Anda di halaman 1dari 52

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keluarga merupakan bagian dari manusia yang setiap hari selalu
berhubungan dengan individu manusia. Keadaan yang harus disadari adalah
setiap individu merupakan bagian dari keluarga dan dikeluarga juga semua dapat
diekspresikan. Asuhan keperawatan keluarga yaitu suatu rangkaian kegitatan
yang diberi via praktek keperawatan pada keluarga.
Asuhan keperawatan keluarga digunakan untuk membantu menyelesaikan
masalah kesehatan keluarga dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan. Agar pelayanan kesehatan yang diberikan dapat diterima oleh
keluarga, maka perawat harus mengerti, memahami tipe dan struktur keluarga,
tahu tingkat pencapaian keluarga dalam melakukan fungsinya dan perlu paham
setiap tahap perkembangan keluarga dan tugas perkembangannya. Status sehat
atau sakit dalam keluarga saling mempengaruhi satu sama lain. Suatu penyakit
dalam keluarga mempengaruhi seluruh keluarga dan sebaliknya mempengaruhi
jalanya suatu penyakit dan status kesehatan anggota keluarga. Keluarga
cenderung dalam pembuatan keputusan dan proses terapeutik pada setiap tahap
sehat dan sakit pada para anggota keluarga. Keluarga merupakan para anggota
sebuah keluarga baiasanya hidup bersama-sama dalam satu rumah tangga, atau
jika mereka hidup secara terpisah, mereka tetap menganggap rumah tangga
tersebut sebagai rumah tangga mereka.
Pada keluarga dewasa merupakan tahap dimana semua anak akan pergi
atau keluar meninggalkan rumah atau orang tuanya. Didalam kehidupan keluarga
dewasa dimana orang tuanya akan merasa banyak kehilangan karena perginya
anak-anak dari rumah. Pada keluarga ini juga terdapat berbagai masalah yang
dialami oleh keluarga itu sendiri. Dan perawat sangat berperan penting dalam
memenuhi kebutuhan yang berkaitan dengan kesehatan kepada keluarga.
Dari data yang sudah kami sajikan tentang keluarga pada dewasa
pertengahan, maka disini kelompok tertarik untuk membahas lebih spesifik
tentang konsep dan asuhan keperawatan keluarga pada dewasa pertengahan ,
agar dapat memenuhi kebutuhan akan informasi yang mengenai kesejahteraan
hidup dan khususnya kesehatan, yang nantinya akan kami bahas secara rinci dan
mendalam pada bab selanjutnya.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Untuk memahami aplikasi konsep dasar asuhan keperawatan keluarga dewasa
pertengahan.
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa dapat menjelaskan konsep dasar keluargausia pertengahan.
b. Mahasiswa dapat menjelaskan konsep askep keluarga.
c. Mahasiswa dapat menerapkan asuhan keperawatan keluarga usia
pertengahan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Keluarga adalah sebuah sistem sosial dan kumpulan dari beberapa
komponen yang saling berinteraksi satu dengan lainnya (Logan’s, 2004).
Keluarga adalah sebagaimana sebuah kesatuan yang komplek dengan atribut
yang dimiliki tetapi terdiri dari beberapa komponen yang masing-masing
mempunyai sebagaimana individu ( Illis, 2004 ).
Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih
masing-masing mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari bapak, ibu,
adik, kakak, dan nenek. (Raisner, 2009). Duvall (1986, dalam Ali, 2009 ),
menguraikan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan
perkawinan, kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan,
mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan fisik, mental,
emosional, serta sosial dari setiap anggota keluraga.Istilah keluarga akan
menghadirkan gambaran adanya individu dewasa dan anak yang hidup bersama
secara harmonis dan memuaskan. Keluarga bukan sekedar gabungan dan jumlah
dari beberapa individual. Keluarga memiliki keragaman seperti anggota
individunya dan klien memiliki nilai – nilai tersendiri mengenai keluarganya
yang harus dihormati. Keluarga sebagai suatu kelompok hubungan yang
indentifikasi klien sebagai keluarga atau jaringan individu yang mempengaruhi
kehidupan masing – masing tanpa melihat adanya hubungan biologis atau pun
hukum (Perry, 2009, hal 202).
Menurut (Friedman, 1998), membuat defenisi yang berorientasi pada
tradisi dan digunakan sebagai referensi secara luas :
a. Keluarga terdiri dari orang – orang yang disatukan oleh ikatan perkawinan,
darah dan ikatan adopsi.
b. Para anggota sebuah keluarga biasanya hidup bersama – sama dalam satu
rumah, atau jika mereka hidup secara terpisah, mereka tetap menganggap
rumah tangga tersebut sebagai rumah mereka.
c. Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dalam peran
– peran sosial keluarga seperti suami-istri, ayah dan ibu, anak laki – laki dan
anak perempuan, saudara dan saudari.
d. Keluarga sama – sama menggunakan kultur yang sama, yaitu kultur yang
diambil dari masyarakat dengan beberapa ciri unik tersendiri.

B. Tipe Keluarga
Keluarga yang memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari berbagai
macam pola kehidupan. Sesuai dengan perkembangan sosial maka tipe keluarga
berkembang mengikuti. Agar dapat mengupayakan peran serta keluarga dalam
meningkatkan derajat kesehatan maka perawat perlu mengetahui berbagai tipe
keluarga (Suprajitno, 2004).
Menurut (Friedman, 2009), adapun tipe keluarga sebagai berikut :
a. Tipe keluarga tradisional
1) Keluarga Inti (The nuclear family)
Keluarga yang terdiri dari suami istri dan anak (kandung atau angkat).
2) Keluarga Dyad
Suatu rumah tangga yang terdiri dari suami istri tanpa anak.
3) Single Parent
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua dengan anak (kandung atau
angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau kematian.
4) Single adult living alone
Suatu rumah tangga yang terdiri dari 1 orang dewasa hidup sendiri.
5) he childless
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah, bisa disebabkan karena
mengejar karir atau pendidikan.
6) Keluarga Besar (The extended family)
Keluarga yang terdiri dari keluarga inti ditambah keluarga lain, seperti
paman, bibi, kakek, nenek dan lain-lain.
7) Commuter family
Kedua orang tua bekerja diluar kota, dan bisa berkumpul pada hari
minggu atau hari libur saja.
8) Multi generation
Beberapa generasi atau kelompok umum yang tinggal bersama dalam 1
rumah.
9) Kin-network family
Beberapa keluarga yang tinggal bersama atau saling berdekatan dan
menggunakan barang-barang pelayanan seperti dapur, sumur yang sama.
10) Blended family
Keluarga yang dibentuk dari janda atau duda dan membesarkan anak dari
perkawinan sebelumnya.
11) Keluarga usila
Keluarga terdiri dari suami dan istri yang ssudah usia lanjut, sedangkan
anak sudah memisahkan diri.
b. Tipe keluarga non tradisional
1) Keluarga Orang Tua Tunggal Tanpa Menikah (The unmerrid teenage
mother).
Keluarga yang terdiri dari 1 orang dewasa terutama ibu dan anak dari
hubungan tanpa nikah.
2) The step parents family
Keluarga dengan orang tua tiri.
3) Commune family
Keluarga yang terdiri dari lebih dari satu paangan monogami yang
menggunakan fasilitas secara bersama.
4) The nonmarrital hetero seksual cohabiting family
Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa nikah.
5) Keluarga Homoseksual (Gay and lesbian family)
Seorang yang mempunyai persamaan seks tinggal dalam 1 rumah
sebagaimana pasangan suami istri.
6) Cohabitating couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena
alasan tertentu.
7) Groupmarriage family
Beberapa orang dewasa yang telah merasa saling menikah berbagi
sesuatu termasuk seks dan membesarkan anak.
8) Group nertwork family
Beberapa keluarga inti yang dibatasi oleh norma dan aturan, hidup
berdekatan dan saling menggunakan barang yang sama dan bertanggung
jawab membesarkan anak.
9) Foster family
Keluaraga yang menerima anak yang tidak adahubungan saudara untuk
waktu sementara.
10) Home less family
Keluarga yang terbentuk tanpa perlindungan yang permanen karena
keadaan ekonomi atau problem kesehatan mental.
11) Gang
Keluarga yang dekstruktif dari orang-orang muda yang mencari ikatan
emosional, berkembang dalam kekerasan dan kriminal.

C. Fungsi Keluarga
Menurut (Friedman, 2009), mengidentifikasi lima fungsi dasar keluarga yaitu :
a. Fungsi afektif
Berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang merupakan basis
kekuatan keluarga. Berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial.
Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif tampak pada kebahagian dan
kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Tiap anggota keluarga saling
mempertahankan iklim yang positif. Hal tersebut dipelajari dan dikembangan
melalui interaksi dan hubungan dalam kelurga. Dengan demikian kelurga
yang berhasil melaksanakan fungsi afektif, seluruh keluarga dapat
mengembangkan konsep diri yang positif. Komponen yang perlu dipenuhi
oleh keluarga dalam fungsi afektif adalah :
1) Saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling
mendukung antar anggota keluarga. Setiap anggota yang mendapatkan
kasih sayang dan dukungan dari anggota yang lain maka kemampuan
untuk memberikan kasih sayang akan maningkat yang pada akhirnya
tercipta hubungan yang hangat dan saling mendukung. Hubungan intim
didalam keluarga merupakan modal dasar memberi hubungan dengan
orang lain diliat keluarga atau masyarakat.
2) Saling menghargai bila anggota keluarga saling menghargai dan
mengakui keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu
mempertahankan iklim yang positif maka fungsi afektif akan tercapai.
3) Ikatan dan identifikasi, ikatan dimulai sejak pasangan sepakat memulai
hidup baru. Ikatan anggota keluarga dikembangkan melalui proses
identifikasi dan penyesuian pada berbagai aspek kehidupan anggota
keluarga. Orang tua harus mengemban proses identifikasi yang positif
sehingga anak-anak dapat meniru perilaku yang positif tersebut.
Fungsi afektif merupakan sumber energi yang menentukan kabahagian
keluarga keretakan keluarga. Keretakan keluarga, kenakalan anak atau masalah
kelurga timbul karena fungsi afektif keluarga tidak terpenuhi.
b. Fungsi sosialisasi
Individu, yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam
lingkungan sosial. Sosialisasi dimulai sejak lahir, keluarga merupakan tempat
individu untuk belajar bersosialisasi. Keberhasilan perkembangan individu
dan keluarga dicapai melalui interaksi atau hubungan antar anggota keluarga
yang diwujudkan dalam sosialisasi. Anggota keluarga belajar disiplin, belajar
norma-norma, budaya dan perilaku melalui hubungan dan interaksi dengan
keluaarga.
c. Fungsi reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber
daya manusia.
d. Fungsi ekonomi
Keluarga memenuhi kebutuhan anggota keluarga yang seperti kebutuhan
makanan, tempat tinggal dan lain sebagainya.
e. Fungsi perawatan kesehatan
Keluarga juga berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan
yaitu mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan merawat anggota
keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga memberikan asuahan kesehatan
mempengaruhi status kesehatan keluarga. Kesanggupan kelurga
melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan
keluarga yang dilaksanakan.

Tugas kesehatan keluarga adalah sebagai berikut :


1. Mengenal masalah.
2. Membuat keputusan tindakan yang tepat.
3. Memberikan perawatan pada anggota keluarga yang sakit.
4. Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat.
5. Mempertahankan hubungan dengan fasilitas kesehatan masyarakat.
6. Dimensi dasar struktur keluarga

Menurut (Friedman, 2009), struktur keluarga terdiri atas:


a) Pola dan proses komunikasi
Pola interaksi keluarga yang berfungsi:
1. Bersifat terbuka dan jujur.
2. Selalu menyelesaikan konflik keluraga.
3. Berfikir positif.
4. Tidak mengulang-ulang isu dan pendapatnya sendiri.
Karakteristik komunikasi keluarga yang berfungsi:
b) Karakteristik pengirim:
1) Yakin dalam mengemukakan pendapat.
2) Apa yang disampaikan jelas dan berkualitas.
3) Selalu minta maaf dan menerima umpan balik.
c) Karakteristik penerima :
1) Siap mendengar.
2) Memberikan umpan balik.
3) Melakukan validasi.
d) Struktur peran
Peran adalah serangkaian prilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi
sosial yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status individu dalam
masyarakat misalnya sebagai suami atau istri atau anak.
e) Struktur kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan dalam (potensial atau aktual) dari
individu untuk mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah prilaku
seseorang kearah positif. Tipe struktur kekuatan antara lain :
1) Legitimate power/authority
Hak untuk mengatur seperti orang tua pada anak.
2) Referent power
Seseorang yang ditiru.
3) Reword power
Pendapat ahli.
4) Coercive power
Dipaksakan sesuai keinginan.
5) Informational power
Pengaruh melalui persuasi.
6) Affectif power
Pengaruh melalui manipulasi cinta kasih.

D. Nilai –nilai dalam keluarga


Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar
atau tidak, memepersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga
juga merupakan suatu pedoman prilaku dan pedoman bagi perkembangan norma
dan peraturan. Norma adalah pola perilaku yang baik, menurut masyrakat
bardasarkan sistem nilai dalam keluarga. Budaya adalah kumpulan dari pola
perilaku yang dapat dipelajari, dibagi dan ditularkan dengan tujuan untuk
menyelesaikan masalah.

E. Peran Perawat Keluarga


Perawatan kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan yang ditujukan
pada keluarga sebagai unti pelayanan untuk mewujudkan keluarga sehat. Fungsi
perawat membantu keluarga untuk menyelesaikan masalah kesehatan dengan
cara meningkatkan kesanggupan keluarga melakukan fungsi dan tugas perawatan
kesehatan keluarga (Suprajitno, 2004). Peran perawat dalam melakukan
perawatan kesehatan keluarga adalah sebagai berikut (Suprajitno, 2004) :
a. Pendidik
Perawat perlu melakukan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar :
1) Keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan secara mandiri.
2) Bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga
b. Koordinator
Koordinasi diperlukan pada perawatan agar pelayanan komperhensif
dapat dicapai. Koordianasi juga diperlukan untuk mengatur program kegiatan
atau terapi dari berbagai disiplin ilmu agar tidak terjadi tumpang tindih dan
pengulangan.
c. Pelaksanaan
Perawat dapat memberikan perawatan langsung kepada klien dan
keluarga dengan menggunakan metode keperawatan.
d. Pengawas kesehatan
Sebagai pengawas kesehatan harus melaksanakan hime visit yang teratur
untuk mengidentifikasi dan melakukan pengkajian tentang kesehatan keluarga.
e. Konsultan
Perawat sebagai narasumber bagi keluarga dalam mengatasi masalah
kesehatan. Agar keluarga mau meminta nasehat kepada perawat, hubungan
perawat dan klien harus terbina dengan baik , kemampuan perawat dalam
menyampaikan informasi yang disampaikan secara terbuka dapat dipercaya.
f. Kolaborasi
Bekerja sama dengan pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan
anggota tim kesehatan lain untuk mencapai kesehatan keluarga yang optimal.
g. Fasilisator
Membantu keluarga dalam menghadapi kendala seperti masalah sosial
ekonomi, sehingga perawat harus mengetahui sistem pelayanan kesehatan seperti
rujukan dan penggunaan dana sehat.
h. Penemu kasus
Menemukan dan mengidentifikasi masalah secara dini di masyrakat
sehingga menghindari dari ledakan kasus atau wabah.
i. Modifikasi lingkungan
Mampu memodifikasi lingkungan baik lingkungan rumah maupun
masyarakat agar tercipta lingkungan sehat.

F. Tingkat Pencegahan
Mengembangkan sebuah kerangka kerja, yang disebutsebagai tingkat
pencegahan, yang digunakan untuk menjelaskan tujuan dari keperawatan
keluarga. Tingkat pencegahan tersebut mencakup seluruh spektrum kesehatan
dan penyakit, juga tujuan – tujuan yang sesuai untuk masing – masing tingkat.
Leavell dkk. (1965,dalamFriedman, 1998). Ketiga tingkatan tersebut adalah
adalah :
1. Pencegahan primer yang meliputi peningkatan kesehatan ddan tindakan
preventif khusus yang dirancang untuk menjaga orang bebas dari penyakit
dan cedera.
2. Pencegahan sekunder yang terdiri dari atas deteksi dini, diagnosa, dan
pengobatan.
3. Pencegahan tertier, yang mencakup tahap penyembuhan dan rehabilitasi,
dirancang untuk meminimalkan ketidakmampuan klien dan memaksimalkan
tingkat fungsinya.

Ketiga tingkat pencegahan itu, merupakan tujuan dari keperawatan


keluarga. Tujuan – tujuan tersebut terdiri atas peningkatan, pemeliharaan,
pemulihan terhadap kesehatan ( Hanson, 1987 dalamFriedman, 1998).
Peningkatan kesehatan merupakan pokok terpenting dari keperawatan keluarga.
Akan tetapi, sudah tentu, pendeteksian secara dini, diagnosa dan pengobatan
merupakan tujuan penting pula. Pencegahan tertier atau rehabilitasi dan
pemulihan kesehatan secara khusus menjadi tujuan yang penting bagi
keperawatan keluarga saat ini, mengingat perkembangan keperawatan kesehatan
dirumah dan pravelensi penyakit – penyakit kronis, serta ketidakberdayaan
dikalangan lanjut usia yang populasinya semakin meningkat dan cepat
(Friedman, 1998).

G. Konsep Keperawatan Keluarga Dengan Keluarga Dewasa Pertengahan


1. Pengertian
Dewasa pertengahan merupakan usia sekitar 35-40 tahun & berakhir
sekitar 60-65 tahun (Schaie & Willis,1996 dlm Psikologi Perkembangan).
Dewasa Pertengahan adalah masa – menyesuaikan diri & kesedaran bahawa
ia bukan lagi muda & masa depannya tidak lagi dipenuhi dengan
kemungkinan-kemungkinan yg tidak terhadapi, hasilnya membawa satu masa
krisis, (Craig, 1976). Usia dewasa tengah (Middle adulthood) disebut sebagai
periode perkembangan yang dimulai kira-kira 35-45 tahun hingga memasuki
usia 60an tahun. (Santrock, 1995)
Keluarga dewasa pertengahan merupakan salah satu tahap usia
pertengahan bagi orangtua, dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah
dan berakhir pada saat pensiun atau kematian salah satu pasangan. Tahap ini
biasanya dimulai ketika orang tua memasuki usia 45-55 tahun dan berakhir
pada saat seorang pasangan pensiun, biasanya 16-18 tahun kemudian.
Biasanya pasangan suami istri dalam usia pertengahan merupakan sebuah
keluarga inti meskipun masih berinteraksi dengan orangtua mereka yang
lanjut usia dan anggota keluarga lain dari keluarga asal mereka dan juga
anggota keluarga dari hasil perkawinan
keturunannya.Pasangan Postparental (pasangan yang anak-anaknya telah
meninggalkan rumah) biasanya tidak terisolasi lagi saat ini, semakin banyak
pasangan usia pertengahan hidup hingga menghabiskan seluruh masa
hidupnya dan menghabiskan sebagian masa hidupnya dalam
fase postparental, dengan hubungan ikatan keluarga hingga empat generasi,
yang merupakan hal yang biasa(Troll, 1971, dalam Friedman, 1988, hal 130).
Dari definisi tentang keluarga usia dewasa pertengahan diatas, dapat
ditarik kesimpulan bahwa keluarga usia dewasa pertengahan adalah keluarga
yang usianya 40-60 tahun, dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah
dan berakhir pada saat pensiun atau kematian salah satu pasangan didalam
keluarga.

2. Karakteristik keluarga dewasa pertengahan


Tahun pertengahan meliputi perubahan-perubahan pada penyesuaian
perkawinan (seringkali lebih baik), pada distribusi kekuasaan antara suami
dan istri (lebih merata), dan pada peran (diferensi peran perkawinan
meningkat) (Leslie dan Korman, 1989, dalam Friedman 1988, hal 130).
Pada tahun-tahun ini umumnya sulit dan berat, karena masalah-masalah
penuaan, hilangnya anak, dan adanya suatu perasaan dalam diri mereka
bahwa mereka gagal menjadi membesarkan anak dan usaha kerja.
Selanjutnya, tidak jelas apa yang terjadi dengan kepuasan perkawinan dan
keluarga melewati siklus-siklus kehidupan berkeluarga. Beberapa studi
tentang kepuasan perkawinan memperlihatkan bahwa kepuasan perkawinan
menurun tajam setelah perkawinan berlangsung dan terus menurun hingga
tahun pertengahan (Leslie dan Korman, 1989, dalam Friedman 1988, hal
130).

3. Masalah yang biasa ditemukan oleh keluarga dewasa pertengahan


Menurut fridman (1998, hal 132) pada fase ini, masalah kesehatan yang dapat
terjadi pada keluarga dewasa pertengahan yaitu :
a. Kebutuhan promosi kesehatan, istirahat yang tidak cukup, kegiatan waktu
luang dan tidur yang kurang, nutrisi yang tidak baik, program olahraga
yang tidak teratur, pengurangan berat badan hingga berat badan yang
optimum, berhenti merokok, berhenti atau mengurangi penggunaan
alkohol, pemeriksaan skrining kesehatan preventif.
b. Masalah-masalah hubungan perkawinan.
c. Komunikasi dan hubungan dengan anak-anak, ipar, dan cucu, dan orang
tua yang berusian lanjut.
d. Masalah yang berhubungan dengan perawatan : membantu perawatan
orang tua yang lanjut usia atau tidak mampu merawat diri.

4. Tugas Perkembangan
Usia dewasa pertengahan yang merupakan usia rata-rata dimana para
orang tua melepaskan anak mereka yang terakhir ditandai sebagai masa
kehidupan yang “terperangkap” yaitu terperangkap antara tuntutan kaum
kaum muda dan terperangkap antara dunia kerja dan tuntutan yang bersaing
dan keterlibatan keluarga, dimana seringkali tampaknya tidak mungkin
memenuhi tuntutan-tuntutan dari kedua bidang tersebut.
Tugas perkembangan keluarga dewasa menurut Fridman(1998, hal 131) yang
penting pada fase ini adalah :

5. lingkungan yang meningkatkan kesehatan.


Dalam masa ini upaya untuk melaksanakan gaya hidup sehat menjadi
lebih menonjol bagi pasangan, meskipun kenyataanya bahwa mungkin
mereka telah melakukan kebiasaan-kebiasaan yang sifatnya merusak diri
selama 45-64 tahun. Meskipun dapat dianjurkan sekarang, karena “lebih baik
sekarang daripada tidak pernah” adalah selalu benar, agaknya terlalu
terlambat untuk mengembalikan begitu banyak perubahan-
perubahanfisiologis yang telah terjadi, seperti tekanan darah tinggi akibat
kurangnya olahraga, stress yang berkepanjangan, menurunnya kapasitas vital
akibat merokok.
Motivasi utama orang usia pertengahan untuk memperbaiki gaya hidup
mereka adalah karena adanya perasaan rentan terhadap penyakit yang
dibangkitkan bila seorang teman atau anggota keluarga mengalami serangan
jantung, stroke, atau kanker. Selain takut, keyakinan bahwa pemeriksaan
yang teratur dan kebiasaan hidup yang sehat merupakan cara-cara yang
efektif untuk mengurangi kerentanan terhadap berbagai penyakit juga
merupakan kekuatan pendorong yang ampuh. Penyakit hati, kanker dan
stroke merupakan dua pertiga dari semua penyebab kematian antara usia 46
hingga 64 tahun dan sebagai penyebab kamatian urutan ke empat.

6. Mempertahankan hubungan-hubungan yang memuaskan dan penuh arti


dengan para orangtua lansia dan anak-anak.
Dengan menerima dan menyambut cucu-cucu mereka kedalam keluarga
dan meningkatkan hubungan antargenerasi, tugas perkembangan ini
mendatangkan penghargaan yang tinggi (Duvall, 1977 dalam friedman ,
1988, hal 131). Tugas perkembangan ini memungkinkan pasangan usia
pertengahan terus merasa seperti sebuah keluarga dan mendatangkan
kebahagiaan yang berasal dari posisi sebagai kakek-nenek tanpa
tanggungjawab sebagai orang tua selama 24 jam. Karena umur harapan hidup
meningkat, menjadi seorang kakek-nenek secara khusus terjadi pada tahap
siklus kehidupan ini (Sprey dan Matthews, 1982, dalam Friedman, 1988, hal
132). Kakek nenek memberikan dukungan besar kepada anak dan cucu
mereka pada saat-saat krisis dan membantu anak-anak mereka melalui
pemberian dorongan dan dukungan(Bengston dan Robertson, 1985, dalam
Friendman, 1988, hal 132).
Peran yang lebih probelamatik adalah yang berhubungan dengan dan
membantu orangtua lansia dan kadang-kadang anggota keluarga besar lain
yang lebih tua. Delapan puluh enam persen pasangan usia pertengahan
minimal memiliki satu orang tua masih hidup(hagestad, 1988, dalam
Friedman, 1988, hal 132). Jadi, tanggung jawab memberi perawatan bagi
orang tua lansia yang lemah dan sakit-sakitan merupakan pengalaman yang
tidak asing. Banyak wanita yang merasa berada dalam “himpitan generasi”
dalam upaya mereka mengimbangi kebutuhan-kebutuhan orang tua mereka
yang berusia lanju, anak-anak, dan cucu-cucu mereka. Berbagai peran
antargenerasi kelihatannya lebih bersifat ekslusif dikalangan minoritas seperti
keluarga-keluarga Asia dan Amerika Latin.

7. Memperkokoh hubungan perkawinan


Sekarang perkembangan tersebut benar-benar sendirian setelah bertahun-
bertahun dikelilingi oleh anggota keluarga dan hubungan-hubungan.
Meskipun muncul sebagai sambutan kelegahan, bagi kebanyak pasangan
merupakan pengalaman yang menyulitkan untuk berhubungan satu sama lain
sebagai pasangan menikah daripada sebagai orang tua. Wright dan Leahey
(1984, dalam Friedman, 1988, hal 132) melukiskan tugas perkembangan ini
sebagai “reinvestasi identitas pasangan dengan perkembangan keinginan
independen yang terjadi secara bersamaan. Keseimbangan dependensi-
indepedensi antara pasangan perlu diuji kembali, seperti keinginan
independen lebih besar dan juga perhatian satu sama lain yang penuh arti.
8. Memantapkan pengalaman nilai-nilai agama
9. Mencapai tanggung jawab sosial sebagai warga Negara
10. Menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan – perubahan yang terjadi
pada aspek fisik (penurunan kemampuan atau fungsi)
11. Memantapkan keharmonisan hidup berkeluarga
12. Mencapai dan mempertahankan prestasi yang memuaskan
13. Memantapkan peran perannya sebagai orang dewasa
Tugas – tugas perkembagan itu tadi pada dasarnya merupakan tuntutan
atau harapan sosio – kultural dimana manusia itu hidup dalam masyarakat
kita sejak dulu hingga kini tetap memiliki harapan sesuai diatas bagian
penentu sebagai orang dewasa pertengahan. Khusus mengenai hidup
berkeluarga dalam masa dewasa pertengahan terdapat dua hal pokok yang
mendorong terciptanya hubunganhidup berkeluarga. kebutuhan individu pada
suatu pihak dan tugas perkembangan pada lain pihak. Pemanduan antara
keduanya menimbulkan energi yang membangkitkan gerak bagi individu
orang dewasa untuk bersatu dalam satu jalinan hubungan berkeluarga.
BAB 3
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada tanggal 4 september 2018 . dirumah keluarga Tn.S
pada pukul 17.00 WIB. Pengkajian menggunakanan metode wawancara
dengan kepala keluarga. Keluarga tampak kooperatif saat dikaji.
1. Data umum
a. Nama kepala keluarga : Tn. S
b. TTL : Bengkulu, 1 Januari 1960
c. Usia : 58 Tahun
d. Alamat : Jl. Raden Fatah Pagar Dewa
e. Pekerjaan KK : Guru SD
f. Pendidikan KK : S1
g. Komposisi keluarga : Ayah, ibu dan 3 orang anak
No. Nama JK TTL Hubungan Pekerjaan Pendidikan
1. Ny. S P Bengkulu, Istri Guru S1
14-Oktober-
1960
3. Nn. M P Bengkulu, 6 Anak Mahasiswa Mahasiswa
November
1997 (21
tahun)
Genogram

Keterangan
= Laki-Laki
= Perempuan
= Tinggal 1 rumah

h. Tipe keluarga
Tipe keluarga Tn. S adalah tipe Nuclear Family dengan keluarga inti
yang terdiri dari Tn. S, Ny. S, 1 orang anak laki-laki (An. M ) dan 2 orang
anak Perempuan (An. Y, An. M)
i. Suku Bangsa
Keluarga Tn. S berasal dari 2 suku yang berbeda yaitu Tn. S suku
Bengkulu dan Ny. S Suku Lampung. Tidak ada pola budaya yang
mempengaruhi dalam hal masalah makan. Begitu juga dalam mengasuh
anak, tidak ada pola adat atau budaya yang mempengaruhi kesehatan
anggota keluarga Tn.S.
j. Agama
Seluruh anggota keluarga Tn. S memeluk agama Islam.
k. Status sosial ekonomi keluarga
Tn. S dan Ny.S merupakan pencari nafkah di keluarga, Tn.S dan Ny.s
bekerja sebagai Guru di Sekolah Dasar. Status ekonomi mereka tergolong
sederhana dengan penghasilan keduanya cukup menetap perbulannya ±
sebesar Rp.8.000.000. Menurut Ny. S penghasilan mereka cukup untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seperti lauk-pauk, listrik dan
biaya sekolah anak-anak.
l. Aktivitas rekreasi atau waktu luang
Menurut Tn. S, keluargnya memiliki aktivitas rekreasi yaitu Nonton TV
bersama. Pada hari libur kadang-kadang melakukan aktivitas rekreasi
seperti ke Mall, ataupun tempat wisata di sekitar kota Bengkulu.

2. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga


a. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga Tn.S saat ini adalah perkembangan
keluarga usia pertengahan dan dua dari ketiga anak Tn.S sudah
meninggalkan rumah.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Masalah kesehatan pada anggota keluarga Tn. S belum terpenuhi An. M
mengalami sakit gastritis atau maag, kurangya pencAhayaan didalam
rumah dan terdapat tangga yang curam di halam samping rumah yang
bisa membuat resiko cidera.

3. Data lingkungan
a. Karakteristik rumah
Rumah yang ditempati oleh keluarga merupakan rumah sendiri, berlantai
keramik, dinding semen, yang terdiri dari 1 ruang tamu,4 kamar tidur, 1
dapur, 1 ruang makan beserta ruang keluarga , dan 1 kamar mandi.
Mereka menggunakan lampu listrik sebagai penerangan dan sumur
sebagai sumber air untuk kebutuhan sehari-hari seperti memasak, mandi
, mencuci dan lain-lain.
Peralatan yang ada dirumah Tn. S adalah perabotan rumah tangga yang
sederhana antara lain kulkas, lemari, kasur, dan tempat tidur serta
peralatan dapur. Keluarga Tn. S menggunakan kompor gas. Keluarga
Tn. S juga terlihat mempunyai televisi dan telepon sebagai media
infromasi dan hiburan. Ventilasi rumah Tn. S cukup baik, jendela
terbuka disiang hari sehingga pertukaran udara cukup baik, , rumah
keluarga Tn. S kurang penchayaan. Sedangkan untuk penyediaan air
bersih berasal dari sumur bor, kualitas airnyapun jernih, tampak bersih
dan tidak berbau. Keluarga mempunyai jenis WC jongkok dan kamar
mandi sedikit licin. Tn. S mengatakan sampah rumah tangga yang telah
dikumpulkan didepan rumah dan akandipungut oleh tukang sampah
setiap pagi. Lingkungan disekitar rumah cukup bersih, diteras rumah
terdapat bunga-bunga atau tanaman hias, ada pohon pepaya disamping
halaman rumah dan halaman rumah bertebing tangga tanpa pegangan.
Denah Rumah :

`12 9

10 11
1 2 3
13

4 5 6 7 8

Ket : No 1,2,5,6 = kamar tidur No 7 = gudang


No 4 = Ruang Tamu No 11 = Kamar Mandi
No 3,10 = Ruang Keluarga No 9 = Tangga
No 12 = Halaman Samping No 13 = Hal Depan
No 8 = Dapur // = Pintu
b. Karakteristik tetangga dan lingkungan RW
Lingkungan di mana keluarga Tn. S tinggal merupakan tempat hunian
yang tidak terlalu padat. Jarak antara satu rumah dengan rumah yang
lainnya 1 meter. Terdapat banyak rumah petak atau rumah kontrakan
disekitar rumah Ny. S. Antar tetangga sangat rukun, mereka terkadang
menghabiskan waktu untuk mengobrol di teras salah satu rumah. Jarak
masjid hanya sekitar 60 meter dari rumah Ny. S. Menurut Ny. S, Untuk
fasilitas umum, lingkungan rumah Ny. S sangat strategis karena dekat
dengan Pasar pagar dewa.
c. Mobilitas geografis keluarga
Sejak menikah, mereka sudah tinggal di lingkungan yang saat ini mereka
tempati dan tidak pernah pindah rumah.
d. Hubungan keluarga dengan masyarakat
Hubungan keluarga dengan masyarakat sangat baik, Ny. S selalu
mengikuti pengajian dan gotong royong tiap minggu.

e. Sistem pendukung sosial keluarga


Dukungan dari keluarga besar sangat membantu keluarga Tn. S dan Ny.
S. Apabila ada anggota keluarga yang sakit, maka orang tua atau saudara
dari Ny. S akan membantu pekerjaan rumah.

4. Struktur lingkungan
a. Pola komunikasi
Komunikasi antara Tn. S dan Ny. S tidak mengalami kesulitan, apabila
terdapat hal yang penting dibicarakan biasanya mereka langsung
membicarakannya. Menurut Ny. S, mereka sama-sama orang Sumatera
jadi jika berbicara tanpa basa basi. Tn. S dan Ny. S dekat dengan anak-
anak mereka. Tetapi pertengakaran kecil dalam keluarga kadang terjadi
namun hal itu dapat diselesaikan dengan baik.
b. Struktur kekuatan keluarga
Di keluarga Tn. S, kekuasaan dibagi menurut peran masing-masing.
Untuk masalah-masalah yang berhubungan dengan kepentingan rumah
tangga, Tn. S menyerahkan sepenuhnya pada Ny. S namun apabila tidak
bisa diatasi, Ny. Sselalu meminta bantuan dan pertimbangan Tn. S. Tn. S
selalu membeikan tanggung jawab keuangan kepada Ny. S. Apabila
terdapat keputusan penting dan mendesak, Tn. S lah yang
bertanggungjwab mengambil keputusan dan semua keluarga akan
mematuhi.
c. Struktur peran (formal dan informal)
Tn. S: Ayah dan suami, ia merupakan pencari nafkah dan merupakan
pemimpin keluarga. Perannya di keluarga dilakukan sebaik-baiknya,
menurut Tn. S ia selalu berusaha menjadi suami dan ayah yang baik.ia
selalu berusaha memenuhi keinginan istri dan anaknya. Tn. S tidak
pernah mengambil keputusan sepihak, ia selalu melibatkan Ny. S untuk
memberikan masukan. Tn. S selalu memanfaatkan waktu sebaik-baiknya
dengan keluarga.
Ny. S: Ibu dan istri, merupakan ibu rumah tangga dan pekerja. Ia selalu
berusaha memberikan yang terbaik dan mengasuh anak-anaknya dengan
sebaik-baiknya. Ia pun merasa sangat dihargai oleh suaminya sehingga
tidak mau mengecawakan Tn.S, Ny. M: Merupakan anak ketiga yang
masih tinggal bersama Tn. S dan Ny. S.
d. Nilai atau norma dalam keluarga
Nilai yang mereka anut adalah nilai-nilai sumatera karena mereka berasal
dari suku yang sama. Namun menurut Ny. S ia tidak tahu seperti apa nilai
Sumatera sehingga mereka menjalani kehidupan sehari-hari seperti biasa.
Norma yang dianut adalah norma agama. Apabila menurut agama tidak
baik, maka mereka tidak akan melakukan hal tersebut.
5. Fungsi keluarga
a. Fungsi afektif
Tn. S dan Ny. S selalu berusaha saling memperlihatkan kasih sayang baik
antara mereka berdua untuk anak-anaknya. Tidak ada perbendaan antara
anak pertama dan kedua dan ketiga. Mereka selalu berusaha menerapkan
komunikasi terbuka dalam segala hal sehingga jarang jarang terjadi
perselisihan antara Tn. S dan Ny. S.
b. Fungsi sosialisasi
Dalam hal pengasuhan anak, Tn. S menyerahkan sepenuhnya pada Ny. S
namun apabila ada masalah yang mendesak biasanya mereka
membicarakan bersama. Menurut keluarga, anak adalah amanah yang
harus dijaga sebaik-baiknya. Keluarga mencoba menerapkan kedisiplinan
kepada semua anak mereka, sosialisasi keluarga dengan lingkungan
sekitar berjalan dengan baik. Begitu juga dengan anak-anak mereka.

c. Fungsi perawatan keluarga


Dalam keluarga, Ny. S yang berperan melakukan perawatan pada anak-
anak mereka saat masih kecil dan Tn. S. Ny. S mengatakan bahwa ia
selalu berusaha menyiapkan sarapan untuk mereka keluarga, dengan
membeli bahan di pasar. Untuk semua anaknya, saat masa kehamilan ibu
menjaga kehamilan dengan kemampuan dan biaya seadanya, dan setelah
lahir Ny. S membawa anak-anaknya ke posyandu untuk imunisasi.
Apabila ada anggota keluarga yang sakit, jika tidak terlalu mengganggu
maka tidak diberi obat. Apabila sudah merasa tidak enak badan, salah
satu keluarga membelikan obat di warung.

6. Koping keluarga
a. Stressor jangka pendek dan panjang serta kesehatan keluarga
Keluarga tidak merasakan adanya stressor saat ini.
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi stessor
Keluarga memiliki sumber daya untuk berespon terhadap stressor yaitu:
1) Sistem dukungan sosial keluarga kuat. Keluarga besar selalu
memberikan bantuan kepada keluarga Tn. S
2) Tempat tinggal yang memadai dengan sarana kesehatan yang
tersedia
3) Pola komunikasi yang baik dalam keluarga
c. Strategi koping yang digunakan
Strategi koping yang digunakan adalah berdasarkan pengalaman masa
lalu dan berpusat pada Ny. S untuk menangani masalah kesehatan pada
keluarga. Keluarga juga menggunakan sistem dukungan sosialnya yaitu
dari keluarga besar dalam membantu mereka saat membutuhkan
pertolongan.
d. Strategi adaptasi disfungsional
Keluarga terutama Ny. S secara sadar telah melakukan adaptasi
disfungsional yaitu apabila tidak memiliki biaya untuk membeli bahan
makanan seperti ayam,ikan,daging atau sayaran, merka hanya membeli
seadaanya seperti tahu dan tempe.

7. Pemeriksaan fisik
Dari pemeriksaan fisik yang dilakukan, pada keluarga secara umum kondisi
kesehatan secara fisik, Tn. S tidak memiliki gangguan. dan Ny.S tidak
memliki gangguan ,sedangkan An. M dan An. T tidak bisa dikaji karena
mereka tidak tinggal 1 rumah lagi dengan orang tua, hanya An. M yang dapat
dikaji. Dibawah ini akan dijabarkan hasil pemeriksaan fisik Tn. A.
Pemeriksaan fisik
NAMA ANGGOTA KELUARGA
NO VARIABEL
Tn. S Ny. S An. M
Riwayat penyakit saat Tidak ada Tidak ada An. M mengalami gastritis
1.
ini
Tidak ada Tidak ada Saat telat makan An.M
Keluhan yang
2.. merasakan sakit di perut
dirasakan
kadang mual , skala nyeri 4
Riwayat penyakit Tidak ada Tidak ada Tidak ada
3..
sebelumnya
TD : 120/80 mmHg TD : 110/80 mmHg TD : 110/70 mmHg
N : 82 x/m N : 87 x/m N : 80 x/m
4. Tanda tanda vital
RR : 23 x/m RR : 21 x/m RR : 210x/m
S : 36,5 ºC S : 36,1 ºC S : 36,7 ºC
Distribusi rambut merata, Distribusi rambut merata, warna Distribusi rambut merata,
warna hitam becampur putih hitam bercampur putih , bersih warna hitam, bersih tidak ada
5. Kepala
,bersih tidak ada massa, tidak tidak ada massa tidak ada nyeri massa tidak ada nyeri tekan
ada nyeri tekan tekan
Tidak ada nyeri tekan, tidak Tidak ada nyeri tekan, tidak ada Tidak ada nyeri tekan, tidak
6. Leher
ada pembesaran limfe dan pembesaran limfe dan tiroid, ada pembesaran limfe dan
tiroid, tidak ada kesulitan tidak ada kesulitan menelan tiroid, tidak ada kesulitan
menelan tidak ada tekanan tidak ada tekanan vena jugularis menelan tidak ada tekanan
vena jugularis vena jugularis
Paru : pergerakan dada Paru : pergerakan dada simteris, Paru : pergerakan dada
simteris, suara nafas vesikuler, suara nafas vesikuler, suara paru simteris, suara nafas vesikuler,
suara paru sonor setiap lapisan sonor setiap lapisan paru, ronkhi suara paru sonor setiap lapisan
paru, ronkhi (-), Wheezing (-) (-), Wheezing (-) Stridor (-) paru, ronkhi (-), Wheezing (-)
7. Thoraks Stridor (-) tidak ada tidak ada menggunakan otot Stridor (-) tidak ada
menggunakan otot bantu bantu pernafasan menggunakan otot bantu
pernafasan Jantung : Irama jantung teratur pernafasan
Jantung : Irama jantung teratur Jantung : Irama jantung
teratur
BU : 5 x/m BU : 7 x/m BU : 5 x/m
Tidak ada distensi,Tidak ada Tidak ada distensi,Tidak ada Tidak ada distensi,Tidak ada
8. Abdomen
nyeri tekan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
pembesaran hati dan limfe pembesaran hati dan limfe pembesaran hati dan limfe
Jumlah lengkap tidak ada Jumlah lengkap tidak ada Jumlah lengkap tidak ada
kelainan, pergerakan bebas, kelainan, pergerakan bebas, kelainan, pergerakan bebas,
9. Ekstermitas
tidak ada cidera tidak ada cidera tidak ada cidera
Kekuatan otot 4 4 Kekuatan otot 4 4 Kekuatan otot 4 4
4 4 4 4 4 4
Warna : sawo matang Warna : sawo matang Warna : putih
edema tidak ada edema tidak ada edema tidak ada
Kebersihan : bersih, terdapat Kebersihan : bersih, tidak ada Kebersihan : bersih, terdapat
10. Kulit
lesi di kaki kanan, tidak ada lesi, tidak ada jamur , tidak ada lesi ditangan kiri, tidak ada
jamur , tidak ada tanda infeksi, tanda infeksi, turgor kulit elastis jamur , tidak ada tanda
turgor kulit elastis infeksi, turgor kulit elastis
Tidak ada kelainan, Tidak ada kelainan, pemeriksaan Tidak ada kelainan,
11. genetalia pemeriksaan dilakukan hanya dilakukan hanya bertanya pemeriksaan dilakukan hanya
bertanya kepada pasien kepada pasien bertanya kepada pasien

8. Harapan keluarga
Keluarga sangat mengharapkan bantuan dari perawat untuk membantu mengatasi masalah Tn. A dan ingin sekali maslah
pada Tn. A dapat teratasi.
B. Analisa Data
No. Data Masalah Etiologi
1. Data subjektif: Ketidak mampuan Nyeri akut
a. An. M mengatakan ia keluarga dalam
mengalami gastritis 2 merawat anggota
tahun yang lalu keluarga dengan
b. An. M mengatakan saat masalah kesehatan
kambuh gejala yang gastritis
terjadi yaitu sakit perut
dan mual
c. Menurut An.M gejala
kambuh pada saat telat
makan
d. Menurut An. M gejala
timbul tiba-tiba, tetapi
pada saat gejala kambuh
An. M biasany langsung
makan dan beristrihat,
setelah itu sakit perut
akan redah
e. P : pasien mengatakan
nyeri di rasakan karena
telat makan
f. Q : pasien mengatakan
nyeri dirasakan seperti
tertusuk-tusuk
g. R : pasien mengtakan
nyeri di daerah abdomen
h. S : ps mengtkan skla nyeri
4
i. T : nyeri diraskan
periodik kurang lbih 7
menit
Data Objektif:
a. An. M tampak tidak
nyaman
b. An. M tampak meringis
pda saat kambuh
c. An. M tampak memegang
perut pda saat kambut
2. Data Subjektif: Ketidakmampuan Resiko jatuh
Data Objektif: keluarga mengenal
a. Rumah keluarga Tn. S masalh cidera
kurang pencahayan
b. Kamar mandi sedikit
licin
c. Halaman rumah ada
tebing tanpa peganggan
tangga

C. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut pada keluarga Tn. S terutama pada An. M berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan masalah
gastritis
2. Resiko jatuh pada keluarga Tn. S berhbungan dengan ketidakmampuan
keluarga mengenal masalah cidera
D. Prioritas Masalah
1. Diagnosa 1: Nyeri akut pada keluarga Tn. S terutama pada An. M
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota
keluarga dengan masalah gastritis
No KRITERIA SKOR BOBOT NILAI PEMBENARAN
1. Sifat masalah : Masalah kesehatan
 Tidak/kurang sehat 3 sudah terjadi pada
 Ancaman keluarga Tn.S
1 3/3x1=1
kesehatan 2 terutama An. M sudah
 Keadaan sejahtera mengalami Maag 2
1 tahun yang lalu
2 Kemungkinan maslah Sumber daya untuk
dapat diubah mengatasi maslah
 Mudah dapat dijangkai dari
 Sebagian 3 2 2/2x2=2 segi ekonomi,
 Tidak dapat 2 perhatian keluarga dan
1 memanfaatkan
pelayanaan kesehatan
3. Potensial masalah Ada riwayat penyakit
untuk dicegah gastritis dan sering
 Tinggi telat makan dan juga
 Cukup 3 suka makan-makan
1 3/3x1=1
 Rendah 2 yang pedas pada An.M
1 dapat menyebakan
potensial untuk
dicegah menjadi tinggi
4. Menonjolnya masalah Keluarga merasakan
: adanya maslah dan
 Masalah berat 2 1 1/2x1=1/2 menurut keluarga hal
harus segera itu tidak
ditagani membutuhkan
 Adanya maslaah 1 penanganan segera
tetapi tidak perlu
ditangani
 Maslsah tidak 0
diraskan
JUMLAH 1 + 1 + 1 + ½ = 4 1/2

2. Diagnosa 2: Resiko jatuh pada keluarga Tn. S berhbungan dengan


ketidakmampuan keluarga mengenal masalah cidera
NO KRITERIA SKOR BOBOT NILAI PEMBENARAN
1. Sifat masalah : 1 2/3x1=2/3 Masalah belum terjadi
 Tidak/kurang 3 (asih berupa resiko)
sehat dan merupakan
 Ancaman 2 ancaman bagi
kesehatan kesehatan pada
 Keadaan sejahtera 1 keluarga Tn. S
2. Kemungkinan maslah 2 2/2x2=2 Sumber daya untuk
dapat diubah mengatasi masalah
 Mudah 2 dapat dijangkau dari
 Sebagian 1 segi ekonomi dan
 Tidak dapat 0 perhatian keluarga
3. Potensial masalah 1 1/3x1=1/3 Ada riwayat jatuh
untuk dicegah pada keluarda dan
 Tinggi mobilitas tinggi pada
 Cukup 3 keluarga Tn. S dapat
 Rendah 2 menyebabkan
1 potensial untk dicegah
menjaid rendah
4. Menonjolnya masalah 1 1/2x1 = 1/2 Keluarga meraskan
: adanya masalah dan
 Masalah berat 2 menurut keluarga hal
harus segera itu tidak
ditagani membutuhkan
 Adanya maslaah 1 penanganan segera
tetapi tidak perlu
ditangani
 Maslsah tidak 0
diraskan
JUMLAH 2/3 + 2 +1/3 + ½ = 2 5/6
E. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa Kriteria Hasil
No Tujuan Rencana Intervensi
Keperawatan
1. Nyeri akut Tujuan Umum :
berhubungan pada Setelah dilakukan tindakan
keluarga Tn. S keperawatan 4x kunjungan,
terutama pada An. diharapkan nyeri
M dengan berkurang/teratasi dan keluarga
ketidakmampuan mampu merawata anggota
keluarga dalam keluarga dengan masalah
merawat anggota gastritis
keluarga dengan
masalah kesehatan Tujuan Khusus :
gastritis Setelah dilakukan tindakan
keperawatan 1 x 30 menit
pertemuan diharapkan keluarga
mampu :
1. Mengenal masalah kesehatan Respon Keluarga mampu menjelaskan 1.1.1. Diskusikan dengan keluarga
1.1. menyebutkan penyebab Verbal bahwa sakit maag atau gastritis mengenai gastritis
gastritis adalah peradangan yang terjaid pada 1.1.2. Beri kesempatan keluarga
lapisan lambung atau lapisan dalam untuk bertanya mengenai
kantung gastritis
1.1.3. Evaluasi pemahaman
keluarga tentang pengertian
gastritis
1.1.4. Beri reinforcement atas
keberhasilan keluarga
menyebutkan kembali
pengertian gastritis

1.2. menyebutkan tanda dan Respon Keluarga mampu menyebutkan 3 1.2.1. Diskusikan dengan keluarga
gejala gastritis Verbal dari 5 tanda dan gejala : tentang tanda dan gejala
1. nyeri ulu hati gastritis
2. mual, muntah
3. keringat dingin 1.2.2. Beri kesempatan untuk
4. nafsu makan menurun bertanda
5. perut terasa kembung 1.2.3. Evalauasi kembali
pemahaman keluarga
mengenai tanda dan gejala
gastritis
1.2.4. Beri reinforcement positif
kepada keluarga

1.3. menyebutkan penyebab Respon Keluarga mampu menyebutkan 3 1.3.1. Diskusikan dengan keluarga
terjadinya gastritis Verbal dari 5 penyebab : tentang penyebab gastritis
1. pola makan tidak teratur 1.3.2. Bari kesempatan untuk
2. sering makanan yang asam bertanya
3. suka makan yang pedas 1.3.3. Evaluasi kembali
4. telat makan pemahaman keluarga
5. strees mengenai penyebab gastritis
1.3.4. Beri reinforcement positif
kepada keluarga

2. memutuskan merawat
anggota keluarga dengan Respon Keluarga mampu menyebutkan 3 2.1.1. Diskusikan dengan keluarga
gastritis (1x30) verbal dari 4 akibat tindak lanjut : tentang akibat lanjut
2.1. menyebutkan akibat 1. tukak lambung gastritis
lanjut gastritis 2. kanker lambung 2.1.2. Berikan kesempatan
3. kebocoran dinding lambung keluarga untuk bertanya
4. pendarahan dinding lambung 2.1.3. Beri pujian kepada keluarga

2.2. memutuskan untuk Respon keluarga memutuskan untuk 2.2.1 Tanyakan keinginan
merawat Verbal merawat anggota keluarga dengan keluarga untuk merawat
masalah gastritis 2.2.1 Berikan pujian kepada
keluarga
3. merawat anggta keluarga Respon Menyebutkan 3 dari 4 cara 3.1.1. Diskusikan cara mencegah
gastritis (1x50) Verbal pencegahan gastritis
3.1. menyebutkan cara 1. makan teratur setiap 2-4 jam 3.1.2. Minta keluarga untuk
pencegahan gastritis 2. mengurangi makan-makanan menjelaskan kembali
yang merangsang lambung 3.1.3. Beri kesemaptan keluarga
seperti makanan pedas, asam, untuk bertanya
dan bergas 3.1.4. Berikan pujian pada kelurga
3. makan cemilan disaat perut
terasa lapar
4. mengurangi stress

3.2. menyebtkan cara Respon keluarga mampu menyebutkan 4 3.2.1. Diskusikan dengan keluarga
merawat anggota Verbal dari 6 cara mentawat anggota tentang cara merawat
keluarga dengan keluarga dengan gastritis : keluarga dengan gastritis
gastritis 1. segera makan jika timbul 3.2.2. Beri kesempatan keluarga
keluhan untuk bertanya
2. minum air hangat manis 3.2.3. Beri pjian kepada keluarga
sebelum makan jika terasa
mual
3. makan makanan yang agak
lunak
4. makan dengan porsi sedikit
namun sering
5. berikan kompres air hangat di
daerah uluh hati (botol air
dilapisi handuk)
6. minum usus untuk
menetralkan asam lambung

4. memodifikasi lingkungan Respon keluarga mampu menyebutkan 2 4.1.1. Diskusikan dengna keluarga
dengan cara (1x35) Verbal dari 3 cara memodifikasi tentang cara memodifikasi
4.1. Menyebutkan cara lingkungan : lingkungan
memodifikasi 1. lingkungan yang nyaman dan 4.1.2. Berikan pujian kepada
lingkungan untuk bebas dari kebisingan keluarga
penderita gastritis 2. hindari ketinggian
3. tempat tidur disertai bantal

4.2. Memodifikasi Respon memodifikasi lingkungan : 4.2.1. Berikan informasi kepada


lingkungan Psikomo 1. membuat jadwal makan keluarga tentang kondisi
tor 2. daftar menu yang tidak lingkungan
menyebabkan gastritis 4.2.2. Bersama keluarga
memodifikasi lingkungan

5. Keluarga mampu Respon Keluarga dapat menyebutkan 3 dari 5.1.1. Diskusikan dengan keluarga
memanfaatkan fasilitas Verbal 4 pelayanan kesehatan yang dapat mengenai sarana kesehatan
kesehatan (1x35) dimanfaatkan 5.1.2. Motivasi keluarga untuk
5.1. Menyebutkan sarana 1. puskesmas memanfaatka pelayanan
kesehatan yang dapat 2. posyandu kesehatan
dimanfaatkan 3. rumah sakit 5.1.3. Beri pujian kepada keluarga
4. klinik
5.2. Memanfaatkan
pelayanan kesehatan Respon keluarga mampu membawa 5.2.1. Lakukan kunjungan ruitn
Afektif keluarga untuk berobat ke dan evaluasi jadwal
pelayanan kesehatan dengan kunjungan pelayanan
menunjukan kartu berobat kesehatan
5.2.2. Beri pujian kepada keluarga
2. Resiko jatuh pada Tujuan Umun :
keluarga Tn.S Setelah dilakukan tindakan
berhubungan keperawatan 8 x kunjungan
dengan diharapkan anggota keluarga
ketidakmampu tidak ada cidera
keluarga mengenal
masalah cidera Tujuan Khusus
Setelah dilakukan tindakan 1x30
menit pertemuan diharapkan
Keluarga mampu :

1. Mengenal Masalah
Kesehatan
1.1. Menyebutakan Respon Keluarga mampu menjelaskan 1.1.1. Diskusikan dengan Keluarga
pengertian Cidera Verbal bahwa cidera adalah suatu mengenai cidera
kerusakan Struktur atau fungsi 1.1.2. beri kesempatan keluarga
tubuh yang langsung ataupun tidak untuk bertanya mengenai
langsung cidera
1.1.3. evaluasi pemahaman
keluarga tentang pengertian
cidera
1.1.4. Beri reinforcement atas
keberhasilan keluarga
menyebutkan kembali
pengertian cidera

Keluarga mampu menyebutkan dari 1.2.1. Diskusikan dengan keluarga


1.2. Menyebutka tanda dan Respon
4 tanda dan gejala cidera tnetang tanda dan gejala
gejala cidera Verbal
cidera
1. Patah Tulang 1.2.2. Beri kesempatan untuk
2. Memar bertanya
3. Luka lecet 1.2.3. evaluasi kembali pemahan
4. Luka Bakar keluarga mengenai tanda dan
gejala cidera
1.2.4. beri reinforcement positif
kepada keluarga

Respon
1.3. Menyebutkan penyebab Keluarga mampu Menyebutkan dari 1.3.1. Diskusikan dengan keluarga
Verbal
terjadinya cidera 4 penyebab : tnetang penyebab cidera
1.3.2. beri kesempatan untuk
1. umur
bertnya
2. Kondisi lingkungan
1.3.3. evaluasi kembali pemahan
3. kondisi rumah
keluarga mengenai penyebab
4. kondisi tubuh kurang sehat cidera
1.3.4. Beri reinforcement positif
kepada keluarga

Keluarga mampu menyebutkan dari


2. Memutuskan merawat Respon 2.1.1. Diskusikan dengan keluarga
5 akibat lanjut dari cidera :
anggota keluarga dengan verbal tentang akibat lanjut dari
cidera (1x30) 1. Patah tulang cidera
2.1. Menyebutkan akibat 2. memar 2.1.2. Berikan Kesempatan
cidera 3. kesulitan mengingat keluarga untuk bertanya
4. gangguan tidur 2.1.3. berikan pujian kepada
5. hilang kesadaran keluarga

Keluarga memutuskan untuk 2.2.1. Tanyakan keinhinan kelurga


2.2. memutuskan untuk Respon merawat anggota keluarga dengan untuk merawat
merawat Verbal masalah cidera 2.2.2. berikan pujian kepada
keluarga

Menyebutkan 3 dari 4 cara


3. Merawat anggota keluarga Respon
pencegahan cidera 3.1.1 diskusikan cara mencegah
dengan cidera (1x50) verbal
cidera
3.1. Menyebutkan cara 1. Pencahayaan yang cukup 3.1.2 minta keluarga untuk
pencegahan cidera 2. lantai tidak licin menjelaskan kembali
3. ada pembatas umur 3.1.3 beri kesempatan keluarga
4. perabotan rumah tangga tidak untuk bertanya
berserakan 3.1.4 beri pujian pada keluarga

3.2. Menyebutkan cara Respon Keluarga mampu menyebutkan dari 3.2.1. diskusikan dengan keluarga
merawat anggota verbal 5 cara merawat anggota keluarga tentang cara merawat
keluarga dengan dengan masalah cidera keluarga
masalah cidera 3.2.2. beri kesempatan keluarga
1. Menciptakan rumah agar tetap
untuk bertanya
rapi
3.2.3. beri pujian kepada keluarga
2. membuat pegangan pada tangga
agar aman
3. memperhatikan dan menjaga
kebesihan rumah
4. memberikan jarak antara sumur
dan lantai
5. memperhatika pencahayaan
rumah agar tidak gelap

3.3. Mendemonstrasikan Respon 3.3.1. Diskusikan tentang cara


cara merawat kealurga psikomotor Berikan pencahayan yang cukup merawat keluarga dengan
dengan masalah cidera dan membersihkan rumah masalah cidera
3.3.2. motivasi untuk redemontrasi
cara merawat keluarga
dengan masalah cidera
3.3.3. beri pujian untuk keluarga

4. Memodifikasi lingkungan Keluarga mampu menyebutkan dari 4.1.1. diskusikan dengan keluarga
Respon
dengan cara (1x35) 3 cara memodifikasi lingungan : tentang cara memodifikasi
Verbal
4.1. Menyebutkan cara 4.1.2. berikan pujian kepada
memodifikasi 1. Lingkungan yang nyaman keluarga
lingkungan rumah yang 2. hindari ketinggian
aman 3. ada penerangan yang cukup
4. jauhkan dari benda berbahaya

Respon Keluarga memodifikasi lingkungan 4.2.1. Berikan informasi kepada


4.2. Memodifikasi
Psikomotor bersama keluarga keluarga tentang kondisi
lingkungan
lingkungan
4.2.2. bersama keluarga
memodifikasi lingkungan
5. keluarga mamou
memanfaatkan fasilitas
kesehatan (1x35)
5.1. Menyebutkan sarana 5.1.1. Diskusikan dengan keluarga
Respon Keluarga dapat menyebutkan 3 dari
kesehatan yang dapat di mengenai sarana kesehatan
Verbal 4 pelayanan kesehatan yang dapat
manfaatkan 5.1.2. motivasi keluarga untuk
dimanfaatkan
memanfaatkan pelaynan
1. Puskesmas kesehatan
2. praktek dokter 5.1.3. beri pujian kepada keluarga
3. rumah sakit
4. klinik

Keluarga mampu membawa 5.2.1. Minta keluarga menunjukan


Respon
5.2. Memanfaatkan keluarga untuk berobat ke kartu berobat
Afektif
pelayanan kesehatan pelayanan kesehatan dengan 5.2.2. beri pujian kepada keluarga
menunjukan kartu berobat
F. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

Catatan perkembangan Keperawatan Keluarga


Diagnosa
No Tanggal Implementasi Evaluasi
dan tujuan
1. Dx1 Dengan menggunakan leaflet S:
TUK 1 1.1.1. Mendiskusikan dengan keluarga mengenai gastritis  Keluarga mampu menjelaskan
sakit maag atau gastritis adalah peradangan yang pengertian gastritis
terjadi pada lapisan lambung atau lapisan dalam “sakit maag atau gastritis adalah
lambung peradangan yang terjadi pada
1.1.2. Memberi kesempatan keluarga untuk bertanya lapisan lambung atau lapisan dalam
mengenai gastritis lambung”
1.1.3. Mengvaluasi pemahaman keluarga tentang  Keluarga mampu mejelaskan 3 dari 4
pengertian gastritis tanda da gejala gastritis
1.1.4. memBerikan reinforcement atas keberhasilan “1. Nyeri ulu hati
keluarga menyebutkan kembali pengertian gastritis 2. Mual dan muntah
1.2.1. Diskusikan dengan keluarga tentang tanda dan 3. Keringat dingin”
gejala gastritis  Keluarga mampu menjelaskan 3 dari
keluarga mampu menyebutkan 3 dari 5 tanda dan 4 penyebab gastritis
gejala “(1) pola makan tidak teratur (2)
1. Nyeri ulu hati sering makanan yang asam (3) suka
2. Mual dan muntah makan yang pedas”
3. Keringat dingin O:
4. Nafsu makan  Keluarga tampak memperhatikan
5. Perut terasa kembung mamasiswa saat diskusi berlangsung
1.2.2. Beri kesempatan untuk bertanda  Tampak ada kontak mata
1.2.3. Evalauasi kembali pemahaman keluarga mengenai  Keluarga tampak tersenyum saat
tanda dan gejala gastritis diberi pujian
1.2.4. Beri reinforcement positif kepada keluarga A : keluarga mampu mengenal masalah
1.3.1. Diskusikan dengan keluarga tentang penyebab kesehatan pada An. M
gastritis P : intervensi dilanjutkan ke TUK 2
Keluarga mampu menyebutkan 3 dari 5 penyebab
1. pola makan tidak teratur
2. sering makanan yang asam
3. suka makan yang pedas
4. telat makan
5. strees
1.3.2. Beri kesempatan untuk bertanya
1.3.3. Evaluasi kembali pemahaman keluarga mengenai
penyebab gastritis
1.3.4. Beri reinforcement positif kepada keluarga

DX 1 2.1.1. Diskusikan dengan keluarga tentang akibat lanjut S :


TUK 2 gastritis  Keluarga menyebutkan 3 dari 4 akiat
Keluarga mampu menyebutkan 3 dari 4 akibat lanjut gastritis
tindak lanjut : “(1) tukak lambung, (2) kanker
1. tukak lambung lambung, (3) kebocoran dinding
2. kanker lambung lambung”
3. kebocoran dinding lambung  Keluarga mengatakan bersedia
4. pendarahan dinding lambung merawat An. M dengan gastritis
2.1.2. Berikan kesempatan keluarga untuk bertanya O:
2.1.3. Beri pujian kepada keluarga  Keluarga memperhatikan saat
2.2.1. Tanyakan keinginan keluarga untuk merawat mahasiswa menjelaskan
2.2.2. Berikan pujian kepada keluarga  Keluarga tersenyum saat dipuji
 Keluarga tampak bersedia merawat
An. M dengan mengangguk kepala
A : keluarga memutskan untk merawat An.M
P : intervensi dilanjutkan ke TUK 3
DX 1 3.1.1. Diskusikan cara mencegah gastritis S:
TUK 3 Menyebutkan 3 dari 4 cara pencegahan  Keluarga menyebutkan 3 dari 4 cara
1. makan teratur setiap 2-4 jam mencegah gastritis
2. mengurangi makan-makanan yang merangsang “(1) makan teratur setiap 2-4 jam,
lambung seperti makanan pedas, asam, dan (2)
bergas makan cemilan disaat perut terasa
3. makan cemilan disaat perut terasa lapar lapar, (3) mengurangi stress”
4. mengurangi stress  Keluarga mampu menyebutkan 4
3.1.2. Minta keluarga untuk menjelaskan kembali dari 6 cara merawat anggota keluarga
3.1.3. Beri kesemaptan keluarga untuk bertanya dengan gastritis
3.1.4. Berikan pujian pada kelurga “(1)segera makan jika timbul
3.2.1. Diskusikan dengan keluarga tentang cara merawat keluhan, (2) minum air hangat
keluarga dengan gastritis manis sebelum makan jika terasa
keluarga mampu menyebutkan 4 dari 6 cara mual, (3) makan makanan yang
mentawat anggota keluarga dengan gastritis : agak lunak, (4) makan dengan
1. segera makan jika timbul keluhan porsi sedikit namun sering”
2. minum air hangat manis sebelum makan jika O:
terasa mual  Keluarga tampak memperhatikan
3. makan makanan yang agak lunak mahasiswa saat diskusi berlangsung
4. makan dengan porsi sedikit namun sering  Terdapat kontak mata
5. berikan kompres air hangat di daerah uluh hati  Keluarga tampak tersenyum saat
(botol air dilapisi handuk) diberi pujian
6. minum usus untuk menetralkan asam lambung A : keluarga telah memahami cara merawat
3.2.2. Beri kesempatan keluarga untuk bertanya keluarga dengan gastritis
3.2.3. Beri pujian kepada keluarga P : intervensi dilanjutkan ke TUK 4

DX 1 4.1.1. Diskusikan dengna keluarga tentang cara S :


TUK 4 memodifikasi lingkungan  Keluarga mampu menyebutkan 3
keluarga mampu menyebutkan 2 dari 3 cara cara memodifikasi lingkungan.
memodifikasi lingkungan : “(1) lingkungan yang nyaman dan
1. lingkungan yang nyaman dan bebas dari bebas dari kebisingan, (2) hindari
kebisingan ketinggian, (3) tempat tidur
2. hindari ketinggian disertai bantal”
3. tempat tidur disertai bantal  Keluarga mampu memodifikasi
4.1.2. Berikan pujian kepada keluarga lingkungan.
4.2.1. Berikan informasi kepada keluarga tentang kondisi “(1) membuat jadwal makan, (2)
lingkungan daftar menu yang tidak menyebabkan
4.2.2. Bersama keluarga memodifikasi lingkungan gastritis”
memodifikasi lingkungan : O:
1. membuat jadwal makan  Lingkungan rumah tampak nyaman
2. daftar menu yang tidak menyebabkan gastritis  Keluarga tampak menggunakan
bantal di setiap kamar dan diruang
keluarga saat santai
 Keluarga tampak memerhatikan
mahasiswa
 Terdapat kontak mata
A : keluarga mampu memodifikasi lingkgan
P : intervensi dilanjutkan ke TUK 5

S:
DX 1 5.1.1. Diskusikan dengan keluarga mengenai sarana  Keluarga mampu menjelaskan 3 dari
TUK 5 kesehatan 4 pelayanan kesehatan yang bisa
Keluarga dapat menyebutkan 3 dari 4 pelayanan dimanfaatkan
kesehatan yang dapat dimanfaatkan “(1) Puskesmas, (2) Posyandu, (3)
1. Puskesmas rumah sakit”
2. Posyandu  Keluarga menunjukan kartu berobat
3. rumah sakit BPJS
4. klinik O:
5.1.2. Motivasi keluarga untuk memanfaatka pelayanan  Keluarga tampak menceritakan
kesehatan pengalaman berobat
5.1.3. Beri pujian kepada keluarga  Terdapat kontak mata
5.2.1. Lakukan kunjungan ruitn dan evaluasi jadwal  Keluarga tersenyum saat diberi
kunjungan pelayanan kesehatan pujian
keluarga mampu membawa keluarga untuk berobat A : keluarga mampu memanfaatkan pelayana
ke pelayanan kesehatan dengan menunjukan kartu n kesehatan yang ada
berobat P : intervensi di lanjutkan oleh petugas puske
5.2.2. Beri pujian kepada keluarga smas

2. DX 2 Dengan menggunakan leaflet S:


TUK 1 1.1.1. Diskusikan dengan Keluarga mengenai cidera  keluarga mampu menjelaskan
cidera adalah suatu kerusakan Struktur atau fungsi pengertian cidera
tubuh yang langsung ataupun tidak langsung “cidera adalah suatu kerusakan
1.1.2. beri kesempatan keluarga untuk bertanya mengenai Struktur atau fungsi tubuh yang
cidera langsung ataupun tidak langsung”
1.1.3. evaluasi pemahaman keluarga tentang pengertian  keluarga mampumenjelaskan 3 dari 4
cidera tanda dan gejala cidera
1.1.4. Beri reinforcement atas keberhasilan “(1) Patah Tulang, (2)MemarLuka,
keluargamenyebutkan kembali pengertian cidera (3) lecet”
1.2.1. Diskusikan dengan keluarga tnetang tanda dan  keluarga mampu menjelaskan 3 dari
gejala cidera 4 penyebab cidera
Keluarga mampu menyebutkan dari 4 tanda dan “(1) kondisi rumah, (2) Kondisi
gejala cidera lingkungan, (3) umur”
1. Patah Tulang O:
2. Memar  keluarga tampak memperhatikan
3. Luka lecet mahasiswa saat diskusi berlangsung
4. Luka Bakar  tampak ada kontak mata
1.2.2. Beri kesempatan untuk bertanya  keluarga tampar tersenyum saat
1.2.3. evaluasi kembali pemahan keluarga mengenai diberi pujian
tanda dan gejala cidera A : keluarga mampu mengenal masalah
1.2.4. beri reinforcement positif kepada keluarga kesehatan pada keluarga
1.3.1. Diskusikan dengan keluarga tnetang penyebab P :intervensi dilanjutkan ke TUK 2
cidera
Keluarga mampu Menyebutkan 3 dari 4 penyebab :
1. Umur
2. Kondisi lingkungan
3. kondisi rumah
4. kondisi tubuh kurang sehat
1.3.2. beri kesempatan untuk bertnya
1.3.3. evaluasi kembali pemahan keluarga mengenai
penyebab cidera
1.3.4. Beri reinforcement positif kepada keluarga

DX 2 2.1.1. Diskusikan dengan keluarga tentang akibat lanjut S :


TUK 2 dari cidera  keluarga mampu menyebutkan 3 dari
Keluarga mampu menyebutkan 3 dari 5 akibat 5 akibat lanjut dari cidera
lanjut dari cidera : “(1) Patah tulang, (2)
1. Patah tulang Memarkesulitan, (3) menginga”
2. Memar  keluarga mengatakan bersedia
3. kesulitan mengingat merawat keluarga dengan masalah
4. gangguan tidur cidera
5. hilang kesadaran O:
2.1.2. Berikan Kesempatan keluarga untuk bertanya  keluarga memperhatikan mahasiswa
2.1.1. berikan pujian kepada keluarga saat menjelaskan
2.1.2. Tanyakan keinhinan kelurga untuk merawat  keluaga teresnyum saat dipuji
2.1.3. berikan pujian kepada keluarga  keluarga tampak bersedia merawat
keluarga dengan mengangguk-
ngangguk kepala
A : keluarga yang memutuskan untuk
merawat yg
Beresiko mengalami cidera
P : intervensi dilanjutkan ke TUK 3

DX 2 3.1.1 diskusikan cara mencegah cidera S:


TUK 3 Menyebutkan 3 dari 4 cara pencegahan cidera  Keluarga mampu Menyebutkan 3
1. Pencahayaan yang cukup dari 4 cara pencegahan cidera
2. lantai tidak licin “(1)Pencahayaan yang cukup,(2)
3. ada pembatas umur lantai tidak licin, (3) ada pembatas
4. perabotan rumah tangga tidak berserakan umur”
3.1.2 minta keluarga untuk menjelaskan kembali  Keluarga mampu menyebutkan 3
3.1.3 beri kesempatan keluarga untuk bertanya dari 5 cara merawat anggota
3.1.4 beri pujian pada keluarga keluarga dengan masalah cidera
3.2.1. diskusikan dengan keluarga tentang cara merawat “ (1) menciptakan rumah agar
keluarga tetap rapi, (2) membuat pegangan
Keluarga mampu menyebutkan 3 dari 5 cara pada tangga agar aman, (3)
merawat anggota keluarga dengan masalah cidera memperhatikan dan menjaga
1. Menciptakan rumah agar tetap rapi kebersihan rumah”
2. membuat pegangan pada tangga agar aman  Keluarga mampu menjelaskan dan
3. memperhatikan dan menjaga kebesihan rumah mendemonstrasikan cara membuat
4. memberikan jarak antara sumur dan lantai untuk mengurangi cidera
5. memperhatika pencahayaan rumah agar tidak “berikan pencahayaan yang cukup
gelap dan membersihkan rumah”
3.2.2. beri kesempatan keluarga untuk bertanya O:
3.2.3. beri pujian kepada keluarga  Kluarga tampak mampu
3.3.1. Diskusikan tentang cara merawat keluarga dengan mendemonstrasikan cara membuat
masalah cidera mengurangi resiko cidera
3.3.2. motivasi untuk redemontrasi cara merawat keluarga  Keluarga tampak memperhatikan
dengan masalah cidera mahasiswa saat diskusi
berikan pencahayaan yang ukup dan berlangsung
membersihkan rumah  Terdapat kontak mata
3.3.3. beri pujian untuk keluarga  Keluarga tampak tersenyum saat
diberi pujian
A : keluarga telah mengetahui cara merawat
anggota keluarga dengan masalah cidera

P : intervensi dilanjutkan ke TUK 4


DX 2 4.1.1. diskusikan dengan keluarga tentang cara S :
TUK 4 memodifikasi  Keluarga mampu mennyebutkan 3
Keluarga mampu menyebutkan 3 dari 4 cara dari 4 cara memodifikasi lingkungan.
memodifikasi lingungan : “(1) Lingkungan yang nyaman, (2)
1. Lingkungan yang nyaman hindari ketinggian, (3) ada
2. hindari ketinggian penerangan yang cukup”
3. ada penerangan yang cukup  Keluarga mampu memodifikasi
4. jauhkan dari benda berbahaya lingkungan dengan mahasiswa
4.1.2. berikan pujian kepada keluarga O:
4.2.1. Berikan informasi kepada keluarga tentang kondisi  Lingkungan rumah tampak nyaman
lingkungan  Keluarga tampak membuka jendela
4.2.2. bersama keluarga memodifikasi lingkungan dan membersihkan rumah
 Keluarga tampak emmperhatikan
mahaiswa saat diskusi
 Terdapat kontak mata
A : keluarga mampu memodifikasi
lingkungan ba
Keluarga beresiko cidera
P : intervensi dilanjukan ke TUK 5

DX 2 5.1.1. Diskusikan dengan keluarga mengenai sarana S


TUK 5 kesehatan  Keluarga mampu menyebutkan 3
Keluarga dapat menyebutkan 3 dari 4 pelayanan dari 4 pelayanan kesahatan yang
kesehatan yang dapat dimanfaatkan dapat dimanfaatkan
1. Puskesmas “(1) puskesmas, (2) praktek dokter,
2. praktek dokter (3) rumah sakit.”
3. rumah sakit  keluarga menunjukan kartu berobat
4. klinik BPJS
5.1.2. motivasi keluarga untuk memanfaatkan pelaynan O :
kesehatan  keluarga tampak menceritakan
5.1.3. beri pujian kepada keluarga pengalaman berobat
5.2.1. Minta keluarga menunjukan kartu berobat  terdapat kontak mata
5.2.2. beri pujian kepada keluarga  keluarga tersenyum saat diberi pujian
A : keluarga mampu memanfaatkan
pelayanan ke
Sehatan yang ada
P : intervensi dilanjutkan oleh petugas
puskesmas
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan

Friedman (1998) mendefinisikan keluarga sebagai suatu sistem sosial. Keluarga merupakan sebuah kelompok yang terdiri dari
individu-individu yang memiliki hubungan erat satu salam alin, saling tergantung yang diorganisir dalam satu unit tunggal dalam
rangka mengcapai tujuan tertentu.

Terdapat 8 tahap perkembangan keluarga yaitu tahap keluarga pemula, tahap keluarga sedang mengasuh anak, tahap keluarga
dengan anak usia pra sekolah, tahap keluarga dengan anak usia sekolah, tahap keluarga dengan anak remaja, tahap keluarga
dengan anak dewasa, tahap keluarga usia pertengahan, dan tahap keluarga lanjut usia.

Asuhan keperawatan keluarga terdiri dari pengkajian, analisa data, diagnosa keperawatan, prioritas masalah, rencana asuhan
keperawatan keluarga, catatan perkembangan dan evaluasi.

B. Saran
1. Mahasiswa agar menambah pengetahuan sengan membaca berbagai referensi sehingga menambah pengetahuan tentang
asuhan keperawatan keluarga.
2. Seluruh perawat agar meningkatkan pengetahuan tanteng asuhan keperawatan keluarga, agar dapat diaplikasikan di
lingkungan sekitar serta dikembangkan di tatanan pelayanan kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

Friedman. 1998. Buku Ajar Keperawatan Keluarga; Riset, Teori dan Praktek. Edisi Kelima. Jakarta: FKUI

Jhonson, R dan Leni, R. 2010. Keperawatan Keluarga. Jogjakarta: Nuha Medika

Padila. 2012. Buku Ajar: Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Nuha Medika

Setiadi. 2008. Konsep & Proses Keperawatan Keluarga. Jogjakarta: Graha Ilmu

Sylvia A, Price & Loraraine M, Wilson. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi 6. Volume 1. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai