HUKUM INDONESIA
1153060055
Pendahuluan:
Sistem hukum termasuk suatu gejala sosial dan hanya mengungkapkan satu
aspek saja dalam masyarakat. Karena itu sistem hukum tidak dapat dipisahkan dari
aspek-aspek lain pada masyarakat yang sama, Untuk bisa memahami aturan-aturan
hukum di sebuah negara asing, sedapat mungkin harus dipahami lingkungan non
hukumnya (seperti lingkungan ekonomi, politik, etika, agama dan budaya) berikut
tujuan-tujuan sosialnya. Hanya dengan cara inilah bisa dipahami peran sesungguhnya
aturan hukum tersebut di masyarakat dan fungsinya dalam kenyataan. Tanpa
mengabaikan betapa banyak dan beragamnya sistem hukum di dunia, dikotomi sistem
hukum “civil law” dan sistem hukum “common law” menggambarkan tujuan dan
konteks sosial yang berbeda dari kedua sistem hukum tersebut di negara-negara yang
menerapkannya. Di Indonesia dan di banyak negeri bekas jelajahan dan jajahan
bangsa-bangsa Eropah Barat, sistem hukum nasionalnya pada dasarnya adalah sistem
hukum yang bermodelkan hukum nasional bangsa-bangsa Eropah, yaitu sistem hukum
“civil law”dan “common law”. Sistem hukum civil law bertolak dari tradisi yang
semula dikembangkan di Prancis dan dianut negeri-negeri Eropah Kontinental dan
kemudian juga oleh negeri-negeri nasional baru bekas negeri jajahannya. Sementara itu
sistem hukum common law berkembang dari tradisi Inggris dan dianut oleh negeri-
negeri bekas jajahannya.
Membicarakan sistem hukum Amerika pada dasarnya kita melihat lima puluh
lebih sistem hukum yang berhubungan erat, namun sama sekali tidak identik. Amerika
Serikat menjadi sebuah federasi yang tersusun dari negara-negara bagian yang sistem
hukumnya berdiri sendiri-sendiri dengan segala otoritasnya yang oleh Konstitusi
Federal tidak diserahkan kepada organ-organ Federal. Dalam hal terdapat beberapa
bidang yang memiliki yuridiksi yang sama antara pemerintahan negara bagian dengan
pemerintah federal, maka hukum federal lah yang dianggap lebih penting dari hukum
negara bagian.
Sistem hukum negara-negara bagian sepenuhnya dibangun di atas tradisi
hukum common law yang saling berhubungan dengan sangat erat, kecuali negara
bagian Louisiana yang masih memperlihatkan jejak hukum peninggalan hukum Prancis
seperti Kitab Undang-Undang Hukum Perdata tahun 1808. Negara-negara bagian
masing-masing mempertahankan dan mengembangkan aturan hukum dibidang-bidang
seperti: hukum kontrak, hukum korporasi, hukum pidana, hukum keluarga, hukum
waris, hukum properti, tort, dan konflik hukum (hukum perdata internasional).
Sedangkan, hukum laut, kepailitan dan hukum patent diatur dengan aturan-aturan
federal.
Keseragaman hukum
Ada beberapa modus penyeragaman hukum dalam sistem hukum Amerika, antara lain:
a. Tindak pidana yang terjadi di dan berdasarkan hukum negara bagian merupakan
kejahatan, tetapi jika hasil kejahatan dibawa ke negara bagian lainnya, maka
pelaku dapat dihukum karena melakukan kejahatan federal, yaitu karena
pengangkutan barang curian melintasi perbatasan negara bagian. Untuk itu
pelaku dapat dituntut dan dijatuhi hukuman di pengadilan federal dan dihukum
di penjara federal.
b. Keseragaman dalam hukum Amerika terjadi karaena kontribusi negara-negara
bagian dan pengadilan-pengadilannya. Pengonsepan legislasi negara bagian
biasanya dilakukan dengan mempertimbangkan hukum-hukum di negara bagian
lain. Dan biasanya negara bagian tidak mengadopsi aturan-aturan yang sangat
bertentangan dengan aturan-aturan yang berlaku di kebanyakan negara bagian
lain.
c. Pengesahan sukarela “model codes” oleh lembaga legislatif tiap-tiap negara
bagian merupakan cara lain untuk mencapai keseragaman hukum Amerika.
Sebuah lembaga khusus bernama “National Conference of Commissioners on
Uniform State Law” sejak akhir abad kesembilan belas menghasilkan sekitar
seratus model “codes” seragam yang diadopsi oleh negara-negara bagian dengan
tingkat bervariasi. Aturan atau hukum seragam yang penting dan paling berhasil
adalah “Unform Commercial Code (UCC) of 1951dengan erubahan-
perubahannya, diadopsi oleh 50 negara bagian, yang mencakup bagian luas dari
hukum bisnis, termasuk kontrak-kontrak untuk penjualan barang, surat obligasi
(bond), surat wesel (bill of exchange), cek, macam-macam ak sekuritas dan
konosemen (bill of lading).
Konstitusi Amerika Serikat adalah inti utama sistem hukum Amerika Serikat
tidak hanya secara formal tapi juga dalam kenyataan. Konstitusi Amerika Serikat
bukanlah deklarasi politik yang tak memiliki daya terap (aplikable), tetapi justru terdiri
dari aturan-aturan raktis yang kerapkali diterapkan oleh pengadilan-pengadilan.
Karenanya setiap Undang-Undang negara bagian atau federal atau peraturan kota yang
bertentangan dengan Konstitusi boleh ditentang dan ditolak penerapannya. Biasanya
pelanggaran-pelanggaran terhadap Konstitusi biasanya menyangkut hal-hal:
pelanggaran hak-hak sipil, tidak sesuai dengan pembagian kekuasaan antara otoritas
legislatif, eksekutif dan yudikatif, atau pembagian kekusaan antara organ-organ federal
dengan negara bagian. Perubahan mengenai hak sipil seperti Amandemen Pertama
yang menjamin kebebasan berbicara dan beragama dan Amandemen keempat Belas
mengenai erlindungan yang sama dan proses hukum yang sepantasnya.
Judicial Review
Di amerika Serikat, ada pengadilan federal dan ada pengadilan negara bagian.
Sistem pengadilan negara bagian bervariasi dari satu negara bagian dengan negara
bagian lainnya. Biasanya terdiri dari pengadilan-pengadilan tingkat pertama (trial
court, atau umum disebut municipal court atau county court) yang memutuskan
perkara, pengadilan menengah untuk banding (Appellate Courts), dan sebuah
Mahkamah Agung (Supreme Court) sebagai pengadilan tingkat tertinggi (di New York
disebut “Court of Appeals”).
Mahkamah Agung AS, terdiri dari seorang Chief Justice dan delapan orang
Associate Justice, yang diangkat seumur hidup oleh Presiden dengan persetujuan
majelis tinggi Kongres Amerika Serikat, Senat (Majelis rendahnya House of
Refresentatives). Inilah gambaran mekanisme –checks and balances—antara legislatif,
eksekutif dan yudikatif. Mahkamah Agung dalam melaksanakan tugasnya lebih
memusatkan diri pada persoalan hukum (question of fact) bukan pada persoalan fakta
(question of fact), jika ada fakta-fakta tambahan yang harus diperiksa, maka kasusnya
akan dikirim kembali ke pengadilan tingkat pertama (trial court) untuk diproses lebih
lanjut sesuai dengan pernyataan opini Mahkamah Agung tentang hukum tersebut.
Mempunyai yuridiksi eksklusif atas sengketa dua negara bagian, dan yuridiksi
noneksklusif dalam kasus yang diajukan oleh duta besar negara asing. Dalam keadaan
normal, MA Amerika Serikat memeriksa perkara banding yang jumlahnya lebih dari
5.000 kasus pertahun, untuk membatasi beban kerjanya, MA dapat menolak perkara
(writ of certiorari) seperti kasus-kasus yang tidak penting secara prinsip.
Selain hakim-hakim MA yang diangkat untuk masa jabatan seumur hidup oleh
Presiden dengan persetujuan Kongres & Senat, hakim-hakim pengadilan Distrik dan
pengadilan tinggi (Courts of Appeals) juga ditunjuk oleh Presiden untuk masa jabatan
seumur hidup dengan persetujuan dari Senat.
Yuridiksi
Peranan preseden
Peran mengikat preseden dalam sistem hukum Amerika Serikat agak berbeda
dengan di Inggris, karena pengadilan Amerika tidak pernah terikat oleh presedennya
sendiri. Bahkan ada dua opini berbeda mengenai aturan stare decisis itu wajib ataukah
hanya sebagai tradisi saja. Tidak menjadi persoalan pandangan mana yang benar,
tetapi putusan-putusan pengadilan tertinggilah yang diikuti.
Pendidikan di sekolah hukum berupa program sarjana tiga tahun dengan syarat
sudah memiliki gelar universitas (misalnya, Bachelor of Arts, BA). Gelar hukum kini
disebut Jurist Doctor (JD), beberapa sekolah hukum memeberikan gelar-gelar keilmuan
yang mensyaratkan penulisan disertasi, dan gelarnya adalah Doctor of the Science of
Law (J.S.D. atau S.J.D.). Kualitas dan status sekolah hukum ini amat beragam,
karenanya hampir semua sekolah hukum diakreditasi leh American Bar Association
(ABA) yang mewajibkan sekolah memenuhi beberapa syarat minimum. Sekolah-
sekolah hukum paling top juga diakreditasi oleh Association of American Law Schools
(AALS) yang standarnya lebih tinggi dari ABA.
Beberapa sekolah hukum mempunyai siswa yang keseluruhannya berasal dari
negara bagian atau komunitas lokal, dan memfokuskan pendidikannya untuk pekerjaan
hukum di negara bagiannya saja. Namun sekolah-sekolah hukum yang lebih bermutu
dan lebih bergengsi (seperti Yale, Harvard, Columbia, Standford) mempunyai profil
berbeda, karena sekolah ini mempersiapkan murid-muridnya untuk berkarier hukum di
negara bagian mana saja atau bahkan yurisdiksi common law diimana pun.
Meskipun ada perbedaan sistem hukum antara Amerika Serikat yang menganut
sistem Common Law dengan sistem hukum yang dianut Indonesia yaitu Civil Law,
namun pada perkembangannya di lapangan hukum perdata termasuk hukum kontrak
bisnis dan penyelesaian sengketa bisnis Indonesia telah menggunakan sistem hukum
Common Law. Tidak hanya di lapangan hukum perdata, pada lapanmgan hukum
lainnya juga semakin menunjukan kesamaan-kesamaan diantara keduanya, khususnya
di lembaga yudikatif yang akan dijelaskan dibawah ini.
Mengenai “bahan baku” atau asal usul hakim agung pada dasarnya tidak
dibatasi, syarat yang terpenting sarjana hukum dengan strata pendidikan tiga (S3) atau
Doktor Ilmu Hukum dan berpengalaman 25 tahun di bidang hukum. Pada prakteknya
dua jenis profesi yang mengisi kebutuhan ini selain hakim karier dari pengadilan
tinggi, yaitu pengacara atau advokat dan akademisi. Di Indonesia tidak ada jabatan
seumur hidup, semua jabatan publik dibatasi oleh usia pensiun, sepengetahuan penulis
kecuali jabatan personil “Akademi Ilmu Pengetahuan”. Semulia apapun jabatan hakim
tetap dibatasi oleh masa pensiun, kemungkinan rationya adalah bahwa kemampuan
seseorang itu dibatasi oleh usia, apalagi sistem menghendaki pemeriksaan di
Mahkamah Agung oleh Hakim Agung walaupun ketentuan undang-undang hanya
memberikan kewenangan “judex yuri” yaitu hanya memeriksa penerapan hukum saja
(question of law) sebagaimana di Amerika Serikat, namun dengan adanya lembaga
“peninjauan kembali” telah memberikan kewenangan kepada Hakim Agung tidak
hanya kewenangan “judex yuri” memeriksa penerapan hukum, tapi juga kewenangan
“judex factie”, yaitu memeriksa fakta dan kejadian (question of fact) Itulah sebabnya
lembaga “peninjauan kembali” ini kemudian disebut sebagai peradilan tingkat empat..
Lembaga prosedural yang berasal dari Inggris, yang kemudian menjadi sangat
penting di Amerika Serikat adalah litigasi “class action”. Dalam litigasi ini, pengugat
mengajukan tuntutan perkara atas namanya sendiri sekaligus untuk sejumlah orang
tanpa identifikasi yang juga menderita kerugian atau kerusakan yang sama. Indonesia
sendiri, sepengetahuan penulis telah mengatur masalah “class action” ini dalam dua
Undang-Undang, yaitu Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Undang-Undang No. 8 tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen. Tata cara mengajukan gugatan kelompok (class action) ini
diatur dalam Peraturan Mahkamah Agung (PERMA) Nomor 1 tahun 2002 tentang
Acara Gugatan Perwakilan Kelompok.
Tentang preseden di Inggris sebagai negara dimana sistem hukum common law
berasal sangat mengikat dalam putusan-putusan pengadilan. Agak berbeda peran
preseden di Amerika Serikat meski sama-sama menganut sistem hukum common law.
Pengadilan Amerika tidak pernah terikat oleh presedennya sendiri. Dibandingkan
dengan Indonesia sesungguhnya hampir serupa, karena peradilan Indonesia pun tidak
terikat untuk menjadikan preseden atau yurisprodensi sebagai sumber hukum utama.
Peradilan Indonesia menempatkan undang-undang sebagai acuan dan pertimbangan
utama dalam memutuskan sebuah perkara, meskipun demikian, beberapa pengertian
yang karena kekurang jelasan bunyi undang-undang, yurisprodensi juga tidak jarang
menjadi acuan para hakim dalam memutus perkara.
Plea bargaining sebagai lembaga yang dalam sistem hukum Amerika khususnya
pengadilan kriminal digunakan sebagai lembaga untuk melakukan kesepakatan antara
penuntut umum dan terdakwa, mengurangi tuntutan terhadap terdakwa menjadi lebih
ringan dalam hal terdakwa mengakui kesalahannya, oleh sistem hukum Indonesia
mulai diadopsi, antara lain dengan didirikannya Lembaga Perlindungan Saksi &
Korban (LPSK) yang memberikan perlindungan baik kepada saksi maupun korban
yang bekerjasama dengan penegak hukum untuk membongkar kejahatan yang lebih
besarnya (the big fish). Saksi wissel blower (peniup pluit) atau justice collaborator
begitu sebutan untuk saksi atau terdakwa yang mengakui kesalahan dan mau
bekerjasama dengan penegak hukum, Mahkamah Agung RI mengeluarkan Surat
Edaran kepada para hakim untuk mengurangi hukuman kepada para terdakwa yang
mengakui kesalahan dan memberi keterangan yang jujur untuk membongkar kejahatan
yang lebih besar lagi. Ini artinya sistem hukum Indonesia telah meresepsi sistem
hukum Amerika Serikat, setidaknya dalam beberapa masalah, terutama dalam
kaitannya dengan pemberantasan korupsi.
Daftar Pustaka
Michael Bogdan, Pengantar Perbandingan Sisitem Hukum, Penerbit Nusa Media Ujung Berung
bandung 2010.
PERADI, Kitab Advokat Indonesia, PT. Alumni, Penerbit PT. Alumni, 2007
Rosalie Targonski, Pemerintahan Amerika Serikat, United States Department of State, 2007