Anda di halaman 1dari 50

Sistem Penambangan Dalam

Tambang Bawah Tanah

BAB I
PENDAHULUAN

A. Kajian Umum

Pertambangan di Indonesia dengan menggunakan metode tambang bawah


tanah (underground mining) porsinya saat ini masih kecil dibanding metode
tambang terbuka (surface mining), tetapi meskipun begitu kebutuhan akan tenaga
kerja profesional di bidang tambang bawah tanah akan meningkat ke depannya,
seiring makin menipisnya cadangan mineral maupun batubara yang bisa di
tambang dengan menggunakan metode tambang terbuka.
Tambang bawah tanah mengacu pada metode pengambilan bahan mineral
yang dilakukan dengan membuat terowongan menuju lokasi mineral
tersebut.Berbagai macam logam bisa diambil melalui metode ini seperti emas,
tembaga, seng, nikel, dan timbal.
Ada dua tahap utama dalam metode tambang bawah tanah: development
(pengembangan) dan production (produksi). Pada tahap development, semua yang
digali adalah batuan tak berharga. Tahap development termasuk pembuatan jalan
masuk dan penggalian fasilitas-fasilitas bawah tanah lain. Sedang tahap
production adalah pekerjaan menggali sumber bijih itu sendiri. Tempat bijih digali
disebut stope (lombong). Disini uang mulai bisa dihasilkan.
Dengan semua pekerjaan yang dilakukan di bawah tanah dengan panjang
terowongan yang mencapai ribuan meter, maka diperlukan usaha khusus untuk
mengalirkan udara ke semua sudut terowongan. Pekerjaan ini menjadi tugas tim
ventilasi tambang. Selain mensuplai jumlah oksigen yang cukup, ventilasi juga
mesti memastikan agar semua udara kotor hasil pembuangan alat-alat diesel dan
gas beracun yang ditimbulkan oleh peledakan bisa segera dibuang keluar.
Untuk memaksa agar udara mengalir ke terowongan, digunakanlah fan (kipas)
raksasa dengan berbagai ukuran dan teknik pemasangan.Untuk menjaga
kestabilan terowongan diperlukan pula penyangga-penyangga terowongan.
Berbagai metode penyanggaan (ground support) telah dikembangkan.

1
Penyanggaan yang optimal akan mendukung kelangsungan kinerja dan juga
keselamatan semua pekerja. Berikut adalah daftar beberapa tambang terdalam di
dunia:
1. TauTona dan Savuka, tambang emas di Afrika Selatan yang merupakan
tambang terdalam di dunia dengan kedalaman lebih dari 3.700 m.
2. Xstrata Kidd Mine, tambang tembaga dan seng di Canada merupakan tambang
terdalam di Amerika Utara dengan kedalaman 2.682 m.
3. Mount Isa, tambang tembaga, dan seng di Australia dengan kedalaman
1.800m.

B. Tujuan

1. Untuk Mengetahui Pengertian Tambang Bawah Tanah


2. Untuk Mengetahui Faktor-Faktor Pemilihan Tambang Bawah Tanah
3. Untuk Mengetahui Metoda-Metoda Penambangan Bawah Tanah
4. Untuk Mengetahui Peralatan Tambang Bawah Tanah
5. Sebagai Tugas Matakuliah Teknik Exploitasi bahan Tambang
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Pengertian Tambang Bawah Tanah

Secara umum pengertian tambang bawah tanah adalah suatu sistim


penambangan mineral atau batubara dimana seluruh aktivitas penambangan tidak
berhubungan langsung dengan udara terbuka.
Tambang dalam atau tambang bawah tanah (underground mining) adalah
metode penambangan yang segala kegiatan atau aktifitas penambangannya
dilakukan di bawah permukaan bumi, dan tempat kerjanya tidak langsung
berhubungan dengan udara luar. Tambang bawah tanah mengacu pada metode
pengambilan bahan mineral yang dilakukan dengan membuat terowongan menuju
lokasi mineral tersebut.

B. Tambang Bawah Tanah Prospek Masa Depan

Kecenderungan umum di masa yang akan datang, sistim tambang bawah


tanah akan menjadi pilihan utama eksploitasi mineral dan enerji (Hartman, 1987).
Hal ini karena beberapa hal:
a. Semakin berkurangnya deposit (cebakan) berkadar tinggi pada atau dekat
permukaan untuk ditambang. Dengan kata lain bertambahnya kedalaman
deposit akan menyulitkan bila ditambang dengan sistim tambang terbuka
karena setiap tambang terbuka dibatasi oleh besaran Stripping Ratio.
b. Berkurangnya mobilitas peralatan mekanik pada tambang terbuka apabila
penambangan semakin dalam
c. Pengetatan dan pembatasan mengenai masalah-masalah lingkungan, dimana
tambang terbuka akan memberikan dampak lingkungan yang lebih besar
dibandingkan tambang bawah tanah.
d. Pengembangkan teknologi baru dalam peralatan Tambang Bawah Tanah,
khususnya dalam hal teknik penggalian dan peralatan penambangan yang
kontinyu, serta sistim konstruksi penyangga dan perkuatan yang semakin
baik.

C. Keunggulan Dan Kelemahan Tambang Bawah Tanah


Secara Umum

Keunggulan tambang bawah tanah


a. Tidak terpengaruh cuaca karena bekerja dibawah permukaan tanah
b. Kedalaman penggalian hampir tak terbatas karena tidak berkait dengan SR
c. Secara umum beberapa metode tambang bawah tanah lebih ramah
lingkungan (misal: cut and fill, shrinkage stoping, stope and pillar)
d. Dapat menambang deposit dengan model yang tidak beraturan
e. Bekas penggalian dapat ditimbun dengan tailing dan waste.

Kelemahan tambang bawah tanah

a. Perlu penerangan
b. Semakin dalam penggalian maka resiko ambrukan semakin besar
c. Produksi relatif lebih kecil dibandingkan tambang terbuka
d. Problem ventilasi, bahan peledak harus yang permissible explossive, debu,
gas-gas beracun.
e. Masalah safety dan kecelakaan kerja menjadi kendala
f. Losses dan dilusi umumnya lebih susah dikontrol
D. Ruang Lingkup Bawah Tanah

Jenis-jenis pekerjaan pada tambang bawah


anah antara lain:
1. Penyiapan sarana dan prasarana di permukaan
2. Penyiapan sarana dan pekerjaan bawah tanah, meliputi
a. pembuatan jalan masuk utama (main acces pada primary
development)
b. pembuatan lubang-lubang sekunder dan tersier (secondary
development dan tertiary development)
3. Kegiatan eksploitasi: breaking (loosening) dengan pemboran dan
peledakan, pemuatan(loading), pengangkutan (hauling, tranporting)
4. Penanganan dan operasi pendukung: penyanggaan, penerangan, ventilasi,
penirisan, keselamatan kerja, dll).

E. Faktor-Faktor Pemilihan Metode Tambang Bawah Tanah

1. Dimensi Atau Ukuran Endapan Deposit

Pengertian :
Dimensi atau ukuran endapan adalah geometri dari endapan bahan galian, yang
meliputi volume endapan (tebal endapan x luas endapan) dan bentuk endapan
(urat bijih, lensa dan lodes serta placer).

Alasan :
Dimensi atau ukuran endapan dijadikan faktor yang harus diperhatikan dalam
pemilihan metode penambangan bawah tanah, karena dengan mengetahui ukuran
endapan maka perancangan suatu tambang bisa dilakukan misalnya metode yang
digunakan untuk endapan dengan ukuran kecil akan berbeda dengan endapan
ukuran besar, karena bila dilihat dari segi ekonomis, maka endapan dengan
ukuran kecil kemungkinan tidak akan menggunakan penyangga sedangkan
endapan ukuran besar kemungkinan akan menggunakan penyangga.
2. Arah Dan Kemiringan

Pengertian:
Arah penyebaran suatu endapan atau biasa disebut “strike” merupakan
sudut horizontal yang dibentuk oleh suatu endapan, yang umumnya diukur dari
titik arah utara ke arah timur.
Sedangkan kemiringan biasa disebut “dip” yakni sudut vertikal yang
dibentuk oleh suatu endapan, yang diukur dari arah bidang horizontal terhadap
kemiringan suatu endapan. Arah dan kemiringan memiliki satuan yang sama yaitu
derajat (o) dan diukur menggunakan kompas geologi.

Alasan:
Arah dan Kemiringan dijadikan faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan
metode penambangan bawah tanah, karena kemiringan akan sangat berpengaru
terhadap cara penambangan dan pembuatan lubang bukaan serta pengangkutan
yakni apakah nantinya horizontal, vertikan atau miring.

3. Kedalaman Endapan Bijih Dari Permukaan

Pengertian:
Kedalaman endapan bijih dari permukaan adalah jarak letak endapan bijih yang
diukur dari permukaan ke dalam bumi.

Alasan:
Kedalaman sangat penting karena akan digunakan sebagai data pertimbangan
dalam menentukan sistem penambangan maupun metode penambangan yang
cocok digunakan. Hal ini berkaitan dengan perhitungan striping ratio yaitu berapa
over burden yang dikupas untuk mendapatkan satu ton endapan bijih.
Dari striping ratio ini dapat ditentukan sistem penambangan yang
digunakan. Sedangkan hubungannya dengan metode tambang tanah adalah
berhubungan dengan penggunaan penyangga, yakni untuk endapan yang tidak
terlalu dalam, beban dari atas kemungkinan tidak besar sehingga dalam kegiatan
penambangannya juga tidak terlalu membutuhkan penyangga, namun di samping
itu juga perlu memperhatikan kekuatan dan kekerasan batuan samping serta berat
jenis dari batuan di atasnya.

4. Umur Tambang

Pengertian:
Umur tambang adalah lamanya operasi penambangan atau waktu yang
dibutuhkan untuk menambang suatu endapan bahan galian dari suatu kegiatan
penambangan, yang didapat dari pembagian jumlah cadangan endapan bahan
galian yang ada dengan target produksi perusahaan tambang tersebut.

Alasan:
Berpengaruh terhadap biaya yang akan digunakan, yakni semakin lama umur
tambang maka biaya penambangan juga akan semakin besar. Selain itu juga akan
berpengaruh terhadap penggunaan penyangga, misalnya untuk umur tambang
yang lama kemungkinan akan menggunakan penyangga dan untuk umur tambang
yang singkat jika melihat segi ekonomis, lebih baik tidak menggunakan
penyangga (namun perlu memperhatikan geometri dan karakteristik endapan
maupun batuan samping).

5. Nilai Endapan

Pengertian:
Nilai Endapan adalah harga suatu endapan bijih di pasaran berdasarkan
permintaan pasar. Dalam hal ini berhubungan dengan keuntungan yang akan
diperoleh dari hasil penjualan suatu endapan setelah dikurangi dengan biaya
penambangan, pengolahan sampai penjualan.

Alasan:
Nilai endapan akan berpengaruh terhadap layak tidaknya suatu endapan untuk
ditambang serta akan berpengaruh terhadap metode penambangan yang akan
diterapkan dengan memperhitungkan biaya pembuatan penyangga jika harus
menggunakan penyangga.
6. Modal Yang Tersedia

Pengertian:
Modal yang tersedia adalah modal yang dimiliki oleh suatu perusahaan
pertambangan dalam membiayai semua kegiatan tambang, modal biasa berupa
saham, pinjaman dan obligasi.

Alasan:
Modal yang tersedia sangat berpengaruh dalam pemilihan metode
penambangan bawah tanah karena, biaya untuk membuat suatu metode
penambangan harus di sesuaikan dengan biaya yang tersedia atau yang di miliki
perusahaan.

7. Letak Atau Posisi Ore Body

Pengertian:
Letak keberadaan suatu endapa bahan galian atau badan bujih di bawah
permukaan bumi.

Alasan:
Letak atau posisi dari suatu badan bijih akan mennjadi dasar dalam pembukaan
tambang. Karena dengan mengetahui letak/posisi akan mempermudah dalam
menentukan metode penambangan yang tepat.

8. Sifat Fisik/Kimia Dari Ore Body Dan Country Rock

Pengertian:
Sifat fisik yang dimaksud adalah terutama kekerasan dan kekuatan bijih,
sedangkan sifat kimia adalah keasaman dan kebasaan suatu badan bijih dan
country rock adalah batuan samping yang ada di sekitar endapan bijih.
Alasan:
Sifat kimia dan sifat batuan samping sangat berpengaruh dalam menentukan
metode penambangan bawah tanah karena sifat kimia dan sifat fisik akan
berhubungan dengan kestabilan dari badan bijih maupun batuan samping jika
dilakukan penggalian/penambangan sehingga dijadikan sebagai pertimbangan
dalam menentukan metode penambangan apakah perlu menggunakan penyangga
atau tidak menggunakan penyangga.

9. Swell Faktor

Pengertian:
Swell Faktor adalah factor pengembangan yakni perbandingan antara volume
insitu dengan volume loose dikali 100%.

Alasan:
Material yang terdapat di alam dalam keadaan padat dan terkonsolidasi
dengan baik, hanya sedikit ruang–ruang yang terisi udara di antara butir–butirnya,
akan tetapi jika material tersebut digali dari tempat aslinya maka akan terjadi
pemuaian volume yang besarnya dinyatakan dengan swell faktor (SF). Oleh
karena itu akan berpengaruh terhadap perhitungan jumlah produksi dan nantinya
akan berkaitan dengan pemilihan metode penambangan.

10. Air Tanah

Pengertian:
Air tanah adalah air yang letaknya di antar butir-butir tanah atau lapisan pembawa
air (aquifer) yang terdapat di dalam tanah membentuk suatu aliran air.

Alasan:
Adanya air tanah menambah beban pada bukaan dan adanya tekanan
hidrostastis terutama pada rekahan yang dapat menyebabkan kelongsoran,
munculnya kebutuhan akan sistem penyaliran, sehingga perlu pertimbangan dalam
pemilihan metode penambangan bawah tanah.
11. Biaya Penambangan

Pengertian:
Biaya penambangan adalah biaya yang dibutuhkan dalam menjalankan
seluruh kegiatan penambangan. Biaya penambangan dihitung dan diperkirakan
dalam perencanaan tambang sesuai dengan modal yang tersedia.

Alasan:
Besarnya biaya yang akan digunakan pada penambangan akan berpengaruh
terhadap pemilihan metode yang akan diterapkan atau metode penambangan yang
akan digunakan akan sangat tergantung pada biaya yang tersedia. Misalnya
metode penambangan yang menggunakan penyangga akan membutuhkan biaya
yang lebih besar jika dibandingkan dengan metode yang tidak menggunakan
penyangga.

12. Fasilitas Yang Tersedia

Pengertian:
Fasilitas yang tersedia adalah fasilitas-fasilitas yang dimiliki oleh
perusahaan dalam melaksanakan dan menunjang kegiatan – kegiatan
pertambangan serta fasilitas untuk kesehatan dan keselamatan pekerja.

Alasan:
Untuk mencapai target produksi serta menjaga agar proses penambangan
dapat berjalan sesuai dengan rencana, dengan biaya penambangan yang minimum
dalam suatu kegiatan penambangan, maka dalam memilih metode penambangan
bawah tanah harus disesuaikan dengan fasilitas–fasilitas yang tersedia.
Sistem Penambangan Dalam
Tambang Bawah Tanah
13. Kecenderungan Ore Untuk Pecah Atau Hancur

Pengertian:
Kecenderungan ore untuk pecah atau hancur adalah sifat fisik dari endapan
bahan galian yang cenderung pecah atau hancur apabila mendapat beban, tekanan
serta getaran karena adanya kegiatan penambangan yang dilakukan.

Alasan:
Kecenderungan ore untuk pecah atau hancur sangat menentukan metode
penambangan yang akan diterapkan, karena metode penambangan untuk endapan
bijih yang mudah pecah atau hancur akan berbeda dengan endapan bijih yang
tidak mudah pecah atau hancur. Misalnya endapan bijih yang mudah pecah atau
hancur kemungkinan harus menggunakan penyangga sedangkan untuk endapan
bijih yang tidak mudah pecah atau hancur tidak perlu menggunakan penyangga.

F. Metoda Tambang Bawah Tanah

Tinjauan metode tambang bawah tanah adapun metode tambang bawah


tanah dapat digolongkan menjadi 3 golongan besar, yaitu :

1. Self Supported Opening merupakan metode tambang bawah tanah yang


tidak menggunakan penyangga.
- Geophering
- Underground glayhole
- Sringkage stopping
- Sublevel stopping
-
2. Supported opening merupakan metode tambang bawah tanah
yang menggunakan penyangga.

- Cut and fill


- Square set stopping
- Stoll stopping

1
KELOMPOK 1
3. Caving method

- Top slicing
- Sub level caving
- Block caving

Penambangan Bawah Tanah Dengan Sedikit Penyangga Bahkan Tidak Ada

1. Gophering Coyoting

1. Metode Gophering Coyoting mempunyai ciri-ciri:


2. Arah penambangan hanya mengikuti arah endapan bijih.
3. Cara pengerjaannya tidak sistematis.
4. Alat dan cara penambangnya sangat sederhana.
5. Tanpa perencanaan rinci, karena dalam penambangnya hanya mengikuti
arah endapan.
2. Glory Hole Methode

1. Metode Glory Hole Methode merupakan system penambangan dengan


cara bebas membuat lubang bukaan, dikarenakan baik batuan induk
maupun endapan bijih relative kuat. mempunyai ciri-ciri:
2. Metode ini cocok untuk endapan yang sempit atau relative sedikit.
3. Lebar endapan antara 1 – 5 m, tetapi dengan arah memanjang ke bawah
berbentuk bulat atau elips.
4. Endapan bijih dan batuan induk kuat.
3. Shrinkage Stoping

3.1 Penjelasan Umum


Shrikage stoping adalah sistem penggaliannya dilakukan secara over hand.
Shrinkage stoping diterapkan untuk badan bijih yang besar, kemiringan 50˚-90˚
(sleeply). Metode ini terletak antara kelas open stope dan filled stope. Bijih
dihancurkan secara metode overhand dan dibiarkan terkumpul dalam stope.
Mengingat bijih akan mengembang dila dihancurkan makia sekitar 35% dari
volume batuan yang dihancurkan setiap peledakan harus diambil untuk
memberikan ruangan yang cukup dagi pekerja untuk bekerja diantara bagian atas
bijih lepas dengan atap.

Apabila bijihnya lemah, maka bagian atap diatas pekerja dapat disangga
dengan baut batuan selama penambangan. Dinding stope secara otomatis akan
disangga oleh bijih lepas sampai kegiatan penambangan bijih selesai. Selanjutnya
bijih diambil secara keseluruhan, membentuk stope yang kosong. Dalam kasus ini
membetuk open stope atau metode shrinkage stoping general. Apabila
dikhawatirkan akan terjadi keruntuhan, dan hal ini tidak diinginkan, maka stope
dapat diisi oleh waste yang berasal dari stope atau kegiatan diatasnya, dalam kasus
ini membentuk filled stope atau metode shrinkage and fill.

Development yang dilakukan mirip dengan sublevel stoping, kecuali tidak


mempunyai sublevel. Penambangan bijih dilakukan pada sayatan horizontal
dimulai dari bagian bawah mengarah ketas melalui suatu manway. Manway dibuat
dekat pillar vertical yang memisahkan stope yang berdekatan. Pillar vertical
berukuran lebar diatas 40 feet.

3.2 Stuktur Shrinkage Stoping

Pada shrinkage stoping, ore di angkut di horizontal slice, dimulai dari


bawah stope dan terus maju ke atas. Bagian dari ore yang hancur ditinggalkan di
stope yang telah ditambang, yang berfungsi sebagai platform kerja untuk
menambang ore bagian atas dan untuk mensupport dinding-dinding stope. Melalui
blasting, batuan menambah volume yang didudukinya sekitar 50%, oleh karena
itu 40% dari ore yang telah di blasting harus diambil secara kontinyu selama
penambangan untuk menjaga supaya keseimbangan headroom antara atas dan
bawah ore yang telah diblasting. Ketika stope telah maju ke batas atas dari stope
yang direncanakan, hal ini dihentikan, dan sisanya yang 60% dari ore dapat di
ambil.
Ore body yang lebih kecil dapat ditambang dengan satu stope, area yang
lebih besar dari ore body dibagi atas beberapa stope yang terpisah oleh pillar
untuk menstabilkan hanging wall. Pillar biasanya dapat diambil setelah
penambangan yang reguler selesai. Sub level stoping termasuk kedalam
penyanggaan yang dilakukan secara overhand. Dengan menggunakan pillar
buatan dari waste rock dan stull timber yang menyanggan dan melintang pada Sub
level stoping dipasang pada geometri yang sistematis.berfungsi sebagai berpijak
pekerja dan sebagai peluncur bijih, membentuk corong dan manway lining, dan
sebagai penyangga lekat. Shrinkage stoping dapat dipakai pada ore body dengan :

Ø Dip yang tegak atau >700.


Ø Ore nya kuat.
Ø Hanging wall dan foot wall stabil secara komparatif.
Ø Ore body homogeny.
Ø Ore tidak dipengaruhi storage di stope (seperti sulfida ore yang cenderung
terbakar dan terpisah ketika terekspos ke udara.

Syarat atau ciri-ciri Metode Shrinkage Stoping:

Cocok untuk batuan kuat.


- Endapan mempunyai kemiringan lebih dari 700.
- Tebal endapan tidak lebih dari 3 m.
- Endapan bijih memiliki nilai yang tinggi baik kadar maupun harganya.
- Endapan bijih harus homogen atau uniform.
- Penambangan tidak selektif.
- Bukan merupakan endapan Sulfida (Fe), karena endapan Sulfida harus
dengan metode selective mining, hal ini guna menghindari pengaruhnya pada
asam tambang.

Development untuk shrinkage stoping terdiri atas :


 Drift pengangkutan sepanjang bagian bawah stope.
 Crosscut ke ore di bagian bawah stope.
 Finger raise dan cones dari crosscut ke undercut.
 Undercut atau lapisan bawah stope 5-10 m di atas drift pengangkutan.
 Raise dari level pengangkutan melalui undercut ke level utama
untuk menyediakan akses dan ventilasi ke stope.

Keuntungan
metode Shrinkage stoping:
- Investasi yang kecil terhadap alat-alat/mesin-masin karena
membutuhkan sedikit alat-alat.
- Ore dapat langsung didumping secara langsung ke alat angkut melalui chute.
- Mengeliminasi hand-loading.
- Dapat langsung berproduksi.
- Mining Recovery tinggi.

Kerugian

metode Shrinkage stoping:


- Kondisi kerja sulit
- Mouska Mine.
- Canada Diamond Mine.
- Schwartzwalder Mine

Metode Shrinkage Stoping mempunyai syarat atau ciri-ciri:

1. Cocok untuk batuan kuat.


2. Endapan mempunyai kemiringan lebih dari 70o.
3. Tebal endapan tidak lebih dari 3 m.
4. Endapan bijih memiliki nilai yang tinggi baik kadar maupun harganya.
5. Endapan bijih harus homogen atau uniform.
6. Penambangan tidak selektif.
7. Bukan merupakan endapan Sulfida (Fe), karena endapan Sulfida harus
dengan metode selective mining, hal ini guna menghindari
pengaruhnya pada asam tambang.
8.
4. Sublevel Stoping

Sublevel Stoping adalah penambangan bawah tanah dengan cara membuat


level-level, kemudian dibagi menjadi sublevel-sublevel. Sedangkan syarat-
syaratnya sebagai berikut:
1. Ketebalan cebakan antara 1 – 20 m.
2. Kemiringan lereng sebaiknya lebih dari 30o.
3. Baik endapan bijih dan batuan induk harus kuat dan keras.
4. Batas endapan bijih dan batuan induk harus kuat dan tidak ada retak-retak
ketika dilakukan penambangan. Hal ini diperlukan agar tidak terjadi dilusi
atau pencampuran dua material. Dalam hal ini pencampuran endapan bijih
dengan batuan induk.
5. Penyebaran kadar bijih sebaiknya homogen.

5. Stope Dengan Penyanggaan Alamiah atau Open Stope

Aplikasi open stope secara umum:

1. Daerah bijih dan country rock kuat, kecuali cebakan tipis-datar atau sedikit
miring yang dapat ditambang dengan retreating system
2. Bijih kadar rendah atau nilai ekonomis rendah, mengingat pillar berupa
bijih dan losses tinggi. Pada bijih kadar tinggi dapat dilakukan pillar
robbing.
3. Penambangan sangat selektif. Pada steep dip 500 – 900 dimungkinkan
meninggalkan kadar rendah sbg pillar. Pada flat dip 00 – 200 mempunyai
selektifitas tinggi.
4. Pada flat dip dimungkinkan sortasi, untuk steep dip dilakukan sortasi secara
terbatas.
5. Aplikasi umum: tabular dinding teratur, batas dinding jelas. Kadang
diterapkan untuk cebakan yang besar, menggumpal (massive), dinding
irregular.

5.1. Open Stope Dengan Underhand Stoping

· Level bagian atas dan bawah dihubungkan dengan raise


· Penambangan dimulai dari level atas menuju level bawah
(underhand stoping), sehingga terbentuk jenjang untuk berdiri
pekerja
· Broken ore dijatuhkan secara gravitasi menuju haulage drive sehingga
meminumkan transportasi mekanikal.
·
Aplikasi:
1. Bijih ketebalan 3-4 meter
2. Kemiringan 500, pemindahan bijih secara gravitasi
3. Bukan sebagai metode utama, hanya sebagai metode tambahan untuk ekstraksi
bijih yang terpisah dari bijih utama atau bagian badan bijih utama yang
memberikan kondisi yang cocok
4. H/W dan F/W kompeten untuk mengurangi ore pillar
5. O/Z boleh inkompeten karena bijih menjadi tempat berpijak pekerja

Keuntungan:
1. Unjuk kerja pemboran baik
2. Kebutuhan penyanggaan sedikit
3. Memanfaatkan gravitasi untuk transportasi broken ore
4. Pemboran dilakukan kearah bawah
5. Kehilangan bijih halus kadar tinggi lebih sedikit

Kerugian:
1. Sortasi sukar dilakukan dalam stope
2. Kondisi kerja berbahaya khususnya dibawah backs dan walls, interval
level harus kecil
3. Fasilitas menempatkan waste dlm stope sangat terbatas
4. Broken ore dikeluarkan pada “satu titik”, produksi kecil

5.2. Open Stope Dengan Overhand Stoping

· Level bagian atas dan bawah dihubungkan dengan raise


· Penambangan dimulai dari level bawah menuju level atas (overhand stoping)
· Untuk bijih yang curam diperlukan platforms (3-4 meter vertikal, 1-2 meter
horizontal) untuk perpijak pekerja
· Broken ore dijatuhkan secara gravitasi menuju haulage drive sehingga
meminumkan transportasi mekanikal
· Haulage level dilindungi oleh ore pillar atau timber mat

Aplikasi:
1. Ketebalan bijih 3-4 meter
2. Kemiringan 500, pemindahan bijih secara gravitasi

3. Kemiringan diatas 500, diperlukan platform pekerja


4. Bukan sebagai metode utama, hanya sebagai metode tambahan untuk
ekstraksi bijih yang terpisah dari bijih utama atau bagian badan bijih utama
yang memberikan kondisi yang cocok
5. H/W dan F/W kompeten untuk mengurangi ore pillar
6. Badan bijih kompeten

Keuntungan:
1. Posisi backs tidak memberikan bahaya, interval level dapat lebih kecil.
2. Sorting dilakukan secara sistimstis
3. Waste hasil sorting dapat ditumpuk pada mine out area
4. Kondisi kerja lebih aman dan aplikasi lebih elastis
5. Pada kemiringan yang kecil broken ore jatuh pada haulage drive
secara gravitasi

Kerugian :
1. Unjuk kerja pemboran menurun
2. Kemiringan bijih diatas 450 diperlukan platform pekerja
3. Lebih banyak memerlukan material penyangga
4. Lebih besar kehilangan bijih ukuran halus kadar tinggi

5.3. Open Stope Dengan Breast Stoping Atau Stope And Pillar

· Pembongkaran dilakukan secara maju (advancing) terhadap bijih horisontal


kurang 3 meter, dimana kondisi tersebut tidak memungkinkan penambangan
underhand maupun overhand.
· Endapan yang lebih tebal dari 3 meter, maka dilakukan berjenjang, dengan
tebal maksimum 13 meter
· Penyanggaan atap dilakukan secara pemanen atau semi permanen (pillar) dari
bijih itu sendiri yang kadang-kadang diperkuat dengan semen disekelilingnya
(spray cement,
pouring cement)

Prosentase bijih sebagai pillar tergantung pada:

1. Karakter atap: menentukan jarak antara pillar


2. Karakter lantai: menentukan jarak antara pillar
3. Kekuatan bijih: menentun ukuran penampang pillar

Pada cebakan datar ketebalan 4 – 5 meter, dilakukan penggalian bijih


sehingga terbentuk “wide drifts” dan ditinggalkan pillar secara sistimatis. Pillar
dapat ditinggalkan sebagai penyangga permanen atau dilakukan “pillar robbing”.
Pada tahap pertama penggalian, hanya diperoleh mining recovery sekitar 60%,
dan meningkat menjadi 80% setelah dilakukan pillar robbing.
Penambangan stope and pillar digunakan di tambang uranium Elliot Lake.
Daerah penambangan dibagi menjadi ruang segiempat teratur yang dipisahkan
oleh pillar. Pembuatan ruangan diawali pembuatan pillot raise ke arah kemiringan
lapisan, dan dari pillot raise ini selanjutnya dibuat crosscut.

Aplikasi:
1. Cebakan tidak bernilai tinggi, sejumlah bijih ditinggal sebagai pillar
2. Ketebalan tidak lebih dari 7 meter
3. Ketebalan diatas 7 meter akan mengakibatkan mining recovery semakin
kecil dan bahaya runtuhan atap
4. Cebakan mendatar sampai kemiringan 200-500 (moderately steep)
a. horizontal mining: stope and pillar untuk bijih mendatar atau hamper
mendatar
b. inclined mining: stope and pillar untuk kemiringan 200-300, penambangan
searah dip, tidak meungkunkan memakai mobile equipment
c. step mining: stope and pillar untuk kemiringan 300-500, dibentuk daerah kerja
sedemikian rupa sehingga memungkinkan penggunaan mobile equipment
5. Batuan atap dan lantai kompeten, untuk meminimalkan pemakaian pillar
6. Bijih kompeten untuk mengurangi lebar pillar
7. Kedalaman tidak terlalu besar untuk menggurangi beban yang harus
disangga pillar

Keuntungan:
1. Biaya penambangan rendah
2. Memungkinkan sortasi dalam stope, dan waste ditinggal pada ruang
kosong yang ada
3. Memungkinkan mekanisasi dari drilling, loading
Kerugian:

1. Losses sebagai pillar mencapai 40%, dengan pillar robbing yang


efektip menjadi 20%
2. Bahaya runtuhan dari hangging wall, khususnya bila mempunyai joint dan
cracks yang sejajar
3. Daerah yang harus diatur ventilasinya sangat luas

Metode dapat dimasukkan dalam stope and pillar (bukan room and pillar) apabila
memenuhi dua dari tiga hal:
1. Pillar tidak teratur dan terletak acak
· Kadar rendah atau waste sebagai pillar
· Bukan untuk memperoleh bentuk atau perencanaan tambang yang sistimatis,
ttp. sekedar menyangga atap
· Penyusun pillar adalah batuan, maka relatif kuat dan berdimensi kecil
2. Ketebalan cebakan lebih besar 6 meter
· Tebal tetapi aman secara teknik, maka dilakukan tidak berjenjang
· Tebal dan tidak aman secara teknik, maka dilakukan berjenjang
3. Komoditas yang ditambang adalah mineral,
bukan batubara
· Batubara dapat ditambang secara room and pillar
· Tidak ada cebakan batubara ditambang secara stope and pillar
· Rule of tumb: room and pillar untuk coal, dan stope and pillar untuk noncoal

6. Stope Dengan Penyanggaan Alamiah atau Open Stope


6.1 Cut and Fill

Cut and fill merupakan suatu cara penambangan yang mengali bagian demi
bagian. Sebelum pengalian berikutnya dilakukan maka dilakukan penggisian
material dari luar untuk mengantikan material yang telah ditambang. Dan
material-material tersebut dapat berfungsi sebagai :
a. Tempat berpijak pengalian dan pemborab berikutnya
b. Sebagai penyangga country rock
c. Mencegah terjadinya surface subsidence secara tiba-tiba jika sudah banyak
material yang diambil.

Sedangkan syarat dari pemakai methode ini adalah :


a. Untuk penambangan dengan country rock agak lunak
b. Untuk endapan berbentuk vien harus memiliki dip kurang dari 45 derajat
c. Ketebalan bijih antara 1 – 6 meter
d. Memiliki batas yang kurang jalas antara ore body dan country rock
e. Memiliki kadar tinggi agar pembelian material pengisi seimbang
dengan penambangan.

6.2 Stull Stoping

Stull stoping merupakan suatu cara dimana tempat penggalian disanggah


dengan menggunakan kayu dari foot wall sampai hanging wall. Pengaruh kayu
yang demikian disebut dengan “stull” yang dapay dipasang dengan jarak yang
konstan atau dengan jarak yang sembarang mengingat pemasangan hanya pada
tempat-tempat tertentu saja. Syarat dari pemakaian metode ini antara lain :
a. Country rock cukup kuat namun mudah pecah berbongkah-bongkah, untuk
material yang lunak stull kurang cocok mengingat ini digunakan bukan untuk
menahan beban yang besar.
b. Ketebalan dari ore berkisar antara 1 – 3 meter.
c. Memiliki mining recovery yang tinggi dan kadar yang tinggi.

6.3 Square Setting

Square setting merupakan suatu cara penambangan dengan menyangga


secara sistematis disetiap bagian-bagian yang telah selesai ditambang, dengan
menggunakan kayu yang bebentuk empat persegi panjang atau bujur sangkar.
Pemakaian metode ini memiliki syarat antara lain :
a. Bijih sangat mudah runtuh sehingga perlu suatu penyangga yang
sistematis pada setiap bagian yang telah selesai ditambang. Sedangkan country
rocknya sendiri juga mudah runtuh. Mudah runtuhnya suatu endapan bijih
disebabkan oleh beberapa hal antara lain : penyisipan batuan lunak diantara bijih,
jika pembentu bijih merupakan mineral-mineral sulfida biasanya gampang
rapuh, adanya perubahan-perubahan struktur geologi disekitarnya.
b. Kemiringan harus lebih dari 45 derajat
c. Ketebalan endapan minimal 3,5 meter
d. Memiliki kadar d n minin recovery yang tnggi
e. Memiliki batas-batas yang kurang jelas antara badan bijih dan country rocknya.

7. Tambang Bawah Tanah (Block Caving)

Penerapan metode caving (ambrukan) memanfaatkan:

1. Berat bijih, atau


2. Tekanan batuan diatasnya, atau
3. Keduanya secara bersamaan

Sehingga penambangan menjadi lebih murah dan tersedia fasilitas


penyanggaan secara otomatis. Bagian atas undercut dari endapan akan runtuh
mengisi ruang pada undercut tersebut, dan kegiatan peledakkan akan dikurangi
atau dihemat secara besar-besaran.
Pada kegiatan penambangan bijih, daerah kerja akan diisi oleh broken ore
diatasnya, sehingga tidak perlu melakukan penyanggaan terhadap bijihnya.
Tingkat kesuksesan metode caving tergantung:
1. Bila semakin besar kecenderungan bijih untuk pecah/hancur dengan
sendirinya (karena tekanan bijih itu sendiri dan tekanan tanah penutup).
2. Bila semakin mudah batuan diatas bijih untuk runtuh dan mengisi
daerah kosong.
3. Bila diijinkan terjadi amblesan di atas permukaan tanah.
7.1 Sub-Level Caving

Dikembangkan dari metode top slicing, dan sekarang sangat populer karena
dimungkinkan melakukan mekanisasi. Metode sublevel caving yang baik
diterapkan di Craigmont Mines Ltd di British Columbia:
ü Diterapkan sejak tahun 1967.
ü Untuk menggantikan open pit karena batuan dinsing terlalu lemah
(inkompeten).
ü Lebih ekonomis dan efisien dibandingkan cut and fill untuk batuan lemah yang
sama.
Urutan kegiatan sublevel caving di Craigmont:

1. Haulage drift berjarak 31 feet secara vertikal, dan dihubungkan dengan ramp
dengan kemiringan 20%.
2. Drift produksi (terhubung dengan dari haulage drift) dibuat menembus
badan bijih dengan interval 25 feet.
3. Dibuat slot raise sepanjang 50 feet menembus bijih disetiap ujung
drift produksi.
4. Membuat pemboran kipas (fan drilling) sebanyak 10-12 lubang membentuk
sudut 800.
5. Meledakkan dua buah pemboran kipas dimulai dari slot raise.
6. Melakukan penarikan broken ore dengan LHD dan menumpahkan ke ore pass,
sampai sebagian waste ikut terambil.
7. Langkah nomor 5 diulangi sampai seluruh bijih terambil dan rongga akan
diisi oleh waste runtuhan open pit.

Aplikasi penerapan metode ini, antaralain:

1. Badan bijih besar dan cukup kompeten, yang tidak cocok untuk
sublevel stoping ataupun block caving (karena tidak cukup baik
menghasilkan caving).
2. Badan bijih sempit kemiringan 500-900 (steeply) dan mempunyai dimensi
vertical.
3. Sebagai pengganti metode cut and fill.
4. Cocok untuk badan bijih segala kedalaman, dan tidak memerlukan
dinding yang kompeten.
5. Terjadi runtuhan yang menerus pada hanging wall selama proses pengambilan
bijih.
6. Kondisi yang dijinkan terjadinya dilusi dan losses.
7. Untuk kondisi dimana mineral berharga dan waste rock mudah dipisahkan
(misal: pemisahan magnetik).
8. Metode ini relatif baru dan belum secara menyeluruh dimengerti, tetapi terus
dikembangkan.

Keuntungan
dalam penerapan metode ini, antaralain:

1. Mudah dilakukan mekanisasi.


2. Tidak ada pillar yang ditinggalkan.
3. Produksinya besar.
4. Dapat dilakukan seleksi pada bijih.
5. Development dilakukan pada bijih itu sendiri.
6. Merupakan metode paling ekonomis dan aman untuk batuan inkompeten.
7. Development opening tidak selalu harus secara dipertahankan
terus menerus.
8. Caving pada dinding akan membantu proses
pengecilan broken ore. Sedangkan, Kerugian dalam
penerapan metode ini, antaralain:
1. Dilusi tinggi (sifat inheren), semakin tinggi dilusi maka semakin tinggi
mining recovery.
2. Penambangan tidak terkonsentrasi: pengawasa sulit
7.2 Block Caving

Diperlukan pembuatan undercuting di bawah suatu blok bijih yang besar,


sehingga memungkinkan blok bijih tersebut ambruk. Urutan kegiatan
penambangan sublevel caving:
1. Pembuatan crosscuts sistimatis di bawah badan bijih.
2. Dari crosscuts dibuat finger raise menembus bijih.
3. Bijih digali dibagian bawahnya membentuk undercut, sehingga runtuh dan
hancur oleh berat bijih dan berat batuan diatasnya (overlying capping)
membentuk broken ore yang cukup kecil untuk ditarik melalui draw point.
4. Runtuhan biasanya menerus sampai ke permukaan bumi, apabila overburden
telah ikut terpengaruh oleh penarikan broken ore.
5. Penarikan bijih terus berlangsung sampai terlihat material overburden pada
draw point. Saat ini telah berhasil menangani blok bijih dengan tinggi 50 meter
sampai 350 meter. Kriteria sukses operasi block caving, antaralain:

Apabila blok bijih yang besar dapat cepat hancur.

1. Perolehan broken ore memadai.


2. Dilusi kadar minimum.
3. Kerusakan relatif kecil pada bukaan-bukaan yang dipersiapkan selama
development.

Aplikasi
dalam penerapan metode ini, antaralain:

1. Urat lebar dan lapisan tebal, cebakan homogen, overburden bersifat segera
runtuh.
2. Batuan penutup (caving) mempunyai sifat runtuh.
3. Bijih cukup kuat (tidak runtuh) saat development, dan segera runtuh bila
undercut diledakkan.
4. Daerah bijih relatif kering: menghindari terbentuk lumpur yang akan
mempersulit kontrol penarikan broken ore.
5. Kadar homogen: block caving tidak selektif.
6. Ideal untuk cebakan porphyry copper: mempunyai bijih dan caving lemah
(tembagapura, papua)

Keuntungan
Penerapan metode ini, antara lain:

1. Biaya penambangan rendah.


2. Output tinggi: 10.000 – 100.000 ton/hari.
3. Mekanisasi: tenaga buruh sedikit.
4. Timber sedikit: mengurangi bahaya kebakaran.
5. Produksi terkonsentrasi: pengawasan mudah.
6. Kecelakaan tambang rendah

Sedangkan,
Kerugian
Dalam penerapan metode ini, antaralain:

1. Modal besar, dan developmen lama.


2. Dilusi broken ore dengan waste rock.
3. Bijih kadar rendah pada capping dan batas badan bijih akan hilang
(tidak terambil).
4. Tidak fleksibel, tidak dapat diubah ke metode lain.
G. Peralatan Tambang Bawah Tanah
Peralatan tambang bawah tanah merupakan alat yang umum digunakan
dan khususnya dirancang untuk tambang bawah tanah.
Pengankutan tambang bawah tanah adalah usaha atau cara mengeluarkan
bijih atau bahan galian lain atau kebutuhan tambang bawah tanah atau dari hasil
penambangan bawah tanah.
Peralatan dan pengangkutan tambang bawah tanah adalah bagian dari
disiplin ilmu pertambangan yang mempelajari seluk beluk peralatan tambang
bawah tanah dan proses pengeluaran bahan galian dari bawah permukaan tanah
kepermukaan tanah.
Tujuan dari peralatan dan pengenalan tambang bawah tanah yaitu :

1. Untuk mengetahui seluk beluk tambang bawah tanah


2. Untuk mengetahui system tambang bawah tanah
3. Untuk merancang peralatan yang digunakaan sesuai dengan metode yang
digunakan. Factor-faktor yang diperhatikan dalam pemilihan tambang
bawah tanah :
1. Dimensi / ukuran endapan deposit
2. Arah dan kemiringan
3. Kedalaman endapan bijih dari permukaan
4. Umur tambang
5. Letak atau posisi ore body
6. Sifat fisik/kimia dari ore body dan country rock
7. Swell factor
8. Air tanah
9. Biaya penambangan
10. Fasilitas yang tersedia
11. Kecenderungan ore body untuk
pecah atau hancur Macam-macam
cara transportasi, yaitu :
1. Manual haulage
2. Mechanical haulage
3. Transport raise
4. Hoisting

Aktivitas penambangan bawah tanah

1. Blasting (pembongkaran)

Peledakan dilakukan untuk melepskan batuan dari batuan induknya atau untuk
memperkecil ukuran atau lebih mudah diangkut dengan menggunakan bahan
peledak. Tujuan peledakan Tambang Bawah Tanah

- Menghasilkan ruang untuk gudang, jalan saluran dan pembuatan trowongan


- Mengambil material/pembongkar material

Factor-faktor yang mempengaruhi peledakan:


- Jenis batuan
- Density batuan
- Struktur batuan
- Jenis bahan peledak, cara atau teknik peledakan

Dasar-dasar peledakan Tambang Bawah Tanah:


- Peledakan bawah tanah dilakukan kearah satu bidang bebas.
Sedangkan peledakan dipermukaan kearah dua bidang bebas.
- Tempat ledakan lebih terbatas, bahan peledak, jenis bahan peledak umumnya
low eksplosif

Factor-faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan bahan peledak pada


Tambang Bawah Tanah:
1. Sifat bahan peledak
- Api penyalaannya kecil
- Peledakannya berlangsung singkat
- Temperature peledakannya relative rendah
- Tidak menghasilkan gas beracun

2. Disesuaikan dengan material yang diledakkan


3. Partikuler set dari standart blasting
4. Besarnya biaya.
2. Mucking (pemuatan/loading)

Pemuatan pada Tambang Bawah Tanah istilahnya hamper sama dengan pemuatan
tambang terbuka (tb) yaitu pemuatan broken ore, dimuat keatas alat angkut untuk
selanjutnya diangkut keluar permukaan (pengangkutan)

Macam-macam alat muat yang digunakan


a. Continous loader
b. Scraper
c. Coal catter
d. Lhd (load haul dump)
e. Overshoot loader
f. Gathering arm loader

3. Hauling (pengangkutan)

Kegiatan pengangkutan Tambang Bawah Tanah adalah


- Usaha atau cara untuk mengeluarkan bijih hasil penambangan ke permukaan
- Kegiatan pengangkutan dimulai dari tempat penambangan ke penampungan
sementara selanjutnya ke mulut shaft kemudian ke happer, lori, atau langsung
ke dump truck untuk diangkut kepermukaan atau:
a. Dari tempat penambangan ke penampungan sementara
b. Dari penampungan ke mulut shaft (hosting dengan lori)
c. Dari penampungan ke hopper (belt conveyord) lori ataupun langsung ke truck
lewat incline.
Macam-macam jalan masuk ke Tambang Bawah Tanah dan alat angkut yang
sesuai:

1. Shaft vertical : incline kombinasi


2. Tunnel
3. Adit

Jenis-jenis alat angkut :


1. Shaft : cage, skip, pipa/pompa, kenekan.
2. Tunnel/adit : lokomotif dan lori, truck, belt conveyord, lhd,
pipa/pompa, shuttle car Jenis jalan pengangkutan :
1. Auxiliary haulage digunakan untuk mengangkut material dari stop eke
chute atau dari stop eke loading point
2. Main haulage ialah mengangkut material dari pit bottom ke
shaft station/keluar tambang. Macam-macam alat angkut :

Alat angkut mekanis :


1. Cage skip
2. Truck
3. Belt conveyord
4. Lori-lokomotif
5. Lhd
6. Rope haulage
7. Hoisting
8. Pipa pompa dan sutlle.

System pengangkutan Tambang Bawah Tanah

Pengangkutan Tambang Bawah Tanah merupakan upaya untuk mengeluarkan


ore dari permukaan kerja ke permukaan tanah, ataupun pengiriman alat dan bahan
dari permukaan kedalam tambang dan pengangkutan bawah tanah rancangan
system pengangkutan yang baik harus mencakup secara keseluruhan.
Pengangkutan didalam Tambang Bawah Tanah dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Gathering haulage adalah system pengangkutan yang langsung
berhubungan atau berhadapan dengan permukaan kerja.
2. Auxalary/secondary haulage adalah system pengangkutan yang
mengangkut material dari penambangan ke penampungan sementara.
3. Main haulage adalah system pengangkutan yang mengangkut material dari
penampungan sementara ke mulut shaft, ke happer langsung kepermukaan
tanah.
Macam-macam cara pengangkutan

1. Manual hauling adalah penangkutan dengan menggunakan


tenaga manusiandengan bantuan alat sedrhana dan atau hewan
2. Mechanical hauling adalah pengangkutan dengan alat-alat mekanis
3. Transport raise adalah pengangkutan dengan mengguakan system grafitasi
(ore press atau ore chute atau menggunakan raise).
4. Hoisting adalah pengangkutan dengan menggunakan kerekan.
Peralatan berbeda dengan peralatan tambang terbuka yakni dalam hal :
1. Geometri
2. Fungsi
3. Kekuatan

Jenis peralatan dan pengangkutan pada tambang bawah tanah tergantung pada
beberapa hal seperti :
1. Geometri endapan : bentuk, ketebalan, kemiringan dan struktur.
2. Karakteristik endapan adalah jenis endapan, kadar kekuatan, kondisi struktur,
kondisi pelapukan.
3. Karakteristik batuan samping
4. Posisi endapan terhadap permukaan
5. Kondisi air tanah
6. Tingkat produksi dan umur tambang
Macam-macam peralatan Tambang Bawah Tanah:

1. Alat pemboran
- Rock drill
- Drill jumbo
- Drill rigs

2. Alat muat/gali
- Overshoot loader
- Continous loader
- Gathering arm loader
- Scraper
- Goal chutter
- Lhd (load haul dump)

3. Alat angkut
- Truck
- Belt conveyord
- Lori + lokomotif
- Lhd
- Rope haulage
- Hoisting
- Pipa + pompa dan chage/skip

A. Scrafer

Penggunaan scraper pada tambang bawah tanah apabila metode gravitasi tidak
bias dimanfaatkan 30o – 35o, penggunaan scraper dapat menurunkan biaya
development, meningkatkan produksi, dan menurunkan biaya timber. Factor-
faktor yang mempengaruhi pemilihan scrafer ;
1. Sifat Material dan kondisi lantai kerja
2. Sudut adalah digging angle
3. Kapasitas scrafer dan berat buatan
4. Typy hoist yang digunakan dipengaruhi oleh tempat kerja

Untuk daerah naik atau turun pengaruhnya terhadap sudut gali, untuk
daerah naik digging angle relative besar dan material yang digali ditarik lebih
sedikit, sedangkan untuk daerah turun digging angle relative kecil dan
material yang digali relative besar. Hal-hal yang dibutuhkan untuk menetukan
tipe dan ukuran scrafer :
1. Kondisi material yang akan dipisahkan berat, basah, kering atau lengket,
ukuran material.
2. Tonage yang diinginkan : perjam pada jarak rata-rata, perjam pada jarak
terjauh, waktu produksi.
3. Kondisi tempat kerja : luas, lebar, panjang front kerja, jarak tempuh rata-rata
dan maksimum, kondisi lantai (kasar, licin), arah angkut material, gardien
lantai kerja (naik-turun)
4. Tenaga yang tersedia: tekanan udara, listrik
5. Maksud pemakaian scrafer untuk pekerjaan persiapan, produksi dan
pengisian.

Alat muat
Klasifikasi scrafer berdasrkan jumlah hoistnya scrafer diklasifikasikan menjadi 2 :

1. Single drum hoist


- Konstruksi, sebuah motor penggerak, 2 buah drum, sebuah tail rape,
sebuah mainrape, sebuah shape, sebuah scrafer.
- Aplikasi cocok untuk daerah dimensi sempit dengan produksi sedikit.

2. Double drum hoist


- Konstruksi sebuah motor penggerak, 2 buah drum, sebuah tail rape,
sebuah main rape, sebuah shape, sebuah scrafer.
- Aplikasi cocok untuk daerah dimensi sempit dengan produksi besar.

3. Tree drum hoist


- Konstruksi sebuah motor penggerak, 3 buah drum 3 buah amin rope, 2
buah tail rope, 2 buah toil shafe, sebuah scafer
- Aplikasi cocok untuk daerah dimensi stope luas dan produksi luas.

B. Overshoot loader

Adalah alat muat yang bekerja dengan cara mendorong bucket kedalam tumpukan
material hingga penuh kemudian bucket diangkat kebelakang melewati mesinnya
dan menumpahkan muatan kealat angkut yang berada dibelakangnya tanpa
memutar alat muat.

- Digerakkan dengan udara bertekanan tinggi (hydraulic)


- Overshoot loader bekerja di drift heading sempit
- Ukuran busket bervariasi 0,14-0,60 m3

C. Gathering arm loader

Sering digunakan pada tambang batubara, pada bagian depan dilengkapi


dengan alat pengumpal material yang bertumput kemudian didorong menuju belt
conveyor yang berada dibelakang, selanjutnya kea lat angkut berikutnya,
dilengkapi dengan klaurel dan digerakkan dengan tenaga listrik.

D. Slushier
Adalah suatu alat garu digerakkan dengan udara dimana efek
pengaraannya diperoleh melalui sebuah garu yang dihubungkan dengan kawat
masuk dalam tumpukan material lepas yang terletak didasar lantai dan membawa
material ketempat penumpahan, sering digerakkan pada screen drift dari dasar
scrape.
E. Load haul dump
Alat muat-angkut tambang bawah tanah merupakan kombinasi front end
loader dengan dump truck mampu memuat mengangkut dan menumpahkan
material pada alat angkut berikutnya enaga penggerak adalah tenaga diesel dan
jarak pengangkut dekat.

Alat angkut
- Untuk mengangkut jarak dekat lebih kecil 5 km menggunakan truck berukuran
kecil atau lhd
- Untuk pengangkutan jarak sedang 5-20 km menggunakan truck besar, belt
conveyor, cable way
- Untuk pengangkutan jarak jauh > 20 km menggunakan pompa/pipa.

a. Truck (mine truck)

Truck yang digunakan pada Tambang Bawah Tanah hampir sama pada
tambang terbuka berdasarkan roda penggeraknya (wheel drive)
- Roda penggeraknya roda depan (front wheel drive)
- Roda penggeraknya roda belakang (real wheel drive)
- Roda penggeraknya roda depan dan roda belakang (four wheel drive)
- Roda penggeraknya semua roda belakang (double
rear wheel drive) Berdasarkan pengosongannya
muatan
- End dump atau rear dump mengosongkan muatan kebelakang
- Side dump : mengosongkan muatan kesamping
- Bottom dump : mengosongkan muatan ke
bawah. Berdasarkan ukurannya :
- Ukuran kecil kapasitas 25 ton
- Ukuran sedang kapasitas 25-100 ton
- Ukuran besar

Keuntungan
menggunakan truck
- Jarak angkut bias mencapai 2 km
- Fleksibel dalam menambah alat tanpa menganggu produksi

- Kecepatan relative tinggi

Kerugian menggunakan truck


- Kondisi jalan harus baik dan tidak licin
- Jumlah operator banyak
- Ventilasi harus baik
- Jalan harus lebar dan tidak boleh
menyudut Hambatan-hambatan yang
terjadi pada penganggutan truck
- Grade resistence (hambatan pada tanjakan)
- Rolling resistance (hambatan akibat ban dan jalan)

b. Lokomotif + lori (mine car)


Pemilihan penggunaan loko tambang lori berdasarkan pada pertimbangan:
- Jalan relative datar
- Kemiringan maks. 5 %
- Jarak angkut panjang
- Tonase relative besar
- Umur pekerjaan panjang

Berdasarkan tenaga lokomotif dibedakan menjadi 6 macam :

- Lokomotif uap (steam lokomotif)


- Lokomotif bakar (bensine / gasoline)
- Lokomotif diesel (diesel lokomotif)
- Lokomotif udara bertekanan tinggi (compressive air lokomotif)
- Lokomotif listrik (elektrik headley loc)
- Lokomotif batrey (storage battray loc)

Berdasarkan mengosongkan muatan lori dibedakan menjadi :


- Rear dumper
- Bottom dumper
- Side dumper
- Overtunner dumper

Keuntungan
menggunakan lokomotif
- Diperlukan mine fower lebih sedikit
- Fleksibel dan mudah diperpanjang
- Pengangkutan dapat dilakukan bersama-sama
- Mempunyai kecepatan tinggi
- Lebih mudah menyesuaikan dengan belokan

Kekurangan
menggunakan lokomotif :
- Mempunyai kemiringan yang terbatas
- Lantai harus kuat
- Bahaya kebakaran, kebocoran arus gas-gas beracun menjadi meningkat

Hambatan-hambatan yang terjadi pada pengangkutan dengan lokomotif menurut


(daris formula)
1. Tram resistence : lb/ton = 1,3 + 29/w + 0,03 v + 0,00240/WN
Hambatan untuk gerbang = 1,3 + 29/w + 0,03 v + 0,0034 Av 2 / WN

2. Hambatan untuk gerbang barang = 1.3 + 29/w + 0,045 v + 0,085 Av 2 /WN

Dimana : w = rata-rata ton/as roda


N = Jumlah as roda
V = Kecepatan (mph)
A = Luas area

3. Gradian resistance : 20 lb/ton


4. Curve resistance : 0,8 lb/ton 1o kelengkungan
Perhitungan tenaga lokomotif
Hal-hal yang mempengaruhi dalam perhitungan lokomoif :

1. Adhesi (A)
Koefisien adhesi atau statistic fricting diantara ragam lokomotif dengan rel
tergantung pada :

- Material yang menyusun roda dan rel


- Kondisi rel (basah, kering dan berpasir)
- Pusat gravitasi lokomotif koefisien adhesi mempengaruhi pulling
power (kekuatan tarik) atau tractive effort lokomotif.

2. Tracrif ef fort (TE)


Adalah tenaga tarik yang ditimbulkan lokomotif untuk menggerakkan
lokomotif beserta rangkaian dan muatannya tractif effort diperoleh melalui roda-
roda lokomotif sehingga tenaga lokomotif tersebut tergantung pada berat
lokomotif dan koefisien adhesinya.

Jenis roda Kondisi rell Nilai koefisien


adhesi
Roda baja Rel kering 0,25 v

Roda baja Rel basa/greasay 0,15

Roda baja Rel berpasir 0,30

Nilai koefisien adhesi


- Untuk lokomotif
diesel / trolley
TE = WL x 0,25 x 2240

Dimana : wl = Berat Lokomotif


A = koefisien adhesi (0,25)
- Untuk batheney

TL = wl x 0,15 x 2240

3. Draw ball pull (DBP)

Adalah daya tarik beban (DBP) besarnya daya tarik yang dibutuhkan untuk
menarik
- Lokomotif itu sendiri
- Rangkaian beserta muatannya
Biasanya DBP tergantung pada :

1. Tahanan tarik
= w x 2240 x koefisien gesek
= w x R x 2240

Dimana w = berat
R = Rolling resistance

1. Resistance akibat gravitasi

= w x 2240 x sin τ
= w x 2240 / x
= w x 2240 x 6/100

Dimana : A = Sudut kemiringan


X = Nilai naik turun
G = Gravitasi dalam %

Untuk ton = 1 x 2240 x 1/100 = 22,4 lb/ton

3. Percepatan lenear dan rotary acceberation


F=mxa
F = w/g x p
= 2240/32,2
= 0,2 x 5280/ 60 x 60
= 10,2 lb/ton

Dimana ; g = percepatan gravitasi 32,3 Ft/det3


F = percepatan oil mph/det = 1 mile = 5280 ft

Rotary acceleration = 0,6 lb/ton (yang umum)

Jadi linear dan rotary acceleration pada percepatan 0,1 mph/det


= 10,2 + 0,6
= 10,8 lb/ton
DBP = W ( R + G + L) + L (RL + G + F)

Dimana : W = berat rangkaian kereta (ton)


R = Rolling resistence (lb/ton)
G = Gradian resistence 22,4 lb/ton untuk setiap kemiringan 1 %
L = Berat lokomotif
RL = Rolling resistence lokomtif (lb/ton)

Dari perhitungan perhitungan tersebut diperoleh dua persamaan TE :

1. TE diperlukan dari loko untuk menggerakkan kereta dan rangkaiannya


= L (RL + G + F) – W (K + G +F)

2. TE yang dihasilkan lokomotif


= L x 2240 x A
Maka : L x 2240 x A = L (RL + G + F) + W (R+G+F)
L = w (R+G+F)/ 2240 a – (RL+G+F)
H. Contoh Tambang Bawah Tanah Di Indonesia

1. PT. Freeport Indonesia di Tembagapura, Papua, bijih tembaga dan emas,


metode block caving
2. PT. Tambang Batubara Bukit Asam di Ombilin, Sumatera Barat, metode
Longwall Mining, dan room and pillar (tetapi sekarang sudah
ditinggalkan)
3. PT. Aneka Tambang di Gunung Pongkor Bogor, bijih emas epithermal,
metode cut and fill dan shrinkage stoping
4. PT. Aneka Tambang di Cikidang, bijih emas epithermal, metode
underhand stull stoping
5. PT. Kitadin, batubara, metode longwall.
6. Tambang emas rakyat di Tasikmalaya, metode coyoting (lubang tikus)

I. Istilah-Istilah Dalam Tambang Bawah Tanah

Agar lebih mudah dalam memahami tambang bawah tanah, berikut penulis
jelaskan beberapa istilah yang sering kita temui dalam pengkajian tambang bawah
tanah.

1. ”Prospecting” adalah kegiatan penyelidikan, pencarian dan atau


penemuan endapan-endapan mineral berharga.
2. “Exploration” adalah pekerjaan-pekerjaan selanjutnya setelah
ditemukannya endapan mineral berharga yang meliputi pekerjaan-
pekerjaan untuk mengetahui dan men-dapatkan ukuran, bentuk, letak
(posisi) , kadar rata-rata dan jumlah cadangan dari endapan tersebut.
3. “Development” adalah pekerjaan-pekerjaan untuk membuat lubang-
lubang bukaan ke arah dan di dalam endapan bijih yang sudah pasti ada
sebagai persiapan untuk penambangan dan pengangkutan endapan bijih
tersebut.
4. “Exploitation” (mining) adalah pengerjaan penambangannya sendiri, yaitu
mengambil dan membawa mineral-mineral berharga dari dalam kulit bumi
ke permukaan bumi, baik dengan penggalian di permukaan tanah maupun
di bawah tanah.
5. “Mineral” adalah suatu istilah umum untuk semua benda padat anorganik
yang terbentuk di alam, mempunyai komposisi kimia tertentu dan sifat-
sifat fisik yang tetap.
6. “Rock” (batuan) adalah kumpulan mineral yang membentuk kulit bumi.

7. “Ore” (endapan bijih, cebakan bijih) adalah endapan dari kumpulan


mineral yang dari padanya dapat diarabil (di ekstrak) satu atau lebih
logamnya dengan menguntungkan berdasarkan keadaan teknologi dan
ekonomi pada saat ini.
8. “Country Rock” (batuan samping) adalah lapisan batuan
yang mengelilingi suatu endapan bijih.
9. “Gangue Minerals” adalah mineral-mineral pengganggu yang tidak
berguna tetapi yang terdapat bersama-sama mineral berharga pada suatu
endapan bijih.
10. “Waste”, (barren rock) adalah batuan yang tidak mengandung mineral
berharga atau bagian dari endapan bijih yang kadarnya sangat rendah.
11. “Vein” (urat bijih) adalah suatu daerah mineralisasi yang memiliki bentuk
menyerupai pipa atau urat dan umumnya miring agak tajam terhadap
bidang datar (lebih besar 45°).

Gambar. Vein
12. “Shoot” (ore shoot; chimney) adalah bagian dari urat bijih (vein) di mana
kadar mineral berharganya lebih tinggi dari sekelilingnya; mempunyai
sifat-sifat khas antara lain;
a. salah satu dimensinya jauh lebih besar dari dua dimensi yang lain.
b. letaknya biasanya searah dengan kemiringan urat bijih.
13. “Pay Streak” sama dengan “Shoot”, hanya untuk endapan alluvial.
14. “Bedded deposit” adalah endapan bijih sedimenter yang letaknya
horizontal atau sedikit miring, dan terletak sejajar dengan stratifikasi
batuan di sekelilingnya. Misalnya : endapan batubara, endapan-endapan
garam.

Gambar. Letak Deposit BG

15. “Dissiminated Deposit” (endapan terpencar) adalah endapan bijih yang


tidak teratur bentuk dan penyebaran kadarnya, letaknya terpisah-pisah dan
biasanya terdapat pada suatu daerah yang luas.
16. “Masses” adalah endapan bijih yang luas dan bentuknya tidak teratur, pada
umumnya endapan sekunder.
17. “Out Crop” (singkapan) adalah bagian dari suatu lapisan batuan atau
endapan bijih yang tersingkap di permukaan bumi seringkali bagian itu
tertutup oleh tanah atau tumbuh-tumbuhan yang tipis sehingga sukar
terlihat.
18. “Float” adalah bagian atau pecahan dari endapan bijih yang tersingkap
dan karena gaya-gaya pelapukan terbawa ke arah lembah.
19. ”Overburden” (tanah/batuan penutup) adalah semua material atau
batuan yang menutupi suatu endapan bijih.
20. “Bed rock” (batuan dasar) adalah semua material, atau batuan yang berada
tepat di bawah suatu endapan bijih.
21. “Hanging wall” adalah lapisan batuan yang terletak di bagian atas
suatu “Vein”? disebut “roof” untuk endapan batubara.
22. “Foot wall” adalah lapisan batuan yang terletak di bagian bawah
suatu “Vein”; disebut “Floor” untuk endapan
23. “Dip” (kemiringan) adalah sudut terbesar yang dibentuk oleh suatu
endapan bijih atau lapisan batuan dengan bidang datar.
24. “Strike” (jurus) adalah arah mendatar dari suatu endapan atau suatu batuan
yang tegak lurus “dip”.
25. “Shaft” (sumuran) adalah suatu lubang bukaan vertikal atau miring yang
menghubungkan tambang bawah tanah dengan permukaan bumi dan
berfungsi sebagai jalan pengangkutan karyawan, alat-alat kebutuhan
tambang, ventilasi, penirisan dan lain-lain.

Gambar. Shaft

26. “Tunnel” (terowongan) adalah suatu lubang bukaan mendatar atau hampir
mendatar yang menembus kedua belah kaki bukit.
Gambar. Tunnel

27. “Adit” (terowongan buntu) adalah suatu lubang bukaan mendatar atau
hampir mendatar menghubungkan tambang bawah tanah dengan
permukaan bumi dan hanya menembus di sebelah kaki bukit saja.
28. “Driff” adalah suatu lubang bukaan mendatar yang dibuat dekat atau pada
endapan bijih dan arahnya sejajar dengan jurus atau dimensi terpanjang
dari endapan bijihnya.
29. “Cross Cut” adalah :
a. Suatu lubang bukaan mendatar yang menyilang/memotong jurus
endapan bijih.
b. Suatu lubang bukaan mendatar yang menghubungkan “shaft”
dengan endapan bijih.
c. Suatu lubang bukaan mendatar yang menyilang/memotong jalan
pengangkutan utama (main haulage way).
30. “Level” adalah “drift” atau “Cross Cut” atau “Adit” yang dibuat dengan
jarak-jarak yang teratur ke arah vertical; biasanya diberi nomor-nomor unit
secara teratur menurut ketinggiannya dari permukaan laut atau menurut
kedalamannya dari permukaan bumi.
31. ”Raise” adalah suatu lubang bukaan vertikal atau agak miring yang dibuat
dari “level” bawah ke “level” yang di atasnya.
32. “Winze” adalah lubang bukaan vertikal atau agak miring yang dibuat dari
“level” atas ke arah “level” yang di bawahnya.
33. “Blind shaft” adalah suatu “raise” atau “winze” yang berfungsi
sebagai “shaft”, tetapi tidak menembus sampai ke permukaan bumi.
34. “Stope” (lombong) adalah suatu tempat atau ruangan pada tambang bawah
tanah di mana endapan bijih sedang ditambang; tetapi bukan penggalian
yang dilakukan selama “development”.
35. “Front/face” adalah permukaan batuan yang sedang ditambang.

36. “Sump’: adalah suatu sumuran dangkal untuk menampung air dari mana
air kemudian dipompakan ke permukaan bumi. Biasanya dibuat di tempat
terendah dari “Shaft”, dekat shaft ataupun “Level”.

.
.
.
.
.
.
.
.

Gambar : Sump

37. “Shaft Collar” adalah bagian atas dari suatu “Shaft” yang
diperkuat dengan beton7 kayu atau bambu (timber).
BAB III
KESIMPULAN

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa :

1. Tambang dalam atau tambang bawah tanah (underground mining) adalah


metode penambangan yang segala kegiatan atau aktifitas
penambangannya dilakukan di bawah permukaan bumi, dan tempat
kerjanya tidak langsung berhubungan dengan udara luar. Tambang bawah
tanah mengacu pada metode pengambilan bahan mineral yang dilakukan
dengan membuat terowongan menuju lokasi mineral tersebut.
2. Tinjauan metode tambang bawah tanah adapun metode tambang bawah
tanah dapat digolongkan menjadi 3 golongan besar, yaitu :
1. Self Supported Opening merupakan metode tambang bawah tanah
yang tidak menggunakan penyangga.
a) Geophering
b) Underground glayhole
c) Sringkage stopping
d) Sublevel stopping

2. Supported opening merupakan metode tambang bawah tanah


yang menggunakan penyangga.
a) Cut and fill
b) Square set stopping
c) Stoll stopping
3. Caving method
a) Top slicing
b) Sub level caving
c) Block caving
DAFTAR PUSTAKA

Metoda Tambang Bawah Tanah,


http://rizkimartarozi.blogspot.com/2011/03/metode-tambang-bawah-
tanah.html, Diakses tanggal 19 Februari 2013
Metode Penambangan Bawah Tanah,
http://kitatambang.blogspot.com/2012/12/metode-penambangan-bawah-
tanah.html, Diakses tanggal 19 Februari 2013
Metode Penambangan Bawah Tanah,
http://dodyirwandi.blogspot.com/2012/06/metode-penambangan-bawah-
tanah.html, Diakses tanggal 19 Februari 2013
Metode Penambangan BatuBara,
http://tambangindo.blogspot.com/2012/03/metode-
penambangan- batubara.html, Diakses tanggal 19 Februari 2013
Metode Penambangan, http://endah121.blogspot.com/2012/09/metode-
penambangan.html, Diakses tanggal 19 Februari 2013
Peralatan Dan Pengenalan Tambang Bawah tanah,
http://www.opolah.com/2012/12/peralatan-dan-pengenalan-tambang-
bawah.html, Diakses tanggal 19 Februari 2013
Faktor-Faktor yang mempengaruhi metode tambang bawah tanah,
http://rafiedbungsu.blogspot.com/2012/06/faktor-faktor-pemilihan-metode-
tamban.html, Diakses tanggal 19 Februari 2013
Metode Tambang Bawah Tanah , http://bosstambang.com/Surface-
Mining/metode-tambang-bawah-tanah.html, Diakses tanggal 19 Februari
2013
Keuntungan Dan Kerugian Metode Metode tambang Bawah tanah,
http://mataratu22.blogspot.com/2012/10/keuntungan-dan-kerugian-metode-
tambang.html, Diakses tanggal 19 Februari 2013
Metode Tambang Bawah Tanah (Open Stope),
http://jackyminer.blogspot.com/2012/07/metode-tambang-bawah-tanah-
open-stope.html
tambang bawah tanah - shrinkage stoping
http://jackyminer.blogspot.com/2012/06/tambang-bawah-tanah-shrinkage-
stoping.html, Diakses tanggal 19 Februari 2013
metode tbt - block caving , http://jackyminer.blogspot.com/2012/06/metode-tbt-
block-caving.html, Diakses tanggal 19 Februari 2013
faktor yang mempengaruhi pemilihan sistem tambang bawah tanah,
http://rigamining.blogspot.com/2012/07/faktor-yang-mempengaruhi-
pemilihan.html, Diakses tanggal 19 Februari 2013
metode penambangan bawah tanah supported stope ,
mineritysriwijaya.blogspot.com/2012/12/metode-penambangan-
bawah- tanah.html. Diakses tanggal 19 Februari 2013
metode penambangan bawah tanah "caving" ,
http://mineritysriwijaya.blogspot.com/2012/12/metodepenambangan
- bawah-tanah-caving.html, Diakses tanggal 19 Februari 2013
metode penambangan bawah tanah open stope,
http://mineritysriwijaya.blogspot.com/2012/12/metode-penambangan-
bawah-tanah-open.html, Diakses tanggal 19 Februari 2013
Metoda Penambangan Bawah Tanah ,
http://arsipteknikpertambangan.blogspot.com/2011/05/metoda-
penambangan-bawah-tanah.html, Diakses tanggal 19 Februari 2013

Anda mungkin juga menyukai