Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH SAKIT DAN KERJA AKIBAT

KERJA YANG TIDAK ERGONOMIS

OLEH :

RISKA FEBRIANTI

SYAFIRA AULIA R

ULFIATI

SISNA

SOFYAN HARTONO

WD.SRY ANDRYAN SAFITRI

WD.YUSRI

AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH


KABUPATEN BUTON
T.A 2018
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur kami panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat rahmatNyalah kami dapat menyelesaikan tugas kami yang berjudul
“MAKALAH SAKIT DAN KERJA AKIBAT KERJA YANG TIDAK ERGONOMIS” tepat
pada waktunya.

Kami mengucapkan terima kasih pada pihak-pihak yang telah membantu


menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu
setiap pihak diharapkan dapat memberikan masukan berupa kritik dan saran yang
bersifat membangun.

BAUBAU,01 Februari 2018

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................


DAFTAR ISI ............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang ...............................................................................
1.2. Rumusan masalah .........................................................................
1.3. Tujuan............................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
2.1. Definisi ...........................................................................................
2.2. Penyebab penyakit akibat kerja .....................................................
2.3. Daftar penyakit yang timbul akibat kerja ........................................
2.4. Hubungan ergonomi dengan sakit akibat kerja ..............................
2.5. Hubungan kecelakaan kerja dengan penyakit akibat kerja ............
2.6. Undang-undang ketenagakerjaan..................................................

BAB III PENUTUP


KESIMPULAN .........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perkembangan teknologi saat ini begitu pesatnya, sehingga peralatan sudah menjadi
kebutuhan pokok pada berbagai lapangan pekerjaan. Artinya peralatan dan teknologi
merupakan penunjang yang penting dalam upaya meningkatkan produktivitas untuk berbagai
jenis pekerjaan. Disamping itu, disisi lain akan terjadi dampak negatifnya bila kita kurang
waspada menghadapi bahaya potensial yang mungkin timbul. Hal ini tidak akan terjadi jika
dapat diantisipasi dan tidak akan ada risiko yang mempengaruhi kehidupan para pekerja.
Berbagai risiko tersebut adalah kemungkinan terjadinya penyakit akibat kerja. Penyakit yang
berhubungan dengan pekerjaan dan kecelakaan akibat kerja yang dapat menyebabkan
kecacatan atau kematian. Antisipasi ini harus dilakukan oleh semua pihak dengan cara
penyesuaian antara pekerja, proses kerja, dan lingkungan kerja.

Ergonomi dan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) merupakan dua hal yang tidak
dapat dipisahkan. Keduanya mengarah kepada tujuan yang sama yakni peningkatan kualitas
kehidupan kerja (quality of working life). Aspek kualitas kehidupan kerja merupakan salah
satu faktor penting yang mempengaruhi rasa kepercayaan dan rasa kepemilikan pekerja
kepada perusahaan yang berujung pada produktivitas dan kualitas kerja. Artinya, pekerja
akan mempunyai motivasi yang tinggi dalam bekerja (lebih produktif dan berkualitas) ketika
aspek keselamatan, kesehatan, dan kenyamanan mereka lebih diperhatikan. Pengalaman
empiris menunjukkan bahwa pencapaian kinerja manajemen K3 sangat tergantung kepada
sejauh mana faktor ergonomi telah terperhatikan di perusahaan tersebut. Kenyataannya,
kecelakaan kerja masih terjadi di berbagai perusahaan yang secara administratif telah lulus
audit sistem manajemen K3. Ada ungkapan bahwa “without ergonomics, safety management
is not enough”. Sangat disayangkan apabila ergonomi sering disalah-artikan dan hanya
dikaitkan dengan aspek kenyamanan (perancangan kursi) atau dimensi fisik tubuh manusia.
Akibatnya, aplikasi ergonomi masih belum dianggap penting, terutama di perusahaan –
perusahaan di Indonesia, sehingga banyak sekali rancangan sistem kerja yang tidak
ergonomi. Hal ini terlihat dari ketidaksesuaian antara pekerja dengan cara kerja, mesin, atau
alat kerja yang dipakai, lingkungan tempat kerja, atau menyangkut pengaturan beban kerja
yang tidak optimal.
B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa definisi sakit dan cacat ?


2. Apa Penyebab penyakit akibat kerja?
3. Apa saja penyakit yang timbul akibat kerja?
4. Bagaimana hubungan ergonomi dengan sakit akibat kerja ?
5. Bagaimana hubungan Kecelakaan kerja dengan penyakit akibat kerja?
6. Undang – undang apa yang mengatur tentang ketenaga kerjaan ?

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui Pengertian sakit dan cacat akibat .


2. Untuk mengetahui Penyebab sakit dan cacat akibat kerja.
3. Untuk mengetahui Daftar penyakit akibat kerja.
4. Untuk mengetahui Hubungan penyakit akibat kerja dengan ergonomic.
5. Untuk mengetahui Hubungan kecelakaan kerja dengan penyakit akibat kerja.
6. Untuk mengetahui undang – undang apa saja yang mengatur tentang ketenagakerjaan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI

1. Definisi Sehat (Who) 1947

Sehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas
dari penyakit atau kelemahan yang mengandung 3 karakteristik :

a. Merefleksikan perhatian pada individu sebagai manusia.


b. Memandang sehat dalam konteks lingkungan internal dan ektersnal.
c. Sehat diartikan sebagai hidup yang kreatif dan produktif.

Sehat bukan merupakan suatu kondisi tetapai merupakan penyesesuaian, bukan


merupakan suatu keadaan tapi merupakan proses. Proses disini adalah adaptasi individu yang
tidak hanya terhadap fisik mereka tetapai terhadap lingkungan sosialnya.

2. Definisi Sehat Pender (1982)

Sehat adalah perwujudan individu yang diperoleh melalui kepuasan dalam berhubungan
dengan orang lain (Aktualisasi). Perilaku yang sesuai dengan tujuan, perawatan diri yang
kompeten sedangkan penyesesuaian diperlukan untuk mempertahankanstabilitas dan
integritas struktural.

3. Definisi Sehat Paune (1983)

Fungsi efektif dari sumber-sumber perawatan diri (self care Resouces) yang menjamin
tindakanuntuk perawatan diri ( self care Aktions) secara adekual. Self care Resoureces
mencangkup pengetahuan, keterampilan dan sikap sedangkan Self care Aktions merupakan
perilaku yang sesuai dengan tujuan diperlukan untuk memperoleh, mempertahan kan dan
menigkatkan fungsi psicososial dan spiritual.
4. Definisi Sehat Menurut Perseorangan

Pengertian sehat menurut perseorangan dan gambaran seseorang tentang sehat sangat
bervariasi. Faktor yang mempengaruhi diri seseorang tentang sakit :

a. Status Pekembangan. Kemampuan mengerti tentang keadaan sehat dan kemampuan


merespon terhadap perubahandalam kesehatan dikatakan dengan usia.
b. Pengaruh sosial dan cultural. Masing-masing kultur punya pandangan tentang sehat dan
diturunhan dari orang tua keanak-anak.
c. Pengalaman masa lalu. Seseorang dapat mempertimbangkan adanya rasa nyeri / sakit
disfungsi (tidak berfungsi) membantu menentukan definisi seorang tentang sehat.
d. Harapan sesorang tentang dirinya. Seseorang mengharapkan dapat berfungsi pada
tingkat yang tinggi baik fisik maupun psikososialnya jika mereka sehat. Faktor lain yang
berhubungan dengan diri sendiri.
 Bagaimana individu menerima dirinya dengan baik / secara utuh.
 Self Esleem (harga diri), Body Image (gambaran diri), kebutuhan, peran dan
kemampuan.

3 kriteria untuk menentukan apakah mereka sakit :

a. Adanya gejala : Naiknya temperatur, nyeri.


b. Persepsi tentang bagaimana mereka merasakan : baik, buruk, sakit.
c. Kemampuan untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari : bekerja , sekolah.
Penyakit adalah istilah medis yang digambarkansebagai gangguan dalam fungsi tubuh
yang menghasilkan berkuranya kapasitas.

Menurut Kamus besar Bahasa Indonesia cacat adalah kekurangan yang menyebabkan
nilai atau mutunya kurang baik atau kurang sempurna.
B. PENYEBAB PENYAKIT AKIBAT KERJA

Penyebab akibat kerja adalah setiap penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau
lingkungan kerja. Penyakit ini artefisial oleh karena timbulkan disebabkan oleh adanya
pekerjaan. Kepadanya sering diberikan nama penyakit buatan manusia (manmade diseases).
Berat ringannya penyakit dan cacat tergantung dari jenis dan tingkat sakit. Sering kali terjadi
cacat yang berat sehingga pencegahannya lebih baik daripada pengobatan. Di tempat kerja
terjadi faktor-faktor yang menjadi sebab penyakit akibat kerja sebagai berikut (Waldron,
1990; Levy, 1988; Suma’mur, 1979) :

1. Golongan fisik

Suara yang biasa menyababkan pekak atau tuli yaitu Radiasi. Radiasi pengion,
misalnya berasal dari bahan-bahan radioaktif yang menyebabkan antara lain penyakit-
penyakit sistem darah dan kulit, sedangkan radiasi non pengion, misalnya, radiasi
elektromagnetik yang berasal dari peralatan yang menggunakan listrik. Radiasi sinar
inframerah bisa mengakibatkan katarak pada lensa mata, sedangkan sinar ultraviolet menjadi
sebab conjungctivitis photo-electrica.

Suhu yang terlalu tinggi menyebabkan heat stroke beat cramps atau hyperpyrexia,
sedangkan suhu-suhu yang rendah, antara lain menimbulkan frosbite. Tekanan yang tinggi
menyebabkan caisson disease. Penerangan lampu yang kurang baik, misalnya menyebabkan
kelainan kepada indra penglihatan atau kesilauan yang memudahkan terjadinya kecelakaan.

2. Golongan kimiawi

Debu yang menyebabkan pnemokoniosis, di antaranya: silikosis, bisinosis, asbestosis


dan lain-lain. Uap yang di antaranya menyebabkan mental fume fever dermawatis, atau
keracunan Gas, misalnya, keracunan oleh CO, H2S dan lain-lain. Larutan yang dapat
menyebabkan dermatitis. Awan atau kabut, misalnya racun serangga (insecticides), racun
jamur dan lain-lain yang dapat menimbulkan keracunan.
3. Golongan infeksi,

misalnya oleh bakteri, virus, parasit maupun jamur.

4. Golongan fisiologis

yang disebabkan oleh kesalahan-kesalahan konstruksi mesin, sikap badan kurang baik,
salah cara melakukan pekerjaan dan lain-lain yang semuanya menimbulkan kelelahan fisik,
bahkan lambat laun perubahan fisik tubuh pekerja.

5. Golongan mental-psikologis

dua gangguan jiwa yang menonjol, yaitu stres psikologis dan depresi.

C. DAFTAR PENYAKIT YANG TIMBUL AKIBAT KERJA

Daftar kelompok Penyakit Akibat kerja (PAK) sebagaimana yang tercantum pada
Lampiran Keputusan Presiden Indonesia Nomor 22 Tahun 1993 Tentang Penyakit Yang
Timbul Karena Hubungan Kerja:

1. Pneumokonisis yang disebabkan debu mineral pembentuk jaringan parut (silikosis,


antrakosilikosis, asbestosis) dan silikotuberkulosis yang silikosisnya merupakan
faktor utama penyebab cacat atau kematian.
2. Penyakit paru dan saluran pernafasan (bronkhopulmoner) yang disebabkan oleh debu
logam keras.
3. Penyakit paru dan saluran pernafasan (bronkhopulmoner) yang disebabkan oleh debu
kapas, vlas, henep, dan sisal (bissinosis).
4. Asma akibat kerja yang disebabkan oleh penyebab sensitisasi dan zat perangsang
yang dikenal yang berada dalam proses pekerjaan.
5. Alveolitis allergika yang disebabkan oleh faktor dari luar sebagai akibat penghirupan
debu organik.
6. Penyakit yang disebabkan oleh zat – zat kimia seperti berilium, cadmium,
fosfor, mangan, air raksa, arsen, flour, timbal atau persenyawaannya yang beracun.
7. Penyakit yang disebabkan oleh karbon disulfide.
a. Penyakit yang disebabkan oleh derivate halogen dari
persenyawaan hidrokarbon afiliatik atau aromatic yang beracun.
b. Penyakit yang disebabkan oleh benzene atau homolognya yang beracun.
 Penyakit yang disebabkan oleh derivate nitro dan amina dari benzene
atau homolognya yang beracun.
 Penyakit yang disebabkan oleh nitrogliserin atau ester asam nitrat
lainnya.
 Penyakit yang disebabkan oleh alcohol, glikol, atau keton.
 Penyakit yang disebabkan oleh gas atau uap penyebab asfiksia atau
keracunan seperti karbon monoksida, hirogensianida, hidrogen sulfide,
atau derivatnya yang beracun, amoniak seng, braso, dan nikel.
8. Kelainan pendengaran yang disebabkan oleh kebisingan.
a. Penyakit yag disebabkan oleh getaran mekanik (kelainan-kelainan otot, urat,
tulang persendian, pembuluh darah tepi atau syaraf tepi).
b. Penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dalam udara yang bertekanan lebih.
c. Penyakit yang disebabkan oleh radiasi elektromagnetik dan radiasi mengion.
9. Penyakit kulit (dermatosis) yang disebabkan oleh penyebab fisik, kimiawi, atau
biologik.
10. Kanker kulit epitelioma primer yang disebabkan oleh ter, pic, bitumen, minyak
mineral, antrasena atau persenyawaan, produk atau residu dari zat tersebut.
11. Kanker paru atau mesotelioma yang disebabkan oleh asbes.
a. Penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri atau parasit yang didapat
dalam suatu pekerjaan yang memiliki resiko kontaminasi khusus.
b. Penyakit yang disebabkan oleh suhu tinggi atau rendah atau panas radiasi atau
kelembaban udara tinggi.
c. Penyakit yang disebabkan bahan kimia lainnya termasuk obat.

Kelompok pekerja yang rentan harus lebih diawasi misalnya;

a. Pekerja remaja
b. Wanita hamil dan menyusui.
c. Pekerja yang telah berumur
d. Pekerja shift.
e. Migrant.

Para pekerja yang mempunyai kebiasaan pada alkohol dan zat stimulan atau zat
addiktif lainnya perlu diawasi. Pemeriksaan kelelahan : Tes kelelahan tidak sederhana,
biasanya tes yang dilakukan seperti tes pada kelopak mata dan kecepatan reflek jari dan mata
serta kecepatan mendeteksi sinyal, atau pemeriksaan pada serabut otot secara elektrik dan
sebagainya.

D. HUBUNGAN ERGONOMI DENGAN SAKIT AKIBAT KERJA

Ergonomik adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari masalah manusia dalam


kaitan dengan pekerjaan. Atau, satu upayah dalam bentuk ilmu, teknologi dan seni untuk
menyerasikan peralatan, mesin, pekerjaan, sistem, organisasi dan lingkungan dengan
kemampuan, keahlian dan keterbatasan manusia, sehingga tercapai satu kondisi dan
lingkungan yang sehat, aman dan nyaman, efesien dan produksi, melalui pemanfaatan
fungsional tubuh manusia secara optimal dan maksimal (Kroemer and Grandjean, 1997.

E. HUBUNGAN KECELAKAAN KERJA DENGAN PENYAKIT AKIBAT


KERJA

Kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dapat saling berkaitan. Pekerja yang
menderita gangguan kesehatan atau penyakit akibat kerja cenderung lebih mudah mengalami
kecelakaan kerja. Menengok ke negara-negara maju, penanganan kesehatan pekerja sudah
sangat serius. Mereka sangat menyadari bahwa kerugian ekonomi suatu perusahaan atau
negara akibat suatu kecelakaan kerja maupun penyakit akibat kerja sangat besar dan dapat
ditekan dengan upaya-upaya di bidang kesehatan dan keselamatan kerja.

Bagi fasilitas pelayanan kesehatan yang sudah ada, rumah sakit pekerja akan menjadi
pelengkap dan akan menjadi pusat rujukan khususnya untuk kasus-kasus kecelakaan dan
penyakit akibat kerja. Diharapkan di setiap kawasan industri akan berdiri rumah sakit pekerja
sehingga hampir semua pekerja mempunyai akses untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
yang komprehensif. Setelah itu perlu adanya rumah sakit pekerja sebagai pusat rujukan
nasional. Sudah barang tentu hal ini juga harus didukung dengan meluluskan spesialis
kedokteran okupasi yang lebih banyak lagi. Kelemahan dan kekurangan dalam pendirian
rumah sakit pekerja dapat diperbaiki kemudian dan jika ada penyimpangan dari misi utama
berdirinya rumah sakit tersebut harus kita kritisi bersama.

Kecelakaan kerja adalah salah satu dari sekian banyak masalah di bidang keselamatan
dan kesehatan kerja yang dapat menyebabkan kerugian jiwa dan materi. Salah satu upaya
dalam perlindungan tenaga kerja adalah menyelenggarakan P3K di perusahaan sesuai dengan
UU dan peraturan Pemerintah yang berlaku. Penyelenggaraan P3K untuk menanggulangi
kecelakaan yang terjadi di tempat kerja. P3K yang dimaksud harus dikelola oleh tenaga
kesehatan yang professional. Sebagai pemberi pelayanan yang berhubungan dengan bidang
kesehatan dan keselamatan kerja maka mudah dipahami bahwa seseorang Ahli Kesehatan
Kerja memerlukan etika tenaga kesehatan karena harus bekerja sama dengan bidang-bidang
lain yaitu misalnya dokter, ahli higine perusahaan, ergonomi, psikolog, ahli gizi dan yang
paling penting adalah tenaga kerja.

Fungsi seorang Ahli Kesehatan Kerja di perusahaan sebenarnya sangat bergantung


pada kebijakan perusahaan dalam hal luasnya ruang lingkup upaya kesejahteraan dan
keselamatan kerja. Posisi Ahli Kesehatan Kerja kesehatan kerja disini unik dan merupakan
posisi Ahli Kesehatan Kerja seringkali lebih dekat dan lebih akrab dengan pekerja-pekerja
dibandingkan dengan pihak manajemen perusahaan, etika tenaga kesehatan kerja yang
didalamnya dikuti adanya kesadaran akan pilihan dari pihak manajemen, pihak tenaga kerja,
dan dari masyarakat sekitar perusahaan

F. UNDANG – UNDANG KETENAGAKERJAAN

1. Asuransi Tenaga Kerja

Membicarakan aspek hukum tentang kesehatan kerja pada masa kini harus diketahui pula
tentang program Asuransi Tenaga Kerja (Astek). Program ini sangat penting untuk tenaga
kerja yang bukan pegawai negeri sipil dan anggota ABRI. Program ini dilaksanakan
berdasarkan pengalaman banyaknya korban yang terjadi akibat kecelakaan kerja yang
mendatangkan kerugian baik jasmani maupun rohani. Karena itu, pemerintah membuat satu
jaminan sosial bagi pekerja yang dapat kecelakaan pada waktu melakukan pckcrjaan di suatu
perusahaan. Jaminan sosial ini bertujuan memberikan perlindungan terhadap risiko sosial
ekonomi yang menimpa peketja.

Ketentuan pokok mengenai jaminan sosial ini diatur dalam Undang-undang Nο. 14 tahun
1969. Salah satu dari jaminan ini adalah program Astek. Menunit Peraturan Pemerintah RI
Nο. 33 tahun 1977 tentang Astek. programnya adalah berupa Asuransi Kecelakaan Kerja,
Asuransi Tabungan Hari Tua dan Asuransi Kematian. Dalam pasal 3 ayat 1 Peraturan
Pemerintah ini dijelaskan bahwa setiap perusahaan wajib menyelenggarakan program Astek.
Dengan demikian, program ini akan memberikan jaminan terhadap kecelakaan, penyakit atau
kematian yang timbul dan dengan hubungan kerja. Undang-undang kesehatan kerja telah
menjadi perhatian pemerintah sejak berdirinya negara Republik Indonesia. Pemerintah
merasa perlu merumuskan suatu kebijakan umum yang mengatur kesejahteraan pekerja
dengan mengeluarkan perundang-undangan yang mengatur dan melindungi kesejaliteraan
pekerja.

Di antara beberapa undang-undang yang pernah dibuat adalah:

a. Undang-undang Kerja (1948-1951)

Peraturan Pemerintah Nο. 1 tahun 1951 mengatur tentang jam kerja, cuti tahunan, cuti
melahirkan, cuti haid bagi pekerja wanita, peraturan tentang kerja bagi anak. orang muda,
wanita, persyaratan tempat kerja, dan lain-lain.

b. Undang-undang Kecelakaan diumumkan tahun 1947

Dinyatakan berlaku tahun 1951. Undang-undang kecelakaan ini disebut juga Undang-
undang Kompensasi Pekerja (Workmen Compensation Law) mengatur tentang penggantian
kerugian kepada buruh yang mendapat kecelakaan atau penyakit akibat kerja. Beberapa pasal
yang patut diketahui antara lain adalah:

 Di perusahaan yang diwajibkan memberi tunjangan, majikan berkewajiban


membayar ganti rugi kepada buruh yang mendapat kecelakaan berhubungan dengan
hubungan kerja pada perusahaan itu.
 Penyakit yang timbul karena hubungan kerja dipandang sebagai kecelakaan.
 Jikalau buruh meninggal dunia akibat kecelakaan yang demikian itu,
kewajiban membayar kerugian itu berlaku terhadap keluarga yang
ditinggalkannya, dst.
c. Undang-undang Keselamatan Kerja tahun 1970.

Undang-undang ini berisi ketentuan umum tentang keselamatan kerja yang sesuai
dengan perkembangan masyarakat,industrialisasi, teknik, dan teknologi dalam rangka
pembinaan norma keselamatan kerja.

Dalam Undang-undang Keselamatan Kerja ini juga dicantumkan hak dan kewajiban
tenaga kerja, yaitu:

1) Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai pengawas dan atau
ahli keselamatan kerja.
2) Memakai alat perlindungan dirinya yang diwajibkan.
3) Memenuhi dan menaati semua syarat keselamatan dan kesehatan kerja yang
diwajibkan.
4) Meminta kepada Pengurus agar dilaksanakan semua syarat keselamatan dan
kesehatan kerja yang diwajibkan.
5) Menyatakan keberatan kerja pada keadaan dengan syarat keselamatan dan kesehatan
kerja serta alat perlindungan yang diwajibkan diragukan olehnya kecuali dalam hal-
hal khusus ditentukan lain oleh pegawai pengawas dalam batas-batas yang masih
dapat dipertanggungjawabkan.

d. Ketentuan hukum mengenai kesehatan kerja juga terdapat dalam UU Kesehatan. Pasal 23
Undang-undang Kesehatan ini menyatakan:
1) Kesehatan kerja diselenggarakan untuk mewujudkan produktivitas kerja yang
optimal.
2) Kesehatan kerja meliputi pelayanan kesehatan kerja, pencegahan penyakit akibat
kerja, dan syarat kesehatan kerja.
3) Setiap tempat kerja wajib menyelenggarakan kesehatan kerja
4) Ketentuan mengenai kesehatan kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan
(3) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
Pada pasal ini diatur agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa
membahayakan diri sendiri dan masyarakat sekelilingnya untuk memperoleh produktivitas
kerja yang optimal. Diingatkan dalam pasal ini bahwa kesehatan kerja meliputi pelayanan
kesehatan kerja,pencegahan penyakit akibat kerja dan syarat-syarat kesehatan. Dengan
demikian,upaya kesehatan kerja pada hakikatnya merupakan penyerasian kapasitas
kerja,beban kerja dan lingkungan kerja. Pelayanan kesehatan kerja adalah pelayanan
kesehatan yang diberikan kepada pekerja sesuai dengan jaminan sosial tenaga kerja dan
mencakup upaya peningkatan kesehatan,pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit,dan
pemulihan kesehatan.

Syarat kesehatan kerja meliputi persyaratan kesehatan pekerja baik fisik maupun
psikis sesuai dengan jenis pekerjaannya, persyaratan bahan baku,peralatan, dan proses kerja
serta persyaratan tempat atau lingkungan kerja. Yang dimaksud dengan tempat kerja di sini
adalah tempat kerja yang terbuka atau tertutup, bergerak atau tidak bergerak yang
dipergunakan untuk memproduksi barang atau jasa oleh satu atau beberapa orang pekerja.
Dalam pasal ini ditegaskan bahwa yang wajib menyelenggarakan kesehatan kerja adalah
tempat yang mempunyai risiko bahaya kesehatan atau mudah terjangkit penyakit atau yang
mempunyai karyawan lebih dari 10 orang. Sanksi hukum bagi yang melanggar ketentuan
tentang kesehatan kerja, diatur dalam pasal yang sama dengan sanksi hukum pada
pelanggaran kesehatan lingkungan. Untuk Kesehatan pasal 94 berbunyi: “Barang siapa yang
menyelenggarakan tempat kerja yang tidak memenuhi ketentuan dipidana dengan pidana
kurungan paling lama satu tahun dan atau pidana denda paling banyak lima belas juta”.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Definisi sehat (WHO) 1947 , Suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental dan
sosial tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemhan. Definisi sakit menurut PEMONS
(1972), gangguan dalam fungsi normal individu sebagai tatalitas termasuk keadaan
organisme sebagai siste biologis dan penyesuaian sosialnya. Menurut Kamus besar Bahasa
Indonesia cacat adalah kekurangan yang menyebabkan nilai atau mutunya kurang baik atau
kurang sempurna Di tempat kerja terjadi faktor-faktor yang menjadi sebab penyakit akibat
kerja sebagai berikut : Golongan fisik,Golongan kimiawi, Golongan infeksi, Golongan
fisiologis, Golongan mental-psikologis. Tentang Penyakit Yang Timbul Karena Hubungan
Kerja: Pneumokonisis, Penyakit paru dan saluran pernafasan , Asma, Penyakit kulit , Kanker
kulit.

Kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dapat saling berkaitan. Pekerja yang
menderita gangguan kesehatan atau penyakit akibat kerja cenderung lebih mudah mengalami
kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja adalah salah satu dari sekian banyak masalah di bidang
keselamatan dan kesehatan kerja yang dapat menyebabkan kerugian jiwa dan materi. Salah
satu upaya dalam perlindungan tenaga kerja adalah menyelenggarakan P3K di perusahaan
sesuai dengan UU dan peraturan Pemerintah yang berlaku. Penyelenggaraan P3K untuk
menanggulangi kecelakaan yang terjadi di tempat kerja. Undang – Undang Ketenagakerjaan
: Undang-undang Kerja (1948-1951, Undang-undang Keselamatan Kerja tahun 1970 dan
Ketentuan hukum mengenai kesehatan kerja juga terdapat dalam UU Kesehatan. Pasal 23
Undang-undang Kesehatan .
DAFTAR PUSTAKA

Anonym.2009.Konsepsehatsakit.http://poponclick.com/pu800x600.php?id=c2lhbnRhcg==&a
ffid=18391. 2 April 2013.

Anonym.Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Bagi Tenaga Kesehatan.


http://ppnisardjito.blogspot.com/. 2 April 2013.

Ilmu kesker. 1 maret 2011. Ergonomic dan penyakit akibat kerja.


http://www.ilmukesker.com/. 2 April 2013.

Muhammad, ikhwan.19 Januari 2013. Daftar Penyakit Akibat Kerja

. http://picasion.com/ 2 April 2013.

Anda mungkin juga menyukai