Skizofrenia Paranoid Gabriel
Skizofrenia Paranoid Gabriel
I IDENTITAS PASIEN:
Nama (inisial) : Tn. SH
Tempat & tanggal lahir : Garut, 10 Juli 1986
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 31 tahun
Suku Bangsa : Sunda
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : SD (tidak tamat)
Pekerjaan :-
Status Perkawinan : Belum menikah
Alamat : Kp Sumur Kondang, kel. Kertajaya, Kec.
Cibatu, Kab. Garut, RT02/RW09
1
II. RIWAYAT PSIKIATRIK
Autoanamnesis: Tanggal 19 Januari 2018, pukul 13.30 WIB (hari perawatan ke 3)
Alloanamnesis : Tanggal 22 Januari 2018, pukul 17.00 WIB (Ayah pasien)
Tanggal 26 Januari 2018, pukul 10.00 WIB (Ayah pasien)
A. KELUHAN UTAMA
Mengamuk (agresivitas motorik)
B. RIWAYAT GANGGUAN SEKARANG
Dua tahun SMRSJ, pasien mengalami perubahan perilaku. Pasien mengatakan
kepada keluarganya bahwa pasien pernah dikejar oleh orang mabuk dengan motor karena
dituduh mencuri ayam. Sejak saat itu, pasien mulai gelisah, sulit tidur (insomnia), dan
mudah tersinggung (irritable). Pasien terlihat suka menyendiri sambil melamun (gejala
negatif). Keluarga kemudian membawa pasien ke RS Dustira dan dirawat selama 20 hari.
Setelah itu pasien hanya berobat jalan, namun pasien tidak patuh minum obat.
Satu tahun SMRSJ, kondisi pasien makin berat karena sudah tidak bekerja. Pasien
lebih suka menyendiri (gejala negatif) karena merasa malu kepada tetangga dan
mengatakan tetangganya menuduhnya mencuri ayam (waham curiga). Pasien berbicara
kasar (agresivitas verbal), membakar kayu milik tetangga (agresivitas motorik), serta
meludahi orang (agresivitas motorik) termasuk keluarga tanpa sebab. Keluarga
mengatakan bahwa pasien melihat orang yang menuduhnya mencuri ayam dan mengancam
akan membunuhnya (halusinasi visual dan auditorik). Ketika malam hari pasien suka
keluyuran keluar rumah dan pasien sering mengalami kesulitan tidur (insomnia). Keluarga
pasien juga mengatakan pasien pernah memukul orang (agresivitas motorik) tanpa sebab.
Pasien menjadi jarang mandi dan membersihkan tubuhnya. Pasien dibawa ke puskesmas
tapi hanya rawat jalan dan pasien tidak patuh minum obat dengan alasan menjadi lemas
sesudah minum obat.
Kemudian 1 hari SMRSJ, pasien mengamuk tanpa sebab, memukul orang, dan
merusak barang di rumah (agresivitas motorik). Hal tersebut membuat warga resah
sehingga keluarga pasien memutuskan untuk membawa pasien ke RSJ Provinsi Jawa Barat.
2
2. Riwayat gangguan medik
Tidak ada riwayat trauma kepala, kejang, operasi, dan patah tulang
3. Riwayat penggunaan zat psikoaktif
Ada riwayat merokok sejak usia 17 tahun, tidak minum alkohol, dan penggunaan
obat-obatan.
Tingkat
keparahan
gangguan
2016 2017 1 hari
Pasien dilahirkan dengan persalinan normal dibantu oleh bidan. Tumbuh kembang
dari bayi hingga dewasa sesuai dengan usianya.
E. RIWAYAT KELUARGA
Keterangan : meninggal
: Laki-laki : Perempuan : Pasien
2. Kesadaran
a. Kesadaran sensorium/neurologik : Compos mentis
b. Kesadaran psikiatrik : Tampak terganggu
4
3. Perilaku dan Aktivitas Motorik
Sebelum wawancara : Pasien sedang duduk melipat kaki di ranjang tempat
tidur sambil melihat ke arah jendela dan meludah. Pasien tidak mau keluar
kamar dan tidak mau melakukan aktivitas (sosialisasi) dengan pasien lainnya.
Selama wawancara : Pasien duduk dengan tenang, berbicara lambat, pasien
terkadang sulit menjawab pertanyaan dikarenakan pasien tidak dapat berbahasa
Indonesia. Kontak mata kurang.
Setelah wawancara: Pasien mau bersalaman dan langsung tiduran di kasur.
4. Sikap terhadap Pemeriksa
Kurang kooperatif
5. Pembicaraan
a. Cara berbicara : Lambat, intonasi baik, volume bicara kecil, artikulasi
kurang jelas.
b. Gangguan berbicara : Tidak ada.
B. ALAM PERASAAN (EMOSI)
1. Suasana perasaan (mood) : tenang, euthym
2. Afek ekspresi afektif
a. Arus : Lambat
b. Stabilisasi : Stabil
c. Kedalaman : Dangkal
d. Skala diferensiasi : Sempit
e. Keserasian : Serasi
f. Pengendalian impuls : Kuat
g. Ekspresi : Terbatas
h. Dramatisasi : Tidak ada
i. Empati : Sulit dinilai
C. GANGGUAN PERSEPSI
a. Halusinasi : Pasien melihat orang yang menuduhnya mencuri ayam
dan mengancam akan membunuhnya (halusinasi visual dan auditorik)
b. Ilusi : Tidak ada
c. Depersonalisasi : Tidak ada
d. Derealisasi : Tidak ada
5
D. SENSORIUM DAN KOGNITIF (FUNGSI INTELEKTUAL)
1. Taraf pendidikan : tidak tamat SD (sampai kelas 1)
2. Pengetahuan umum : kurang (tidak tahu presiden Indonesia saat ini)
3. Kecerdasan : di bawah rata-rata
4. Konsentrasi : kurang (pasien tidak dapat memberikan jawaban yang
tepat terkait hitungan 100-7)
5. Orientasi
a. Waktu : Baik, pasien mengatakan waktu saat wawancara adalah siang
hari.
b. Tempat : Baik, pasien tahu sedang berada di rumah sakit jiwa.
c. Orang : Baik, pasien mengetahui bahwa pemeriksa adalah seorang
dokter.
6. Daya ingat
a. Tingkat
Jangka panjang : Kurang (pasien tidak ingat nama sekolahnya dulu)
Jangka pendek : Baik (pasien ingat menu makanan yang ia makan tadi
pagi)
Segera : Kurang, (pasien tidak dapat mengulangi enam angka yang
di berikan oleh pemeriksa)
b. Gangguan :Tidak ada
7. Pikiran abstraktif : Kurang ( pasien tidak dapat menyebutkan perbedaan jeruk
dan apel)
8. Visuospatial : Kurang (pasien tidak dapat menggambar bentuk segi
tiga dengan benar)
9. Bakat kreatif : Belum dilakukan
10. Kemampuan menolong diri sendiri : Baik (pasien dapat makan, berpakaian
sendiri)
E. PROSES PIKIR
1. Arus pikir
a. Produktifitas : Hanya menjawab ketika pertanyaan diajukan
b. Kontinuitas : Sesuai dengan pertanyaan
6
2. Isi pikir
a. Preokupasi dalam pikiran : Ada, pasien ingin pulang dan bekerja
b. Waham : Ada, pasien mengatakan tetangganya menuduhnya
mencuri ayam (waham curiga).
c. Obsesi : Tidak ada
d. Fobia : Tidak ada
e. Gagasan rujukan : Pasien merasa dirinya dibicarakan oleh tetangganya
(dituduh maling ayam)
f. Gagasan pengaruh : Tidak ada
G. DAYA NILAI
Daya nilai sosial : Buruk, (pasien tidak dapat memahami akibat dari
perilakunya)
Uji daya nilai : Buruk, (pasien tidak dapat menilai baik dan buruknya
suatu keadaan)
Daya nilai realitas : Buruk, pada pasien ditemukan halusinasi auditorik dan
visual.
H. TILIKAN : Derajat 1
I. RELIABILITAS : Buruk
7
5. Suhu badan : 36,50 C
6. Frekuensi pernapasan : 20x/menit
7. Bentuk tubuh : Normal
8. Sistem kardiovaskular : BJ I & BJ II normal regular, murmur (-), gallop
(-)
9. Sistem respiratorius : Ronki (-), wheezing (-)
10. Sistem gastro-intestinal : Dalam batas normal
11. Sistem musculo-skeletal : Dalam batas normal
Kesimpulan : Hasil pemeriksaan pada status internus tidak ditemukan kelainan.
B. STATUS NEUROLOGIK
1. Saraf kranial (I-XII) : Dalam batas normal
2. Tanda rangsang meningeal: Dalam batas normal
Refleks fisiologis : (+) normal
Refleks patologis : (-) negatif
3. Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
4. Pupil : Isokor, refleks cahaya +/+
5. Oftalmoscopy : Dalam batas normal
6. Motorik : Dalam batas normal
7. Sensibilitas : Dalam batas normal
8. Fungsi luhur : Baik
Kesimpulan : Hasil pemeriksaan pada status neurologik tidak ditemukan kelainan.
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Anjuran
- Pemeriksaan darah rutin: hematokrit, hemoglobin, trombosit, leukosit
- Fungsi hati: SGPT
- Fungsi ginjal: ureum dan kreatinin
- Rujuk ke psikolog
Diagnosis Kerja :
F20.0 Skizofrenia Paranoid
Untuk menegakan diagnosis:
- Terdapat halusinasi auditorik dan visual
- Gejala “negatif” skizofrenia yang menonjol
- Ada riwayat gangguan psikotik yang berlangsung lebih dari 1 bulan
9
Diagnosis Banding:
F25.1 Gangguan Skizoafektif Tipe Depresif
Untuk menegakan diagnostik pasti :
- Afek depresif harus menonjol, disertai oleh sedikitnya dua gejala khas, baik
depresif maupun kelainan perilaku terkait
- Dalam episode yang sama, sedikitnya harus jelas ada satu, dan sebaiknya ada
dua, gejala khas skizofrenia.
Aksis II : Tidak ada gangguan kepribadian dan retardasi mental
Aksis III : Tidak ditemukan gangguan kondisi medik
Aksis IV : Stressor sosial: pasien tidak bekerja
Aksis V : Skala GAF 60-51
VII. EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis 1 : Skizofrenia paranoid F20.0
Aksis II : Tidak ada gangguan kepribadian dan retardasi mental
Aksis III : Tidak ditemukan gangguan medik umum
Aksis IV : Stressor sosial : pasien tidak bekerja
Aksis V : GAF 60-51
VIII. PROGNOSIS
Indikator prognosis baik :
- Faktor presipitasi jelas: pasien tidak bekerja
Indikator prognosis buruk :.
- Gejala negatif
- Tidak bekerja
- Usia muda
- Belum menikah
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad functionam : dubia ad malam
Ad sanationam : dubia ad malam
IX. DAFTAR MASALAH
1. Organobiologik :-
2.Psikologi/psikiatrik : Agresivitas verbal, agresivitas motorik, halusinasi auditorik
dan visual, waham curiga
3.Sosial/keluarga : Pasien sudah tidak bekerja
10
X. PENATALAKSANAAN
Indikasi rawat inap
Pemeriksaan dan evaluasi lebih lanjut terhadap gangguan psikiatrik pasien
Keamanan pasien dan lingkungan
Psikofarmaka
R/ Risperidon tab 2 mg no. 10
S 1-0-1 tab, p.c.
------------------------------------(sign)
Terapi psikososial
Memotivasi pasien agar minum obat secara teratur setelah pulang dari
perawatan.
Mengajarkan pasien cara untuk lebih bisa mengendalikan emosinya
Sosioterapi
11
Wawancara
Tanya Jawab
Pagi, saya dengan dokter muda Gabriel. Saya Pasien menganggukkan kepala
ingin mengobrol sebentar boleh?
Kenapa dituduh maling ayam? Tetangga bilang saya maling ayam (waham
curiga)
12
Oh begitu, Saepul tau tidak pasien Indonesia Pasien menggelengkan kepala
yang sekarang?
Tidak tau ya, kita main hitungan ya. Kalau Pasien menggelengkan kepala kemudian
5+2 berapa? diam
Ok. Saepul tau tidak bedanya apel sama Pasien hanya diam dan menggelengkan
jeruk? kepala
Baiklah, sekarang coba saepul gambar Pasien hanya menggambar 1 garis lurus
segitiga?
Pernah main dengan teman atau perawat di Pasien hanya diam dan memalingkan wajah
sini tidak?
Kalau Saepul mukul orang itu baik atau Pasien hanya diam
tidak?
Saepul kalau misalnya liat buku saya jatuh, Pasien hanya diam
kira-kira Saepul mau ngapain?
Ok. Kalau begitu udahan dulu ya. Kapan- Pasien hanya diam dan bersalaman dengan
kapan kita ngobrol lagi ya. Siang pak Saepul. pemeriksa kemudian tiduran di kasur.
13
14