KOMPETENSI INTI DAN STRATEGI BERSAING DALAM KEWIRAUSAHAAN
A. KOMPETENSI INTI KEWIRAUSAAN
Tidak dapat disangkal, bahwa kesinambungan hidup perusahaan sangat tergantung pada ketahanan pada wirausaha dalam meraih keunggulan bersaing melalui strategi yang dimilikinya. Menurut Collin Montgomery strategi perusahaan adalah cara-cara perusahaan menciptakan nilai melalui konfigurasi dan koordinasi aktivitas multimarketing. Tidak sedikit juga para ahli ekonomi dan menejemen tahun 1980-an dan 90-an yang menegemukakan berbagai pandangan tentang bagaimana perusahaan dapat memperoleh keuntungan dari persaingan. Michael Porter yang terkenal dengan teorinya “competitive strategy” mengemukakan bahwa perusahaan harus menciptakan daya saing khususagar memiliki posisi tawar menawar yang kuat dalam persaingan. Porter mengemukakan bahwa suatu perusahaan dapat mencapai suatu keberhasilan bila tiga kondisi dipenuhi yaitu: 1. Tujuan perusahaan dan kebijaksanaan fungsi-fungsi menejemen (seperti produksi dan pemasaran) harus secara kolektif memperlihatkan kondisi yang kuat di pasar 2. Tujuan dan kebijaksanaan tersebut ditumbuhkan berdasarkan kekuatan perusahaan, serta diperbaharui terus (dinamis) sesuai dengan perubahan peluang dan ancaman lingkungan eksternal 3. Perusahaan harus memiliki dan menggali kompetensi khusus sebagai pendorong untuk menjalankan perusahaan, misalnya dengan reputasi merek dan biaya produksi yang rendah. Pada intinya perusahaan harus menciptakan daya saing khusus untuk memperkuat posisi tawar-menawar dalam persaingan, dan untuk menampung tuntutan persaingan di pasar yang berasal dari para pemasok, pembeli, ancaman pendatang baru, produk pengganti, dan tantangan yang gencar dari para pesaing. Inti dari teori kompetensi inti sebenarnya sering dikemukakan para ahli seperti Gery Hamel dan C.K Prahalad dan H. Minzberh. Menurut H.Minzberh mengemukakan bahwa perusahaan harus mendesain strategi perusahaan yang fit antara peluang dan ancaman eksternal dengan kemampuan internal yang memadai dan berpedoman kepada pilihan alternatif dari grand strategy, kemudian didukung dengan menumbuhkan kapabilitas inti yang merupakan kompetensim khusus dari pengelolaan sumber daya perusahaan. Menurut Gery Hamel dan C.K Prahalad mengemukakan beberapa deefenisi kompetensi inti sebagai berikut: 1. Kompetensi inti menggambarkan kemampuan kepemimpinan dalam menyusun suatu produk dan jasa-jasa. 2. Kompetensi adalah sekumpulan keterampilan dan teknologi yang dimiliki perusahaan untuk bersaing 3. Kompetensi inti adalah keterampilan yang memungkinkan perusahaan memberikan manfaat kepada pelanggan secara fudamental 4. Sumber-sumber kompetensi adalah keunikan bersaing dan memberikan kontribusi kepada konsumen dalam bentuk nilai dan biaya. Untuk meraih keuntungan yang berkesinambungan, menurut Mahoney dan Pandian perusahaan harus mencari dan menumbuhkan kapabilitas khusus dari semua sumber daya yang mungkin belum dimanfaatkan secara optimal dan dapat dirubah menjadi peluang produktif yang unik, diantaranya melalui pencarian ide-ide baru atau wawasan menejemen yang luas sevara terus menerus. Menutut teori ini, perusahaan yang berhasil meraih keuntungan dikarenakan menggunakan sumber faya yang lebih baik, yaitu dengan: pola organisasi dan administrasi yang baik, perpaduan aset fisik seperti SDM dan alam serta aset seperti kebiasaan berpikir kreatif dan kemahiran menejerial, budaya perusahaan, serta proses kerja dan penyesuaian yang segera atas tuntutan baru. Dalam konteks persaingan global seperti sekarang ini, perusahaan kecil haeus mengalihkan strategi pada penggunaan sumber daya internal. Strategi pengembangan perusahaan harus mengarah pada skil khusus secara internal yang bisa menciptakan produk unggul untuk memperbesar pangsa produksinya. Srategi resource based ini menurut Albert Widjaja lebih meruh dan ampuh karena usaha kecil bisa memanfaatkan SDAdan tenaga kerja loka. Dari teori yang berbasis sumber daya tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam konteks persaingan bebas seperti sekarang ini, para wirausaha harus menggunakan strategi pengelolaan usahanya. Menurut Grang yang dikutip oleh Albert Widjaya ada beberapa langkah untuk mengembangkan resource-based strategy, antara lain: 1) Mengidentifikasi dan mengklasifikasikan sumber daya. Sumber daya itu diantaranya: a. Teknologi yang dimiliki b. Kapabilitas karyawan c. Paten dan merek d. Keuangan e. Kecanggihan pemasaran f. Pelayanan pada pelanggan 2) Mengidentifikasi dan mengevaluasi kapabilitas. Kapabilitas diartikan sebagai apa yang dapat dilakukan perusahaan dari kerja tim bukan perorangan yang sama- sama mengembangkan berbagai sumber daya yang dimiliki perusahaan. 3) Menyortir dan mengembangakan kapabilitas untuk diaplikasikan di pasar dalam rangaka keuntungan yang tinggi secara berkesinambungan yang sulit ditiru dan disaingi.kapabilitas harus dipelihara sebagai berikut:harus tahan lama, harus tidak transparan. B. STRATEGI BERSAING DALAM KEWIRAUSAHAAN 1) Strategi adalah perencanaan (plan) Konsep strategi tidak terlepas dari aspek perencanaan, arahan atau acuan gerak langkah perusahaan untuk mencapai suatu tujuan di masa depan. Strategi juga menyangkut segala sesuatu yang dilakukan di masa lampau, misalnya pola- pola perilaku bisnis yang telah dilakukan di masa lampau. 2) Strategi adalah pola Menurut Minzberg, strategi adaloah pola, yang selanjutnya disebut sebagai “Intendet Strategy, karenaq belum terlaksana dan berorientasi kepada masa depan 3) Strategi adalah posisi Defenisi strategi ketiga menurut Minzberg adalah menempatkan produk tertentu ke pasar tertentu yang dituju. 4) Strategi adalah perspektif Defenisi strategi yang ke empat adalah perspektif. Jika dalam P kedua dan ketiga cenderung melihat ke bawah dan keluar, maka sebaliknya dalam perspektif cenderung lebih melihat kedalam yaitu dalam organisasi, dan keatas yaitu melihat grand vision dari perusahaan 5) Strategi adalah permainan Menurutnya, strategi adealah suatu manuver tertentu untuk memperdaya lawan atau pesaing. Teori Generik Strategi dan Keunggulan Besaing Menurut Michael Porter mengungkapkan beberapa strategi yang dapat digunakan perusahan untuk dapat bersaing antara lain: 1. Persaingan merupakan inti keberhasilan dan kegagalan. Hal ini mengandung penegrtian bahwa keberhasilan dan kegagalan tergantung pada keberanian perusahaan untuk bersaing 2. Keunggulan bersaing berkembang dari nilai yang mampu diciptakan oleh perusahaan bagi langganan atau pembeli 3. Ada dua jenis dasar keunggulan bersaing, yaitu biaya rendah dan diferensiasi. 4. Kedua jenis dasar keunggulan bersaing diatas, menghasilkan tiga strategi generik yaitu biaya rendah, diferensiasi, fokus. 5. Low Cost strategy. Strategi ini mengandalkan keunggulan biaya yang relatif rendah dalam menghasilkan barang dan jasa. Keunggulan biaya berasal dari: pengerjan berskla ekonomis, teknologi milik sendiri, akses preferensi kebahan mentah. 6. Diferentitaion. Keunggulan fokus diferensiasi berasal dari kemampuan perusahaan untuk berusaha menjadi unik dalam industinya dan dalam semua dimensi secara umum dihargai pembeli. 7. Fokus strategi. Strategi fokus berusaha mencari keunggulan dalan segmen sasaran pasar tertentu, meskipun tidak memiliki keunggulan bersaing secara keseluruhan. Stategy The New 7’S Menurut Richart A D’Aveni mengemukakan bahwa konsep keuntungan neo klasik maupun konsep dynamic strategy dari porter adalah berjangka pendek yang bersifat statis. Untuk menghadapi kondisi yang semakin dinamis seperti sekarang ini, Richart mengemukakan suatu ide dasar, bahwa perusahaan harus menekankan pada strategi yang mefokuskan pada pengembangan kompetensi iti, pengetahuan, dan keunikan untuk menciptakan keunggulan. Strategi yang pertama dari The New 7’S adalah memberi kepuasan yang istimewa kepada stakeholder yaitu semua unsur yang terlibat dalam perusahaan dengan tanpa kecuali, seperti pemasok, karaiawan, menejer, pemegang saham, konsumen, pemerintah, dan masyarakat sekitarnya. Strategi kedua adalah strategi yang mefokuskan pada sasaran, artinya perusahaan harus mencari posisi yang tepat bagi produk dan jasa-jasa yang dihasilkan oleh perusahaan Strategi ketiga adalah strategi dalam memposisikan perusahaan secara cepat di pasar Strategi keempat adalah membuat posisi yang mencengangkan melalui barang dan jasa-jasa baru yang lebih unik dan berbeda serta memberikan nilai tambah baru, sehingga konsumen lebih menyukai barang dan jasa yang diciptakan perusahaan. Strategi kelima adalah merubah pola-pola persaingan perusahaan yang dimainkan sehingga perusahaan terganggu dengan pola-pola baru yang berbeda Strategi keenam adalah mengutamakan pada perasaan. Strategi ketuju adalah mengembangkan kepercayaan yang terus menerus melalui penciptaan barang dan jasa yang selalu memberi kepuasan kepada konsumen.