Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOKIMIA BIOMOLEKULER
PEMERIKSAAN GLUKOSA DALAM DARAH

OLEH

NAMA : HERLINA
NIM : 1810913420015
KELOMPOK : 3 (TIGA)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
TAHUN 2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Glukosa terbentuk dari karbohidrat dalam makanan dan disimpan


sebagai glikogen dalam hati dan otot rangka. Kadar glukosa dipengaruhi
oleh tiga macam hormon yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas. Hormon
itu adalah insulin, glukagon dan somatostatin (1).

Didalam darah terdapat zat glukosa. Glukosa ini gunanya untuk


dibakar agar mendapatkan kalori energi. Sebagian glukosa yang ada
dalam darah adalah hasil penyerapan dari usus dan sebagian lagi dari
hasil pemecahan simpanan energy dalam jaringan. Glukosa yang ada di
usus bisa berasal dari glukosa yang kita makan atau bisa juga hasil
pemecahan zat tepung yang kita makan (1).

Gula darah dapat diartikan menjadi tingkat glukosa yang ada di


dalam darah. Glukosa di bentuk oleh senyawa-senyawa glukogenik yang
mengalami glukogenesis. Glukogenesis memenuhi kebutuhan akan
glukosa pada saat karbohidrat tidak tersedia. Glukosa terus menerus
diperlukan sebagai sumber energi bagi tubuh khususnya bagi system
saraf dan eritrosit. Glukosa juga diperlukan di dalam jaringan adipose
sebagai sumber gliserida-gliserol. Glukosa juga mempunyai peran dalam
mempertahankankan dari intermediat pada siklus asam sitrat di seluruh
jaringan tubuh. Glukosa juga merupakan satu-satunya bahan bakar yang
memasok energy bagi otot rangka pada keadaan anaerob (1).

Glukosa,fruktosa dan galaktosa masuk melalui dinding usus halus


kedalam aliran darah. Fruktosa dan galaktosa akan diubah dalam tubuh
menjadi glukosa. Glukosa merupakan hasil akhir dari pencernaan dan
diabsorbsi secara keseluruhan sebagai karbohidrat. Kadar glukosa dalam
darah bervariasi tergantung dengan daya penyerapan,akan menjadi lebih
1
tinggi setelah makan dan akan menjadi turun bila tidak ada makanan yang
masuk selama beberapa jam. Glikogen dapat lewat dengan bebas keluar
dan masuk kedalam sel di mana glukosa dapat digunakan sebagai
sumber energi.Glukosa di simpan sebagai glikogen di dalam sel hati oleh
insulin. Glikogen akan diubah kembali menjadi glukosa oleh aksi adrenalin
(2).

Glukosa merupakan pusat dari semua metabolisme. Glukosa


adalah bahan bakar universal bagi sel manusia dan merupakan sumber
karbon untuk sintesis sebagian besar senyawa lainnya. Semua jenis sel
manusia menggunakan glukosa untuk memperoleh energi (2).

Kadar glukosa darah tergantung dengan waktu setelah makan.


Satu jam pertama setelah makan kadar gula darah meningkat. Setelah 2-3
jam berikutnya kadarnya akan menurun setelah glukosa tersebut
digunakan dalam berbagai jaringan. Sejumlah glukosa diubah menjadi
glikogen dan di simpan dalam hati dan otot. Kelebihan glukosa akan
diubah menjadi lemak. Glikogen merupakan sumber energi cadangan
yang akan dikonversi kembali menjadi glukosa pada saat dibutuhkan lebih
banyak energi. Fruktosa dan galaktosa lain yang dihasilkan dari
pemecahan karbohidrat langsung diangkut kehati yang mengkonversinya
menjadi glukosa.(3).

Level gula darah menurun terlalu rendah di sebut dengan


hipoglikemi yang mempunyai gejala perasaan Lelah, fungsi mental yang
menurun dan bisa kehilangan kesadaran. Apabila levelnya tetap tinggi
disebut hiperglikemi. Tingkat gula darah diatur melalui umpat balik
negative untuk mempertahankan keseimbangan di dalam tubuh. Level
gula dalam darah dimonitor oleh pankreas. Bila konsentrasi glukosa
menurun, karena di konsumsi untuk energy tubuh, pancreas melepaskan
glucagon, hormon yang menargetkan sel-sel di hati, kemudian sel-sel ini
mengubah glikogen menjadi glukosa (3).

2
B. Tujuan Praktikum

Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa diharapkan dapat


mengetahui tata cara pemeriksaan glukosa darah dan dapat
menyimpulkan hasil pemeriksaan glukosa darah pada saat praktikum
setelah membandingkannya dengan nilai normal.

C. Manfaat Praktikum

Mengetahui dan dapat menjelaskan mengenai pemeriksaan


glukosa darah untuk menegakkan diagnosa penyakit sehingga kita
sebagai perawat juga bisa membuat asuhan keperawatan pada klien.

3
BAB II.
TINJAUAN PUSTAKA

A. Macam Pemeriksaan glukosa darah

Berdasarkan Depkes RI ada beberapa macam pemeriksaan


glukosa darah yang dapat dilakukan, yaitu :

a) Glukosa Darah Sewaktu

Pemeriksaan gula darah yang dilakukan setiap waktu sepanjang


hari tanpa memperhatikan makan terakhir yang dimakan dan
kondisi tubuh orang tersebut.

b) Glukosa Darah puasa

Glukosa darah puasa adalah pemeriksaan glukosa darah yang


dilakukan setelah pasien melakukan puasa selama 8-10 jam.

c) Glukosa Darah 2 jam Post prandial

Pemeriksaan glukosa ini adalah pemeriksaan glukosa yang dihitung


2 jam setelah pasien menyelesaikan makan.

B. Kadar normal gula darah

Kadar gula darah adalah terjadinya suatu peningkatan setelah


makan dan mengalami penurunan di waktu pagi hari bangun tidur. Bila
seseorang dikatakan mengalami hyperglycemia apabila keadaan
kadar gula dalam darah jauh diatas nilai normal, sedangkan
hypoglycemia suatu keadaan kondisi dimana seseorang mengalami
penurunan nilai gula dalam darah dibawah normal (4).

Hasil pemeriksaan kadar gula darah dikatakan normal bila (4) :


a. Gula darah sewaktu : < 110 mg/dL

4
b. Gula darah puasa : 70 – 110 mg/dL

c. Waktu tidur :110 – 150 mg/dL

d. 1 jam setelah makan :< 160 mg/dL

e. 2 jam setelah makan :< 140 mg/dL

f. Pada wanita hamil :<140 mg/dL

Berikut kisaran kadar gula darah normal menurut WHO (5) :

 Sebelum makan : 70 130 mg/dL.

 Dua jam setelah makan : kurang dari 180 mg/dL.

 Setelah tidak makan (puasa) selama setidaknya delapan jam :


kurang dari 100 mg/dL.

 Menjelang tidur: 100 140 mg/dL.

Pemeliharaan kadar glukosa darah, beberapa jaringan di dalam


tubuh, misalnya otak dan sel darah merah bergantung pada glukosa
untuk memperoleh energi. Dalam jangka panjang, sebagian besar
jaringan juga memerlukan glukosa untuk fungsi lain misalnya
membentuk gugus ribosa pada nukleotida atau bagian karbohidrat
pada glikoprotein. Oleh karena itu agar dapat bertahap hidup manusia
harus memiliki mekanisme untuk memelihara kadar gula darah (6).

Setelah makan makanan yang mengandung karbohidrat, kadar


gula meningkat . Sebagian glukosa dalam makanan disimpan dalam
hati sebagai glikogen. Setelah 2 jam atau 3 jam berpuasa, glikogen ini
mulai diuraikan oleh proses glikogenolisis, dan glukosa yang terbentuk
dibebaskan ke dalam darah. Seiring dengan penurunan simpanan
glikogen, juga terjadi penguraian triasilgliserol di jaringan adiposa,
yang menghasilkan asam lemak sebagai bahan bakar alternatif dan
gliserol untuk sintesis glukosa melalui glukoneogenesis. Asam amino

5
juga dibebaskan dari otot untuk berfungsi sebagai prekursor
glukoneogenik (6).

Setelah puasa satu malam, kadar glukosa darah dipertahankan


baik oleh glikogenolisis maupun glukoneogenesis. Namun, setelah
sekitar 30 jam berpuasa, simpanan glikogen hati habis. Sesudah itu,
glukoneogenesis adalah satu-sarunya sumber glukosa darah (6).

Perubahan dalam metabolisme glukosa yang berlangsung selama


perpindahan dari keadaan kenyang ke keadaan puasa diatur oleh
hormon insulin dan glukagon. Insulin meningkat pada keadaan
kenyang, dan glukagon meningkat selama puasa. Insulin merangsang
transpor glukosa ke dalam sel tertentu misalnya sel otot dan jaringan
adiposa. Insulin juga mengubah aktivitas enzim kunci yang mengatur
metabolisme, yang merangsang penyimpanan bahan bakar, Glukagon
melawan efek insulin, yang merangsang pelepasan simpanan bahan
bakar dan perubahan laktat, asam amino, serta gliserol menjadi
glukosa (6).

Kadar glukosa darah dipertahankan tidak saja selama puasa, tetapi


juga sewaktu kita berolahraga saat sel otot menyerap glukosa darl
darah dan mengoksidasinya untuk memperoleh energi. Selama
berolahraga, hati memasok glukosa ke dalam darah melalui proses
glikogenolisis dan glukoneogenesis (6).

Cek gula darah perlu dilakukan oleh mereka yang memiliki factor
risiko diabetes. Pemeriksaan harus rutin. Cek setiap tahun atau paling
tidak dua tahun sekali untuk skrining (7).

Selain orang dengan riwayat keluarga diabetes melitus, kita juga


perlu mewaspadai kemungkinan terjadinya diabetes. Terlebih,
belakangan diabetes tidak saja menghantui mereka yang memiliki
bakat genetik terkait penyakit ini. Mereka yang menjalankan gaya
hidup kurang gerak, obesitas, pola makan buruk, dan rawan stres juga
harus mewaspadai diabetes (7).
6
Skrining prediabetes juga baik dilakukan oleh orang yang sudah
berusia lebih dari 45 tahun yang memiliki berat badan lebih. Tesnya
mencakup Gula Darah Puasa (GDP) dan Tes Toleransi Glukosa Oral
(TTGO). Prediabetes mewakili kondisi glukosa puasa terganggu atau
toleransi glukosanya terganggu (7).

Diagnosis diabetes ditegakkan berdasarkan gejalanya yaitu 3P


(polidipsi, polifagi, poliuri) dan hasil pemeriksaan darah yang
menunjukkan kadar gula darah yang tinggi (tidak normal) (7).

C. Ada 2 tipe utama diabetes (8):

1. Diabetes tipe 1 : di mana sistem kekebalan tubuh menyerang dan


menghancurkan sel-sel yang memproduksi insulin.

2. Diabetes tipe 2 : di mana tubuh tidak menghasilkan cukup insulin,


atau sel-sel tubuh tidak bereaksi terhadap insulin.

Diabetes tipe 2 jauh lebih umum daripada tipe 1. Di Inggris, sekitar


90% dari semua orang dewasa dengan diabetes menderita tipe 2 (8).

Selama kehamilan, beberapa wanita memiliki kadar glukosa darah


yang sangat tinggi sehingga tubuh mereka tidak dapat memproduksi
insulin yang cukup untuk menyerap semuanya. Ini dikenal sebagai
diabetes gestasional (8).

Diabetes Mellitus (DM) pada kehamilan memiliki dampak serius


pada ibu dan bayi jika tidak dikelola secara optimal (9).

Ibu hamil penderita diabetes melitus beresiko tinggi terjadi


penambahan berat badan berlebih, terjadinya
preeklamsia,eklamsia,bedah besar dan komplikasi kardiovaskuler
hingga kematian ibu.Dan pada bayi yang dilahirkan beresiko tinggi
untuk terkena makrosomia,trauma kelahiran,hipoglikemia

7
hipokalsemia, hiperbilirubinia,sindrom gangguan
pernafasan,polistemia dan diabetes melitus tipe 2 (10).

BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. Identitas Probandus

Nama : Hj. Sri Jumaiyah

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 38 Tahun

Tinggi Badan : 157 cm

Berat Badan : 54 kg

Suku Bangsa : Banjar

B. Alat dan Bahan

Alat

1.unit alat/mesin
2.chip kontrol/ chip kode gula darah
3.strip gula darah
4.Tas alat
5.Lancing device
6.Jarum lancet
7.2 buah baterai AAA
8.Kapas alkohol/ Swab

Bahan

8
Bahan praktikum yang digunakan adalah darah perifer yang diambil di
ujung jari probandus.

C. Cara Kerja

1.Masukan baterai dan nyalakan mesin.


2.Atur jam,tanggal dan tahun pada mesin.

3.Ambil chip warna kuning masukan ke dalam mesin untuk cek mesin.
4.Jika layar muncul “error” berarti mesin rusak.
5.Jika layar muncul “OK” berarti mesin siap digunakan.
6.Ambil chip test dan strip yang ada dalam botol strip gula darah
7.Untuk cek gula,masukan chip gula dan strip gula terlebih dahulu.
8.Pada layar akan muncul angka/kode sesuai pada botol strip.
9.Setelah itu akan muncul gambar tetes darah dan kedip-kedip.
10.Masukan jarum pada lancing/alat tembak berbentuk pen dan atur
Kedalaman Jarum.
11.Gunakan tisu alkohol untuk membersihkan jari probandus.
12.Tembakkan jarum pada jari dan tekan supaya darah keluar.
13.Darah di sentuh pada strip dan bukan di tetes diatas strip.
14.Sentuh pada bagian garis yang ada tanda panah.
15.Darah akan langsung meresap sampai ujung strip dan bunyi beep.
16.Tunggu sebentar,hasil akan keluar beberapa detik pada layar.
17.Cabut jarumnya dari lancing juga stripnya dan buang.
18.Setelah selesai cabut chip gula. Chip gula di simpan ke botol lagi.
19.Tutup rapat botol strip jika tidak digunakan lagi.

9
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Glukosa darah


Dari praktikum yang telah dilakukan, diperoleh hasil sebagai
berikut. Setelah 10 detik didapatkan hasil glukosa darah 104 mg/dl
(Nilai yang tertera pada alat Easy touch, Normal 88 – 132 mg/dl,
Hiperglukosa 249 – 373 mg/dl). Jadi hasil glukosa darah probandus
dikatakan normal karena merujuk pada nilai normal yang tertera pada
alat Easy Touch.

B. Pembahasan Pemeriksaan Glukosa Darah

HIPOGLIKEMI & TATALAKSANANYA (11).

DEFINISI HIPOGLIKEMIA:

Suatu keadaan abnormal dimana kadar glukosa dalam darah


< 50/60 mg/dl (Standards of Medical Care in Diabetes, 2009;
Cryer, 2005; Smeltzer & Bare, 2003)

PENYEBAB HIPOGLIKEMIA:

Menurut Sabatine (2004), hipoglikemia dapat terjadi pada


penderita Diabetes dan Non Diabetes dengan etiologi sebagai
berikut
1. Pada Diabetes:
- Overdose insulin
10
- Asupan makanan << (tertunda atau lupa, terlalu sedikit,
output yang ber>>an (muntah, diare), diit ber>>an)
- Aktivitas berlebihan
- Gagal ginjal
- Hipotiroid
2. Pada Non Diabetes
- Peningkatan produksi insulin
- Paska aktivitas
- Konsumsi makanan yang sedikit kalori
- Konsumsi alkohol

- Paska melahirkan
- Post gastrectomy
- Penggunaan obat-obatan dalam jumlah besar (co.: salisilat,
sulfonamide)

KARAKTERISTIK DIAGNOSTIK HIPOGLIKEMIA:

Menurut Soemadji (2006) dan Cryer (2005),


karakteristik diagnostik hipoglikemia ditentukan berdasarkan
pada TRIAS WIPPLE sebagai berikut
1. Terdapat tanda-tanda hipoglikemi
2. Kadar glukosa darah kurang dari 50 mg%
3. Gejala akan hilang seiring dengan peningkatan kadar
glukosa darah (paska koreksi)

KLASIFIKASI & MANIFESTASI KLINIS HIPOGLIKEMIA:

Menurut Soemadji (2006) dan Rush & Louies (2004) klasifikasi


dan manifestasi klinis dari hipoglikemia sebagai berikut

JENIS
HIPOGLIKEMI SIGN & SYMPTOMS

11
RINGAN  Dapat diatasi sendiri dan tidak
mengganggu aktivitas sehari-hari
 Penurunan glukosa (stresor)
merangsang saraf simpatis, sekresi adrenalin
ke p.d: perspirasi, tremor, takikardia,
palpitasi, gelisah
 Penurunan glukosa (stresor)
merangsang saraf parasimpatis : lapar,
mual, tekanan darah turun
SEDANG  Dapat diatasi sendiri, mengganggu aktivitas
sehari-hari
 Otak mulai kurang mendapat glukosa
sebagai sumber energy: timbul gangguan
pada SSP: headache, vertigo, gg.
konsentrasi, penurunan daya ingat,
perubahan emosi, perilaku irasional,
penurunan fungsi rasa, gg. koordinasi
gerak, double vision
BERAT  Membutuhkan orang lain dan terapi glukosa
 Fs. SSP mengalami gg. berat:
disorientasi, kejang, penurunan
kesadaran

TUJUAN TATALAKSANA HIPOGLIKEMIA:

 Memenuhi kadar gula darah dalam otak agar tidak


terjadi
kerusakan irreversibel.
 Tidak mengganggu regulasi DM.

PEDOMAN TATALAKSANA HIPOGLIKEMIA:

12
Menurut PERKENI (2006) pedoman tatalaksana hipoglikemia
sebagai berikut
 Glukosa diarahkan pada kadar glukosa puasa yaitu 120 mg/dl.
 Bila diperlukan pemberian glukosa cepat (IV), satu flakon
(25 cc) Dex 40 % (10 gr Dex) dapat menaikkan kadar
glukosa kurang lebih 25-30 mg/dl.

Manajemen Hipoglikemi menurut Soemadji (2006); Rush &


Louise (2004); Smeltzer & Bare (2003) sebagai berikut
 Tergantung derajat hipoglikemi:
Hipoglikemi ringan:
 Diberikan 150-200 ml teh manis atau jus buah atau
6-10 butir permen atau 2-3 sendok teh sirup atau
madu
 Bila gejala tidak berkurang dalam 15 menit, ulangi
pemberiannya
 Tidak dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan tinggi
kalori, coklat, kue, donat, ice cream, cake
Hipoglikemi berat:
 Tergantung pada tingkat kesadaran pasien
 Bila klien dalam keadaan tidak sadar, jangan
memberikan makanan atau minuman.

Terapi hipoglikemi:
 GLUKOSA ORAL
 GLUKOSA INTRAVENA
 GLUKAGON 1 mg (SC/IM)
 THIAMINE 100 mg (IV/IM) pada pasien
ALKOHOLIC - WERNICKE
13
ENCEPHALOPHATY!!!!
 MONITORING

KADAR TERAPI HIPOGLIKEMI (DGN


GLUKOSA RUMUS 3-2-1)
(mg/dl)
< 30 mg/dl Injeksi IV Dex.40% (25 cc) bolus 3 flakon
30-60 mg/dl Injeksi IV Dex.40% (25 cc) bolus 2 flakon
60-100 mg/dl Injeksi IV Dex.40% (25 cc) bolus 1 flakon
FOLLOW UP:
1. Periksa kadar gula darah lagi, 30 menit sesudah injeksi IV
2. Sesudah bolus 3 atau 2 atau 1 flakon setelah 30 menit
dapat diberikan 1 flakon lagi sampai 2-3 kali untuk mencapai kadar
> 120 mg/dl

HIPERGLIKEMI & TATALAKSANANYA (11).

DEFINISI HIPERGLIKEMIA:

Suatu keadaan abnormal dimana kadar glukosa dalam


darah < 200 mg/dl (Standards of Medical Care in Diabetes,
2009; Smeltzer & Bare, 2003; PERKENI, 2006)

PENYEBAB HIPERGLIKEMIA:

Menurut Smeltzer & Bare (2003), hiperglikemia dapat terjadi


pada penderita Diabetes dan Non Diabetes dengan etiologi
sebagai berikut
- Dosis insulin tidak tepat
- Asupan makanan ber>>an
- Aktivitas <<

14
- Stres (fisik maupun emosional)
- Infeksi

TATALAKSANA HIPERGLIKEMIA:

KADAR GULA REGULASI CEPAT REGULASI CEPAT


DARAH INTRA VENA SUB KUTAN
(sebelum RC) (RUMUS MINUS (MAINTENANCE)
SATU) (RUMUS KALI 2)
200 – 300 1x 3 x 4 unit
(@ 4 unit/jam)
300 – 400 2x 3 x 6 unit
(@ 4 unit/jam)
400 – 500 3x 3 x 8 unit
(@ 4 unit/jam)
500 – 600 4x 3 x 10 unit
(@ 4 unit/jam)
600 - 700 5x 3 x 12 unit
(@ 4 unit/jam)

15
BAB V
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Setelah dilakukan pemeriksaan glukosa darah, dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut : Berdasarkan praktikum yang dilakukan menunjukkan bahwa
setelah 10 detik didapatkan hasil glukosa darah 104 mg/(Nilai yang tertera
pada alat Easy touch, Normal 88 – 132 mg/dl, Hiperglukosa 249 – 373 mg/dl).
Jadi hasil glukosa darah probandus dikatakan normal karena merujuk pada
nilai normal yang tertera pada alat Easy Touch.

B. Saran
Berdasarkan proses saat menjalani praktikum pemeriksaan glukosa
darah, kami mendukung cara pengajaran yang diberikan, diharapkan adanya
dukungan berupa sarana dan prasarana berupa penambahan referensi yang
dapat memotivasi penulis dan mahasiswa(i) lain saat mengikuti praktikum.

Banjarbaru, 5 Oktober 2018

Pembimbing Praktikum Praktikan

Ria Herlina
NIM I1B110036 NIM 1810913420015

16
DAFTAR PUSTAKA

1. Wijayanti,N.2017.Fisiologi dan metabolisme zat gizi. Malang:


UB Press

2. Guyton,A,C.1997.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9.


Jakarta : ECG

3. Tobing,H,A,L.2016.Menu 30 Hari untuk diabetisi. Jakarta :


Gramedia Pustaka Utama

4. Tambunan, Rudi M. 2013. Pedoman Penyusunan Standard


Operating Procedures (SOP) Edisi kedua, Jakarta : Maiestas
Publishing.

5. https://komunitas.bukalapak.com/s/6trrbu/berikut_ini_adalah_ba
tasan_normal_gula_darah_menurut_who, diakses 05 Oktober
2018.

6. Marks, Dawn. H, 2016. Biokimia Kedokteran Dasar. Jakarta :


ECG.

7. Holistik health solution, 2011. Diabetes di Usia Muda, Grasindo.

8. https://www.nhs.uk/conditions/diabetes/, diakses tanggal 05


Oktober 2018.

9. Purnamasari, Dyan dkk, 2013. Indonesian Clinical Practice


Guidelines for Diabetes in Pregnancy Vol. 28 No. 1, JAFES
10. Saldah,Ifan Pratama,dkk.2013.Faktor Resiko Kejadian
Prediabetes/Diabetes Melitus Gestasional Di RSIA Sitti
Khadijah Kota Makasar.

11. FKP Unair, 2012. Hipo-hiperglikemia, Surabaya :IYW.


LAMPIRAN

DOKUMENTASI

Mempersiapkan alat seperti 1 set


alat cek glukosa darah merk easy
touch,strip glukosa, alat pen
tembak,lancet dan swab alcohol.

Menyiapkan strip glukosa dan


mencocokan dengan kode PIN
pada alat pemeriksa glukosa
Alat cek glukosa easy touch di
hidupkan dan strip glukosa di
pasang pada alat tersebut sampai
muncul tanda untuk di teteskan
sampel.

Pengambilan sampel darah dari


ujung jari probandus dengan cara
ujung jari manis probandus di
bersihkan dengan alcohol swab
kemudian ujung jari di tekan dan
ditusuk dengan pen tembak
sampai keluar sampel darah lalu
masukkan sampel darah pada
strip glukosa yang sudah
disiapkan.

Darah yang sudah dimasukkan ke


strip glukosa akan mengalami
reaksi secara otomatis,setelah 10
detik di dapat hasil pemeriksaan
kadar gula darah yang dapat
dilihat pada layer easy touch.

Anda mungkin juga menyukai