Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Pengertian Mortar
Mortar (sering disebut juga mortel atau spesi) adalah campuran yang terdiri dari pasir, bahan perekat
serta air, dan diaduk sampai homogen. Pasir sebagai bahan bangunan dasar harus direkatkan dengan
bahan perekat. Bahan perekat yang digunakan dapat bermacam-macam, yaitu dapat berupa tanah liat,
kapur, semen merah (bata merah yang dihaluskan), maupun semen potland. (Tjokrodimuljo 1996:125).
B. Jenis Mortar
Tjokrodimuljo (1996:125) membagi mortar berdasarkan jenis bahan ikatnya menjadi empat jenis, yaitu
mortar lempung/lumpur, mortar kapur, mortar semen dan mortar khusus.
1) Mortar Lumpur
Mortar lumpur diperoleh dari campuran pasir, lumpur/tanah liat dengan air. Pasir, tanah liat dan air
tersebut dicampur sampai rata dan mempunyai kelecakan yang cukup baik. Jumlah pasir harus diberikan
secara tepat untuk memperoleh adukan yang baik. Terlalu sedikit pasir menghasilkan mortar yang retak-
retak setelah mengeras sebagai akibat besarnya susutan pengeringan. Terlalu banyak pasir menyebabkan
adukan kurang dapat melekat dengan baik. Mortar jenis ini digunakan sebagai bahan tembok atau
tungku api di pedesaan.
2) Mortar Kapur
Mortar kapur dibuat dari campuran pasir, kapur, semen merah dan air. Kapur dan pasir mula-mula
dicampur dalam keadaan kering kemudian ditambahkan air. Air diberikan secukupnya untuk
memperoleh adukan dengan kelecakan yang baik. Selama proses pelekatan kapur mengalami susutan
sehingga jumlah pasir yang umum digunakan adalah tiga kali volume kapur. Kapur yang dapat digunakan
adalah fat lime dan hydraulic lime.
3) Mortar Semen
Mortar semen merupakan campuran semen, pasir dan air pada proporsi yang sesuai. Perbandingan
volume semen dan pasir bekisar pada 1 : 2 sampai dengan 1 : 6 atau lebih tergantung penggunaannya.
Mortar semen lebih kuat dari jenis mortar lain, sehingga mortar semen sering digunakan untuk tembok,
pilar, kolom atau bagian-bagian lain yang menahan beban. Karena mortar ini rapat air, maka juga sering
digunakan untuk bagian luar dan yang berada di bawah tanah. Dalam adukan beton atau mortar, air dan
semen membentuk pasta yang disebut pasta semen. Pasta semen ini selain mengisi pori-pori diantara
butir-butir agregat halus, juga bersifat sebagai perekat atau pengikat dalam proses pengerasan, sehingga
butiran-butiran agregat saling terikat dengan kuat dan terbentuklah suatu massa yang kompak atau
padat (Tjokrodimuljo 1996:5).
4) Mortar Khusus
Mortar khusus dibuat dengan menambahkan bahan khusus pada mortar kapur dan mortar semen
dengan tujuan tertentu. Mortar ringan diperoleh dengan menambahkan asbestos fibres, jutes fibres
(serat alami), butir – butir kayu, serbuk gergaji kayu, serbuk kaca dan lain sebagainya. Mortar khusus
digunakan dengan tujuan dan maksud tertentu, contohnya mortar tahan api diperoleh dengan
penambahan serbuk bata merah dengan alum inous cement, dengan perbandingan satu aluminous
cement dan dua serbuk batu api. Mortar ini biasanya di pakai untuk tungku api dan sebagainya.
C. Sifat-sifat Mortar
Menurut Tjokrodimuljo (1996:126) mortar yang baik harus mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
a. Murah.
b. Tahan lama.
a) Kekuatan adukan
b) Modulus elastisitas
Pada pekerjaan bata yang dibebani secara vertikal yang penting bukan kekuatan ekan tetapi modulus
elastisitas yang menentukan beban tekuk pada tembok tersebut.
c) Modul patah
Jika dinding tembok dibebani lentur murni oleh gaya-gaya yang melintang dari sisi tembok, maka
modulus patah akan menentukan ketahanan tembok terhadap gaya-gaya yang melintang.
d) Kekekalan bentuk
Akibat basah dan kering , dingin dan panas, adukan dapat berubah bentuk terutama memanjang dan
menyusut. Apabila pengembangan dan penyusutan besar maka rekatan adukan akan mudah lepas atau retak-
retak. Adukan yang gemuk, terlalu banyak butiran halus/ lumpur memiliki susut mudi besar dan mudah retak.
Susut muai adukan harus sesuai dengan batanya agar mempunyai kekekalan bentuk yang baik.
Pemakaian mortar pada kondisi bangunan tertentu disyaratkan untuk memenuhi mutu adukan yang
tertentu pula. Sebagai contoh untuk bangunan gedung bertingkat banyak diisyaratkan menggunakan
mortar yang kuat tekan minimumnya 3,0 Mpa.
1. Sebagai bahan pengkat antara bata yang satu dengan bata yang lainnya
4. Sedangkan fungsi dari mortar atau adukan dalam plesteran adalah untuk meratakan permukaan
tembok sehingga mudah untuk di cat dan untuk menambah keawetan pasangan bata
a. Sifat kuat, campuran adukan harus cukup baik agar mampu menopang beban yang diterima dinding.
b. Sifat mudah untuk dikerjakan/digunakan, adukan harus mudah dikerjakan, tidak terlalu basah (encer)
dan tidak terlalu kering.
c. Sifat menyusut, adukan yang terlalu banyak airnya akan mudah menyusut yang berakibat retak pada
plesteran maupun tembok.
- Semen portland
- Kapur
b. Agregat halus
c. Bahan pengisi
- Tepung batu
- Bahan ppppozolan
d. Air
1. Perekat
Jenis perekat mineral yang digunakan untuk adukan, yaitu semen portland, semen portland pozolan,
semen adukan.
2. Agregat
Karena ketebalan adukan dibatasi 5-15 mm, besar butir agregat maksimum dibatasi 1/5 tebal
adukan.
Susunan besar butir yang ditetapkan dengan angka kehalusan (FinenessModulus) berkisar antara
2,2-2,6 yang ideal dengan maksimum 2,8. Besar butir ideal 2,1 mm.
Untuk mendapatkan workability yang baik, sebaiknya : antara ayakan 0,6-0,3 mm kurang lebih Ih
4 dan antara ayakan 0,15-0,075 maksimum 10 “4.
Agregat harus keras antara lain mengandung silika dalam jumlah besar.
Agregat harus bersih jika mengandung butiran halus (« 0,075mm) dibatasi maksimum 94, karena
jika terlalu banyak.maka penyusutan.menjadi besar : bersih dari zat organik agar tidak
mengganggu rekatan dengan bahan perekat.
3. Bahan tambah
Serbuk halus
Untuk membuat adukan lebih lecak/plastis (berfungsi sebagai plastimen. Bahan dati gilingan
batu ataupun yang lain Ctras, semen merah) yang tidak memberikan dampak negatif (retak
akibat susut muai tinggiJ), bersih dan kekal.
Admixture
Sebaiknya pemakaian admixture dipertimbangkan dengan baik karena sifat mortar tidak seperti
halnya beton dalam kebutuhan terhadap admixture.
4. Air
Persyaratan umum air harus bersih dan dapat diminum. Apabila tidak memungkinkan, dapat dipakai air
yang tidak menurunkan kekuatan adukan. »10% dari adukan yang dibuat dengan air bersih.
Jenis-jenis mortar Di Indonesia telah diperkenalkan beberapa jenis mortar, yaitu antara lain :
a. Tile Adhesive (Perekat Keramik) Ada vertikal (dinding) dan horizontal (lantai), dan juga ada perekat
keramik baru diatas keramik lama (tanpa membongkar keramik lama)
c. Thin Bed Untuk perekat AAC (Autoclaved Aerated Concrete) alias bata ringan
a. Konsistensi Karena diproduksi masal dan juga dengan alat modern dan oleh pabrikan, maka
konsistensi bahan bakunya cukup seragam. Kita tidak perlu pusing lagi akan stabilitasnya.
c. Adanya additif yang sesuai akan memberikan sifat bahan yang lebih baik dibanding hanya dengan
menggunakan campuran semen biasa. Terkadang dengan aplikasi semen biasa bisa menyebabkan
beberapa problem, antara lain lantai terangkat, dinding pecah-pecah / retak, dan lain-lain. Penggunaan
mortar yang tepat akan bisa menghindarkan problem ini di kemudian hari. Kekurangannya otomatis dari
sisi harga, karena mortar dijual amat sangat jauh lebih mahal daripada semen.
Semen berasal dari kata Caementum yang berarti bahan perekat yang mampu mempesatukan atau
mengikat bahan-bahan padat menjadi satu kesatuan yang kokoh atau suatu produk yang mempunyai
fungsi sebagai bahan perekat antara dua atau lebih bahan sehingga menjadi suatu bagian yang kompak
atau dalam pengertian yang luas adalah material plastis yang memberikan sifat rekat antara batuan-
batuan konstruksi bangunan.
Usaha untuk membuat semen pertama kali dilakukan dengan cara membakar batu kapur dan tanah liat.
Joseph Aspadain yang merupakan orang inggris, pada tahun 1824 mencoba membuat semen dari
kalsinasi campuran batu kapur dengan tanah liat yang telah dihaluskan, digiling, dan dibakar menjadi
lelehan dalam tungku, sehingga terjadi penguraian batu kapur (CaCO3) menjadi batu tohor (CaO) dan
karbon dioksida(CO2). Batu kapur tohor (CaO) bereaksi dengan senyawa-senyawa lain membemtuk
klinker kemudian digiling sampai menjadi tepung yang kemudian dikenal dengan Portland
Semen yang digunakan dalam pembuatan mortar ini ada 3 macam, yaitu :
1. Semen portland, yaitu semen yang digunakan dalam pekerjaan umum, seperti untuk membangun
rumah, jembatan, gedung-gedung bertingkat, dan bisa juga digunakan untuk pengerus pada panas.
2. Semen campuran, yaitu semen yang digunakan sebagai fungsi seperti semen portland. Misalnya
semen tanah tinggi, semen pizzola, semen abu terbang.
Pembuatan Semen
a. Penggalian/Quarrying
- Pertama adalah material yang kaya akan kapur atau material yang mengandung kapur (calcareous
materials) seperti batu gamping, kapur, dll.
- Kedua adalah material yang kaya akan silika atau material mengandung tanah liat (argillaceous
materials) seperti tanah liat. Batu gamping dan tanah liat dikeruk atau diledakkan dari penggalian dan
kemudian diangkut ke alat penghancur.
b. Penghancuran
Penghancur bertanggung jawab terhadap pengecilan ukuran primer bagi material yang digali.
c. Pencampuran Awal
Material yang dihancurkan melewati alat analisis on-line untuk menentukan komposisi tumpukan bahan.
Sebuah belt conveyor mengangkut tumpukan yang sudah dicampur pada tahap awal ke penampung,
dimana perbandingan berat umpan disesuaikan dengan jenis klinker yang diproduksi. Material kemudian
digiling sampai kehalusan yang diinginkan.
Campuran bahan baku yang sudah tercampur rata diumpankan ke pre-heater, yang merupakan alat
penukar panas yang terdiri dari serangkaian siklon dimana terjadi perpindahan panas antara umpan
campuran bahan baku dengan gas panas dari kiln yang berlawanan arah. Kalsinasi parsial terjadi pada
pre-heater ini dan berlanjut dalam kiln, dimana bahan baku berubah menjadi agak cair dengan sifat
seperti semen. Pada kiln yang bersuhu 1350-1400°C, bahan berubah menjadi bongkahan padat
berukuran kecil yang dikenal dengan sebutan klinker, kemudian dialirkan ke pendingin klinker, dimana
udara pendingin akan menurunkan suhu klinker hingga mencapai 100 °C.
f. Penghalusan Akhir
Dari silo klinker, klinker dipindahkan ke penampung klinker dengan dilewatkan timbangan pengumpan,
yang akan mengatur perbandingan aliran bahan terhadap bahan-bahan aditif. Pada tahap ini,
ditambahkan gipsum ke klinker dan diumpankan ke mesin penggiling akhir. Campuran klinker dan gipsum
untuk semen jenis 1 dan campuran klinker, gipsum dan posolan untuk semen jenis P dihancurkan dalam
sistim tertutup dalam penggiling akhir untuk mendapatkan kehalusan yang dikehendaki. Semen
kemudian dialirkan dengan pipa menuju silo semen.
Pasir juga digunakan sebagai komponen pencampur dalam pembuatan mortar. Pasir adalah material
yang terdiri dari pelapukan batu-batuan yang bermacam-macam. Ada banyak jenis pasir yang ada, yaitu :
a. Pasir galian, yaitu pasir yang ditambang di daerah pegunungan. Pasir ini mempunyai ciri bentuknya
yang tajam dan baik dan baik digunakan untuk beton.
b. Pasir sungai, yaitu pasir yang ditambang di sungai dan bentuknya bulat dengan kemilaunya yang lebih
banyak.
Bahan-bahan aditif semen dan pasir merupakan bahan baku utama yang diperlukan dalam bangunan.
Adukan ini sekarang untuk memasang batubata, batako, dan bata ringan. Ada pula adukan plesteran
yang khusus untuk memplester dinding. Sesuai penamaannya, adukan ini terbuat dari campuran semen
dan pasir, kadang-kadang juga ditambahkan berupa batu kerikil. Mengingat fungsinya yang
beranekaragam, maka proses pembuatan adukan tersebut dan komposisinya pun berbeda-beda.
Ada dua macam adukan air mani dan pasir yang selalu digunakan untuk batubatu. Yang pertama adalah
campuran semen dan pasir dengan perbandingan 1: 4 untuk membangun dinding di udara atau bak
udara. Sedangkan yang kedua adalah campuran semen dan pasir dengan perbandingan 1: 6 yang
biasanya digunakan untuk membangun.
Pekerjaan plesteran bekerja untuk menutup permukaan dinding konstruksinya lebih kokoh dan tampak
rapi. Sama seperti adukan saja batubata, ada dua ragam adukan yang biasa digunakan untuk plesteran.
Diahlian yaitu campuran air mani dan pasir dengan takaran 1: 4 untuk plesteran di dalam tanah, serta
campuran semen dan pasir dengan takaran 1: 6 untuk plesteran di atas tanah.
Pada umumnya rumus 1: 2: 3 dalam pembuatan adukan untuk beton , di mana 1 bagian untuk air mani,
2 bagian untuk pasir, dan 3 bagian untuk dibelah. Komposisi ini sudah terbukti mampu menghasilkan
beton yang memiliki kekuatan yang tinggi. Sementara itu, untuk membuat beton yang memiliki fungsi
khusus untuk penggunaan komposisi 1 semen: 1,5 pasir: 2,5 split.
Untuk dapat membuat adukan semen dan pasir yang berkualitas bagus, Anda perlu memperhatikan kiat-
kiat sebagai berikut:
a. Ada begitu banyak air yang dijual di pasaran dengan peruntukkannya masing-masing. Anda perlu
menyesuaikan mana semen yang harus dipesan dengan jenis pekerjaan yang akan dilakukan. Misalnya,
air yang digunakan untuk membanguan saluran, bendungan, bendungan, dan bangunan karena air untuk
membanguan rumah tidak memiliki ketahanan yang tinggi terhadap sulfat.
b. Pastikan Anda mengaduk air mani dan pasir hingga tercampur sempurna sebelum udara ditambahkan.
Penambahan air sebelum air mani dan pasir tercampur merata akan menghasilkan kualitas dinding yang
dihasilkannya pun tidak sama, ada bagian yang ada yang juga yang keropos. Selain itu, usahakan pula
Anda memakai udara dalam jumlah yang secukupnya.
c. Gunakan pasir yang berkualitas tinggi sebagai bahan pembuatan adukan. Ciri-cirinya antara lain
bersifat remah, tidak bersuara, bersih, dan tidak berlumpur. Pemilihan pasir yang salah akan
menyebabkan adukan menjadi boros semen dan daya rekatnya rendah.
d. Sesuaikan antara membandingkan bahan-bahan pembentuk adukan dengan jenis pekerjaannya. Beda
lokasi pembangunan biasanya beda pula kebutuhan semen dan pasirnya. Namun pada dasarnya,
komposisi bahan-bahan itu tetap digunakan pada kami.
Dalam membuat sebuah bangunan, ada pekerjaan penting yang berhubungan dengan adukan semen.
Adukan semen adalah elemen bahan pokok dalam mendirikan bangunan. Dalam membuat adukan
semen diperlukan berbagai bahan yaitu semen, pasir, dan batu koral (jika diperlukan). Semua bahan
tersebut dicampur menjadi satu dan terciptalah adukan semen. Namun dalam membuat adukan semen
tersebut ada caranya, tidak bisa dilakukan asal-asalan. Hindari kesalahan-kesalahan yang sering terjadi
berikut ini.
1. Penyimpanan semen
Semen adalah bahan bangunan yang sangatlah mudah menyerap air (uap atau kelembaban). Semen
sebaiknya tak disimpan di tempat yang lembab. Sedikit saja semen bersentuhan dengan udara lembab
atau lingkungan berair, maka semen akan dapat menyerap kelembaban itu dan membuatnya jadi keras
dan tak dapat digunakan. Salah satu cara untuk mencegah ini terjadi adalah dengan tak meletakkan
karung semen di atas permukaan tanah/lantai secara langsung. Untuk menyimpan sak semen, sebaiknya
diberi alas plastik, karton, atau bisa juga kayu.
Dalam membuat adukan semen, sebaiknya Anda perhatikan jenis semennya. Membuat adukan semen
untuk bendungan tak bisa menggunakan semen untuk membangun rumah. Gunakanlah semen khusus
untuk membuat saluran irigasi, dam, bendungan, serta bangunan tepi pantai. Semen semacam ini tahan
terhadap unsur sulfat.
Dalam membuat adukan semen, sebelum dengan dicampur air, campur semen dan pasirnya harus rata
terlebih duhulu. Yang sering terjadi, tukang menambahkan air padahal campuran semen dan pasir belum
rata. Padahal, semen dan pasir yang tidak tercampur rata membuat kualitas permukaan dinding jadi
tidak sama.
Ada bagian yang kuat, dan ada bagian yang mudah rontok. Aduk semen dengan pasir hingga rata, dan
jika telah rata buatlah lubang di tengah-tengahnya. Lubang tersebutlah yang nantinya akan diisi air. Air
yang digunakan jangan terlalu banyak namun juga jangan terlalu sedikit karena akan mempengaruhi
kualitas adukan semen.
Beda ruangan yang dibangun, beda pula jenis adukan semennya. Komposisi semen dan pasir untuk
kamar mandi tak sama dengan komposisi plesteran dinding. Perbandingan semen dan pasir untuk
plesteran dinding adalah 1:7–8, dan untuk kamar mandi 1:3–5. Untuk membuat campuran yang keras,
perbandingan semen dan juga pasirnya adalah 4:2. Untuk membuat adukan semen untuk jalanan,
komposisinya adalah 4 rolli pasir, 2 sak semen, dan satu rolli koral.
Tembok retak biasanya disebabkan karena kesalahan dalam membuat plesterannya. Dalam mengerjakan
plesteran, dinding bata atau juga batako seharusnya dibasahi terlebih dahulu. Retak-retak ini muncul
karena suhu panas dari batako mencari celah keluar. Jangan tergesa-gesa dalam mengerjakan bagian ini.
DAFTAR PUSTAKA
http://nurlailahcuteinfo.blogspot.com/2012/04/makalah-pembuatan-semen.html?m=1
http://semenmortarpasuruan.blogspot.com/2016/09/pengertian-mortar_2.html?m=1
https://www.lyceum.id/amp/6-kesalahan-ketika-membuat-adukan-semen/