BAB I
PENDAHULUAN
A. Kajian Umum
1
Penyanggaan yang optimal akan mendukung kelangsungan kinerja dan juga
keselamatan semua pekerja. Berikut adalah daftar beberapa tambang terdalam di
dunia:
1. TauTona dan Savuka, tambang emas di Afrika Selatan yang merupakan
tambang terdalam di dunia dengan kedalaman lebih dari 3.700 m.
2. Xstrata Kidd Mine, tambang tembaga dan seng di Canada merupakan tambang
terdalam di Amerika Utara dengan kedalaman 2.682 m.
3. Mount Isa, tambang tembaga, dan seng di Australia dengan kedalaman
1.800m.
B. Tujuan
a. Perlu penerangan
b. Semakin dalam penggalian maka resiko ambrukan semakin besar
c. Produksi relatif lebih kecil dibandingkan tambang terbuka
d. Problem ventilasi, bahan peledak harus yang permissible explossive, debu,
gas-gas beracun.
e. Masalah safety dan kecelakaan kerja menjadi kendala
f. Losses dan dilusi umumnya lebih susah dikontrol
D. Ruang Lingkup Bawah Tanah
Pengertian :
Dimensi atau ukuran endapan adalah geometri dari endapan bahan galian, yang
meliputi volume endapan (tebal endapan x luas endapan) dan bentuk endapan
(urat bijih, lensa dan lodes serta placer).
Alasan :
Dimensi atau ukuran endapan dijadikan faktor yang harus diperhatikan dalam
pemilihan metode penambangan bawah tanah, karena dengan mengetahui ukuran
endapan maka perancangan suatu tambang bisa dilakukan misalnya metode yang
digunakan untuk endapan dengan ukuran kecil akan berbeda dengan endapan
ukuran besar, karena bila dilihat dari segi ekonomis, maka endapan dengan
ukuran kecil kemungkinan tidak akan menggunakan penyangga sedangkan
endapan ukuran besar kemungkinan akan menggunakan penyangga.
2. Arah Dan Kemiringan
Pengertian:
Arah penyebaran suatu endapan atau biasa disebut “strike” merupakan
sudut horizontal yang dibentuk oleh suatu endapan, yang umumnya diukur dari
titik arah utara ke arah timur.
Sedangkan kemiringan biasa disebut “dip” yakni sudut vertikal yang
dibentuk oleh suatu endapan, yang diukur dari arah bidang horizontal terhadap
kemiringan suatu endapan. Arah dan kemiringan memiliki satuan yang sama yaitu
derajat (o) dan diukur menggunakan kompas geologi.
Alasan:
Arah dan Kemiringan dijadikan faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan
metode penambangan bawah tanah, karena kemiringan akan sangat berpengaru
terhadap cara penambangan dan pembuatan lubang bukaan serta pengangkutan
yakni apakah nantinya horizontal, vertikan atau miring.
Pengertian:
Kedalaman endapan bijih dari permukaan adalah jarak letak endapan bijih yang
diukur dari permukaan ke dalam bumi.
Alasan:
Kedalaman sangat penting karena akan digunakan sebagai data pertimbangan
dalam menentukan sistem penambangan maupun metode penambangan yang
cocok digunakan. Hal ini berkaitan dengan perhitungan striping ratio yaitu berapa
over burden yang dikupas untuk mendapatkan satu ton endapan bijih.
Dari striping ratio ini dapat ditentukan sistem penambangan yang
digunakan. Sedangkan hubungannya dengan metode tambang tanah adalah
berhubungan dengan penggunaan penyangga, yakni untuk endapan yang tidak
terlalu dalam, beban dari atas kemungkinan tidak besar sehingga dalam kegiatan
penambangannya juga tidak terlalu membutuhkan penyangga, namun di samping
itu juga perlu memperhatikan kekuatan dan kekerasan batuan samping serta berat
jenis dari batuan di atasnya.
4. Umur Tambang
Pengertian:
Umur tambang adalah lamanya operasi penambangan atau waktu yang
dibutuhkan untuk menambang suatu endapan bahan galian dari suatu kegiatan
penambangan, yang didapat dari pembagian jumlah cadangan endapan bahan
galian yang ada dengan target produksi perusahaan tambang tersebut.
Alasan:
Berpengaruh terhadap biaya yang akan digunakan, yakni semakin lama umur
tambang maka biaya penambangan juga akan semakin besar. Selain itu juga akan
berpengaruh terhadap penggunaan penyangga, misalnya untuk umur tambang
yang lama kemungkinan akan menggunakan penyangga dan untuk umur tambang
yang singkat jika melihat segi ekonomis, lebih baik tidak menggunakan
penyangga (namun perlu memperhatikan geometri dan karakteristik endapan
maupun batuan samping).
5. Nilai Endapan
Pengertian:
Nilai Endapan adalah harga suatu endapan bijih di pasaran berdasarkan
permintaan pasar. Dalam hal ini berhubungan dengan keuntungan yang akan
diperoleh dari hasil penjualan suatu endapan setelah dikurangi dengan biaya
penambangan, pengolahan sampai penjualan.
Alasan:
Nilai endapan akan berpengaruh terhadap layak tidaknya suatu endapan untuk
ditambang serta akan berpengaruh terhadap metode penambangan yang akan
diterapkan dengan memperhitungkan biaya pembuatan penyangga jika harus
menggunakan penyangga.
6. Modal Yang Tersedia
Pengertian:
Modal yang tersedia adalah modal yang dimiliki oleh suatu perusahaan
pertambangan dalam membiayai semua kegiatan tambang, modal biasa berupa
saham, pinjaman dan obligasi.
Alasan:
Modal yang tersedia sangat berpengaruh dalam pemilihan metode
penambangan bawah tanah karena, biaya untuk membuat suatu metode
penambangan harus di sesuaikan dengan biaya yang tersedia atau yang di miliki
perusahaan.
Pengertian:
Letak keberadaan suatu endapa bahan galian atau badan bujih di bawah
permukaan bumi.
Alasan:
Letak atau posisi dari suatu badan bijih akan mennjadi dasar dalam pembukaan
tambang. Karena dengan mengetahui letak/posisi akan mempermudah dalam
menentukan metode penambangan yang tepat.
Pengertian:
Sifat fisik yang dimaksud adalah terutama kekerasan dan kekuatan bijih,
sedangkan sifat kimia adalah keasaman dan kebasaan suatu badan bijih dan
country rock adalah batuan samping yang ada di sekitar endapan bijih.
Alasan:
Sifat kimia dan sifat batuan samping sangat berpengaruh dalam menentukan
metode penambangan bawah tanah karena sifat kimia dan sifat fisik akan
berhubungan dengan kestabilan dari badan bijih maupun batuan samping jika
dilakukan penggalian/penambangan sehingga dijadikan sebagai pertimbangan
dalam menentukan metode penambangan apakah perlu menggunakan penyangga
atau tidak menggunakan penyangga.
9. Swell Faktor
Pengertian:
Swell Faktor adalah factor pengembangan yakni perbandingan antara volume
insitu dengan volume loose dikali 100%.
Alasan:
Material yang terdapat di alam dalam keadaan padat dan terkonsolidasi
dengan baik, hanya sedikit ruang–ruang yang terisi udara di antara butir–butirnya,
akan tetapi jika material tersebut digali dari tempat aslinya maka akan terjadi
pemuaian volume yang besarnya dinyatakan dengan swell faktor (SF). Oleh
karena itu akan berpengaruh terhadap perhitungan jumlah produksi dan nantinya
akan berkaitan dengan pemilihan metode penambangan.
Pengertian:
Air tanah adalah air yang letaknya di antar butir-butir tanah atau lapisan pembawa
air (aquifer) yang terdapat di dalam tanah membentuk suatu aliran air.
Alasan:
Adanya air tanah menambah beban pada bukaan dan adanya tekanan
hidrostastis terutama pada rekahan yang dapat menyebabkan kelongsoran,
munculnya kebutuhan akan sistem penyaliran, sehingga perlu pertimbangan dalam
pemilihan metode penambangan bawah tanah.
11. Biaya Penambangan
Pengertian:
Biaya penambangan adalah biaya yang dibutuhkan dalam menjalankan
seluruh kegiatan penambangan. Biaya penambangan dihitung dan diperkirakan
dalam perencanaan tambang sesuai dengan modal yang tersedia.
Alasan:
Besarnya biaya yang akan digunakan pada penambangan akan berpengaruh
terhadap pemilihan metode yang akan diterapkan atau metode penambangan yang
akan digunakan akan sangat tergantung pada biaya yang tersedia. Misalnya
metode penambangan yang menggunakan penyangga akan membutuhkan biaya
yang lebih besar jika dibandingkan dengan metode yang tidak menggunakan
penyangga.
Pengertian:
Fasilitas yang tersedia adalah fasilitas-fasilitas yang dimiliki oleh
perusahaan dalam melaksanakan dan menunjang kegiatan – kegiatan
pertambangan serta fasilitas untuk kesehatan dan keselamatan pekerja.
Alasan:
Untuk mencapai target produksi serta menjaga agar proses penambangan
dapat berjalan sesuai dengan rencana, dengan biaya penambangan yang minimum
dalam suatu kegiatan penambangan, maka dalam memilih metode penambangan
bawah tanah harus disesuaikan dengan fasilitas–fasilitas yang tersedia.
Sistem Penambangan Dalam
Tambang Bawah Tanah
13. Kecenderungan Ore Untuk Pecah Atau Hancur
Pengertian:
Kecenderungan ore untuk pecah atau hancur adalah sifat fisik dari endapan
bahan galian yang cenderung pecah atau hancur apabila mendapat beban, tekanan
serta getaran karena adanya kegiatan penambangan yang dilakukan.
Alasan:
Kecenderungan ore untuk pecah atau hancur sangat menentukan metode
penambangan yang akan diterapkan, karena metode penambangan untuk endapan
bijih yang mudah pecah atau hancur akan berbeda dengan endapan bijih yang
tidak mudah pecah atau hancur. Misalnya endapan bijih yang mudah pecah atau
hancur kemungkinan harus menggunakan penyangga sedangkan untuk endapan
bijih yang tidak mudah pecah atau hancur tidak perlu menggunakan penyangga.
1
KELOMPOK 1
3. Caving method
- Top slicing
- Sub level caving
- Block caving
1. Gophering Coyoting
Apabila bijihnya lemah, maka bagian atap diatas pekerja dapat disangga
dengan baut batuan selama penambangan. Dinding stope secara otomatis akan
disangga oleh bijih lepas sampai kegiatan penambangan bijih selesai. Selanjutnya
bijih diambil secara keseluruhan, membentuk stope yang kosong. Dalam kasus ini
membetuk open stope atau metode shrinkage stoping general. Apabila
dikhawatirkan akan terjadi keruntuhan, dan hal ini tidak diinginkan, maka stope
dapat diisi oleh waste yang berasal dari stope atau kegiatan diatasnya, dalam kasus
ini membentuk filled stope atau metode shrinkage and fill.
Keuntungan
metode Shrinkage stoping:
- Investasi yang kecil terhadap alat-alat/mesin-masin karena
membutuhkan sedikit alat-alat.
- Ore dapat langsung didumping secara langsung ke alat angkut melalui chute.
- Mengeliminasi hand-loading.
- Dapat langsung berproduksi.
- Mining Recovery tinggi.
Kerugian
1. Daerah bijih dan country rock kuat, kecuali cebakan tipis-datar atau sedikit
miring yang dapat ditambang dengan retreating system
2. Bijih kadar rendah atau nilai ekonomis rendah, mengingat pillar berupa
bijih dan losses tinggi. Pada bijih kadar tinggi dapat dilakukan pillar
robbing.
3. Penambangan sangat selektif. Pada steep dip 500 – 900 dimungkinkan
meninggalkan kadar rendah sbg pillar. Pada flat dip 00 – 200 mempunyai
selektifitas tinggi.
4. Pada flat dip dimungkinkan sortasi, untuk steep dip dilakukan sortasi secara
terbatas.
5. Aplikasi umum: tabular dinding teratur, batas dinding jelas. Kadang
diterapkan untuk cebakan yang besar, menggumpal (massive), dinding
irregular.
Keuntungan:
1. Unjuk kerja pemboran baik
2. Kebutuhan penyanggaan sedikit
3. Memanfaatkan gravitasi untuk transportasi broken ore
4. Pemboran dilakukan kearah bawah
5. Kehilangan bijih halus kadar tinggi lebih sedikit
Kerugian:
1. Sortasi sukar dilakukan dalam stope
2. Kondisi kerja berbahaya khususnya dibawah backs dan walls, interval
level harus kecil
3. Fasilitas menempatkan waste dlm stope sangat terbatas
4. Broken ore dikeluarkan pada “satu titik”, produksi kecil
Aplikasi:
1. Ketebalan bijih 3-4 meter
2. Kemiringan 500, pemindahan bijih secara gravitasi
Keuntungan:
1. Posisi backs tidak memberikan bahaya, interval level dapat lebih kecil.
2. Sorting dilakukan secara sistimstis
3. Waste hasil sorting dapat ditumpuk pada mine out area
4. Kondisi kerja lebih aman dan aplikasi lebih elastis
5. Pada kemiringan yang kecil broken ore jatuh pada haulage drive
secara gravitasi
Kerugian :
1. Unjuk kerja pemboran menurun
2. Kemiringan bijih diatas 450 diperlukan platform pekerja
3. Lebih banyak memerlukan material penyangga
4. Lebih besar kehilangan bijih ukuran halus kadar tinggi
5.3. Open Stope Dengan Breast Stoping Atau Stope And Pillar
Aplikasi:
1. Cebakan tidak bernilai tinggi, sejumlah bijih ditinggal sebagai pillar
2. Ketebalan tidak lebih dari 7 meter
3. Ketebalan diatas 7 meter akan mengakibatkan mining recovery semakin
kecil dan bahaya runtuhan atap
4. Cebakan mendatar sampai kemiringan 200-500 (moderately steep)
a. horizontal mining: stope and pillar untuk bijih mendatar atau hamper
mendatar
b. inclined mining: stope and pillar untuk kemiringan 200-300, penambangan
searah dip, tidak meungkunkan memakai mobile equipment
c. step mining: stope and pillar untuk kemiringan 300-500, dibentuk daerah kerja
sedemikian rupa sehingga memungkinkan penggunaan mobile equipment
5. Batuan atap dan lantai kompeten, untuk meminimalkan pemakaian pillar
6. Bijih kompeten untuk mengurangi lebar pillar
7. Kedalaman tidak terlalu besar untuk menggurangi beban yang harus
disangga pillar
Keuntungan:
1. Biaya penambangan rendah
2. Memungkinkan sortasi dalam stope, dan waste ditinggal pada ruang
kosong yang ada
3. Memungkinkan mekanisasi dari drilling, loading
Kerugian:
Metode dapat dimasukkan dalam stope and pillar (bukan room and pillar) apabila
memenuhi dua dari tiga hal:
1. Pillar tidak teratur dan terletak acak
· Kadar rendah atau waste sebagai pillar
· Bukan untuk memperoleh bentuk atau perencanaan tambang yang sistimatis,
ttp. sekedar menyangga atap
· Penyusun pillar adalah batuan, maka relatif kuat dan berdimensi kecil
2. Ketebalan cebakan lebih besar 6 meter
· Tebal tetapi aman secara teknik, maka dilakukan tidak berjenjang
· Tebal dan tidak aman secara teknik, maka dilakukan berjenjang
3. Komoditas yang ditambang adalah mineral,
bukan batubara
· Batubara dapat ditambang secara room and pillar
· Tidak ada cebakan batubara ditambang secara stope and pillar
· Rule of tumb: room and pillar untuk coal, dan stope and pillar untuk noncoal
Cut and fill merupakan suatu cara penambangan yang mengali bagian demi
bagian. Sebelum pengalian berikutnya dilakukan maka dilakukan penggisian
material dari luar untuk mengantikan material yang telah ditambang. Dan
material-material tersebut dapat berfungsi sebagai :
a. Tempat berpijak pengalian dan pemborab berikutnya
b. Sebagai penyangga country rock
c. Mencegah terjadinya surface subsidence secara tiba-tiba jika sudah banyak
material yang diambil.
Dikembangkan dari metode top slicing, dan sekarang sangat populer karena
dimungkinkan melakukan mekanisasi. Metode sublevel caving yang baik
diterapkan di Craigmont Mines Ltd di British Columbia:
ü Diterapkan sejak tahun 1967.
ü Untuk menggantikan open pit karena batuan dinsing terlalu lemah
(inkompeten).
ü Lebih ekonomis dan efisien dibandingkan cut and fill untuk batuan lemah yang
sama.
Urutan kegiatan sublevel caving di Craigmont:
1. Haulage drift berjarak 31 feet secara vertikal, dan dihubungkan dengan ramp
dengan kemiringan 20%.
2. Drift produksi (terhubung dengan dari haulage drift) dibuat menembus
badan bijih dengan interval 25 feet.
3. Dibuat slot raise sepanjang 50 feet menembus bijih disetiap ujung
drift produksi.
4. Membuat pemboran kipas (fan drilling) sebanyak 10-12 lubang membentuk
sudut 800.
5. Meledakkan dua buah pemboran kipas dimulai dari slot raise.
6. Melakukan penarikan broken ore dengan LHD dan menumpahkan ke ore pass,
sampai sebagian waste ikut terambil.
7. Langkah nomor 5 diulangi sampai seluruh bijih terambil dan rongga akan
diisi oleh waste runtuhan open pit.
1. Badan bijih besar dan cukup kompeten, yang tidak cocok untuk
sublevel stoping ataupun block caving (karena tidak cukup baik
menghasilkan caving).
2. Badan bijih sempit kemiringan 500-900 (steeply) dan mempunyai dimensi
vertical.
3. Sebagai pengganti metode cut and fill.
4. Cocok untuk badan bijih segala kedalaman, dan tidak memerlukan
dinding yang kompeten.
5. Terjadi runtuhan yang menerus pada hanging wall selama proses pengambilan
bijih.
6. Kondisi yang dijinkan terjadinya dilusi dan losses.
7. Untuk kondisi dimana mineral berharga dan waste rock mudah dipisahkan
(misal: pemisahan magnetik).
8. Metode ini relatif baru dan belum secara menyeluruh dimengerti, tetapi terus
dikembangkan.
Keuntungan
dalam penerapan metode ini, antaralain:
Aplikasi
dalam penerapan metode ini, antaralain:
1. Urat lebar dan lapisan tebal, cebakan homogen, overburden bersifat segera
runtuh.
2. Batuan penutup (caving) mempunyai sifat runtuh.
3. Bijih cukup kuat (tidak runtuh) saat development, dan segera runtuh bila
undercut diledakkan.
4. Daerah bijih relatif kering: menghindari terbentuk lumpur yang akan
mempersulit kontrol penarikan broken ore.
5. Kadar homogen: block caving tidak selektif.
6. Ideal untuk cebakan porphyry copper: mempunyai bijih dan caving lemah
(tembagapura, papua)
Keuntungan
Penerapan metode ini, antara lain:
Sedangkan,
Kerugian
Dalam penerapan metode ini, antaralain:
1. Blasting (pembongkaran)
Peledakan dilakukan untuk melepskan batuan dari batuan induknya atau untuk
memperkecil ukuran atau lebih mudah diangkut dengan menggunakan bahan
peledak. Tujuan peledakan Tambang Bawah Tanah
Pemuatan pada Tambang Bawah Tanah istilahnya hamper sama dengan pemuatan
tambang terbuka (tb) yaitu pemuatan broken ore, dimuat keatas alat angkut untuk
selanjutnya diangkut keluar permukaan (pengangkutan)
3. Hauling (pengangkutan)
Jenis peralatan dan pengangkutan pada tambang bawah tanah tergantung pada
beberapa hal seperti :
1. Geometri endapan : bentuk, ketebalan, kemiringan dan struktur.
2. Karakteristik endapan adalah jenis endapan, kadar kekuatan, kondisi struktur,
kondisi pelapukan.
3. Karakteristik batuan samping
4. Posisi endapan terhadap permukaan
5. Kondisi air tanah
6. Tingkat produksi dan umur tambang
Macam-macam peralatan Tambang Bawah Tanah:
1. Alat pemboran
- Rock drill
- Drill jumbo
- Drill rigs
2. Alat muat/gali
- Overshoot loader
- Continous loader
- Gathering arm loader
- Scraper
- Goal chutter
- Lhd (load haul dump)
3. Alat angkut
- Truck
- Belt conveyord
- Lori + lokomotif
- Lhd
- Rope haulage
- Hoisting
- Pipa + pompa dan chage/skip
A. Scrafer
Penggunaan scraper pada tambang bawah tanah apabila metode gravitasi tidak
bias dimanfaatkan 30o – 35o, penggunaan scraper dapat menurunkan biaya
development, meningkatkan produksi, dan menurunkan biaya timber. Factor-
faktor yang mempengaruhi pemilihan scrafer ;
1. Sifat Material dan kondisi lantai kerja
2. Sudut adalah digging angle
3. Kapasitas scrafer dan berat buatan
4. Typy hoist yang digunakan dipengaruhi oleh tempat kerja
Untuk daerah naik atau turun pengaruhnya terhadap sudut gali, untuk
daerah naik digging angle relative besar dan material yang digali ditarik lebih
sedikit, sedangkan untuk daerah turun digging angle relative kecil dan
material yang digali relative besar. Hal-hal yang dibutuhkan untuk menetukan
tipe dan ukuran scrafer :
1. Kondisi material yang akan dipisahkan berat, basah, kering atau lengket,
ukuran material.
2. Tonage yang diinginkan : perjam pada jarak rata-rata, perjam pada jarak
terjauh, waktu produksi.
3. Kondisi tempat kerja : luas, lebar, panjang front kerja, jarak tempuh rata-rata
dan maksimum, kondisi lantai (kasar, licin), arah angkut material, gardien
lantai kerja (naik-turun)
4. Tenaga yang tersedia: tekanan udara, listrik
5. Maksud pemakaian scrafer untuk pekerjaan persiapan, produksi dan
pengisian.
Alat muat
Klasifikasi scrafer berdasrkan jumlah hoistnya scrafer diklasifikasikan menjadi 2 :
B. Overshoot loader
Adalah alat muat yang bekerja dengan cara mendorong bucket kedalam tumpukan
material hingga penuh kemudian bucket diangkat kebelakang melewati mesinnya
dan menumpahkan muatan kealat angkut yang berada dibelakangnya tanpa
memutar alat muat.
D. Slushier
Adalah suatu alat garu digerakkan dengan udara dimana efek
pengaraannya diperoleh melalui sebuah garu yang dihubungkan dengan kawat
masuk dalam tumpukan material lepas yang terletak didasar lantai dan membawa
material ketempat penumpahan, sering digerakkan pada screen drift dari dasar
scrape.
E. Load haul dump
Alat muat-angkut tambang bawah tanah merupakan kombinasi front end
loader dengan dump truck mampu memuat mengangkut dan menumpahkan
material pada alat angkut berikutnya enaga penggerak adalah tenaga diesel dan
jarak pengangkut dekat.
Alat angkut
- Untuk mengangkut jarak dekat lebih kecil 5 km menggunakan truck berukuran
kecil atau lhd
- Untuk pengangkutan jarak sedang 5-20 km menggunakan truck besar, belt
conveyor, cable way
- Untuk pengangkutan jarak jauh > 20 km menggunakan pompa/pipa.
Truck yang digunakan pada Tambang Bawah Tanah hampir sama pada
tambang terbuka berdasarkan roda penggeraknya (wheel drive)
- Roda penggeraknya roda depan (front wheel drive)
- Roda penggeraknya roda belakang (real wheel drive)
- Roda penggeraknya roda depan dan roda belakang (four wheel drive)
- Roda penggeraknya semua roda belakang (double
rear wheel drive) Berdasarkan pengosongannya
muatan
- End dump atau rear dump mengosongkan muatan kebelakang
- Side dump : mengosongkan muatan kesamping
- Bottom dump : mengosongkan muatan ke
bawah. Berdasarkan ukurannya :
- Ukuran kecil kapasitas 25 ton
- Ukuran sedang kapasitas 25-100 ton
- Ukuran besar
Keuntungan
menggunakan truck
- Jarak angkut bias mencapai 2 km
- Fleksibel dalam menambah alat tanpa menganggu produksi
Keuntungan
menggunakan lokomotif
- Diperlukan mine fower lebih sedikit
- Fleksibel dan mudah diperpanjang
- Pengangkutan dapat dilakukan bersama-sama
- Mempunyai kecepatan tinggi
- Lebih mudah menyesuaikan dengan belokan
Kekurangan
menggunakan lokomotif :
- Mempunyai kemiringan yang terbatas
- Lantai harus kuat
- Bahaya kebakaran, kebocoran arus gas-gas beracun menjadi meningkat
1. Adhesi (A)
Koefisien adhesi atau statistic fricting diantara ragam lokomotif dengan rel
tergantung pada :
TL = wl x 0,15 x 2240
Adalah daya tarik beban (DBP) besarnya daya tarik yang dibutuhkan untuk
menarik
- Lokomotif itu sendiri
- Rangkaian beserta muatannya
Biasanya DBP tergantung pada :
1. Tahanan tarik
= w x 2240 x koefisien gesek
= w x R x 2240
Dimana w = berat
R = Rolling resistance
= w x 2240 x sin τ
= w x 2240 / x
= w x 2240 x 6/100
Agar lebih mudah dalam memahami tambang bawah tanah, berikut penulis
jelaskan beberapa istilah yang sering kita temui dalam pengkajian tambang bawah
tanah.
Gambar. Vein
12. “Shoot” (ore shoot; chimney) adalah bagian dari urat bijih (vein) di mana
kadar mineral berharganya lebih tinggi dari sekelilingnya; mempunyai
sifat-sifat khas antara lain;
a. salah satu dimensinya jauh lebih besar dari dua dimensi yang lain.
b. letaknya biasanya searah dengan kemiringan urat bijih.
13. “Pay Streak” sama dengan “Shoot”, hanya untuk endapan alluvial.
14. “Bedded deposit” adalah endapan bijih sedimenter yang letaknya
horizontal atau sedikit miring, dan terletak sejajar dengan stratifikasi
batuan di sekelilingnya. Misalnya : endapan batubara, endapan-endapan
garam.
Gambar. Shaft
26. “Tunnel” (terowongan) adalah suatu lubang bukaan mendatar atau hampir
mendatar yang menembus kedua belah kaki bukit.
Gambar. Tunnel
27. “Adit” (terowongan buntu) adalah suatu lubang bukaan mendatar atau
hampir mendatar menghubungkan tambang bawah tanah dengan
permukaan bumi dan hanya menembus di sebelah kaki bukit saja.
28. “Driff” adalah suatu lubang bukaan mendatar yang dibuat dekat atau pada
endapan bijih dan arahnya sejajar dengan jurus atau dimensi terpanjang
dari endapan bijihnya.
29. “Cross Cut” adalah :
a. Suatu lubang bukaan mendatar yang menyilang/memotong jurus
endapan bijih.
b. Suatu lubang bukaan mendatar yang menghubungkan “shaft”
dengan endapan bijih.
c. Suatu lubang bukaan mendatar yang menyilang/memotong jalan
pengangkutan utama (main haulage way).
30. “Level” adalah “drift” atau “Cross Cut” atau “Adit” yang dibuat dengan
jarak-jarak yang teratur ke arah vertical; biasanya diberi nomor-nomor unit
secara teratur menurut ketinggiannya dari permukaan laut atau menurut
kedalamannya dari permukaan bumi.
31. ”Raise” adalah suatu lubang bukaan vertikal atau agak miring yang dibuat
dari “level” bawah ke “level” yang di atasnya.
32. “Winze” adalah lubang bukaan vertikal atau agak miring yang dibuat dari
“level” atas ke arah “level” yang di bawahnya.
33. “Blind shaft” adalah suatu “raise” atau “winze” yang berfungsi
sebagai “shaft”, tetapi tidak menembus sampai ke permukaan bumi.
34. “Stope” (lombong) adalah suatu tempat atau ruangan pada tambang bawah
tanah di mana endapan bijih sedang ditambang; tetapi bukan penggalian
yang dilakukan selama “development”.
35. “Front/face” adalah permukaan batuan yang sedang ditambang.
36. “Sump’: adalah suatu sumuran dangkal untuk menampung air dari mana
air kemudian dipompakan ke permukaan bumi. Biasanya dibuat di tempat
terendah dari “Shaft”, dekat shaft ataupun “Level”.
.
.
.
.
.
.
.
.
Gambar : Sump
37. “Shaft Collar” adalah bagian atas dari suatu “Shaft” yang
diperkuat dengan beton7 kayu atau bambu (timber).
BAB III
KESIMPULAN