Bab 1,2,3,4
Bab 1,2,3,4
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga merupakan bagian dari manusia yang setiap hari selalu
berhubungan dengan individu manusia. Keadaan yang harus disadari adalah
setiap individu merupakan bagian dari keluarga dan dikeluarga juga semua dapat
diekspresikan. Asuhan keperawatan keluarga yaitu suatu rangkaian kegitatan
yang diberi via praktek keperawatan pada keluarga.
Asuhan keperawatan keluarga digunakan untuk membantu menyelesaikan
masalah kesehatan keluarga dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan. Agar pelayanan kesehatan yang diberikan dapat diterima oleh
keluarga, maka perawat harus mengerti, memahami tipe dan struktur keluarga,
tahu tingkat pencapaian keluarga dalam melakukan fungsinya dan perlu paham
setiap tahap perkembangan keluarga dan tugas perkembangannya. Status sehat
atau sakit dalam keluarga saling mempengaruhi satu sama lain. Suatu penyakit
dalam keluarga mempengaruhi seluruh keluarga dan sebaliknya mempengaruhi
jalanya suatu penyakit dan status kesehatan anggota keluarga. Keluarga
cenderung dalam pembuatan keputusan dan proses terapeutik pada setiap tahap
sehat dan sakit pada para anggota keluarga. Keluarga merupakan para anggota
sebuah keluarga baiasanya hidup bersama-sama dalam satu rumah tangga, atau
jika mereka hidup secara terpisah, mereka tetap menganggap rumah tangga
tersebut sebagai rumah tangga mereka.
Pada keluarga dewasa merupakan tahap dimana semua anak akan pergi
atau keluar meninggalkan rumah atau orang tuanya. Didalam kehidupan keluarga
dewasa dimana orang tuanya akan merasa banyak kehilangan karena perginya
anak-anak dari rumah. Pada keluarga ini juga terdapat berbagai masalah yang
dialami oleh keluarga itu sendiri. Dan perawat sangat berperan penting dalam
memenuhi kebutuhan yang berkaitan dengan kesehatan kepada keluarga.
Dari data yang sudah kami sajikan tentang keluarga pada dewasa
pertengahan, maka disini kelompok tertarik untuk membahas lebih spesifik
tentang konsep dan asuhan keperawatan keluarga pada dewasa pertengahan ,
agar dapat memenuhi kebutuhan akan informasi yang mengenai kesejahteraan
hidup dan khususnya kesehatan, yang nantinya akan kami bahas secara rinci dan
mendalam pada bab selanjutnya.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Untuk memahami aplikasi konsep dasar asuhan keperawatan keluarga dewasa
pertengahan.
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa dapat menjelaskan konsep dasar keluargausia pertengahan.
b. Mahasiswa dapat menjelaskan konsep askep keluarga.
c. Mahasiswa dapat menerapkan asuhan keperawatan keluarga usia
pertengahan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Keluarga adalah sebuah sistem sosial dan kumpulan dari beberapa
komponen yang saling berinteraksi satu dengan lainnya (Logan’s, 2004).
Keluarga adalah sebagaimana sebuah kesatuan yang komplek dengan atribut
yang dimiliki tetapi terdiri dari beberapa komponen yang masing-masing
mempunyai sebagaimana individu ( Illis, 2004 ).
Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih
masing-masing mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari bapak, ibu,
adik, kakak, dan nenek. (Raisner, 2009). Duvall (1986, dalam Ali, 2009 ),
menguraikan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan
perkawinan, kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan,
mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan fisik, mental,
emosional, serta sosial dari setiap anggota keluraga.Istilah keluarga akan
menghadirkan gambaran adanya individu dewasa dan anak yang hidup bersama
secara harmonis dan memuaskan. Keluarga bukan sekedar gabungan dan jumlah
dari beberapa individual. Keluarga memiliki keragaman seperti anggota
individunya dan klien memiliki nilai – nilai tersendiri mengenai keluarganya
yang harus dihormati. Keluarga sebagai suatu kelompok hubungan yang
indentifikasi klien sebagai keluarga atau jaringan individu yang mempengaruhi
kehidupan masing – masing tanpa melihat adanya hubungan biologis atau pun
hukum (Perry, 2009, hal 202).
Menurut (Friedman, 1998), membuat defenisi yang berorientasi pada
tradisi dan digunakan sebagai referensi secara luas :
a. Keluarga terdiri dari orang – orang yang disatukan oleh ikatan perkawinan,
darah dan ikatan adopsi.
b. Para anggota sebuah keluarga biasanya hidup bersama – sama dalam satu
rumah, atau jika mereka hidup secara terpisah, mereka tetap menganggap
rumah tangga tersebut sebagai rumah mereka.
c. Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dalam peran
– peran sosial keluarga seperti suami-istri, ayah dan ibu, anak laki – laki dan
anak perempuan, saudara dan saudari.
d. Keluarga sama – sama menggunakan kultur yang sama, yaitu kultur yang
diambil dari masyarakat dengan beberapa ciri unik tersendiri.
B. Tipe Keluarga
Keluarga yang memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari berbagai
macam pola kehidupan. Sesuai dengan perkembangan sosial maka tipe keluarga
berkembang mengikuti. Agar dapat mengupayakan peran serta keluarga dalam
meningkatkan derajat kesehatan maka perawat perlu mengetahui berbagai tipe
keluarga (Suprajitno, 2004).
Menurut (Friedman, 2009), adapun tipe keluarga sebagai berikut :
a. Tipe keluarga tradisional
1) Keluarga Inti (The nuclear family)
Keluarga yang terdiri dari suami istri dan anak (kandung atau angkat).
2) Keluarga Dyad
Suatu rumah tangga yang terdiri dari suami istri tanpa anak.
3) Single Parent
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua dengan anak (kandung atau
angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau kematian.
4) Single adult living alone
Suatu rumah tangga yang terdiri dari 1 orang dewasa hidup sendiri.
5) he childless
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah, bisa disebabkan karena
mengejar karir atau pendidikan.
6) Keluarga Besar (The extended family)
Keluarga yang terdiri dari keluarga inti ditambah keluarga lain, seperti
paman, bibi, kakek, nenek dan lain-lain.
7) Commuter family
Kedua orang tua bekerja diluar kota, dan bisa berkumpul pada hari
minggu atau hari libur saja.
8) Multi generation
Beberapa generasi atau kelompok umum yang tinggal bersama dalam 1
rumah.
9) Kin-network family
Beberapa keluarga yang tinggal bersama atau saling berdekatan dan
menggunakan barang-barang pelayanan seperti dapur, sumur yang sama.
10) Blended family
Keluarga yang dibentuk dari janda atau duda dan membesarkan anak dari
perkawinan sebelumnya.
11) Keluarga usila
Keluarga terdiri dari suami dan istri yang ssudah usia lanjut, sedangkan
anak sudah memisahkan diri.
b. Tipe keluarga non tradisional
1) Keluarga Orang Tua Tunggal Tanpa Menikah (The unmerrid teenage
mother).
Keluarga yang terdiri dari 1 orang dewasa terutama ibu dan anak dari
hubungan tanpa nikah.
2) The step parents family
Keluarga dengan orang tua tiri.
3) Commune family
Keluarga yang terdiri dari lebih dari satu paangan monogami yang
menggunakan fasilitas secara bersama.
4) The nonmarrital hetero seksual cohabiting family
Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa nikah.
5) Keluarga Homoseksual (Gay and lesbian family)
Seorang yang mempunyai persamaan seks tinggal dalam 1 rumah
sebagaimana pasangan suami istri.
6) Cohabitating couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena
alasan tertentu.
7) Groupmarriage family
Beberapa orang dewasa yang telah merasa saling menikah berbagi
sesuatu termasuk seks dan membesarkan anak.
8) Group nertwork family
Beberapa keluarga inti yang dibatasi oleh norma dan aturan, hidup
berdekatan dan saling menggunakan barang yang sama dan bertanggung
jawab membesarkan anak.
9) Foster family
Keluaraga yang menerima anak yang tidak adahubungan saudara untuk
waktu sementara.
10) Home less family
Keluarga yang terbentuk tanpa perlindungan yang permanen karena
keadaan ekonomi atau problem kesehatan mental.
11) Gang
Keluarga yang dekstruktif dari orang-orang muda yang mencari ikatan
emosional, berkembang dalam kekerasan dan kriminal.
C. Fungsi Keluarga
Menurut (Friedman, 2009), mengidentifikasi lima fungsi dasar keluarga yaitu :
a. Fungsi afektif
Berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang merupakan basis
kekuatan keluarga. Berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial.
Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif tampak pada kebahagian dan
kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Tiap anggota keluarga saling
mempertahankan iklim yang positif. Hal tersebut dipelajari dan dikembangan
melalui interaksi dan hubungan dalam kelurga. Dengan demikian kelurga
yang berhasil melaksanakan fungsi afektif, seluruh keluarga dapat
mengembangkan konsep diri yang positif. Komponen yang perlu dipenuhi
oleh keluarga dalam fungsi afektif adalah :
1) Saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling
mendukung antar anggota keluarga. Setiap anggota yang mendapatkan
kasih sayang dan dukungan dari anggota yang lain maka kemampuan
untuk memberikan kasih sayang akan maningkat yang pada akhirnya
tercipta hubungan yang hangat dan saling mendukung. Hubungan intim
didalam keluarga merupakan modal dasar memberi hubungan dengan
orang lain diliat keluarga atau masyarakat.
2) Saling menghargai bila anggota keluarga saling menghargai dan
mengakui keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu
mempertahankan iklim yang positif maka fungsi afektif akan tercapai.
3) Ikatan dan identifikasi, ikatan dimulai sejak pasangan sepakat memulai
hidup baru. Ikatan anggota keluarga dikembangkan melalui proses
identifikasi dan penyesuian pada berbagai aspek kehidupan anggota
keluarga. Orang tua harus mengemban proses identifikasi yang positif
sehingga anak-anak dapat meniru perilaku yang positif tersebut.
Fungsi afektif merupakan sumber energi yang menentukan kabahagian
keluarga keretakan keluarga. Keretakan keluarga, kenakalan anak atau masalah
kelurga timbul karena fungsi afektif keluarga tidak terpenuhi.
b. Fungsi sosialisasi
Individu, yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam
lingkungan sosial. Sosialisasi dimulai sejak lahir, keluarga merupakan tempat
individu untuk belajar bersosialisasi. Keberhasilan perkembangan individu
dan keluarga dicapai melalui interaksi atau hubungan antar anggota keluarga
yang diwujudkan dalam sosialisasi. Anggota keluarga belajar disiplin, belajar
norma-norma, budaya dan perilaku melalui hubungan dan interaksi dengan
keluaarga.
c. Fungsi reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber
daya manusia.
d. Fungsi ekonomi
Keluarga memenuhi kebutuhan anggota keluarga yang seperti kebutuhan
makanan, tempat tinggal dan lain sebagainya.
e. Fungsi perawatan kesehatan
Keluarga juga berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan
yaitu mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan merawat anggota
keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga memberikan asuahan kesehatan
mempengaruhi status kesehatan keluarga. Kesanggupan kelurga
melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan
keluarga yang dilaksanakan.
F. Tingkat Pencegahan
Mengembangkan sebuah kerangka kerja, yang disebutsebagai tingkat
pencegahan, yang digunakan untuk menjelaskan tujuan dari keperawatan
keluarga. Tingkat pencegahan tersebut mencakup seluruh spektrum kesehatan
dan penyakit, juga tujuan – tujuan yang sesuai untuk masing – masing tingkat.
Leavell dkk. (1965,dalamFriedman, 1998). Ketiga tingkatan tersebut adalah
adalah :
1. Pencegahan primer yang meliputi peningkatan kesehatan ddan tindakan
preventif khusus yang dirancang untuk menjaga orang bebas dari penyakit
dan cedera.
2. Pencegahan sekunder yang terdiri dari atas deteksi dini, diagnosa, dan
pengobatan.
3. Pencegahan tertier, yang mencakup tahap penyembuhan dan rehabilitasi,
dirancang untuk meminimalkan ketidakmampuan klien dan memaksimalkan
tingkat fungsinya.
4. Tugas Perkembangan
Usia dewasa pertengahan yang merupakan usia rata-rata dimana para
orang tua melepaskan anak mereka yang terakhir ditandai sebagai masa
kehidupan yang “terperangkap” yaitu terperangkap antara tuntutan kaum
kaum muda dan terperangkap antara dunia kerja dan tuntutan yang bersaing
dan keterlibatan keluarga, dimana seringkali tampaknya tidak mungkin
memenuhi tuntutan-tuntutan dari kedua bidang tersebut.
Tugas perkembangan keluarga dewasa menurut Fridman(1998, hal 131) yang
penting pada fase ini adalah :
Keterangan
= Laki-Laki
= Perempuan
= Tinggal 1 rumah
h. Tipe keluarga
Tipe keluarga Tn. S adalah tipe Nuclear Family dengan keluarga inti
yang terdiri dari Tn. S, Ny. S, 1 orang anak laki-laki (An. M ) dan 2 orang
anak Perempuan (An. Y, An. M)
i. Suku Bangsa
Keluarga Tn. S berasal dari 2 suku yang berbeda yaitu Tn. S suku
Bengkulu dan Ny. S Suku Lampung. Tidak ada pola budaya yang
mempengaruhi dalam hal masalah makan. Begitu juga dalam mengasuh
anak, tidak ada pola adat atau budaya yang mempengaruhi kesehatan
anggota keluarga Tn.S.
j. Agama
Seluruh anggota keluarga Tn. S memeluk agama Islam.
k. Status sosial ekonomi keluarga
Tn. S dan Ny.S merupakan pencari nafkah di keluarga, Tn.S dan Ny.s
bekerja sebagai Guru di Sekolah Dasar. Status ekonomi mereka tergolong
sederhana dengan penghasilan keduanya cukup menetap perbulannya ±
sebesar Rp.8.000.000. Menurut Ny. S penghasilan mereka cukup untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seperti lauk-pauk, listrik dan
biaya sekolah anak-anak.
l. Aktivitas rekreasi atau waktu luang
Menurut Tn. S, keluargnya memiliki aktivitas rekreasi yaitu Nonton TV
bersama. Pada hari libur kadang-kadang melakukan aktivitas rekreasi
seperti ke Mall, ataupun tempat wisata di sekitar kota Bengkulu.
3. Data lingkungan
a. Karakteristik rumah
Rumah yang ditempati oleh keluarga merupakan rumah sendiri, berlantai
keramik, dinding semen, yang terdiri dari 1 ruang tamu,4 kamar tidur, 1
dapur, 1 ruang makan beserta ruang keluarga , dan 1 kamar mandi.
Mereka menggunakan lampu listrik sebagai penerangan dan sumur
sebagai sumber air untuk kebutuhan sehari-hari seperti memasak, mandi
, mencuci dan lain-lain.
Peralatan yang ada dirumah Tn. S adalah perabotan rumah tangga yang
sederhana antara lain kulkas, lemari, kasur, dan tempat tidur serta
peralatan dapur. Keluarga Tn. S menggunakan kompor gas. Keluarga
Tn. S juga terlihat mempunyai televisi dan telepon sebagai media
infromasi dan hiburan. Ventilasi rumah Tn. S cukup baik, jendela
terbuka disiang hari sehingga pertukaran udara cukup baik, , rumah
keluarga Tn. S kurang penchayaan. Sedangkan untuk penyediaan air
bersih berasal dari sumur bor, kualitas airnyapun jernih, tampak bersih
dan tidak berbau. Keluarga mempunyai jenis WC jongkok dan kamar
mandi sedikit licin. Tn. S mengatakan sampah rumah tangga yang telah
dikumpulkan didepan rumah dan akandipungut oleh tukang sampah
setiap pagi. Lingkungan disekitar rumah cukup bersih, diteras rumah
terdapat bunga-bunga atau tanaman hias, ada pohon pepaya disamping
halaman rumah dan halaman rumah bertebing tangga tanpa pegangan.
Denah Rumah :
`12 9
10 11
1 2 3
13
4 5 6 7 8
4. Struktur lingkungan
a. Pola komunikasi
Komunikasi antara Tn. S dan Ny. S tidak mengalami kesulitan, apabila
terdapat hal yang penting dibicarakan biasanya mereka langsung
membicarakannya. Menurut Ny. S, mereka sama-sama orang Sumatera
jadi jika berbicara tanpa basa basi. Tn. S dan Ny. S dekat dengan anak-
anak mereka. Tetapi pertengakaran kecil dalam keluarga kadang terjadi
namun hal itu dapat diselesaikan dengan baik.
b. Struktur kekuatan keluarga
Di keluarga Tn. S, kekuasaan dibagi menurut peran masing-masing.
Untuk masalah-masalah yang berhubungan dengan kepentingan rumah
tangga, Tn. S menyerahkan sepenuhnya pada Ny. S namun apabila tidak
bisa diatasi, Ny. Sselalu meminta bantuan dan pertimbangan Tn. S. Tn. S
selalu membeikan tanggung jawab keuangan kepada Ny. S. Apabila
terdapat keputusan penting dan mendesak, Tn. S lah yang
bertanggungjwab mengambil keputusan dan semua keluarga akan
mematuhi.
c. Struktur peran (formal dan informal)
Tn. S: Ayah dan suami, ia merupakan pencari nafkah dan merupakan
pemimpin keluarga. Perannya di keluarga dilakukan sebaik-baiknya,
menurut Tn. S ia selalu berusaha menjadi suami dan ayah yang baik.ia
selalu berusaha memenuhi keinginan istri dan anaknya. Tn. S tidak
pernah mengambil keputusan sepihak, ia selalu melibatkan Ny. S untuk
memberikan masukan. Tn. S selalu memanfaatkan waktu sebaik-baiknya
dengan keluarga.
Ny. S: Ibu dan istri, merupakan ibu rumah tangga dan pekerja. Ia selalu
berusaha memberikan yang terbaik dan mengasuh anak-anaknya dengan
sebaik-baiknya. Ia pun merasa sangat dihargai oleh suaminya sehingga
tidak mau mengecawakan Tn.S, Ny. M: Merupakan anak ketiga yang
masih tinggal bersama Tn. S dan Ny. S.
d. Nilai atau norma dalam keluarga
Nilai yang mereka anut adalah nilai-nilai sumatera karena mereka berasal
dari suku yang sama. Namun menurut Ny. S ia tidak tahu seperti apa nilai
Sumatera sehingga mereka menjalani kehidupan sehari-hari seperti biasa.
Norma yang dianut adalah norma agama. Apabila menurut agama tidak
baik, maka mereka tidak akan melakukan hal tersebut.
5. Fungsi keluarga
a. Fungsi afektif
Tn. S dan Ny. S selalu berusaha saling memperlihatkan kasih sayang baik
antara mereka berdua untuk anak-anaknya. Tidak ada perbendaan antara
anak pertama dan kedua dan ketiga. Mereka selalu berusaha menerapkan
komunikasi terbuka dalam segala hal sehingga jarang jarang terjadi
perselisihan antara Tn. S dan Ny. S.
b. Fungsi sosialisasi
Dalam hal pengasuhan anak, Tn. S menyerahkan sepenuhnya pada Ny. S
namun apabila ada masalah yang mendesak biasanya mereka
membicarakan bersama. Menurut keluarga, anak adalah amanah yang
harus dijaga sebaik-baiknya. Keluarga mencoba menerapkan kedisiplinan
kepada semua anak mereka, sosialisasi keluarga dengan lingkungan
sekitar berjalan dengan baik. Begitu juga dengan anak-anak mereka.
‘
6. Koping keluarga
a. Stressor jangka pendek dan panjang serta kesehatan keluarga
Keluarga tidak merasakan adanya stressor saat ini.
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi stessor
Keluarga memiliki sumber daya untuk berespon terhadap stressor yaitu:
1) Sistem dukungan sosial keluarga kuat. Keluarga besar selalu
memberikan bantuan kepada keluarga Tn. S
2) Tempat tinggal yang memadai dengan sarana kesehatan yang
tersedia
3) Pola komunikasi yang baik dalam keluarga
c. Strategi koping yang digunakan
Strategi koping yang digunakan adalah berdasarkan pengalaman masa
lalu dan berpusat pada Ny. S untuk menangani masalah kesehatan pada
keluarga. Keluarga juga menggunakan sistem dukungan sosialnya yaitu
dari keluarga besar dalam membantu mereka saat membutuhkan
pertolongan.
d. Strategi adaptasi disfungsional
Keluarga terutama Ny. S secara sadar telah melakukan adaptasi
disfungsional yaitu apabila tidak memiliki biaya untuk membeli bahan
makanan seperti ayam,ikan,daging atau sayaran, merka hanya membeli
seadaanya seperti tahu dan tempe.
7. Pemeriksaan fisik
Dari pemeriksaan fisik yang dilakukan, pada keluarga secara umum kondisi
kesehatan secara fisik, Tn. S tidak memiliki gangguan. dan Ny.S tidak
memliki gangguan ,sedangkan An. M dan An. T tidak bisa dikaji karena
mereka tidak tinggal 1 rumah lagi dengan orang tua, hanya An. M yang dapat
dikaji. Dibawah ini akan dijabarkan hasil pemeriksaan fisik Tn. A.
Pemeriksaan fisik
NAMA ANGGOTA KELUARGA
NO VARIABEL
Tn. S Ny. S An. M
Riwayat penyakit saat Tidak ada Tidak ada An. M mengalami gastritis
1.
ini
Tidak ada Tidak ada Saat telat makan An.M
Keluhan yang
2.. merasakan sakit di perut
dirasakan
kadang mual , skala nyeri 4
Riwayat penyakit Tidak ada Tidak ada Tidak ada
3..
sebelumnya
TD : 120/80 mmHg TD : 110/80 mmHg TD : 110/70 mmHg
N : 82 x/m N : 87 x/m N : 80 x/m
4. Tanda tanda vital
RR : 23 x/m RR : 21 x/m RR : 210x/m
S : 36,5 ºC S : 36,1 ºC S : 36,7 ºC
Distribusi rambut merata, Distribusi rambut merata, warna Distribusi rambut merata,
warna hitam becampur putih hitam bercampur putih , bersih warna hitam, bersih tidak ada
5. Kepala
,bersih tidak ada massa, tidak tidak ada massa tidak ada nyeri massa tidak ada nyeri tekan
ada nyeri tekan tekan
Tidak ada nyeri tekan, tidak Tidak ada nyeri tekan, tidak ada Tidak ada nyeri tekan, tidak
6. Leher
ada pembesaran limfe dan pembesaran limfe dan tiroid, ada pembesaran limfe dan
tiroid, tidak ada kesulitan tidak ada kesulitan menelan tiroid, tidak ada kesulitan
menelan tidak ada tekanan tidak ada tekanan vena jugularis menelan tidak ada tekanan
vena jugularis vena jugularis
Paru : pergerakan dada Paru : pergerakan dada simteris, Paru : pergerakan dada
simteris, suara nafas vesikuler, suara nafas vesikuler, suara paru simteris, suara nafas vesikuler,
suara paru sonor setiap lapisan sonor setiap lapisan paru, ronkhi suara paru sonor setiap lapisan
paru, ronkhi (-), Wheezing (-) (-), Wheezing (-) Stridor (-) paru, ronkhi (-), Wheezing (-)
7. Thoraks Stridor (-) tidak ada tidak ada menggunakan otot Stridor (-) tidak ada
menggunakan otot bantu bantu pernafasan menggunakan otot bantu
pernafasan Jantung : Irama jantung teratur pernafasan
Jantung : Irama jantung teratur Jantung : Irama jantung
teratur
BU : 5 x/m BU : 7 x/m BU : 5 x/m
Tidak ada distensi,Tidak ada Tidak ada distensi,Tidak ada Tidak ada distensi,Tidak ada
8. Abdomen
nyeri tekan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
pembesaran hati dan limfe pembesaran hati dan limfe pembesaran hati dan limfe
Jumlah lengkap tidak ada Jumlah lengkap tidak ada Jumlah lengkap tidak ada
kelainan, pergerakan bebas, kelainan, pergerakan bebas, kelainan, pergerakan bebas,
9. Ekstermitas
tidak ada cidera tidak ada cidera tidak ada cidera
Kekuatan otot 4 4 Kekuatan otot 4 4 Kekuatan otot 4 4
4 4 4 4 4 4
Warna : sawo matang Warna : sawo matang Warna : putih
edema tidak ada edema tidak ada edema tidak ada
Kebersihan : bersih, terdapat Kebersihan : bersih, tidak ada Kebersihan : bersih, terdapat
10. Kulit
lesi di kaki kanan, tidak ada lesi, tidak ada jamur , tidak ada lesi ditangan kiri, tidak ada
jamur , tidak ada tanda infeksi, tanda infeksi, turgor kulit elastis jamur , tidak ada tanda
turgor kulit elastis infeksi, turgor kulit elastis
Tidak ada kelainan, Tidak ada kelainan, pemeriksaan Tidak ada kelainan,
11. genetalia pemeriksaan dilakukan hanya dilakukan hanya bertanya pemeriksaan dilakukan hanya
bertanya kepada pasien kepada pasien bertanya kepada pasien
8. Harapan keluarga
Keluarga sangat mengharapkan bantuan dari perawat untuk membantu mengatasi masalah Tn. A dan ingin sekali maslah
pada Tn. A dapat teratasi.
B. Analisa Data
No. Data Masalah Etiologi
1. Data subjektif: Ketidak mampuan Nyeri akut
a. An. M mengatakan ia keluarga dalam
mengalami gastritis 2 merawat anggota
tahun yang lalu keluarga dengan
b. An. M mengatakan saat masalah kesehatan
kambuh gejala yang gastritis
terjadi yaitu sakit perut
dan mual
c. Menurut An.M gejala
kambuh pada saat telat
makan
d. Menurut An. M gejala
timbul tiba-tiba, tetapi
pada saat gejala kambuh
An. M biasany langsung
makan dan beristrihat,
setelah itu sakit perut
akan redah
e. P : pasien mengatakan
nyeri di rasakan karena
telat makan
f. Q : pasien mengatakan
nyeri dirasakan seperti
tertusuk-tusuk
g. R : pasien mengtakan
nyeri di daerah abdomen
h. S : ps mengtkan skla nyeri
4
i. T : nyeri diraskan
periodik kurang lbih 7
menit
Data Objektif:
a. An. M tampak tidak
nyaman
b. An. M tampak meringis
pda saat kambuh
c. An. M tampak memegang
perut pda saat kambut
2. Data Subjektif: Ketidakmampuan Resiko jatuh
Data Objektif: keluarga mengenal
a. Rumah keluarga Tn. S masalh cidera
kurang pencahayan
b. Kamar mandi sedikit
licin
c. Halaman rumah ada
tebing tanpa peganggan
tangga
C. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut pada keluarga Tn. S terutama pada An. M berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan masalah
gastritis
2. Resiko jatuh pada keluarga Tn. S berhbungan dengan ketidakmampuan
keluarga mengenal masalah cidera
D. Prioritas Masalah
1. Diagnosa 1: Nyeri akut pada keluarga Tn. S terutama pada An. M
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota
keluarga dengan masalah gastritis
No KRITERIA SKOR BOBOT NILAI PEMBENARAN
1. Sifat masalah : Masalah kesehatan
Tidak/kurang sehat 3 sudah terjadi pada
Ancaman keluarga Tn.S
1 3/3x1=1
kesehatan 2 terutama An. M sudah
Keadaan sejahtera mengalami Maag 2
1 tahun yang lalu
2 Kemungkinan maslah Sumber daya untuk
dapat diubah mengatasi maslah
Mudah dapat dijangkai dari
Sebagian 3 2 2/2x2=2 segi ekonomi,
Tidak dapat 2 perhatian keluarga dan
1 memanfaatkan
pelayanaan kesehatan
3. Potensial masalah Ada riwayat penyakit
untuk dicegah gastritis dan sering
Tinggi telat makan dan juga
Cukup 3 suka makan-makan
1 3/3x1=1
Rendah 2 yang pedas pada An.M
1 dapat menyebakan
potensial untuk
dicegah menjadi tinggi
4. Menonjolnya masalah Keluarga merasakan
: adanya maslah dan
Masalah berat 2 1 1/2x1=1/2 menurut keluarga hal
harus segera itu tidak
ditagani membutuhkan
Adanya maslaah 1 penanganan segera
tetapi tidak perlu
ditangani
Maslsah tidak 0
diraskan
JUMLAH 1 + 1 + 1 + ½ = 4 1/2
1.2. menyebutkan tanda dan Respon Keluarga mampu menyebutkan 3 1.2.1. Diskusikan dengan keluarga
gejala gastritis Verbal dari 5 tanda dan gejala : tentang tanda dan gejala
1. nyeri ulu hati gastritis
2. mual, muntah
3. keringat dingin 1.2.2. Beri kesempatan untuk
4. nafsu makan menurun bertanda
5. perut terasa kembung 1.2.3. Evalauasi kembali
pemahaman keluarga
mengenai tanda dan gejala
gastritis
1.2.4. Beri reinforcement positif
kepada keluarga
1.3. menyebutkan penyebab Respon Keluarga mampu menyebutkan 3 1.3.1. Diskusikan dengan keluarga
terjadinya gastritis Verbal dari 5 penyebab : tentang penyebab gastritis
1. pola makan tidak teratur 1.3.2. Bari kesempatan untuk
2. sering makanan yang asam bertanya
3. suka makan yang pedas 1.3.3. Evaluasi kembali
4. telat makan pemahaman keluarga
5. strees mengenai penyebab gastritis
1.3.4. Beri reinforcement positif
kepada keluarga
2. memutuskan merawat
anggota keluarga dengan Respon Keluarga mampu menyebutkan 3 2.1.1. Diskusikan dengan keluarga
gastritis (1x30) verbal dari 4 akibat tindak lanjut : tentang akibat lanjut
2.1. menyebutkan akibat 1. tukak lambung gastritis
lanjut gastritis 2. kanker lambung 2.1.2. Berikan kesempatan
3. kebocoran dinding lambung keluarga untuk bertanya
4. pendarahan dinding lambung 2.1.3. Beri pujian kepada keluarga
2.2. memutuskan untuk Respon keluarga memutuskan untuk 2.2.1 Tanyakan keinginan
merawat Verbal merawat anggota keluarga dengan keluarga untuk merawat
masalah gastritis 2.2.1 Berikan pujian kepada
keluarga
3. merawat anggta keluarga Respon Menyebutkan 3 dari 4 cara 3.1.1. Diskusikan cara mencegah
gastritis (1x50) Verbal pencegahan gastritis
3.1. menyebutkan cara 1. makan teratur setiap 2-4 jam 3.1.2. Minta keluarga untuk
pencegahan gastritis 2. mengurangi makan-makanan menjelaskan kembali
yang merangsang lambung 3.1.3. Beri kesemaptan keluarga
seperti makanan pedas, asam, untuk bertanya
dan bergas 3.1.4. Berikan pujian pada kelurga
3. makan cemilan disaat perut
terasa lapar
4. mengurangi stress
3.2. menyebtkan cara Respon keluarga mampu menyebutkan 4 3.2.1. Diskusikan dengan keluarga
merawat anggota Verbal dari 6 cara mentawat anggota tentang cara merawat
keluarga dengan keluarga dengan gastritis : keluarga dengan gastritis
gastritis 1. segera makan jika timbul 3.2.2. Beri kesempatan keluarga
keluhan untuk bertanya
2. minum air hangat manis 3.2.3. Beri pjian kepada keluarga
sebelum makan jika terasa
mual
3. makan makanan yang agak
lunak
4. makan dengan porsi sedikit
namun sering
5. berikan kompres air hangat di
daerah uluh hati (botol air
dilapisi handuk)
6. minum usus untuk
menetralkan asam lambung
4. memodifikasi lingkungan Respon keluarga mampu menyebutkan 2 4.1.1. Diskusikan dengna keluarga
dengan cara (1x35) Verbal dari 3 cara memodifikasi tentang cara memodifikasi
4.1. Menyebutkan cara lingkungan : lingkungan
memodifikasi 1. lingkungan yang nyaman dan 4.1.2. Berikan pujian kepada
lingkungan untuk bebas dari kebisingan keluarga
penderita gastritis 2. hindari ketinggian
3. tempat tidur disertai bantal
5. Keluarga mampu Respon Keluarga dapat menyebutkan 3 dari 5.1.1. Diskusikan dengan keluarga
memanfaatkan fasilitas Verbal 4 pelayanan kesehatan yang dapat mengenai sarana kesehatan
kesehatan (1x35) dimanfaatkan 5.1.2. Motivasi keluarga untuk
5.1. Menyebutkan sarana 1. puskesmas memanfaatka pelayanan
kesehatan yang dapat 2. posyandu kesehatan
dimanfaatkan 3. rumah sakit 5.1.3. Beri pujian kepada keluarga
4. klinik
5.2. Memanfaatkan
pelayanan kesehatan Respon keluarga mampu membawa 5.2.1. Lakukan kunjungan ruitn
Afektif keluarga untuk berobat ke dan evaluasi jadwal
pelayanan kesehatan dengan kunjungan pelayanan
menunjukan kartu berobat kesehatan
5.2.2. Beri pujian kepada keluarga
2. Resiko jatuh pada Tujuan Umun :
keluarga Tn.S Setelah dilakukan tindakan
berhubungan keperawatan 8 x kunjungan
dengan diharapkan anggota keluarga
ketidakmampu tidak ada cidera
keluarga mengenal
masalah cidera Tujuan Khusus
Setelah dilakukan tindakan 1x30
menit pertemuan diharapkan
Keluarga mampu :
1. Mengenal Masalah
Kesehatan
1.1. Menyebutakan Respon Keluarga mampu menjelaskan 1.1.1. Diskusikan dengan Keluarga
pengertian Cidera Verbal bahwa cidera adalah suatu mengenai cidera
kerusakan Struktur atau fungsi 1.1.2. beri kesempatan keluarga
tubuh yang langsung ataupun tidak untuk bertanya mengenai
langsung cidera
1.1.3. evaluasi pemahaman
keluarga tentang pengertian
cidera
1.1.4. Beri reinforcement atas
keberhasilan keluarga
menyebutkan kembali
pengertian cidera
Respon
1.3. Menyebutkan penyebab Keluarga mampu Menyebutkan dari 1.3.1. Diskusikan dengan keluarga
Verbal
terjadinya cidera 4 penyebab : tnetang penyebab cidera
1.3.2. beri kesempatan untuk
1. umur
bertnya
2. Kondisi lingkungan
1.3.3. evaluasi kembali pemahan
3. kondisi rumah
keluarga mengenai penyebab
4. kondisi tubuh kurang sehat cidera
1.3.4. Beri reinforcement positif
kepada keluarga
3.2. Menyebutkan cara Respon Keluarga mampu menyebutkan dari 3.2.1. diskusikan dengan keluarga
merawat anggota verbal 5 cara merawat anggota keluarga tentang cara merawat
keluarga dengan dengan masalah cidera keluarga
masalah cidera 3.2.2. beri kesempatan keluarga
1. Menciptakan rumah agar tetap
untuk bertanya
rapi
3.2.3. beri pujian kepada keluarga
2. membuat pegangan pada tangga
agar aman
3. memperhatikan dan menjaga
kebesihan rumah
4. memberikan jarak antara sumur
dan lantai
5. memperhatika pencahayaan
rumah agar tidak gelap
4. Memodifikasi lingkungan Keluarga mampu menyebutkan dari 4.1.1. diskusikan dengan keluarga
Respon
dengan cara (1x35) 3 cara memodifikasi lingungan : tentang cara memodifikasi
Verbal
4.1. Menyebutkan cara 4.1.2. berikan pujian kepada
memodifikasi 1. Lingkungan yang nyaman keluarga
lingkungan rumah yang 2. hindari ketinggian
aman 3. ada penerangan yang cukup
4. jauhkan dari benda berbahaya
S:
DX 1 5.1.1. Diskusikan dengan keluarga mengenai sarana Keluarga mampu menjelaskan 3 dari
TUK 5 kesehatan 4 pelayanan kesehatan yang bisa
Keluarga dapat menyebutkan 3 dari 4 pelayanan dimanfaatkan
kesehatan yang dapat dimanfaatkan “(1) Puskesmas, (2) Posyandu, (3)
1. Puskesmas rumah sakit”
2. Posyandu Keluarga menunjukan kartu berobat
3. rumah sakit BPJS
4. klinik O:
5.1.2. Motivasi keluarga untuk memanfaatka pelayanan Keluarga tampak menceritakan
kesehatan pengalaman berobat
5.1.3. Beri pujian kepada keluarga Terdapat kontak mata
5.2.1. Lakukan kunjungan ruitn dan evaluasi jadwal Keluarga tersenyum saat diberi
kunjungan pelayanan kesehatan pujian
keluarga mampu membawa keluarga untuk berobat A : keluarga mampu memanfaatkan pelayana
ke pelayanan kesehatan dengan menunjukan kartu n kesehatan yang ada
berobat P : intervensi di lanjutkan oleh petugas puske
5.2.2. Beri pujian kepada keluarga smas
Friedman (1998) mendefinisikan keluarga sebagai suatu sistem sosial. Keluarga merupakan sebuah kelompok yang terdiri dari
individu-individu yang memiliki hubungan erat satu salam alin, saling tergantung yang diorganisir dalam satu unit tunggal dalam
rangka mengcapai tujuan tertentu.
Terdapat 8 tahap perkembangan keluarga yaitu tahap keluarga pemula, tahap keluarga sedang mengasuh anak, tahap keluarga
dengan anak usia pra sekolah, tahap keluarga dengan anak usia sekolah, tahap keluarga dengan anak remaja, tahap keluarga
dengan anak dewasa, tahap keluarga usia pertengahan, dan tahap keluarga lanjut usia.
Asuhan keperawatan keluarga terdiri dari pengkajian, analisa data, diagnosa keperawatan, prioritas masalah, rencana asuhan
keperawatan keluarga, catatan perkembangan dan evaluasi.
B. Saran
1. Mahasiswa agar menambah pengetahuan sengan membaca berbagai referensi sehingga menambah pengetahuan tentang
asuhan keperawatan keluarga.
2. Seluruh perawat agar meningkatkan pengetahuan tanteng asuhan keperawatan keluarga, agar dapat diaplikasikan di
lingkungan sekitar serta dikembangkan di tatanan pelayanan kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Friedman. 1998. Buku Ajar Keperawatan Keluarga; Riset, Teori dan Praktek. Edisi Kelima. Jakarta: FKUI
Setiadi. 2008. Konsep & Proses Keperawatan Keluarga. Jogjakarta: Graha Ilmu
Sylvia A, Price & Loraraine M, Wilson. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi 6. Volume 1. Jakarta: EGC