Anda di halaman 1dari 13

GOOD CORPORATE

GOVERNANCE
Isu dan Riset Kontemporer CG

KELOMPOK 3
BELLA PERMATASARI (1206316894)
INDAH TIARA AMIATI (1206317410)

FAKULTAS EKONOMI
EKSTENSI AKUNTANSI UNIVERSITAS INDONESIA
2013
Report on the Observance of Standards and Codes (ROSC)
Corporate governance adalah struktur dan proses sebagai petunjuk dan kontrol perusahaan.
Corporate governance fokus padah hubungan antara manajemen, BOD, Mayoritas dan
Minoritas sharesholders dan stakeholder lainnya. GCG berkontribusi terhadapa
pengembangan ekonomi yang sustainable dengan meningkatkan kemampuan perusahaan dan
menambah aksesnya ke outside capital.
Kenapa CG menjadi penting karena studi menunjukkan bhwa praktek GCG secara signifikan
meningkatkan ECA perusahaan, produktifitas yang tinggi dan risiko yang rendah dari
kegagalan ekonomi di suatu negara.
Tujuan dari ROSC adalah untuk mengidentifikasi kelemahan yang dapat berkontribusi
terhadap kerentanan ekonomi dan keuangan dunia. Setiap pernyataan ROSC berpatokan pada
hukum dan kerangka peraturan setiap Negara, praktik-praktik yang berlaku, serta kepatuhan
dari perusahaan yang terdaftar di bursa (listed company) dan kapasitas
pelaksanaannyaterhadap prinsip-prinsip OECD.
 Konsep tersebut terstandardisasi dan sistematis, termasuk rekomendasi terhadap peraturan dan
rencana aksi suatu Negara. Sebagai responnya, banyak Negara yang telah menginisiasi legalitas,
peraturan, dan institusi dari bentuk CG;
 Konsep berfokus pada CG bagi perusahaan yang terdaftar di bursa. Sebagai permintaan pembuat
laporan, Bank Dunia juga dapat melakukan riviu terhadap peraturan yang berfokus pada
beberapa sektor, terutama bank dan BUMN;
 Konsep dapat di update untuk mengukur progress dari waktu ke waktu
 Partisipasi suatu Negara terhadap proses pembuatan konsep dan publikasi dari laporan akhir
adalah secara sukarela.
Di Indonesia, konsep CG di lakukan pada bulan Agustus 2009 oleh David Robinett dan Alexander
Berg dari Departemen Pembangunan Pasar Modal Global Bank Dunia, sebagai bagian dari program
ROSC. Laporan tersebut berasal dari kuesioner yang diselesaikan oleh Institute For Corporate
Directorship (IICD) yang telah diupdate pada April 2010

LANDSCAPE
CG ROSC melakukan penilaian di Indonesia dengan benchmark hukum dan praktik terhadap prinsip
GCG OECD yang fokus terhadap kompani yang lsiting di bursa. CG telah menjadi hal yang
diperhatikan di Indonesia selama 10 tahun. Pasar modal mengalami pertumbuhan yang cepat dalam
ukuran dan tingkat kepentingannya.
KEPEMILIKAN
Kepemilikan dari perusahaan yang listed konsentrasinya tetap tinggi, dapat dibedakan menjadi lima
kategori sebagai berikut:
 Groups
Mayoritas perusahaan listed dikendalikan oleh keluarga atau 10 grup perusahaan keluarga
 BUMN
 Pemerintah mengontrol 114 perusahaan BUMN dan 16 nya terdaftar di IDX sampai dari
Januari 2010
 Bank
Terdapat 123 bank dimana 24 nya terdaftar. 4 bank milik pemerintah mewakilkan 35% dari
aset, dan 48% kepemilikannya dikuasai badan asing
 Perusahaan asing
 Perusahaan independen yang bukan bagian dari grup.
Kelima kategori tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Hukum dan Lembaga Hukum di Indonesia
Diatur di dalam:
 UU PT 40/2007 ( Hukum PT )
 UU 8/ 2005 (Regulasi Pasar Saham )
 Peraturan Perbankan Bank Indonesia (PBI)
 Code Of Good Corporate Governance (CGCG) 2006

Temuan Utama

1. Komitmen dan Pelaksanaan


Kerangka hukum & peraturan sama seperti yang disebutkan pada bagian sebelumnya (hukum &
institusinya). Pelaksanaan diawasi oleh Bapepam LK & Bank Indonesia. Berikut sanksi yang
diberikan oleh Bapepam LK.

2. Hak Pemegang Saham


 Pemegang saham memiliki hak dalam rapat pemegang saham tapi tidak boleh menanyakan
hal diluar agenda rapat.
 Investor institusional dapat hadir dan memberikan voting, tetapi tidak boleh menunjukan apa
yang dia voting.
 Pemegang saham minoritas memiliki pengaruh yang kecil pada penunjukkan dewan
 Pada rapat pemegang saham, dividen ditentukan
 Pemegang saham memiliki hak mendahului pada kejadian peningkatan modal
 Batasan untuk tender telah meningkat dari 25% menjadi 50%
 Pemegang saham dapat menyetujui beberapa transaksi yang besar, kecuali dalam inti bisnis
perusahaan yang mengeluarkan.
 Pemegang saham independen harus menyetujui beberapa RPT
 Insider Trading dilarang namun belum pernah dituntut
 KSEI dapat menangani penggunaan rekening pelanggan yang tidak sah
 Pemegang saham hanya dapat mengeluarkan hal secara langsung atau mendokumentasikan
file atas nama perusahaan.
3. Pengungkapan dan Penyajian
 Disusun dengan tepat waktu
 Laporan tahunan harus mencantumkan pernyataan CG
 Detail dari gaji anggota dewan tidak perlu dicantumkan
 Pemegang saham utama, RPT, dan risiko harus dicantumkan , namun pemegang
pengendalian penuh dan kepemilikan tidak perlu
 Informasi material harus disajikan kepada public tapi harus secara selektif
4. Praktek Dewan dan Pandangan Perusahaan
 Pengatur standar telah menetapkan untuk mengadaptasi IFRS dan ISA secara penuh pada
tahun 2012
 Auditor harus dirotasi setiap selama 6 tahun berturut-turut
 MOF, IAPI, Bapepam LK, dan BI mengawasi praktik akuntansi dan audit
 Akuntanbilitas auditor terhadap dewan dan pemegang saham tidak jelas

Tugas Anggota Dewan :


a. Loyalitas dan kepedulian terhadap perusahaan diatur dalam peraturan perusahaan
b. Tidak ada anggota dewan yang ditemukan melanggar tugas mereka dibawah CL
c. Kode etik diatur secara sukarela
Dewan Independen & Objektif
a. Peraturan tertulis diperlukan dalam komisaris independen
b. Komite audit mandatory harus memiliki anggota ahli dari anggota
c. Komite audit memiliki rentang tanggung jawab namun tidak mengawasi RPT
d. Anggota dewan harus mengungkapkan konflik kepada dewan
e. Pengendalian internal audit diperlukan
f. Pemegang saham menyetujui untuk membayar kedua dewan
g. Training dewan tidak dibutuhkan, tapi hal tersebut biasa
h. Kementrian BUMN dapat menentukan dewan direksi BUMN & CG
Temuan DCA (Detail Country Assessment)
a. Indonesia telah meningkatkan nilai sejak ROSC tahun 2004
b. Masih terdapat pekerjaan yang harus diselesaikan
c. Indonesia masih terlambat disbanding Negara di satu regional lainnya namun telah berhasil
memperoleh pace setters
REKOMENDASI
1. Menyamakan kerangka CG agar sesuai dengan OECD Principle
2. Meningkatkan pengungkapan kepemilikan dan pengendalian
3. Meningkatkan pengungkapan area non financial
4. Menggabungkan hak pemegang saham dan praktek dewan yang baik ke dalam akta perusahaan
5. Regulasi komite audit harus diperkuat
6. Revisi dari peraturan perusahaan harus menjelaskan persyaratan yang berlaku sekarang,
memperkuat BOC, dan mempertimbangkan untuk merendahkan standar untuk aksi pemegang
saham
7. Perusahaan harus dapat menjelaskan CGCG
8. Amandemen CGCG harus memberikan pemegang saham minoritas kemampuan untuk memilih
komisaris independen
9. BAPEPAM LK harus membangun kapasitas untuk mengawasi pelaksanaan peraturan CG
10. Memperkuat pandangan dari peraturan standar akuntansi dan audit
11. Mempertimbangkan reformasi yang lebih luas
12. BAPEPAM LK harus membawa latar belakang pembelajaran untuk memperjelas arah tujuan
peraturan di masa depan
13. Reformasi dari sektor SOE harus berkelanjutan

SUMMARY
Penerapan Pengungkapan dan Transparansi di Indonesia :
Tanggung Jawab Dewan di Indonesia :

Penerapan OECD di Indonesia :


RECENT DEVELOPMENT IN CORPORATE GOVERNANCE :
AN OVERVIEW
Pengertian Tata Kelola
Sheileifer and Vishny (1997) mendefinisikan tata kelola perusahaan sebagai bagaimana pemasok
dari keuangan perusahaan menjamin dirinya sendiri untuk mendapatkan keuntungan dari investasinya.
Pemegang saham, penuntut akhir, anggota struktur yang terpilih dan struktur yang melaksanakan
sebagian hukum, peminjam obligasi terhadap pemegang saham.
Gillan dan Starks (1998) mendefinisikan tata kelola perusahaan adalah sebuah sistem atas hukum,
peraturan dan faktor yang mengontrol pengoperasian sebuah perusahaan. Beberapa peneliti
menerangkan bahwa pandangan mekanisme tata kelola perusahaan dibagi menjadi satu sampai 2 grup
yaitu internal perusahaan dan eksternal perusahaan. Pandangan tersebut kemudian dikembangkan lagi
sehingga menghasilkan tata kelola internal dibagi menjadi 5 (lima) kategori, yaitu :
a. Dewan direksi (dalam perannya, struktur dan insentive)
b. Manajemen pendorong
c. Struktur modal
d. Anggraan rumah tangga dan piagam
e. Sistem pengendalian internal
Sedangkan tata kelola eksternal dibagi menjadi 5 (lima) bagian, yaitu :
a. Hukum dan regulasi (khususnya hukum federal regulasi organisasi itu sendiri, dan hukum
negara)
b. Pasar 1(termasuk didalamnya pasar modal, pasar untuk pengendali perusahaan, pasar buruh,
dan pasar produk)
c. Pasar 2, menekankan penyedia untuk informasi pasar modal (seperti pennyedia kredit,
ekuitas, dan analisis tata kelola)
d. Pasar 3 fokus pada akuntansi, keuangan dan jasa legal dari pihk ketiga ekstrenal dari
perusahaan (termasuk pengauditan, direktur dan hutang asuransi pegawai, dan masukan
investasi bank)
e. Sumber pribadi dari pandangan eksternal, terutama media dan tuntutan hukum eksternal

Elemen dalam internal tata kelola


 Dewan direksi. Penelitian ini memfokuskan hubungan antara struktur dewan dan nilai
perusahaan, pilihan pemerintahan, dan investasi dan keputusan pembiayaan. Ukuran struktur dan
kemandirian dari sebuh manajemen perusahaan yang terpusat. Beberapa makalah mengenai CEO
yang juga berfungsi sebagai ketua dewan.
 Insentif manajerial
 Struktur modal
 Tuntutan hukum dan ketentuan piagam
Mekanisme eksternal tata kelola
Suatu perusahaan tidak beroperasi dalam sebuah ruang hampa, melainkan dibawah kendala hukum.
Perusahaan yang memiliki kekuatan pasar dan tunduk pada pengawasan antar lain :
 Hukum dan peraturan
 Pasar 1, yang terbagi menjadi :
- Pasar modal
- Pasar untuk pengendalian perusahaan
- Pasar tenaga kerja
- Pasar produk
 Pasar 2 dibagi menjadi ;
- Pasar informasi pasar
- Pasar analisis
 Pasar untuk layanan

Pandangan Luas Mengenai Tata Kelola Yang Menekankan Mekanisme Studi Tata Kelola
Ganda.
Akhir-akhir ini mekanisme tata kelola berfokus pada tata kelola ganda sebagai contoh penelitian
mengenai hubungan antara 24 anti take over yang berbeda dengan perusahaan.
IICD Scorecard Good Corporate Governance

Indonesian Institute for Corporate Directorship (IICD) adalah sebuah organisasi non profit didirikan
oleh sepuluh (10) Sekolah Bisnis Indonesia bereputasi tinggi dan individu unggul. Sejak awal, IICD
yang dibayangkan untuk "Internalisasi Praktik Good Corporate Governance dan Kepemimpinan
Terbaik" telah aktif bekerja pada Seminar, Pelatihan, Diskusi Panel, Desain Kurikulum, dan kegiatan
penelitian tentang GCG dan Kepemimpinan. IICD dengan alumni lebih dari 1.600 Manajer Senior,
Direksi, dan Komisaris, memposisikan diri untuk mendukung para pengambil keputusan, sebagai
mitra strategis dalam Penerapan GCG. IICD adalah salah satu pendiri dan juga anggota Institut
Direksi di Asia Timur jaringan (IDEA.net) memiliki anggota dari beberapa negara Asia termasuk
Singapura, Malaysia, Filipina, Thailand, Korea, Cina, Hongkong, dan Taiwan. Selain menyediakan
CG, Direksi dan Komisaris peran dan tanggung jawab pelatihan seminar, IICD telah melakukan
kegiatan penelitian tentang CG, seperti PerusahaanPemerintahan Scorecard untuk perusahaan publik
di Indonesia dan merupakan mitra lokal Bank Dunia pada penilaian CG praktik di Indonesia pada
tahun 2009. IICD telah berkolaborasi dengan berbagai lembaga termasuk Bank Dunia, International
Finance Corporation, Global Corporate Governance Forum, Center for International, Perusahaan
Swasta (CIPE), OECD, Bank Pembangunan Asia, PERBANAS (Asosiasi Bank Nasional), Asosiasi
Emiten Indonesia (Asosiasi Umum Indonesia Emiten), dan lain-lain.

Indonesian Institute for Corporate Directorship (IICD) baru saja mengumumkan 30 perusahaan
terbuka Indonesia yang menjadi Top 30 Emiten dengan Skor Corporate Governance (CG) Tertinggi di
tahun 2013. Sidharta Utama, Pembina IICD mengungkapkan, penilaian terhadap 30 emiten dengan
skor CG tertinggi diketahui dengan cara menggunakan acuan ASEAN Corporate Governance
Scorecard dalam menilai praktik CG perusahaan terbuka di Indonesia.
ASEAN CG Scorecard merupakan inisiatif dari ASEAN Capital Market Forum (ACMF) yang
beranggotakan regulator pasar modal di negara ASEAN. Scorecard ini telah digunakan untuk menilai
praktik CG perusahaan terbuka di negara ASEAN lainnya yaitu Filipina, Malaysia, Singapura,
Thailand dan Vietnam. Di 2013 IICD melakukan penilaian terhadap praktik CG perusahaan-
perusahaan publik terbuka yang terdaftar di BEI. Penilaian tahun ini dilakukan terhadap 97 emiten
dengan kapitalisasi pasar terbesar.
Penilaian tahun 2013 dilaksanakan paruh kedua tahun 2012. Antara lain laporan tahunan 2011,
laporan keuangan audit 2011, laporan berkelanjutan, pengumuman dan panggilan Rapat Umum
Pemegang Saham Tahunan/ Luar Biasa tahun 2012 serta website perusahaan. Sidharta melanjutkan,
penilaian terhadap 30 emiten dilakukan melalui tiga tahap.
 Pertama, penilaian dilakukan para penilai dari IICD.
 Kedua, verifikasi yang dilakukan tim reviewer lewat diskusi intensif bersama dengan para
penilai IICD
 Ketiga, dilakukan penilaian dan review oleh CG expert dari 5 negara lain terhadap sebagian
emiten. Setiap emiten akan dinilai oleh dua penilai untuk memastikan keakuratan penilaian

Instrumen penilaian mengacu pada prinsip yang dikembangkan organization for economic
cooperation and development (OECD) yang meliputi hak-hak pemegang saham, perlakuan yang
setara terhadap pemegang saham, peran pemangku kepentingan, pengungkapan dan transparansi dan
pertanggungjawaban dewan. Kelima prinsip-prinsip tersebut dijadikan secara komprehensif ke dalam
219 pertanyaan.
Perusahaan-perusahaan terbuka di ASEAN diharapkan terus menggunakan scorecard sebagai alat
meningkatkan praktik tata kelola perusahaan. Scorecard dan hasilnya juga bisa digunakan regulator
sebagai acuan meninjau aturan dan pedoman tata kelola perusahaan untuk meningkatkan praktik tata
kelola perusahaan terbuka.

Anda mungkin juga menyukai