Anda di halaman 1dari 1

Keadaan Trasportasi Daerah Kiaracondong

Nama Kiaracondong sendiri konon berasal didaerah tersebut ada sebuh pohon kiara yang sangat
besar namun posisinya tidak tegak melainkan condong, namun tidak pernah roboh. Akhirnya orang
orang menyebut daerah itu dengan daerah kiaracondong.

Untuk mendukung pusat militer ini, pada 1898, pabrik senjata/mesiu di Ngawi dan Surabaya
semua dipindahkan ke Bandung. Kala itu, pemindahan instalasi militer dilakukan juga dengan
pemindahan mesin-mesin/peralatan dan para pekerja. Maka, untuk penempatan pekerja dipilih daerah
Kiaracondong. Pendirian permukiman baru itu kemudian dikenal dengan nama Babakan Surabaya.
Sekarang lebih dikenal sebagai Pindad (di daerah Kiaracondong). Para pekerja di pabrik ini didatangkan
langsung dari Surabaya. Oleh sebab itu, di kawasan Kiaracondong ini ada daerah Babakan Surabaya
(Babakan = kampung).

Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan pekerja sekitar Kiaracondong, dibangunlah Pasar
Kosambi. Kala itu belum ada Pasar Cicadas dan Pasar Kiaracondong. Maka tak heran, di Kosambi kala itu
bisa ditemukan para pedagang khas Jawa: rujak cingur, tiwul, pecel, hingga jamu-jamuan. Sekitar 1919,
ambtenaar orang Jawa yang agak terpandang sekitar 26 orang.

Di daerah kiaracondong masa kini semakin banyak tempat perdagangan seperti pasar, rumah
makan, hotel, toko ada juga pemukiman dan beberapa komplek militer. Keadaan sistem transportasi di
sekitar jalan ibrahim adjie dengan arus 2/2 divided saat ini lumayan padat terutama pada pagi hari di jam
kerja untuk lalu lintas di simpang binong digunakan APILL kecuali pada waktu tertentu diatur oleh polisi
dan dishub yang bertugas. Tak jarang pula terjadi kemacetan di daerah pasar kircon dan beberapa
pegawai dari pabrik garmen.

Perkiraan untuk 5 tahun kedepan untuk mengatasi kemacetan sendiri mungkin akan dibuat
overpass pada simpang samsat untuk mengurai kemacetan. Untuk daerah pasar kircon sendiri mungkin
akan dilakukan penertiban bagi pedagang yang masih berjualan di area trotoar jalan ibrahim adjie ke
dalam satu bangunan pasar. Untuk mengurai kepadatan di daerah jalan terusan jakarta mungkin akan
dilakukan pelebaran jalur dan beberapa perbaikan pada perkerasan jalan. Mungkin juga akan ada
pembangunan area wisata dan pabrik di sekitar simpang jalan terusan jakarta sehingga bisa jadi masalah
kemacetan baru setelah flyover kircon.

Anda mungkin juga menyukai