Anda di halaman 1dari 16

Jl. Dr. WahidinSudirohusodo 736 Gresik Telp. (031) 3958499, Fax.

(031) 3958599

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RSU DENISA GRESIK


NOMOR:SK–DEN/12/03/I/2018

TENTANG
PEDOMAN PENGORGANISASIAN / TATAKELOLA PANITIA PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN INFEKSI RUMAH SAKIT UMUM DENISA GRESIK

BAB I

PENDAHULUAN

Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan

kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat. Oleh karenaitu rumah sakit dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang

bermutu sesuai dengan standar yang sudah ditentukan

Masyarakat yang menerima pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan dan pengunjung di

rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya dihadapkan pada risiko terjadinya infeksi

baik karena perawatan atau datang berkunjung ke rumah sakit Untuk meminimalkan risiko

terjadinya infeksi di rumah sakit danfasilitas pelayanan kesehatan lainnya perlu diterapkan

pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI), yaitu kegiatan yang meliputi perencanaan,

pelaksanaan, pembinaan, pendidikan dan pelatihan, serta monitoring dan evaluasi. Pencegahan

dan pengendalian infeksi di rumah sakit (PPIRS) sangat penting karena menggambarkan mutu

pelayanan rumah sakit. Apalagi akhir-akhir ini muncul berbagai penyakit infeksi baru

Wabah atau Kejadian Luar Biasa (KLB) dari penyakit infeksi sulit diperkirakan

datangnya, sehingga kewaspadaan melalui surveilans dan tindakan pencegahan serta

pengendaliannya perlu terus ditingkatkan. Selain itu infeksi yang terjadi di rumah sakit tidak saja

dapat dikendalikan tetapi juga dapat dicegah dengan melakukan langkah-langkah yang sesuai

dengan prosedur yang berlaku.

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan RI bersama World

Health Organization (WHO) ke rumah sakit - rumah sakit di Propinsi / Kabupaten / Kota

disimpulkan bahwa Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit (KPPIRS)
selama ini belum berfungsi optimal sebagaimana yang diharapkan. Penelitian juga menunjukkan

bahwa anggota Komite belum memahami dengan baik tugas, kewenangan, serta tanggung jawab

yang harus dilaksanakan dalam lingkup pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit.

BAB II

GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

Rumah Sakit Umum Denisa Gresik berdiri di atas tanah seluas 1.125 m2 di jalan. dr. Wahidin

Sudirohusodo 736, Dahanrejo, Kebomas Gresik. Lokasi mudah diakses,serta dekat dengan

kantor Pemkab Gresik dan RSUD Ibnu Sina Gresik.


BAB III

VISI,MISI,MOTTO DAN VALUE RS DENISA

Visi : “Menjadi rumah sakit yang profesional dan unggul dalam pelayanan serta
terjangkau oleh masyarakat"
Penjelasan Visi diatas :

 Profesional berarti pelayanan ksehatan di Rumah Sakit Umum Denisa Gresik


harus dilakukan oleh tenaga yang memenuhi standar kompetensi ( pendidikan dan
ketrampilan) sesuai ketentuan dalam perundang-undangan, dan dalam
pelaksanaannya mentaati standar atau prosedur yang ditetapkan serta berperilaku
sesuai nilai-nilai moral dan etika

 Unggul dalam Pelayanan berarti memberi pelayanan yang lebih baik

 Terjangkau oleh masyarakat berarti biaya pelayanan kesehatan Rumah Sakit


Umum Denisa Gresik terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.
Misi :

 Memberikan pelayanan kesehatan secara professional


 Memberikan pelayanan kesehatan secara profesional, cepat, hemat, efektif
 Meningkatkan kompetensi sumber daya manusia (SDM) diseluruh lini pelayanan
 Meningkatkan kepuasan seluruh pemangku kepentingan (Stakeholders) rumah sakit
 Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak untuk meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat.

Motto : “Pelayanan Prima Prioritas Kami”

Value : “Dengan kerja keras, kedisiplinan dan kejujuran kami akan selalu meningkatkan

kualitas pelayanan pada masyarakat”


BAB IV

STRUKTUR ORGANISASI PANITIA PPI

RSU DENISA GRESIK

DIREKTUR

KetuaKomite PPI

TIM PPI Sekretaris TIM


PPI/ IPCN

IPCLN

Gambar 1 : Struktur Organisai Panitia Pencegahan dan Pengendalian Infeksi


BAB V

URAIAN JABATAN

DIREKTUR
Tugas Direktur
1. Membentuk Komite dan Tim PPIRS dengan Surat Keputusan.
2. Bertanggung jawab dan memiliki komitmen yang tinggi terhadap penyelenggaraan upaya
pencegahan dan pengendalian infeksi.
3. Bertanggung jawab terhadap tersedianya fasilitas sarana dan
prasarana termasuk anggaran yang dibutuhkan.
4. Menentukan kebijakan pencegahan dan pengendalian infeksi.
5. Mengadakan evaluasi kebijakan pencegahan dan pengendalian
6. Mengadakan evaluasi kebijakan pemakaian antibiotika yang rasional dan disinfektan di
rumah sakit berdasarkan saran dari TIM PPIRS.
7. Dapat menutup suatu unit perawatan atau instalasi yang dianggap potensial menularkan
penyakit untuk beberapa waktu sesuai kebutuhan berdasarkan saran dari TIM PPIRS.
8. Mengesahkan Standar Prosedur Operasional (SPO) untuk PPIRS.

SUB KOMITE PPI


kriteria Anggota TIM PPI :
1. Mempunyai minat dalam PPI.
2. Pernah mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar PPI.

Tugas dan Tanggung Jawab SUB KOMITE PPI :

1. Menyusun dan menetapkan serta mengevaluasi kebijakan PPI.


2. Melaksanakan sosialisasi kebijakan PPIRS, agar kebijakan dapat dipahami dan
dilaksanakan oleh petugas kesehatan rumah sakit.
3. Membuat SPO PPI.
4. Menyusun program PPI dan mengevaluasi pelaksanaan program tersebut.Bekerjasama
dengan Tim PPI dalam melakukan investigasi masalah atau KLB Healthcare Associated
Infection(HAIs).
5. Memberi usulan untuk mengembangkan dan meningkatkan cara pencegahan dan
pengendalian infeksi.
6. Memberikan konsultasi pada petugas kesehatan rumah sakit dan fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya dalam PPI.

7. Mengusulkan pengadaan alat dan bahan yang sesuai dengan prinsip PPI dan aman bagi

yang menggunakan.

8. pelatihan untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia (SDM )rumah sakit
dalam PPI.
9. Melakukan pertemuan berkala, termasuk evaluasi kebijakan.
10. Menerima laporan dari Tim PPI dan membuat laporan kepada Direktur.
11. Berkoordinasi dengan unit terkait lain.
12. Memberikan usulan kepada Direktur untuk pemakaian antibiotika yang rasional di rumah
sakit berdasarkan hasil pantauan kuman dan resistensinya terhadap antibiotika dan
menyebar-luaskan data resistensi antibiotika.
13. Menyusun kebijakan kesehatan dan keselamatan kerja (K3).
14. Turut menyusun kebijakan clinical governance dan patient
safety.
15. Mengembangkan, mengimplementasikan dan secara periodik mengkaji kembali rencana
manajemen PPI apakah telah sesuaikebijakan manajemen rumah sakit.
16. Memberikan masukan yang menyangkut konstruksi bangunan
17. dan pengadaan alat dan bahan kesehatan, renovasi ruangan, cara pemrosesan alat,
penyimpanan alat dan linen sesuai dengan prinsip PPI
18. Menentukan sikap penutupan ruangan rawat bila diperlukan karena potensial menyebarkan
infeksi. Melakukan pengawasan terhadap tindakan-tindakan yang menyimpang dari standar
prosedur / monitoring surveilans proses.
19. Melakukan investigasi, menetapkan dan melaksanakan
20. penanggulangan infeksi bila ada KLB di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya.

Kriteria IPCO :
1. Ahli atau dokter yang mempunyai minat dalam PPI.
2. Mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar PPI.
3. Memiliki kemampuan leadership.

Tugas IPCO :
1. Berkontribusi dalam diagnosis dan terapi infeksi yang benar.
2. Turut menyusun pedoman penulisan resep antibiotika dan surveilans.
3. antibiotika.
4. Bekerjasama dengan Perawat PPI memonitor kegiatan surveilans
5. infeksi dan mendeteksi serta menyelidiki KLB.
6. Membimbing dan mengajarkan praktek dan prosedur PPI yang
7. berhubungan dengan prosedur terapi.
8. Turut memonitor cara kerja tenaga kesehatan dalam merawat pasien. Perawat dengan
pendidikan min D3 dan memiliki serti_kasi pelatihan PPI
9. Turut membantu semua petugas kesehatan untuk memaham pencegahan dan
pengendalian infeksi.

IPCN (Infection Prevention Control Nurse)


Kriteria IPCN :
1. Perawat dengan pendidikan min D3 dan memiliki sertifkasi pelatihan PPI
2. Memiliki komitmen di bidang pencegahan dan pengendalian infeksi.
3. Memiliki pengalaman sebagai Kepala Ruangan atau setara.
4. Memiliki kemampuan leadership, inovatif dan Confident.
5. Bekerja purna waktu.

Tugas dan Tanggung Jawab IPCN :


1. Mengunjungi ruangan setiap hari untuk memonitor kejadian infeksi yang terjadi di
lingkungan kerjanya, baik rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
2. Melaksanakan surveilans infeksi dan melaporkan kepada tim PPI. Bersama TIM PPI
melakukan pelatihan petugas kesehatan tentang PPI di rumah sakit dan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya.
3. Melakukan investigasi terhadap KLB dan bersama-sama TIM PPI memperbaiki
kesalahan yang terjadi.
4. Memonitor kesehatan petugas kesehatan untuk mencegah penularan infeksi dari petugas
kesehatan ke pasien atau sebaliknya.
5. Bersama Komite menganjurkan prosedur isolasi dan memberi konsultasi tentang
pencegahan dan pengendalian infeksi yang diperlukan pada kasus yang terjadi di rumah
sakit.
6. Memonitor pelaksanaaan PPI, penerapan SPO, kepatuhan petugas dalam menjalankan
kewaspadaan isolasi.
7. Audit Pencegahan dan Pengendalian Infeksi termasuk terhadap penatalaksanaan limbah,
laundry, gizi, dan lain-lain dengan mengunakan daftar tilik.
8. Memonitor kesehatan lingkungan.
9. Memonitor terhadap pengendalian penggunaan antibiotika yang rasional.
10. Mendesain, melaksanakan, memonitor dan mengevaluasi surveilans infeksi yang terjadi
di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
11. Membuat laporan surveilans dan melaporkan ke TIM PPI.
12. Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan PPI.
13. Memberikan saran desain ruangan rumah sakit agar sesuai dengan prinsip PPI.
14. Meningkatkan kesadaran pasien dan pengunjung rumah sakit tentang PPIRS.
15. Memprakarsai penyuluhan bagi petugas kesehatan, pengunjung dan keluarga tentang
topik infeksi yang sedang berkembang di masyarakat, infeksi dengan insiden tinggi.
16. Sebagai koordinator antara departemen / unit dalam mendeteksi, mencegah dan
mengendalikan infeksi di rumah sakit.

IPCLN (Infection Prevention and Control Link Nurse)


Kriteria IPCLN :
1. Perawat dengan minimal D3 dan sertifikasi PPI
2. Memiliki komitmen di bidang pencegahan dan pengendalian infeksi.
3. Memiliki kemampuan leadership.
Tugas IPCLN :
IPCLN sebagai perawat pelaksana harian / penghubung
bertugas :
1. Mengisi dan mengumpulkan formulir surveilans setiap pasien diunit rawat inap masing-
masing, kemudian menyerahkan-nya kepada IPCN ketika pasien pulang.
2. Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan
3. pencegahan dan pengendalian infeksi pada setiap personil ruangan di unit rawatnya
masing-masing. pada pasien.
4. Berkoordinasi dengan IPCN saat terjadi infeksi potensial KLB,
penyuluhan bagi pengunjung di ruang rawat masing-masing,
konsultasi prosedur yang harus dijalankan bila belum faham.
5. Memonitor kepatuhan petugas kesehatan yang lain dalam menjalankan Standar Isolasi.
BAB VIII

TATA HUBUNGAN KERJA

Recepsioni Farmasi Radiologi


st
Adm Askes
Operator
& Umum

Marketing & Tehnisi


Customer
Service
TIM PPI logistik
Rekam Medik

supir
Security

laboratorium
Komite
Medik

rehabilitasi
HK/Laundry
medik
1. IGD
2. R. Jalan (Poliklinik)
3. R. Inap
4. Ruang Khusus, (OK)

Keterkaitan Hubungan Kerja PPI dengan Unit Kerja Lain di RS SemGreen


a. Hubungan kerja PPI dengan Logistik
- Mensosialisasikan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi ke personil logistik
- Membuat permintaan barang/fasilitas rumah sakit yang sesuai standar

b. Hubungan kerja PPI dengan Supir


- Mensosialisasikan pencegahan dan pengendalian infeksi ke personil supir
- Melaksanakan transportasi untuk fasilitas dan kebutuhan pasien
- Motivasi ke personil supir untuk bekerja dan menstransformasi pasien sesuai standar

c. Hubungan kerja PPI dengan Cathlab


- Menegaskan petugas chatlab untuk pemakaian APD dan cuci tangan sesuai prosedur
- Mensosialisasikan pencegahan dan pengendalian infeksi ke personil chat lab
- Menginstruksikan petugas chat lab saat bekerja melaksanakan teknik septic aseptic
- Pembuangan sampah sesuai pada tempatnya

d. Hubungan kerja PPI dengan Fisioterapi (Rehabilitasi Medik)


- Mensosialisasikan pencegahan dan pengendalian infeksi ke personil Fisioterapi

e. Hubungan kerja PPI dengan Recepsionist


- Mensosialisasikan pencegahan dan pengendalian infeksi ke personil recepsionist
- Mengobservasi kerja personil recepsionist untuk pemilahan pasien rawat jalan dengan pasien
yang terinfeksi

f. Hubungan kerja PPI dengan Farmasi


- Mensosialisasikan pencegahan dan pengendalian infeksi ke personil farmasi
- Mengobservasi tentang pemakaian obat yang rasional dan pengantaran obat sesuai instruksi
dokter
- Menfollow up pengadaan bahan desinfektan serta fasilitas yang diperlukan di ruangan nurse
station

g. Hubungan kerja PPI dengan Radiologi


- Mensosialisasikan pencegahan dan pengendalian infeksi ke personil radiologi
- Mencuci pembuangan bahan anti radiasi ke pembuangan yang sudah di standar
- Mendisiplinkan petugas radiologi untuk pemakaian alat pelindung diri

h. Hubungan kerja PPI dengan HK dan Laundry


- Mensosialisasikan pencegahan dan pengendalian infeksi ke personil HK dan Laundry
- Mendisiplinkan petugas untuk pemakaian alat pelindung diri saat bekerja
- Meminta pembersihan disetiap unit rumah sakit sesuai standar yang ditetapkan
- Mengobservasi kebutuhan linen diruangan rawat inap dan rawat jalan
- Mengkontrol tentang pemilahan sampah dan alat tenun yang terinfeksi

i. Hubungan kerja PPI dengan Laboratorium dan Pel Darah


- Mensosialisasikan pencegahan dan pengendalian infeksi ke personil Laboratorium dan
Pelayanan Darah

- Mengobservasi tentang kebersihan kerja laboratorium dan pembuangan sampah laboratorium


untuk spesimen dibuang ke seftie tank Mendisiplinkan petugas untuk memakai APD
j. Hubungan kerja PPI dengan Gizi
- Mensosialisasikan pencegahan dan pengendalian infeksi ke personil Gizi
- Melakukan observasi di lingkungan gizi kebersihan dan penyajian makanan yang bersih
terhinndar dari kontaminasi
- Melakukan penyuluhan terhadap penjamah makanan tentang cara-cara penyajian makanan
sesuai dengan standar kesehatan

k. Hubungan kerja PPI dengan OK/CSSD/Rawat Khusus


- Mensosialisasikan pencegahan dan pengendalian infeksi ke personil OK/CSSD/Rawat Khusus
- Memantau kegiatan personil OK/CSSD/Rawat Khusus dalam proses pemeliharaan alat-alat
instrument dan sterilisasi sesuai dengan SPO
- Memantau petugas OK/CSSD/Rawat Khusus dalam melaksanakan tindakan harus dengan
prosedur septic dan aseptic
- Memantau mutu kesterilan dan tetap menyertakan alat-alat kelayakan alat yang tidak bisa
pakai serta kebersihan ruang perawatan

l. Hubungan kerja PPI dengan Adm Umum /Askes


- Mensosialisasikan pencegahan dan pengendalian infeksi ke personil Adm Umum / Askes
- Mengevaluasi tentang program cuci tangan yang sudah disosialisasikan

m. Hubungan kerja PPI dengan Marketing / Customer Service


- Mensosialisasikan pencegahan dan pengendalian infeksi ke personil Marketing / Customer
Service
- Menfolowup sampai dimana program yang sudah disampaikan dan pelaksanaan yang
dilapangan

n. Hubungan kerja PPI dengan Security


- Mensosialisasikan pencegahan dan pengendalian infeksi ke personil Security
- Memantau kegiatan security dalam melaksanakan program cuci tangan dan prosedur setelah
mengangkat jenazah untuk melakukan kegiatan kerja

o. Hubungan kerja PPI dengan Rekam Medik


- Mensosialisasikan pencegahan dan pengendalian infeksi ke personil Rekam Medik
- Observasi program dilapangan
- Membuat laporan pasien yang terinfeksi / KLB bekerjasama dengan Rekam medik

p. Hubungan kerja PPI dengan Teknisi (Instalasi Sanitasi)


- Mensosialisasikan pencegahan dan pengendalian infeksi ke personil Teknisi
- Observasi dan menilai kualitas listrik baik didalam ruangan maupun luar ruangan
- Melakukan pemeriksaan / pengukuran parameter kualitas listrik
- Menganalisa data hasil pemantauan, pemeriksaan parameter kualitas listrik kaitannya dengan
INOS.
BAB IX
POLA KETENAGAAAN DAN KUALIFIKASI

Dalam upaya mempersiapkan panitia PPI yang handal, perlu kiranya melakukan kegiatan
menyediakan, mempertahankan sumber daya manusia yang tepat bagi organisasi.
Atas dasar tersebut perlu adanya perencanaan SDM, yaitu proses mengantisipasi dan
menyiapkan perputaran orang ke dalam, di dalam dan ke luar organisasi. Tujuannya adalah
mendayagunakan sumber-sumber tersebut seefektif mungkin sehingga pada waktu yang tepat
dapat disediakan sejumlah orang yang sesuai dengan persyaratan jabatan.

Perencanaan bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan kemampuan oganisasi


dalam mencapai sasarannya melalui strategi pengembangan kontribusi.

Adapun pola ketenagaan dan kualifikasi sumber daya manusia di adalah sebagai berikut :

No Jabatan Kualifikasi Kualifikasi Kebutuhan


Pendidikan Pelatihan
1. IPCO/Infection Dokter Mengikuti pendidikan dan 1
Prevention and Control pelatihan dasar PPI
Officer
2. IPCN/Infection Min D3 Mengikuti pendidikan dan 1
Prevention and Control Pengalaman pelatihan dasar PPI
Nurse
3. IPCLN/Infection Min D3 Mengikut pendidikan dan 1 disetiap
Prevention and Control Pengalaman pelatihan dasar PPI Nurse station
Link Nurse

Kualifikasi Personil

No Jabatan Fungsi Kualifikasi


1 IPCO/Infection Prevention Berkontribusi dalam diagnosa, Dokter
and Control Officer memonitor kegiatan, membimbing dan mengikuti
mengajarkan praktek serta pendidikan
mengevaluasi dan pelatihan
dasar PPI dan
memiliki
kemampuan
2 IPCN/Infection Prevention
and control nurse - Mendesain, melaksanakan, - Minimal D3
memonitor dan mengevaluasi memiliki
surveilans infeksi sertifikat PPI
- Koordinator antara departemen/unit - Pengalaman
melakukan investigasi terhadap KLB sebagai
Memberikan pelatihan,motivasi dan Kepala
teguran Ruangan atau
setara
- Memiliki
kemampuan
leadership,
inovatif dan
convident

3 IPCLN/Infection Prevention
and control link - Mengisi, mengumpulkan formulir - Minimal D3
surveilans Memiliki
Sertifikat
PPI
- Setiap pasien disetiap unit rawat inap - Memiliki
memberi motivasi dan teguran tentang komitmen di
pelaksanaan kepatuhan PPI bidang PPI
- Berkoordinasi dengan IPCN saat
terjadi KLB - Memiliki
kemampuan
leadership
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI

Kegiatan orientasi Tim pencegahan dan Pengendalian Infeksi di RSU DENISA disampaikan
kepada seluruh karyawan dan khusus buat perawat disampaikan saat orientasi perawat baru
yang disampaikan oleh bagian IPCN.
Pada kegiatan orientasi pegawai baru :
1. Struktur organisasi Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSU Denisa
2. Susunan personil Tim Peningkatan dan Pengendalian Infeksi
3. Kegiatan/Program yang dilaksanakan oleh Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
RSU Denisa
4. Hal-hal lain yang terkait dengan tim pencegahan dan pengendalian infeksi RSU
Denisa.
BAB X
PERTEMUAN ATAU RAPAT

Rapat berkala terdiri dari :

1. Rapat Rutin

Rapat rutin Tim Pencegahan dan Pengendalian di RSU Denisa dilaksanakan setiap
bulannya yang diselenggarakan pada :
Tempat : Ruang Rapat Unit Kerja PPI

Peserta : Direktur, Kepala Bagian, semua tim PPI,

Materi :

 Evaluasi kinerja pencegahan dan pengendalian infeksi

 Masalah dan pemecahannya

 Evaluasi dan rekomendasi

 isu terbaru terkait PPI

2. Rapat Insidentil

Rapat Insidentil diselenggarakan sewaktu-waktu bila ada masalah atau sesuatu hal
yang perlu dibahas segera.
BAB XI
PELAPORAN

Sistem pelaporan Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi yang dilaksanakan di RSU
Denisa adalah :

1. Laporan harian
Laporan harian yang disampaikan kepada tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
adalah laporan Infeksi luka operasi (ILO) yang terjadi di RSU Denisa
2. Laporan bulanan
Laporan bulanan yang dilaporkan kepada tim pencegahan dan pengendalian infeksi
adalah rekapan bulanan dari laporan insiden
3. Laporan tahunan
Diakhir tahun semua laporan evaluasi akan disampaikan kepada Direktur untuk
mendapat rekomendasi.

DIREKTUR RSU DENISA

dr. Bambang Prihadi, Sp.OG (K)

Anda mungkin juga menyukai