Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PRAKTEK MANDIRI KEPERAWATAN


Keperawatan Profesional
Dosen Pengampu: Ridwan Saifun,S.Kep,Ns,M.Kes

OLEH :
RISKA FEBRIANTI
ZULIANA
AGUSTRIANA
IRDAN
DILA ADRIANI
NUR AFNI PRATIWI
ULFIATI
WAWAN

AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KABUPATEN BUTON

T.A 2018
KATA PENGANTAR

Pertama dan utama tiada kata yang lebih indah selain puji syukur kepada
Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunianya sehingga kami bisa
menyelesaikan makalah yang berjudul “Praktik Mandiri Keperawatan”.Makalah ini
ditujukan untuk memenuhi mata kuliah keperawatan profesional.
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dan dapat memperkaya
pendidikan di Indonesia.Selain itu juga dapat digunakan oleh pembaca sebagai
pemicu untuk terus berpikir dan berkarya.
Kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.Untuk itu,kritik yang
membangun dari pembaca sangat kami harapkan. Akhir kata, semoga makalah ini
berguna bagi kemajuan bersama.

Baubau, 29 april 2018

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................


DAFTAR ISI ............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang ...................................................................................


B. Tujuan ................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Praktik Mandiri Keperawatan ...........................................


B. Tujuan Praktik Keperawatan Mandiri .................................................
C. unsur-unsur Praktik Mandiri Keperawatan .........................................
D. Lingkup Praktik Keperawatan Di Rumah……………………………….

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN
B. SARAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Praktek keperawatan ditentukan dalam standar organisasi profesi dan system


pengaturan serta pengendaliannya melalui perundang – undangan keperawatan
(Nursing Act), dimanapun perawat itu bekerja (PPNI, 2000). Keperawatan
hubungannya sangat banyak keterlibatan dengan segmen manusia dan
kemanusiaan, oleh karena berbagai masalah kesehatan actual dan potensial.
Keperawatan memandang manusia secara utuh dan unik sehingga praktek
keperawatan membutuhkan penerapan ilmu Pengetahuan dan keterampilan
yang kompleks sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan objektif pasien/klien.
Keunikan hubungan perawat dan klien harus dipelihara interaksi dinamikanya
dan kontuinitasnya.
Penerimaan dan pengakuan keperawatan sebagai pelayanan professional
diberikan dengan perawat professional sejak tahun 1983, maka upaya
perwujudannya bukanlah hal mudah di Indonesia. Disisi lain keperawatan di
Indonesia menghadapi tuntutan dan kebutuhan eksternal dan internal yang
kesemuanya membutuhkan upaya yang sungguh – sungguh dan nyata
keterlibatan berbagai pihak yang terkait dan berkepentingan.
Falsafah biasanya diartikan sebagai suatu pandangan dan pengetahuan yang
mendasar, yang selanjutnya digunakan untuk mengembangkan dan membangun
suatu persepsi atau asumsi tertentu tentang kehidupan. Falsafah memberikan
suatu gambaran atau pandangan terhadap suatu sistem nilai dan keyakinan.
Bagi setiap individu, falsafah berperan dalam membantu seseorang memahami
makna dari pengalaman hidup yang dijalaninya serta berfungsi sebagai penuntun
dalam bersikap dan berperilaku. Falsafah hidup seseorang berkembang melalui
dari hasil belajar, hubungan interpersonal, pendidikan formal maupun informal,
agam, dan dipengaruhi oleh latar belakang budaya serta lingkungan.
Falsafah keperawatan meliputi falsafah pendidikan dan pelayanan
keperawatan serta falsafah pada institusi pelayanan kesehatan berperan sebagai
pedoman utama dalam pemberian asuhan keperawatan. Implementasi peran
perawat sebagai pelaksana asuhan keperawatan, pendidik, pengelola atau
peneliti, pada hakekatnya mencerminkan falsafah keperawatan melalui
pemahaman tentang nilai dan konsep keperawatan seperti konsep sehat-sakit,
kesehatan, penyakit, akontabilitas dan pemahaman terhadap etika keperawatan.

B. Tujuan

Mahasiswa/i Akper mengetahui dan memahami tentang Praktik Mandiri


Keperawatan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Praktik Mandiri Keperawatan

Menurut konsorsium ilmu-ilmu kesehatan (1992) praktek keperawatan adalah


tindakan mandiri perawat profesional atau ners melalui kerjasama yang bersifat
kolaboratif baik dengan klien maupun tenaga kesehatan lain dalam upaya
memberikan asuhan keperawatan yang holistic sesuai dengan wewenang dan
tanggung jawabnya pada berbagai tatanan, termasuk praktik keperawatan individu
dan berkelompok.
Sementara pengetahuan teoritik yang mantap dan tindakan mandiri perawat
profesional dengan menggunakan pengetahuan teoritik yang mantap dan kokoh
mencakup ilmu dasar dan ilmu keperawatan sebagai landasan dan menggunakan
proses keperawatan sebagai pendekatan dalam melakukan asuhan keperawatan
(pojok keperawatan CHS, 2002).

B. Tujuan Praktik Keperawatan Mandiri


1. Peningkatan kesehatan (Health Promotion) :
Peningkatan Kesehatan adalah kerangka aktivitas keperawatan. Kesadaran
diri klien, kesadaran kesehatan, keterampilan kesehatan dan penggunaan semua
sumber yang dipertimbangkan sebagai perawatan yang di berikan oleh perawat.
Kegiatan yang berorientasi pada peningkatan kesehatan memerlukan :
a. Pendidikan untuk publik atau masyarakat dan individu
b. Perundang-undangan atau kebijakan yang mendukung
c. Hubungan interpersonal dengan klien secara langsung

2. Pencegahan Penyakit
Aktivitas pencegahan penyakit secara objektif untuk mengurangi risiko
penyakit, untuk meningkatkan kebiasaan kesehatan yang baik dan untuk
mempertahankan fungsi individu secara optimal.
Aktivitas atau kegiatan yang dapat dilaksanakan antara lain sebagai berikut :
1. Melakukan program pendidikan di rumah sakit, misalnya perawat ibu hamil,
program melarang atau menghindari rokok, seminar ”mengurangi atau
mencegah stres” dll.
2. Program umum dan dasar yang dapat meningkatkan gaya hidup sehat,
misalnya melakukan senam aerobik, berenang atau program kebugaran.
3. Memberikan informasi tentang kesehatan, makanan yang sehat, olah raga
dan lingkungan yang sehat melalui liflet, media massa atau media elektronik.
4. Menyediakan pelayanan keperawatan yang dapat menjamin kesehatan ibu
hamil dan kelahiran bayinya dengan sehat.
5. Memantau tumbuh kembang bayi dan balita.
6. Memberikan imunisasi.
7. Melakukan pemeriksaan untuk medeteksi tekanan darah tinggi, kadar
kolesterol, dan kanker
8. Melakukan konseling mengenai pencegahan akibat kekurangan nutrisi dan
penghentian rokok.
3. Pemeliharaan Kesehatan (Health maintenance)
Kegiatan keperawatan dalam pemeliharaan kesehatan adalah kegiatan yang
membantu klien memelihara status kesehatan mereka. Perawat melakukan
aktivitas untuk membantu masyarakat mempertahankan status kesehatannya.
Tiga perkembangan pemeliharaan kesehatan :
1. Mencoba mengidentifikasi gejala penyakit kronis sebelum penderita
mengidapnya, misalnya melakukan pemeriksaan fisik secara teratur, untuk
usia di atas 35 tahun
2. Meningkatkan ketertarikan terhadap masalah kesehatan sehubungan
dengan perubahan struktur sosial masyarakat.
3. Ketertarikan pada faktor lingkungan sehubungan dengan penyebab penyakit
karena stress

4. Pemulihan kesehatan (Health Restoration)


Pemulihan kesehatan berarti perawat membantu pasien meningkatkan
kesehatan setelah pasien memiliki masalah kesehatan atau penyakit.
Kegiatan yang dilakukan dalam perbaikan kesehatan meliputi hal-hal berikut :
1. Memberikan perawatan secara langsung pada individu yang sedang sakit,
misalnya dengan memberikan perawatan fisik.
2. Memberikan perawatan pada pasien yang mengalami gangguan
kesehatan mental.
3. Melakukan diagnostik dan pemeriksaan untuk mendeteksi penyakit.
4. Merencanakan pengajaran dan rehabilitasi pada pasien-pasien tertentu,
misalnya pda pasien stroke, serangan jantung, artritis.

C. unsur-unsur Praktik Mandiri Keperawatan


Walaupun praktik keperawatan itu kompleks, ia juga dinamis, selalu
merespon terhadap perubahan kebutuhan kesehatan, dan terhadap kebutuhan-
kebutuhan perubahan sistem pelayanan kesehatan. Menurut WHO (1996),
unsur-unsur inti keperawatan tergambarkan dalam kegiatan-kegiatan berikut :
1. Mengelola kesehatan fisik dan mental serta kesakitan, kegiatannya
meliputi pengkajian, monitoring, koordinasi dan mengelola status
kesehatan setiap saat bekerjasama dengan individu, keluarga maupun
masyarakat. Perawatan mengkaji kesehatan klien, mendeteksi penyakit
yang akut atau kronis, melakukan penelitian dan menginterpretasikannya,
memilih dan memonitor interprensi tarapeutik yang cocok, dan melakukan
semua ini dalam hubungan yang suportif dan carring. Perawat harus bisa
memutuskan kapan klien dikelola sendiri dan kapan harus dirujuk ke
profesi lain.
2. Memonitor dan menjamin kualitas praktik pelayanan kesehatan.
Tanggung jawab terhadap kegiatan-kegiatan praktik professional, seperti
memonitor kemampuan sendiri, memonitor efek-efek intervensi medis,
mensupervisi pekerjaan-pekerjaan personil yang kurang terampil dan
berkonsultasi dengan orang yang tepat. Karena ruang lingkup dan
kompleksitas praktik keperawatan maka diperlukan keterampilan-
keterampilan dan pemecahan masalah, berfikir kritis serta bertinfak etis
dan legal terhadap kualitas pelayanan yang diberikan dan tidak
diskriminatif.
3. Memberikan bantuan dan caring. Caring adalah bagian yang terpenting
dalam praktik keperawatan. Bantuan termasuk menciptakan suasana
penyembuhan, memberikan kenyamanan membangun hubungan dengan
klien melalui asuhan keperawatan. Peran membantu seharusnya
menjamin partisipasi penuh dari klien dalam perencanaan asuhan,
pencegahan, dan treatmen dan asuhan yang diberikan. Perawat
memberikan informasi penting mengenai proses penyakit, gejala-
gejalanya, dan efek samping pengobatan.
4. Penyuluhan-penyuluhan kepada individu, keluarga maupun masyarakat
mengenai masalah-masalah kesehatan adalah fungsi penting dalam
keperawatan.
5. Mengorganisir dan mengola sistem pelayanan kesehatan. Perawat
berpartisipasi dalam membentuk dan mengola sistem pelayanan
kesehatan, ini termasuk menjamin kebutuhan klien terpenuhi, mengatasi
kekurangan staf, menghadapi birokrasi, membangun dan memelihara tim
terapeutik, dan mendapatkan asuhan spesialis untuk pasien. Perawat
bekerja intersektoral dengan rumah sakit, puskesmas, institusi pelayanan
kesehatan lain, dan sekolah. Profesi keperawatan harus mempengaruhi
strategi kebijaksanaan kesehatan, baik tingkat local, regional maupun
internasional, aktif terlibat dalam program perencanaan, pengalokasian
dana, mengumpulkan, menganalisis dan memberikan informasi kepada
semua level.

Pasien atau klien yang memperoleh pelayanan keperwatan di rumah dapat


merupakan rujukan dari klinik rawat jalan, unit rawat inap rumah sakit, maupun
puskesmas. Namun pasien atau klien dapat langsung menghubungi agensi
pelayanan keperawatan di rumah atau praktik keperawatan perorangan untuk
memperoleh pelayanan.
Mekanisme yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Pasien atau klien pasca rawat inap atau rawat jalan harus diperiksa
terlebih dahulu oleh dokter untuk menentukan apakah secara medis layak
untuk di rawat di rumah atau tidak.
2. Selanjutnya apabila dokter telah menetapkan bahwa klien layak dirawat di
rumah, maka di lakukan pengkajian oleh koordinator kasus yang
merupakan staf dari pengelola atau agensi perawatan kesehatan
dirumah, kemudia bersama-sama klien dan keluarga, akan menentukan
masalahnya, dan membuat perencanaan, membuat keputusan, membuat
kesepakatan mengenai pelayanan apa yang akan diterima oleh klien,
kesepakatan juga mencakup jenis pelayanan, jenis peralatan, dan jenis
sistem pembayaran, serta jangka waktu pelayanan.
3. Selanjutnya klien akan menerima pelayanan dari pelaksanaan
keperawatan dirumah baik dari pelaksana pelayanan yang dikontrak atau
pelaksana yang direkrut oleh pengelola perawatan di rumah. Pelayanan
dikoordinir dan dikendalikan oleh koordinator kasus, setiap kegiatan yang
dilaksanakan oleh tenaga pelaksana pelayanan harus diketahui oleh
koordinator kasus.
4. Secara periodik koordinator kasus akan melakukan monitoring dan
evaluasi terhadap pelayanan yang diberikan apakah sudah sesuai
dengan kesepakatan.
Persayaratan pasien atau klien yang menerima pelayanan perawatan dirumah :
1. Mempunyai keluarga atau pihak lain yang bertanggung jawab atau
menjadi pendamping bagi klien dalam berinteraksi dengan pengelola.
2. Bersedia menandatangai persetujuan setelah diberikan informasi
(Informed Consent).
3. Bersedia melakukan perjanjian kerja dengan pengelola perawatan
kesehatan dirumah untuk memenuhi kewajiban, tanggung jawab, dan
haknya dalam menerima pelayanan.

D. Lingkup Praktik Keperawatan Di Rumah.


Lingkup praktik keperawatan mendiri meliputi asuhan keperawatan perinatal,
asuhan keperawatan neonantal, asuhan keperawatan anak, asuhan
keperawatan dewasa, dan asuhan keperawatan maternitas, asuhan
keperawatan jiwa dilaksanakan sesuai dengan lingkup wewenang dan tanggung
jawabnya. Keperawatan yang dapat dilakukan dengan :
1. Melakukan keperawatan langsung (direct care) yang meliputi pengkajian
bio-psiko-sosio-spiritual dengan pemeriksaan fisik secara langsung,
melakukan observasi, dan wawancara langsung, menentukan masalah
keperawatan, membuat perencanaan, dan melaksanakan tindakan
keperawatan yang memerlukan ketrampilan tertentu untuk memenuhi
kebutuhan dasar manusia yang menyimpang, baik tindakan-tindakan
keperawatan atau tindakan-tindakan pelimpahan wewenang (terapi
medis), memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan dan
melakukan evaluasi.
2. Mendokumentasikan setiap tindakan pelayanan yang di berikan kepada
klien, dokumentasi ini diperlukan sebagai pertanggungjawaban dan
tanggung gugat untuk perkara hukum dan sebagai bukti untuk jasa
pelayanan keperawatan yang diberikan.
3. Melakukan koordinasi dengan tim yang lain kalau praktik dilakukan secara
berkelompok.
4. Sebagai pembela atau pendukung (advokat) klien dalam memenuhi
kebutuhan asuhan keperawatan klien di rumah dan bila diperlukan untuk
tindak lanjut kerumah sakit dan memastikan terapi yang klien dapatkan
sesuai dengan standart dan pembiayaan terhadap klien sesuai dengan
pelayanan atau asuhan yang diterima oleh klien.
5. Menentukan frekwensi dan lamanya keperawatan kesehatan di rumah
dilakukan, mencakup berapa sering dan berapa lama kunjungan harus di
lakukan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Praktek keperawatan mandiri adalah tindakan mandiri perawat profesional


atau ners melalui kerjasama yang bersifat kolaboratif baik dengan klien maupun
tenaga kesehatan lain dalam upaya memberikan asuhan keperawatan yang holistic
sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya pada berbagai tatanan, termasuk
praktik keperawatan individu dan berkelompok. Tujuan Praktik Keperawatan Mandiri
Tujuan praktik keperawatan sesuai yang dicanangkan WHO (1985) haru
diupayakan pada
pencegahan primer, peningkatan kesehatan pasien, keluarga dan masyarakat,
perawatan diri, dan peningkatan kepercayaan diri. Sehingga tingkat kesehatan
diindonesia menjadi lebih baik jikalau keperawatan mandiri dilaksanakan secara baik
dan benar. Oleh karena itu sebenarnya keperawatan mandiri menjadi pendukung
meningkatnya pelayanan kesehatan yang perlu dilindungi oleh pemerintah.

B. SARAN

1. Pemerintah seharusnya melindungi praktek keperawatan mandiri karena


mampu meningkatkan derajat kesehatan.
2. Praktek keperawatan mandiri seharusnya diberi pelatihan pelatihan
supaya dapat meningkatkan ketrampilan dan skill.
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Zaidin. 2001. Dasar- Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta:Widya Medika.


Arwani, Suprianto. 2005. Manajemen Bangsal Keperawatan. Jakarta : EGC.
Cazalas, Mary W. 1983. Nursing and the law, ed 3rd, Aspek Publication, Maryland.
Gullack, Robert. 1983. What is a Nurse Means When she says lam profesional, RN : 29
september.
Hidayat, A. 2007. Pengantar Konsep Dasar Keparawatan, Jakarta : Salemba.
KhonKe, Zimmern, Greenidge. 1974. Independent Nurse Practioner. Trained Press : Garden
Grove.
Kusnanto. 2004. Pengantar Profesi & Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai