduan
berikut:
- Hisap dari mulut terlebih dahulu, kemudian hidung
- Hisapan kontinyu dibatasi 5 detik setiap penghisapan
- Penghisapan secara kontinyu dalam harus dihindari
VENTILASI TEKANAN POSITIF
1 Menyebutkan indikasi Ventilasi tekanan positif (VTP)
2 Melakukan VTP dengan benar yaitu 40-60x/menit, jadi dalam waktu 30 detik
melakukan ventilasi 20-30 kali.
Satu..lepas,,,lepas…dua..lepas..lepas…tiga …lepas…lepas.. dst (30 detik)
3 Tekanan ventilasi:
- Nafas pertama membutuhkan tekanan 30 cmH2O) atau lebih
- Setelah nafas pertama membutuhkan tekanan 15-20 cmH2O
- Bayi dengan compliance paru yang buruk membutuhkan tekanan 20-
40 cmH2O
4 Meminta bantuan
5 Meminta asisten untuk memasang oksimeter nadi
6 Observasi gerakan dada bayi, gerakan dada harus adekuat. Auskultasi suara
nafas bilateral.
7 Melakukan tindakan koreksi jika Frekuensi Jantung (FJ) tidak meningkat dan
atau dada tidak bergerak
8 Menilai FJ, pernafasan, dan saturasi oksigen
9 Jika FJ<60 denyut per menit setelah 30 detik VTP adekuat, lanjutkan dengan
kompresi dada. Kompresi dada dan VTP dilakukan secara terkoordinasi
KOMPRESI DADA
1 Menyebutkan indikasi kompresi dada, yaitu setelah FJ<60 dpm setelah VTP
efektif 30 detik
2 Posisi, lokasi, kedalaman
- Posisi penolong yang melakukan kompresi
- Lokasi kompresi dada di tulang dada 1/3 bawah, hindari menekan
sifoid
- Kedalaman kompresi dada: 1/3 diameter antero-posterior dada
(dengan teknik ibu jari atau teknik dua jari)

126 Skills Lab Sem 5 2017 – 2018


3 Kecepatan kompresi dada + VTP
- Rasio Kompresi Dada (KD) : VTP adalah 3 : 1 (satu..dua..tiga
pompa..satu..dua..tiga..pompa..dst)
- Satu siklus adalah 3 kompresi dan 1 ventilasi, dilakukan dalam 2 detik
- KD + VTP ini dilakukan dalam 45-60 detik
4 Menilai FJ, pernafasan dan saturasi oksigen
INTUBASI ENDOTRAKEAL
1 Menyebutkan indikasi intubasi endotracheal
2 Meyiapkan peralatan untuk intubasi (laringoskop, pipa ET, peralatan
penghisapan, peralatan VTP, oksigen, stetoskop neonatus, plester, gunting)
3 Melakukan intubasi endotrakeal:
1. Stabilkan kepala
2. Masukkan laringoskop
3. Angkat bilah laringoskop
4. Cari petanda anatomis
5. Masukkan pipa ET
6. Pertahankan pipa dan cabut laringoskop. Pegang pipa dengan baik saat
mencabut stilet
4 Memastikan letak pipa ET
Keterangan :
0 : tidak dilakukan sama sekali
1 : dilakukan tapi kurang sempurna
2 : dilakukan dengan sempurna

Jumlah
Nilai : x 100% =
46

Jakarta,............................... Mengetahui,
Penilai Koordinator Skills Lab

( ) ( )

127 Skills Lab Sem 5 2017 – 2018

Anda mungkin juga menyukai