Case Audi Jiwa
Case Audi Jiwa
Pembimbing:
dr. Lenny Irawati Yohosua, Sp.KJ
Disusun Oleh:
Claudia Lintang Septaviori
112016306
KEPANITERAAN KLINIK
STATUS ILMU JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
Hari/Tanggal Ujian/Presentasi Kasus: Kamis, 1 Maret 2018
SMF ILMU JIWA
RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI JAWA BARAT
I. IDENTITAS PASIEN
Nama (inisial) : Ny. R
Tempat & tanggal lahir : Bandung, 28 Juni 1980
Jenis kelamin : Perempuan
Suku bangsa : Sunda
Agama : Islam
Pendidikan : Tamat SLTP
Pekerjaan : Serabutan
Status perkawinan : Menikah
Alamat : Jalan Cibogo no 11, kelurahan sukawarna.
Bandung
2
Tanggal : 23 Februari 2018, pukul 15.20
Tinggal serumah dengan suami dan anak
Nama : Ny. E
Umur : 40 tahun
Status Keluarga : Kakak
Tanggal : 24 Februari 2018, pukul 09.20
A. KELUHAN UTAMA :
Mengamuk (agresivitas motorik)
3
berkurang, sulit tidur, pasien juga mendengar bisikan – bisikan yang
mengatakan tentang kematian (halusinasi audiotorik). Suami pasien
mengatakan pasien mulai mengalami gejala seperti ini, setelah kematian
anaknya yang baru berumur 1 minggu. Sejak itu pasien mulai menyendiri
dan lebih sensitive. Pasien berobat teratur di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa
Barat dan gejala yang timbul sudah membaik, pasien sudah bisa beraktivitas
seperti biasa.
Enam tahun SMRSJ pasien diantar ke RSJ Prov. Jawa Barat karena
susah tidur (insomnia), mengurung diri dikamar, malas untuk melakukan
aktivitas, nafsu makan yang berkurang, dan kepercayaan diri yang rendah.
pasien juga mendengar bisikan – bisikan yang mengatakan tentang kematian
(halusinasi audiotorik). Faktor presipitasi adalah pasien adu mulut dengan
suami karena masalah kakak lelaki dari suami yang menaruh lemari bekas di
rumah pasien. Kakak kandung pasien mengatakan bahwa pasien marah
terhadap suaminya dan tidak ditanggapi kemudian pasien memendam
emosinya dan sering menyendiri dan timbul gejala seperti dahulu lagi. Suami
pasien mengatakan pasien rutin berobat di klinik GA dan teratur meminum
obatnya. Obat yang diberikan adalah clozapine 25 mg (0-0-1/2).
4
D. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI :
5
3. Riwayat pendidikan :
Pasien mulai memasuki sekolah dasar usia 7 tahun untuk jenjang sekolah
dasar (SD) kemudian melanjutkan pendidikan ke bangku sekolah menengah
pertama (SMP) dan tidak melanjutkan ke sekolah menengah atas (SMA)
karena masalah ekonomi.
4. Riwayat pekerjaan:
Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien bekerja serabutan
5. Kehidupan beragama:
Pasien beragama Islam dan rajin beribadah sholat 5 waktu.
6. Kehidupan sosial dan perkawinan :
Pasien sudah menikah.
E. RIWAYAT KELUARGA
Pasien adalah anak ke delapan dari sembilan bersaudara.
Pohon keluarga
Keterangan:
Perempuan
Laki-laki
Pasien
Sudah meninggal
6
penampilan sesuai usia, memakai baju dan celana RSJ berwarna merah
muda, tampak rapi. Kontak mata kadang ada dan kadang tampak kosong.
2. Kesadaran:
a. Kesadaran sensorium/neurologik: Compos mentis
b. Kesadaran Psikiatrik: Tampak terganggu
3. Perilaku dan aktivitas psikomotor:
Sebelum wawancara : pasien sedang berdiri di depan jendela dan
memberi salam terlebih dahulu.
Selama wawancara : pasien tampak antusias dan kooperatif, sering
kali menjawab pertanyaan dengan memainkan
jari dan kuku (stereotipi)
Sesudah wawancara : pasien bersalaman lalu mengucapkan terima
kasih. Saat ditinggal, pasien kemudian menyanyi
sendiri
4. Sikap terhadap pemeriksa: kooperatif (pasien mendengarkan dan
menjawab pertanyaan)
5. Pembicaraan:
A. Cara berbicara: spontan, intonasi jelas, volume bicara normal.
B. Gangguan berbicara: tidak ada gangguan.
C. GANGGUAN PERSEPSI
a. Halusinasi : audiotorik
b. Ilusi : disangkal
c. Depersonalisasi : disangkal
d. Derealisasi : disangkal
7
4. Konsentrasi :baik (menyimak dan menjawab pertanyaan dengan
baik)
5. Orientasi
a. Waktu : baik (pasien mengetahui pada saat wawancara siang hari)
b. Tempat: baik (pasien mengetahui tempat dia berada yaitu rumah sakit
jiwa)
c. Orang : baik (pasien tahu pemeriksa ialah dokter)
d. Situasi : baik (mengetahui ruangan sedang sepi)
6. Daya ingat
a. Tingkat
Jangka panjang : baik (pasien mengingat tanggal lahir anaknya)
Jangka pendek : baik (pasien dapat menceritakan makan apa
untuk sarapan)
Segera : baik (pasien mengetahui kegiatannya sebelum
wawancara dengan pemeriksa )
b. Gangguan : Tidak ditemukan adanya gangguan.
7. Pikiran abstraktif
Baik (pasien dapat menyebutkan perbedaan dan persamaan dari objek
yang diberikan oleh pemeriksa)
8. Visuospasial : Baik (tidak mampu menggambar jam pukul 10.00)
9. Bakat kreatif : Bernyanyi
10. Kemampuan menolong diri sendiri : baik ( mampu mandi, BAB dan BAK
sendiri)
E. PROSES PIKIR
1. Arus pikir
- Produktifitas : terbatas, hanya menjawab ketika pertanyaan diajukan
- Kontinuitas : jawaban sesuai pertanyaan, ada asosiasi longgar
- Hendaya bahasa : tidak ada
2. Isi pikir
Preokupasi dalam pikiran : pasien ingin pulang ke rumah
Waham :
waham curiga (curiga ada orang yang
membicarakannya)
waham kebesaran (meyakini bahwa dirinya adalah
presiden Indonesia pada saat ini)
Obsesi : tidak ditemukan
Fobia : tidak ditemukan
Gagasan rujukan : tidak ditemukan
Gagasan pengaruh : tidak ditemukan
F. PENGENDALIAN IMPULS
8
Kuat dan baik. Pada saat wawancara pasien tampak tenang dan sopan.
G. DAYA NILAI
a. Daya nilai sosial : baik (pasien mengatakan harus berbagi dengan orang
yang membutuhkan)
b. Uji daya nilai : baik (pasien mengatakan ingin memberi anaknya
makanan yang bergizi)
c. Daya reabilitas : terganggu ( terdapat waham curiga, dan waham
kebesaran)
H. TILIKAN :
Tilikan derajat 1 : pasien tidak tahu kenapa dia dibawa ke RSJ
B. STATUS NEUROLOGIK
1. Saraf kranial (I-XII) : Tidak ditemukan kelainan
2. Gejala rangsang meningeal : kaku kuduk (-), Lasegue (-), Kernig (-)
9
3. Mata : CA-/-, SI -/-
4. Pupil : isokor, refleks cahaya +/+
5. Ofthalmoscopy : Tidak ditemukan kelainan
6. Motorik : normotoni, normotrofi
kekuatan motorik
7. Sensibilitas :
8. Sistim saraf vegetatif : dalam batas normal
9. Fungsi luhur : Fungsi Bahasa: baik
Fungsi memori (ingatan): baik
Fungsi orientasi: baik
10. Gangguan khusus : Tidak ditemukan gangguan
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Usulan:
- Darah rutin
- Fungsi Ginjal
- Fungsi Hati
- GDS dan GDP
- EKG
10
mencari – cari pisau (suicidal), pasien juga mengatakan melihat sumur dan
mencari – cari sumur tersebut tetapi disekitar rumah pasien tidak ada sumur
(halusinasi visual).
Pasien diantar oleh suami dan kakak pasien ke rumah sakit jiwa
provinsi Jawa Barat karena mengamuk (agresivitas motorik), bicara terus
menerus (logorhea), isi pembicaraan yang semakin kacau (asosiasi longgar),
sensitive, pandangan kosong, meresahkan keluarga takut dengan perilaku
pasien. Selain itu pasien juga sulit tidur, kadang terlihat murung dan nafsu
makan berkurang (depresi).
Saat wawancara dengan pasien, pasien tenang dan kooperatif. Pasien
mengatakan bahwa ia tidak tahu kenapa ia dibawa ke RSJ. Selama mengikuti
perkembangannya, keadaan pasien bertambah baik. Waham curiga dan
halusinasi suara disangkal. Pasien mengatakan bahwa ia ingin cepat pulang.
Dari hasil pemeriksaan status mental didapatkan seorang perempuan,
penampilan sesuai usia dan berpakaian rapi. Perawatan diri tampak baik. Pada
saat wawancara pasien tenang, perhatian terhadap pertanyaan, sering kali
menjawab pertanyaan dengan memainkan rambut. Cara berbicara pasien
spontan, artikulasi dan intonasi jelas, volume suara normal. Suasana perasaan
(mood) pasien tampak hipertim. Pasien memiliki isi pikir untuk segera
kembali pulang ke rumah untuk bertemu dengan keluarga. Tilikan derajat 1
karena pasien tidak tahu kenapa dia dibawa ke RSJ.
11
3. Gangguan kejiwaan ini akibat dari penggunaan zat psikoaktif tidak ada
(-).
4. Gejala yang terdapat pada pasien mengarah pada gangguan afektif
bipolar episode kini manik dengan gejala psikotik, karena:
a. Terdapat gejala autistic, logorrhea
b. Terdapat gejala-gejala “positif”, seperti agresif bicara, asosiasi
longgar, dan waham kebesaran.
5. Dengan memenuhi kriteria untuk mania dengan gejala psikotik yaitu
harga diri yang membumbung dan gagasan kebesaran dapat berkembang
menjadi waham kebesaran, iritabilitas, dan kecurigaan menjadi waham
kejar. Waham dan halusinasi “sesuai” dengan keadaan afek tersebut, dan
harus ada sekurang-kurangnya episode afektif lain (hipomanik, manik,
depresif, atau campuran dimasa lampau), sehingga berdasarkan PPDGJ
III, pasien didiagnosis F31.2 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini
Manik dengan Gejala Psikotik.
6. Kondisi pasien ini juga dapat didiagnosis banding dengan skizoafektif
tipe manik karena:
Terdapat waham curiga, waham kebesaran pada pasien
Terdapat halusinasi audiotorik
Terdapat autistic dan asosiasi longgar
Aksis II : tidak ada gangguan kepribadian dan retardasi mental
Aksis III : tidak ditemukan gangguan medik
Aksis IV : masalah pergantian obat, masalah dengan keluarga
Aksis V :Global Assessment of Functioning (GAF) Scale 60-51 gejala sedang
(moderate), disabilitas sedang
IX. PROGNOSIS
1. Faktor yang mempengaruhi prognosis :
12
Faktor-faktor Baik Buruk
Onset usia awitan usia 38
tahun
Faktor presipitasi Masalah keluarga
Onset Awitan akut
Riwayat premorbid Baik
Menikah menikah
Riwayat keluarga Tidak ada
Gejala Gejala positif (+)
Dukungan keluarga Keluarga mendukung
Sering relaps Ada
2. Kesimpulan prognosis
- Quo ad vitam : dubia ad bonam
- Quo ad functionam : dubia ad bonam
- Quo ad sanationam : dubia ad malam
X. DAFTAR PROBLEM
Organobiologik : tidak ditemukan kelainan fisik
Psikologi/psikiatrik : waham curiga, halusinasi auditorik, agresivitas
verbal
Sosial/keluarga : tidak memiliki pekerjaan, masalah keluarga
XI. TERAPI
1. Psikofarmaka
R/ Clozapine tab 25 mg No XIV
S 0-0-1 tab p.c
-----------------------------------------------
R/Sodium Divalproex tab 250 mg No VII
S 1-0-0 tab p.c
-----------------------------------------------
Pro: Ny. R
Umur: 38 tahun
2. Psikoterapi suportif
- Psikoventilasi: pasien dibimbing untuk menceritakan segala permasalahannya,
apa yang menjadi kekhawatiran pasien kepada therapist, sehingga therapist
dapat memberikan problem solving yang baik dan mengetahui antisipasi
pasien dari factor-faktor pencetus.
- Persuasi: membujuk pasien agar memastikan diri untuk selalu control dan
minum obat secara rutin.
- Desensitisasi: pasien dilatih bekerja dan terbiasa berada di lingkungan kerja
untuk meningkatkan kepercayaan diri.
13
3. Edukasi
- Edukasi keluarga mengenai penyakit pasien dan menerima kondisi pasien
- Edukasi bahwa kondisi pasien seperti ini dapat dibantu dengan mendukung
kesembuhan pasien
- Edukasi bahwa kerja sama keluarga sangat diperlukan untuk memastikan
pasien tidak merasa sendiri
- Edukasi agar pasien selalu menjalan ibadah sesuai ajaran agama yang
dianutnya, yaitu menjalankan sholat 5 waktu.
XII. LAMPIRAN
Wawancara
14
Sekarang suaminya ada Yayah (menyebutkan nama suami)
dimana ibu?
Kapan emang kesini bu? 2 hari yang lalu
Dianter siapa bu? Suami dan kakak
Ibu kok bisa kesini? Gak tau, udah ng bangun rumah Tilikan 1
saya teh, jauh-jauh kesini lagi saya
teh.
Kesini lagi? Memang ibu Iya udah 2x saya kesini
udah pernah kesini?
Dulu ibu ngapain kesini? Ngajar kayaknya mah, ngajarin
Nginep disini juga? anak-anak itu, ngajarin tata bahasa.
Bahasa yang manis gimana, duduk
yang manis gimana.
Ibu senang ngajar? Iya senang, senang berbagi ilmu.
Yang dibawa pulang kan amal.
Ibu senang disini? Ya senang ga senang. Senang disini
banyak teman, banyak saudara. Tapi
kan kalau disini harus bayar, tidak
ada yang gratis sekarang. Takutnya
lama-lama disini ibu rohaya tau-tau
jadi udah berapa juta disini.
Sebelum kesini, ibu kerja Kerja nyalon.
tidak? (tiba-tiba Ibu Rohaya ingin pijetin
tangan)
Ibu kerja disalon orang atau Kalau ada orang yang ke rumah aja. Flight of idea
sendiri? Nah gitu ceritanya, kalau ada orang
ke rumah dibantu. Solusinya
gimana letak kesalahan, letak
kekurangan, saya suka bantu kayak
makanan, pakaian.
Kalau misalkan teteh senggang,
main ke rumah, ke rumah ibu saya.
Sekarang rumah sudah beres,
soalnya ibu saya sudah dapat jatah
dapet makan. Gak lihat besar
kecilnya uang, gimana kita
pakainya aja ya. Buktinya saya
dapat 400ribu, orang lain
menilainya sedikit, tapi buat saya
itu berarti, namanya juga keringat
suami, jadi saya hargain. Nantikan
sama Allah dibalas lagi, ditambah-
tambah lagi, dilipat gandakan.
Oh iya ibu. Ibu sudah punya Iya ada 2, tapi yang 1 sudah
anak? meninggal. Jadi tinggal 1 lagi
namanya Nisa Fadhila
15
Kelas berapa anaknya ibu? Kelas … kelas 5. Udah pernah ke
sukajadi? Nanti tanya-tanya ya,
Yang mau ke pasar, yang mau ke
warteg.
Belum ibu, iya ibu. Ibu tidur Nyenyak gak nyenyak. Flight of idea
nyenyak gak ibu? Halusinasinya kadang baik kadang
gak. Jadi curiga, nambah nambah
curiga. Kenapa disini? Habis tanya-
tanya kesana kesini, simpang siur
katanya ga bener.
Ibu tanya-tanya apa? Ya tanya-tanya kayak tadi, kayak
eneng nyaman tidak dekat dengan
Ibu Rohaya.
Memang ada yang gak Ya kalau gak nyaman, saya suka Waham curiga
nyaman sama ibu? ngliat kayaknya orang ini gak
nyaman sama saya.
Ibu suka denger ada yang Gak tau kalau lagi sendirian aja,
bisik-bisikin ibu? saya mah suka dibikin enjoy ajam
dibikin enak.
Jadi berarti ada ya bu? Kemarin itu di Maranatha kan ada Irrelevant
gratis gigi, hari pertama mah
enakkan, gigi nya cenut cenut,
sekarang sudah gak sakit lagi.
Denger orang-orang Gak, gak pernah
ngomong tapi gak ada
orangnya ibu, pernah gak?
Sekarang yang ibu rasain Senang, gak senang disyukuri
apa? Senang, sedih, tenang, ajalah. Aman, kamu aman gak
kesal, marah? disini? Aman gak sama ibu rohaya?
Iya aman ibu. Iya nyaman, nyantai, enjoy, udara
sehat.
Ibu dikasih tau gak kenapa Gak tau atuh, inget gak inget bu
ibu dibawa kesini? rohaya udah disini aja.
Ibu sebelum dibawa kesini Perasaan saya mah ke arah (sebutin Irrelevant
lagi ngapain ibu? nama daerah) katanya orang-orang
mah jauh teh, bikin penasaran saya.
Di arab Saudi teh, kita beneran
ibadah atau gak. Ibadah atau
pelesiran aja. Ibadah mah gak perlu
jauh-jauh didalam hati saya. Saya
penasaran, saya telaah, saya cerna.
Ibu mau pergi ke arab Ya kalau ada uangnya mau.
Saudi?
16
Gimana hubungan ibu sama Baik. Suami saya suka sama nike
suami? ardila
Oh ibu suka juga tidak sama Ya saya suka nyanyi lagu nike
nike ardila? ardila juga. (tiba-tiba pasien
bernyanyi lagu nike ardila)
Ibu sama tetangga gimana? Ya ngobrol. Saya teh punya batasan,
Suka ngobrol gak? Jalan- saya bikin jadwal, namanya juga
jalan? udah berkeluarga.
Ibu ngerasa sehat gak disni? Sehat. Sehat walafiat. Tinggal
nunggu orang yang jemput aja.
Kalau udah beres mah pulang aja.
Disini kalo orang membutuhkan
boleh, kalau tidak ibu rohaya
pulang.
Ibu pernah sedih yang lama? (Pasien mengalihkan dengan ingin
Atau sedih tiba-tiba? memijat tangan lagi)
Udah ibu terima kasih sudah Iya kalau laki-laki mah jangan ya,
dipijit. takut hawa nya ya. Kecuali yang
Ibu suka pijet? kecil. Sekarang banyak pencabulan
di warta berita.
Ibu pernah merasa ketakutan Sekarang saya mah PD aja.
gak? Dulunya saya gak berani ngpbrol-
ngobrol dengan lelaki, sekarang
mah diambil hikmahnya.
Tergantung niatmya, bukannya mau
bercumbu. Saya teh jalanin saja.
Ibu tau sekarang tahun Tahun 2018 ya
berapa?
Ibu ulang tahun kapan? Ih mau ngapain, ada yang mau
kasih selamat, tambah indah hidup.
28 Juni tahun 1980
Kalau anak saya 1 Juli tahun 2006.
Ibu tahu gak presiden Presiden? Rohaya. Hebat ya Waham
sekarang siapa? Rohaya. kebesaran
Jadi sekarang presidennya Iya ibu Rohaya. Dari dulu dulu.
ibu Rohaya? Dari kapan jadi
presiden?
Mau sampai kapan jadi Sampai nanti diberhentiin sama
presidennya? orang yang tidak mengenakkan
Wakil presidennya siapa? Suami saya.
Mau bikin apa jadi Mau bikin kue dengan anak saya.
presiden? Kita harus kreatif.
Ibu kenal pak Jokowi gak? Jokowi ada itu dikota. Sekarang
nama orang banyak. Presidennya
juga Jokowi.
Jadi presidennya Ibu Ibu Rohaya aja lah ya
Rohaya atau Pak Jokowi?
Pernah merasa ada yang Tidak
17
meraba ibu?
Ibu terakhir sekolahnya SMP
sampai mana bu?
iya, kalau 5x4? 20 ya?
Tau peribahasa bu? Iya
coba kalau gitu, apa artinya hm.. semua orang suka manis ya? Pikiran
ada gula ada semut? Lupa saya. abstraktif baik
18
19