SKRIPSI
ISTIQOMATUNNISA
1110102000025
JAKARTA
JUNI 2014
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi
ISTIQOMATUNNISA
1110102000025
JAKARTA
JUNI 2014
ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Nama : Istiqomatunnisa
NIM : 1110102000025
Tanda tangan :
iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
NAMA : ISTIQOMATUNNISA
NIM : 1110102000025
JUDUL : RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES
DAN EVALUASI BEBAN BIAYA PERBEKALAN
FARMASI PADA PASIEN RAWAT INAP KARTU
JAKARTA SEHAT DI RUMAH SAKIT TNI ANGKATAN
LAUT Dr. MINTOHARDJO
Disetujui Oleh
Pembimbing I Pembimbing II
NIP. 197211272005012004
Mengetahui,
iv
HALAMAN PENGESAHAN
DEWAN PENGUJI
Ditetapkan di : Ciputat
Tanggal : 10 Juli 2014
v
ABSTRAK
Nama : Istiqomatunnisa
Program Studi : Farmasi
Judul : Rasionalitas Obat Antidiabetes dan Evaluasi Beban Biaya
Perbekalan Farmasi Pada Pasien Rawat Inap Kartu jakarta
sehat di Rumah Sakit TNI Angkatan Laut Dr.
Mintohardjo
vi
ABSTRACT
Name : Istiqomatunnisa
Program Study : Pharmacy
Title :The Rational Use of Antidiabetic Drugs and Cost of
Pharmaceuticals Supplies Evaluation of Kartu Jakarta
Sehat Hospitalized in Naval Hospital Dr. Mintoharjo
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat, karunia serta nikmat Iman dan Islam yang tak terhingga. Shalawat serta
salam senantiasa terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Syukur atas
limpahan cinta dan kasihNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
skripsi yang berjudul “Rasionalitas Obat Antidiabetes dan Evaluasi Beban Biaya
Perbekalan Farmasi Pada Pasien Rawat Inap Kartu jakarta sehat di Rumah Sakit
TNI Angkatan Laut Dr. Mintohardjo” bertujuan untuk memenuhi persyaratan guna
memperoleh gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pada kesempatan ini penulis menyadari bahwa, tanpa bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan
skripsi ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena
itu, saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada :
1. Allah SWT. Ucap syukur tak hingga kepadaNya atas semua kebaikan dan
kemudahan yang telah diberikan kepada saya. Zat yang membuat saya
senantiasa bersemangat untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. TanpaMu
tak ada artinya dunia ini.
2. Ibu Dr. Azrifitria, M.Si., Apt dan Ibu Siti Fauziyah,S.SI, M.Farm., Apt selaku
dosen pembimbing yang telah banyak memberikan ilmu, waktu, tenaga,
dalam penelitian ini juga untuk kesabaran dalam membimbing, memberikan
saran, dukungan serta kepercayaannya selama penelitian berlangsung hingga
tersusunnya skripsi ini.
3. Prof. Dr. (hc) dr. M. K. Tadjudin, Sp. And., selaku Dekan Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Drs. Umar Mansur, M.Sc., Apt selaku ketua Program Studi Farmasi
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan banyak motivasi dan bantuan.
5. Seluruh pihak dosen pengajar Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
viii
yang telah banyak membantu selama perkuliahan saya di farmasi.
Terimakasih untuk ilmu pengetahuan yang telah diberikan kepada saya.
6. Seluruh civitas Departemen Farmasi RUMKITAL Dr. Mintohardjo yang
telah memberikan kesempatan dan kemudahan untuk melakukan penelitian
serta dukungan yang sangat besar.
7. Bapak Dwi, Bapak Ari, beserta seluruh pihak karyawan ruang administrasi
medik dan mas Rizki selaku karyawan apotek dan seluruh pihak karyawan
apotek lainnya yang telah banyak membantu kelancaran dalam pengambilan
data.
8. Kedua orang tua saya, abi tersayang Izzuddin, Ak., M.M dan ummi tercinta
Titing Irnawati yang selalu memberikan kasih sayang dan doa yang tidak
pernah henti serta dukungan baik moril maupun materil. Tidak ada yang
dapat membalas semua kebaikan dan ketulusan cinta umi dan abi. Semoga
Allah senantiasa memberikan kesehatan, keselamatan, perlindungan, dan
kasih sayang kepada umi dan abi.
9. Kedua mertua saya yang kini sudah menjadi orang tua saya, ayah Ahmad
Maksum, MM dan mama Ruchila Yusroyati yang selalu memberikan doa
serta dukungan kepada saya. Semoga Allah membalas kebaikan ayah dan
mama.
10. Suami saya yang sangat saya cintai, terimakasih atas kesetiaannya menemani
dan senantiasa memberikan dukungan moril serta doa yang tiada henti.
Terimakasih sayang atas semua kebaikan dan ketulusannya. Semoga Allah
membalasnya dengan sebaik-baik balasan.
11. Adik-adikku tersayang Ahmad Naufal Rabbani, M. Irfan Fadhillah, Amirah
Maulani, Sultan Fathani Abdullah, M.Azka, Alisha Syazana Nabilah yang
telah menjadi penyemangat saya untuk menjadi kakak teladan untuk kalian.
12. Yusna Fadliyyah Apriyanti, Julia Anggraini, Sri Wahyuni Lestari, Annisa
Alfira, Annisa Fitriana yang senantiasa menjadi sahabat penyemangat,
terimakasih atas dukungan dan doanya.
13. Ashabul kahfi (Anis, Ayun, Citra, dan Marsha) terimakasih telah menjadi
teman terbaik sejak SMP, selalu memberi support dan menjadi sahabat
terbaik di hidup saya.
ix
14. Teman-teman seperjuangan farmasi angkatan 2010 terimakasih atas
kebersamaan kita selama 4 tahun lebih ini.
15. Serta pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah
memberikan dukungan hingga terwujudnya skripsi ini.
Istiqomatunnisa
x
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Nama : Istiqomatunnisa
NIM : 11101020000525
Program Stud : Farmasi
Fakultas : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK)
Jenis Karya : Skripsi
untuk dipublikasikan atau ditampilkan di internet atau media lain yaitu Digital
Library Perpustakaan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
untuk kepentingan akademik sebatas sesuai dengan Undang-Undang Hak Cipta
Dengan demikian persetujuan publikasi karya ilmiah ini saya buat dengan
sebenarnya.
Dibuat di : Ciputat
Pada Tanggal : 10 Juli 2014
Yang menyatakan,
(Istiqomatunnisa)
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS .............................................. iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ v
ABSTRAK ...................................................................................................... vi
ABSTRACT ..................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................ xi
DAFTAR ISI .................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 3
1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................... 4
1.4.1 Bagi Penulis ........................................................................... 4
1.4.2 Bagi RUMKITAL Dr. Mintohardjo ........................................ 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 6
2.1 Rasionalitas Obat ........................................................................... 6
2.2 Interaksi Obat ................................................................................. 8
2.2.1 Mekanisme Interaksi Obat ...................................................... 9
2.2.2 Tingkat Keparahan Interaksi Obat ........................................ 10
2.3 Diabetes Melitus .......................................................................... 10
2.3.1 Definisi ................................................................................ 10
2.3.2 Etiologi & Klasifikasi Diabetes Melitus ............................... 11
2.3.3 Gejala Diabetes Melitus ....................................................... 12
2.3.4 Skrining Diabetes Melitus .................................................... 13
2.3.5 Diagnosis Diabetes Melitus .................................................. 14
2.3.6 Patofisiologi ......................................................................... 15
2.3.7 Penatalaksanaan ................................................................... 16
2.4 Penggolongan Obat Antidiabetes Oral .......................................... 19
2.4.1 Golongan Sulfonilurea ......................................................... 20
2.4.2 Golongan Meglitinid ............................................................ 22
2.4.3 Biguanid (Metformin) .......................................................... 24
2.4.4 Golongan Tiazolidindion ...................................................... 25
2.4.5 Penghambat Enzim α-Glikosidase ........................................ 26
2.4.6 Inhibitor Dipeptidyl Peptidase-4 ........................................... 27
2.4.7 Sekuestran Asam Empedu .................................................... 28
2.4.8 Bromokriptin ....................................................................... 28
xii
2.4.9 Produk Kombinasi ............................................................... 29
2.5 Insulin .......................................................................................... 29
2.5.1 Terapi Insulin Untuk Pasien Rawat Inap............................... 29
2.5.2 Kategori Insulin ................................................................... 29
2.5.3 Dosis Insulin ...................................................................... 30
2.6 Perbekalan Farmasi ...................................................................... 31
2.7 Kartu jakarta sehat (KJS).............................................................. 31
2.7.1 Definisi Kartu Jakarta Sehat ................................................. 31
2.7.2 Tujuan KJS .......................................................................... 31
2.7.3 Sasaran Program KJS ........................................................... 31
2.7.4 Manfaat KJS ........................................................................ 32
2.8 Tarif Indonesia Case Based Groups (INA CBG’S) ....................... 32
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN .......................................................... 34
3.1 Desain Operasional ...................................................................... 34
3.1.1Variabel Bebas ...................................................................... 34
3.1.2 Variabel Terikat ................................................................... 34
3.1.2.1 Ketepatan Indikasi .................................................. 34
3.1.2.2 Ketepatan Pemilihan Obat ....................................... 35
3.1.2.3 Ketepatan Regimen Dosis ....................................... 35
3.1.2.4 Ketepatan Cara Pemberian ...................................... 35
3.1.2.5 Ketepatan Pasien ..................................................... 35
3.1.2.6 Efek Samping ......................................................... 36
3.1.2.7 Interaksi Obat ......................................................... 36
3.1.3 Demografi Pasien ................................................................. 36
3.1.3.1 Jenis Kelamin ......................................................... 36
3.1.3.2 Usia ........................................................................ 37
3.1.3.3 Jenis Diabetes ......................................................... 37
3.2 Desain Penelitian.......................................................................... 37
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 38
3.3.1 Tempat Penelitian ................................................................ 38
3.3.2 Waktu Penelitian .................................................................. 38
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian .................................................... 38
3.4.1 Populasi ............................................................................... 38
3.4.2 Sampel ................................................................................. 38
3.4.2.1 Kriteria Inklusi Sampel ........................................... 39
3.4.2.2 Kriteria Eksklusi Sampel......................................... 39
3.5 Prosedur Penelitian....................................................................... 39
3.5.1 Persiapan (Permohonan Izin Penelitian) ............................... 39
3.5.2 Pelaksanaan Pengumpulan Data ........................................... 39
3.5.2.1 Penelusuran Dokumen ............................................ 39
3.5.3 Manajemen Data .................................................................. 40
3.6 Pengolahan Data .......................................................................... 40
xiii
3.7
Analisa Data................................................................................. 41
3.7.1 Analisis Univariat ................................................................ 42
3.7.2 Analisis Bivariat .................................................................. 42
3.7.3 Analisa Beban Biaya Perbekalan Farmasi............................. 43
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 45
4.1 Demografi Pasien ......................................................................... 45
4.1.1 Jenis Kelamin....................................................................... 45
4.1.2 Usia Pasien .......................................................................... 46
4.1.3 Jenis Diabetes ...................................................................... 47
4.2 Profil Obat Antidiabetes ............................................................... 49
4.2.1 Obat Antidiabetes Tunggal ................................................... 49
4.2.2 Kombinasi Obat Antidiabetes Oral dan Injeksi ..................... 50
4.3 Analisis Kerasionalan Obat Antidiabetes ...................................... 52
4.3.1 Tepat Indikasi ...................................................................... 54
4.3.2 Tepat Dosis .......................................................................... 56
4.3.3 Tepat Pasien ......................................................................... 57
4.3.4 Tepat Obat ........................................................................... 58
4.3.5 Tanpa Interaksi Obat ............................................................ 60
4.3.6 Tepat Cara Pemberian .......................................................... 62
4.3.7 Tanpa Efek Samping ............................................................ 63
4.4 Evaluasi Analisis Kerasionalan..................................................... 63
4.5 Evaluasi Biaya Perbekalan Farmasi ............................................. 64
4.5.1 Profil Penggunaan Obat Antidiabetes ................................. 64
4.5.2 Profil Bahan Medis Habis Pakai ......................................... 65
4.6 Keterbatasan Penelitian ................................................................ 68
4.6.1 Kendala ................................................................................ 68
4.6.2 Kelemahan ........................................................................... 68
4.6.3 Kekuatan .............................................................................. 69
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 70
5.1 Kesimpulan .................................................................................. 70
5.2 Saran ............................................................................................ 71
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 72
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Kriteria Penegakkan Diagnosis DM .................................................... 13
Tabel 2.2 Target Pelaksanaan Diabetes Melitus .................................................. 17
Tabel 2.3 Dosis Sulfonilurea Generasi Kedua .................................................... 20
Tabel 2.4 Obat Antidiabetes Oral Golongan Sulfonilurea ................................... 21
Tabel 2.5 Obat Antidiabetes Oral Golongan Meglitinid ...................................... 23
Tabel 2.6 Obat Antidiabetes Oral Golongan Biguanid ........................................ 25
Tabel 2.7 Obat Antidiabetes Oral Golongan Inhibitor Enzim α-Glikosidase ....... 27
Tabel 2.8 Karakteristik Insulin ........................................................................... 30
Tabel 2.9 Pengkodean Jenis Antdiabetik ............................................................ 41
Tabel 2.10 Pengkodean Ketepatan ..................................................................... 41
Tabel 4.1 Demografi Pasien ............................................................................... 45
Tabel 4.2 Jumlah Penderita Diabetes Melitus Berdasarkan Jenis Diabetes .......... 48
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Analisis Ketepatan Indikasi Antidiabetik ............ 55
Tabel 4.4 Distribusi Analisis Ketepatan Dosis Antidiabetik Berdasarkan Frekuensi
Pemberian Antidiabetik ...................................................................... 56
Tabel 4.5 Distribusi Analisis Ketepatan Pasien Antidiabetik Berdasarkan
Frekuensi Pemberian Antidiabetik ...................................................... 58
Tabel 4.6 Distribusi Ketepatan Pemilihan Obat Berdasarkan Frekuensi Pemberian
Antidiabetik ....................................................................................... 60
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Analisis Interaksi Obat Berdasarkan Pemberian
Antidiabetik ....................................................................................... 61
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Analisis Ketepatan Cara Pemberian Berdasarkan
Pemberian Antidiabetik ...................................................................... 62
Tabel 4.9 Profil Penggunaan Obat Antidiabetes ................................................ 65
Tabel 4.10 Profil Penggunaan Bahan Medis Habis Pakai.................................... 65
Tabel 4.11 Total Biaya Perbekalan Farmasi ....................................................... 67
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Algoritma Penatalaksanaan DM Tipe 2 (Dipiro et, al, 2009) ........... 18
Gambar 2.2 Algoritma Penatalaksanaan Diabetes Melitus Tipe 2 (American
Diabetes Association, 2009)........................................................... 19
Gambar 4.1 Diagram Distribusi Frekuensi Pasien Berdasarkan Jenis Kelamin....46
Gambar 4.2 Diagram Distribusi Frekuensi Penderita Diabetes Melitus
Berdasarkan Usia Pasien (%)........................................................... 47
Gambar 4.3 Diagram Distribusi Frekuensi Penderita Diabetes Melitus
Berdasarkan Jenis Diabetes ............................................................. 48
Gambar 4.4 Distribusi Penggunaan Obat Antidiabetes Tunggal (%) ................... 49
Gambar 4.5 Distribusi Penggunaan Obat Antidiabetes Oral Dengan Injeksi ....... 51
Gambar 4.6 Distribusi Frekuensi Analisis Ketepatan Berdasarkan Frekuensi
Pemberian Obat Antidiabetes .......................................................... 53
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Surat Permohonan Data dan Izin Penelitian Dari UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Prodi Farmasi................................................ 76
Lampiran 2. Surat Persetujuan Pelaksanaan Penelitian Dari RUMKITAL Dr.
Mintohardjo Jakarta Pusat.............................................................. 77
Lampiran 3. Rekapitulasi Data Sampel............................................................... 78
Lampiran 4. Analisis Penilaian Ketepatan Indikasi ............................................. 94
Lampiran 5. Analisis Penilaian Ketepatan Dosis ................................................ 97
Lampiran 6. Analisis Penilaian Ketepatan Pasien ............................................... 99
Lampiran 7. Analisis Penilaian Ketepatan Obat ................................................ 106
Lampiran 8. Analisis Penilaian Interaksi Obat .................................................. 108
Lampiran 9. Analisis Penilaian Ketepatan Cara Pemberian .............................. 114
Lampiran 10.Hasil Analisis Ketepatan dan Kerasionalan Berdasarkan Pemberian
Antidiabetik pada Pasien Rawat Inap ........................................... 116
Lampiran 11.Hasil Penilaian Kerasionalan Berdsarkan Jumlah Pasien Diabetes
Melitus ........................................................................................ 118
Lampiran 12.Hasil Analisis Ketepatan Indikasi Menggunakan Contingency
Coefficient ................................................................................... 120
Lampiran 13.Hasil Analisis Ketepatan Dosis Menggunakan Contingency
Coefficient ................................................................................... 121
Lampiran 14.Hasil Analisis Ketepatan Pasien Menggunakan Contingency
Coefficient ................................................................................... 122
Lampiran 15.Hasil Analisis Ketepatan Obat Menggunakan Contingency
Coefficient ................................................................................... 123
Lampiran 16.Hasil Analisis Ketepatan Cara Pemberian Menggunakan
Contingency Coefficient ............................................................... 124
Lampiran 17. Hasil Analisis Interaksi Obat Menggunakan Contingency
Coefficient ................................................................................... 125
Lampiran 18.Total Pembiayaan Perbekalan Farmasi Pasien Diabetes Melitus KJS
periode April-Desember 2013 ...................................................... 127
Lampiran 19. Rekapitulasi Biaya Perbekalan Farmasi ...................................... 128
xvii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
pada pasien rawat inap diabetes melitus yang merupakan pasien KJS Rumah Sakit
TNI Angkatan Laut (RUMKITAL) Dr. Mintohardjo periode April hingga
Desember 2013, yaitu mengenai rasionalitas penggunaan obat antidiabetes dan
evaluasi beban biaya perbekalan farmasi.
6
7
3. Tepat indikasi
Pasien diberikan obat dengan indikasi yang benar sesuai diagnosa Dokter.
4. Tepat pasien
Obat yang akan digunakan oleh pasien mempertimbangkan kondisi
individu yang bersangkutan. Riwayat alergi, adanya penyakit penyerta seperti
kelainan ginjal atau kerusakan hati, serta kondisi khusus misalnya hamil, laktasi,
balita, dan lansia harus dipertimbangkan dalam pemilihan obat.
5. Tepat dosis
Dosis obat yang digunakan harus sesuai range terapi obat tersebut. Obat
mempunyai karakteristik farmakodinamik maupun farmakokinetik yang akan
mempengaruhi kadar obat di dalam darah dan efek terapi obat. Dosis juga harus
disesuaikan dengan kondisi pasien dari segi usia, bobot badan, maupun kelainan
tertentu.
7. Tepat harga
Penggunaan obat tanpa indikasi yang jelas atau untuk keadaan yang sama
sekali tidak memerlukan terapi obat merupakan pemborosan dan sangat
membebani pasien, termasuk peresepan obat yang mahal.
8. Tepat informasi
Informasi tentang obat yang harus diminum atau digunakan pasien akan
sangat mempengaruhi ketaatan pasien dan keberhasilan pengobatan. Misalnya
pada peresepan rifampisin harus diberi informasi bahwa urin dapat berubah
menjadi berwarna merah sehingga pasien tidak akan berhenti minum obat
walaupun urinnya berwarna merah.
2. Interaksi Farmakodinamik
Interaksi farmakodinamik adalah interaksi yang terjadi antara obat yang
memiliki efek farmakologis, antagonis atau efek samping yang hampir sama.
Interaksi ini dapat terjadi karena kompetisi pada reseptor atau terjadi antara obat-
obat yang bekerja pada sistem fisiologis yang sama. Interaksi ini biasanya dapat
diprediksi dari pengetahuan tentang farmakologi obat-obat yang berinteraksi
(BNF 58, 2009).
1. Keparahan minor
Sebuah interaksi termasuk ke dalam keparahan minor jika interaksi
mungkin terjadi tetapi dipertimbangkan signifikan potensial berbahaya terhadap
pasien jika terjadi kelalaian. Contohnya adalah penurunan absorbsi ciprofloxacin
oleh antasida ketika dosis diberikan kurang dari dua jam setelahnya (Bailie, 2004).
2. Keparahan moderate
Sebuah interaksi termasuk ke dalam keparahan moderate jika satu dari
bahaya potensial mungkin terjadi pada pasien, dan beberapa tipe
intervensi/monitor sering diperlukan. Efek interaksi moderate mungkin
menyebabkan perubahan status klinis pasien, menyebabkan perawatan tambahan,
perawatan di rumah sakit dan atau perpanjangan lama tinggal di rumah sakit.
Contohnya adalah dalam kombinasi vankomisin dan gentamisin perlu dilakukan
monitoring nefrotoksisitas (Bailie, 2004).
3. Keparahan major
Sebuah interaksi termasuk ke dalam keparahan major jika terdapat
probabilitas yang tinggi kejadian yang membahayakan pasien termasuk kejadian
yang menyangkut nyawa pasien dan terjadinya kerusakan permanen (Bailie,
2004).
3. Diabetes gestational
a. Usia kehamilan 24-28 minggu dengan menggunakan 75 gram oral
glucose tolerance test(OGTT)
b. Jika DM gestational telah di diagnosis, selama 6-12 minggu sesudah
kelahiran
(c) Nilai A1c tidak akurat pada pasien penderita anemia hemolitik,
malaria kronik, atau pasien yang baru saja menerima transfusi
darah atau kehilangan banyak darah
b. Test diagnosa lain
i. C-peptida (kadar sekresi insulin biasanya tidak teralu berarti pada
DM tipe 1 dan normal atau tinggi pada DM tipe2)
ii. Terdapat sel autoantibodi
2. Diagnosis diabetes gestational : parameter glikemik pada pasien hamil
a. 75 gram OGTT pada kehamilan 24-28 minggu
i. Puasa : 92 mg/dL atau lebih
ii. 1 jam setelah OGTT : 180 mg/dL atau lebih
iii. 2 jam setelah OGTT : 153 mg/dL atau lebih
3. Diagnosis prediabetes
a. Berkurangnya glukosa puasa : FPG diantara 100 – 125 mg/dL
b. Berkurangnya glukosa toleran : 2 jam glukosa plasma setelah OGTT (75
g diantara 140 dan 199 mg/dL)
2.3.6 Patofisiologi
Diabetes melitus merupakan suatu keadaan hiperglikemia yang bersifat
kronik yang dapat mempengaruhi metabolisme karbohidrat, protein dan lemak.
Diabetes melitus disebabkan oleh sebuah ketidakseimbangan atau ketidakadanya
persediaan insulin atau tak sempurnanya respon seluler terhadap insulin ditandai
dengan tidak teraturnya metabolisme.
Orang dengan metabolisme yang normal mampu mempertahankan kadar
glukosa darah antara 80-140 mg/dl dalam kondisiasupan makanan yang berbeda –
beda pada orang non diabetik kadar glukosa darah dapat meningkat antara 120-
140mg/dl setelah makan (post prandial) namun keadaan ini akan kembali menjadi
normal dengan cepat. Sedangkan kelebihan glukosa darah diambil dari darah dan
disimpan sebagai glikogen dalam hati dan sel-selotot (glikogenesis). Kadar
glukosa darah normal dipertahankan selama keadaan puasa, karena glukosa
dilepaskan dari cadangan-cadangan tubuh (glikogenolisis) dan glukosa yang baru
dibentuk dari trigliserida (glukoneogenesis). Glukoneogenesis menyebabkan
2.3.7 Penatalaksanaan
Menurut Persatuan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) terdapat dua
macam penatalaksanaan DM, yaitu :
a. Terapi Tanpa Obat
i. Pengaturan diet, diet yang baik merupakan kunci keberhasilan terapi
diabetes. Diet yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi
seimbang terkait dengan karbohidrat, protein, dan lemak. Jumlah kalori
Awal Intervensi
Edukasi/nutrisi/olahraga
Target tercapai
Target tidak
tercapai setelah 3 Kombinasi lain :
Metformin/sulfonilurea
Di cek A1c tiap 3-6 bulan
dengan
pioglitazon/rosiglitazon
Target tercapai atau akarbose/miglitol
Kombinasi sulfonilurea
Metformin dengan
nateglinid
/insulin/insulin analog
Terapi dilanjutkan (monoterapi/kombinasi)
atau dicek A1c tiap
3-6 bulan
Target tercapai
STEP 2
d. Efek Merugikan
i. Umum : Hipoglikemia, penambahan berat badan
ii. Jarang terjadi : Ruam kulit, sakit kepala, nausea, vomiting,
fotosensitivitas.
e. Kontraindikasi
i. Hipersensitivitas dengan sulfonamide
ii. Pasien dengan tidak sadar menderita hipoglikemi
iii. Fungsi ginjal tidak berfungsi dengan baik (glipizid merupakan pilihan
yang lebih baik daripada gliburid atau glimepirid pada pasien yang
geriatri atau memiliki kelemahan pada ginjal karena obat atau
metabolit aktif tidak dapat dieliminasi di dalam ginjal).
f. Efikasi
i. Reduksi 1%-2% A1c
ii. Semua pengobatan untuk mengobati hiperglikemia
vii. Interaksi Obat
Banyak obat yang dapat berinteraksi dengan obat-obat sulfonilurea,
sehingga risiko terjadinya hipoglikemia harus diwaspadai.. Obat atau
senyawa-senyawa yang dapat meningkatkan risiko hipoglikemia sewaktu
pemberian obat-obat hipoglikemik sulfonilurea antara lain : alkohol,
fenformin, sulfonamida, salisilat, fenilbutazon, oksifenbutazon,
probenezide, dikumarol, kloramfenikol, penghambat MAO, guanetidin,
steroida anabolitik, fenfluramin, dan klofibrat.
b. Dosis
i. Repaglinid
(a) Dosis lazim : 0,5 – 1 mg 15 menit sebelum makan
(b) Dosis maksimum per hari :16 mg
ii. Nateglinid
(a) 120 mg sebelum makan
(b) 60 mg jika A1c mendekati tujuan yang diinginkan
c. Efek Merugikan
Hipoglikemia (lebih kecil dibandingkan dengan sulfonilurea), berat badan
berkurang, infeksi pernapasan meningkat.
d. Kontraindikasi
i. Hipersensitivitas
ii. Penggunaan repaglinid dengan gemfibrozil dapat meningkatn
konsentrasi repaglinid
e. Efikasi
i. Reduksi 0,5%-1,5% A1c (repaglinide menunjukkan penurunan A1c
lebih dari nateglinid
ii. Lebih efektif pada postprandial glukosa
d. Efek Merugikan
i. Diare, sakit perut
ii. Meningkatkan enzim di hati dengan meningkatnya dosis akarbosa
e. Kontraindikasi : Inflamasi pada perut, ulserasi usus kecil, obstruksi
pencernaan
f. Efikasi :
i. Reduksi 0,5%-0,8% A1c
ii. Tidak efektif pada pasien dengan diet karbohidrat rendah
vii. Interaksi Obat
Acarbose : Diperlemah oleh kolestiramin, absorben usus, enzim
pencernaan
d. Efek Merugikan
i. Infeksi saluran urin,s akit kepala
ii. Hipoglikemia
v. Sitagliptin pada beberapakondisi dapat menyebabkan pankreatitis
akut, angioderma, sindrom steven-johnson dan anafilaksis.
e. Kontraindikasi
iii. Hipersensitivitas
iv. Memiliki riwayat pankreatitis
f. Efikasi : Reduksi 0,5-0,8% A1c
2.4.8 Bromokriptin
a. Mekanisme Kerja: Belum diketahui
b. Dosis
i. Lazim : 0,8 mg 1x sehari, bersamaan dengan makanan
ii. Maksimal per hari : 4,8 mg
c. Efek Merugikan : Nausea, vomiting, malas, sakit kepala, hipotensi,
kelaparan
d. Kontraindikasi
i. Sebaiknya tidak digunakan pada pasien migrain
e. Efikasi :Reduksi 0,1 % - 0,6% A1c
2.5 Insulin
2.5.1 Terapi Insulin Untuk Pasien Rawat Inap
Pasien yang dirawat di rumah sakit dapat dibagi ke dalam dua kelompok.
Kelompok pertama pasien yang memerlukan perawatan di ruang intensif,
misalnya pasien ketoasidosis, pasca operasi, atau pasien penyakit gawat seperti
sepsis. Kelompok kedua adalah pasien yang tidak memerlukan perawatan di ruang
intensif, misalnya pasien praoperatif atau pasien dengan penyakit yang tidak
gawat.
Secara umum, cara pemberian terapi insulin bagi kedua kelompok di atas
memiliki perbedaan. Pasien yang dirawat di ruang intensif umumnya memerlukan
terapi intensif dengan cara pemberian insulin infus (drip) intravena atau secara
intramuskular. Cara intramuskular jarang dilakukan dan hanya dilakukan bila
fasilitas insulin drip intravena tidak tersedia. Pasien yang dirawat di ruang biasa
umumnya tidak memerlukan terapi insulin infus intravena. Terapi untuk pasien ini
cukup dengan pemberian subkutan atau dengan pompa insulin (CSII). Bahkan
pada kasus yang ringan, terapi dengan obat antidiabetik oral masih dapat
diberikan untuk pasien DM, terutama pasien DM tipe 2 (PERKENI, 2007).
Waktu Injeksi
Sebelum Puncak Durasi
Kategori Nama Obat Onset
Makan (jam) (jam)
(menit)
Kerja 30-60
Regular 30 2-3 4-6
cepat menit
Kerja
5-20
sangat Aspart/lispro/glulisin 15 1-3 3-5
menit
cepat
Kerja NPH 1-2
Tidak tersedia 4-8 10-20
menengah Lente jam
2-4
Kerja jam 6-8
Detemir, Glargine Tidak tersedia 6-24
panjang 1-2 (Peakless)
jam
Dosis awal pasien DM muda 0,7-1,5 U/kg berat badan. Untuk terapi awal,
regular insulin dan insulin kerja sedang merupakan pilihan dan diberikan 2 kali
sehari. Untuk DM dewasa yang kurus 8-10 U insulin kerja sedang diberikan 20-30
menit sbeelum makan pagi dan 4-5 U sebelum makan malam, DM dewasa gemuk
20 U pagi hari dan 10 U sebelum makan malam. Dosis ditingkatkan secara
bertahap sesuai hasil pemeriksaan glukosa darah dan urin (Departemen
Farmakologi dan Terapeutik FK UI, 2007).
34
35
Kategori :
i. Tepat
ii. Tidak Tepat
Kategori : i. Laki-laki
ii. Perempuan
3.1.3.2 Usia
Penggolongan usia pasien berdasarkan Departemen Kesehatan RI (DEPKES RI,
2009). DEPKES RI mengklasifikasikan usia manusia menjadi 8 kategori, yaitu :
3.4.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah populasi yang memenuhi kriteria
inklusi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling, yaitu
semua pasien yang memenuhi kriteria diambil sebagai sampel penelitian. Sampel
dalam penelitian ini terdapat 24 pasien.
c. Entry data
Peneliti memasukkan data yang telah dilakukan proses coding ke dalam
program Microsoft Excel dalam bentuk tabel.
d. Cleaning data
Data yang sudah diinput diperiksa kembali untuk memastikan data bersih
dari kesalahan dan siap untuk dianalisis.
Nilai p pada tingkat kepercayaan 95% adalah sebagai berikut (Trihendradi, 2011):
a. Probabilitas < 0,05 berarti H0 ditolak. Uji statistik menunjukkan hubungan
yang bermakna.
b. Probabilitas ≥ 0,05 berarti H0 diterima. Uji statistik menunjukkan tidak ada
hubungan yang bermakna.
Uji kai kuadrat ini dinyatakan sahih apabila memenuhi persyaratan tidak
lebih dari 20% sel mempunyai nilai harapan lebih kecil dari 5 (Sabri & Hastono,
2006). Apabia tidak memenuhi persyaratan tersebut, maka dilakukan uji mutlak
Fisher. Analisis koefisien kontingensi digunakan untuk mengetahui kekuatan
hubungan antar variabel yang bersifat nominal. Adapun pengolahan data yang
menggunakan analisis bivariat ialah identifikasi Gambaran Rasionalitas
Penggunaan Obat Antidiabetes.
Pasien Jumlah
Diabetes melitus Januari –
274
Desember 2013
KJS rawat inap penderita
31
diabetes melitus
KJS rawat inap penderita
diabetes melitus yang 24
memenuhi kriteria inklusi
Pasien yang memenuhi kriteria inklusi adalah pasien rawat inap diabetes
melitus sebanyak 24 pasien yang memiliki rekam medis yang lengkap.
45
46
Jumlah pasien KJS yang terdiagnosa diabetes melitus pada periode April-
Desember 2013 di RUMKITAL Dr. Mintohardjo sebanyak 15 orang (63%) ialah
perempuan, sementara jumlah laki-laki sebanyak 9 orang (37%). Berdasarkan data
tersebut perempuan memiliki tingkat resiko lebih tinggi terdiagnosis penyakit
diabetes melitus dibandingkan dengan laki-laki. Prevalensi DM pada perempuan
cenderung lebih tinggi dari pada laki-laki, di perkotaan cenderung lebih tinggi dari
pada di perdesaan, serta cenderung lebih tinggi pada masyarakat dengan tingkat
pendidikan tinggi dan dengan kuintil indeks kepemilikan tinggi (Kemenkes, 2013)
Terlihat bahwa penderita diabetes melitus mulai rentan dan sering terjadi
pada usia 46 tahun ke atas hingga usia 65 tahun. Pada usia ini, umur sangat erat
kaitannya dengan terjadinya kenaikan kadar glukosa darah, sehingga semakin
meningkat usia maka prevalensi diabetes dan gangguan toleransi glukosa semakin
tinggi. Proses menua yang berlangsung setelah usia 30 tahun mengakibatkan
perubahan anatomis, fisiologis, dan biokimia. Perubahan dimulai dari tingkat sel,
berlanjut pada tingkat jaringan dan akhirnya pada tingkat organ yang dapat
mempengaruhi fungsi homeostasis. Komponen tubuh yang dapat mengalami
perubahan adalah sel beta pankreas yang menghasilkan hormon insulin, sel-sel
jaringan target yang menghasilkan glukosa, sistem saraf, dan hormon lain yang
mempengaruhi kadar glukosa (Goldberg dan Coon dalam Rochman, 2006).
Chronic Kidney Disease (CKD), hipertensi, TB, stroke, nefropati, anemia, dan
ulkus diabetikum. Seperti yang terlihat pada Tabel 4.2.
Jumlah Persentase
Jumlah penderita diabetes 3 12,5 %
melitus tanpa komplikasi
seluruhnya diekskresi melalui empedu dan usus, sehingga dapat diberikan pada
pasien gangguan ginjal dan hati yang agak berat. Beberapa pasien penderita
diabetes RUMKITAL Dr. Mintohardjo banyak yang mengalami komplikasi
berupa gangguan fungsi ginjal, maka obat glikuidon menjadi obat pilihan karena
pasien dengan gangguan fungsi ginjal masih dapat menggunakan obat tersebut
(Soegondo, 1995). Pemilihan obat golongan sulfoniurea juga bisa disebabkan
karena sulfonilurea adalah pilihan obat utama setelah metformin yang dapat
diberikan secara monoterapi (Dipiro, 2008). Obat golongan sulfonilurea
tergolong memiliki harga yang relatif murah. RUMKITAL Dr. Mintohardjo
menerima pasien dari mulai TNI AL/PNS keluarga anggota KEMHAN (TNI AD,
TNI AU/PNS) dan keluarga purnawiraan (Askes Hankam) dan non hankam,
hingga masyarakat umum. Masyarakat yang dirawat juga berasal dari segala
kalangan termasuk pasien dengan status ekonomi bawah, yaitu pasien dengan
status jaminan kesehatan dari Kartu jakarta sehat (KJS).
Antidiabetes injeksi berupa insulin yang paling banyak digunakan ialah
injeksi novorapid atau insulin aspart. Penggunaan insulin diberikan jika kondisi
pasien DM telah drop atau memiliki kadar glukosa darah yang sangat tinggi.
Pasien dengan kadar glukosa yang tinggi biasanya telah mengalami komplikasi.
Jika kadar glukosa darah sudah relatif stabil, maka dapat dilakukan evaluasi
erhadap penyakit komplikasi yang diderita oleh pasien DM. Banyaknya
penggunaan injeksi novorapid disebabkan karena memiliki kerja yang cepat
(rapid acting) serta memiliki keunggulan dalam hal penyuntikannya. Insulin
aspart dapat disuntikkan 15 menit sebelum makan dibandingkan dengan insulin
reguler yang harus disuntikkan 30 menit sebelum makan. Selain itu, insulin kerja
cepat dapat memberikan efek penurunan kadar glukosa postprandial yang lebih
cepat dibandingkan insulin reguler (ACCP, 2013).
antidiabetes oral dengan insulin sebanyak 21,5% dan penggunaan beberapa obat
antidiabetes insulin sebanyak 14,3%. Seperti yang terlihat pada Gambar 4.5.
tidak berhasil dikelola dengan obat antidiabetes oral dosis maksimal atau terdapat
kontraindikasi dari obat tersebut. Pemakaian obat antidiabetes oral dengan insulin
yang paling banyak digunakan adalah kombinasi antara metformin-glimepirid
dengan injeksi novorapid-injeksi lantus dengan persentase sebesar 14,3%.
Kombinasi obat antidiabetes oral dengan insulin diberikan bila sasaran kadar
glukosa darah belum tercapai. Kombinasi obat antidiabetes oral dengan insulin
yang banyak dipergunakan adalah kombinasi antidiabetes oral dengan insulin
basal (insulin kerja cepat atau insulin kerja panjang) yang diberikan pada malam
hari menjelang tidur.
Kombinasi beberapa obat antidiabetes insulin juga sering diberikan,
pemakaian kombinasi obat tersebut paling banyak digunakan adalah injeksi
novorapid dan injeksi lantus sebanyak 25,1%. Injeksi novorapid termasuk ke
dalam golongan insulin rapid acting (kerja cepat) dan injeksi lantus termasuk ke
dalam golongan insulin long acting (kerja panjang). Penggunaan insulin kerja
cepat dikarenakan efeknya yang dapat bekerja cepat, seringkali mulai menurunkan
kadar glukosa darah 20 menit setelah penyuntikan. Namun efek insulin kerja cepat
hanya sebentar, karena itu diperlukan insulin kerja panjang untuk membuat kadar
glukosa darah menjadi stabil sepanjang hari. Dengan pendekatan terapi tersebut
pada umumnya dapat diperoleh kendali glukosa darah yang baik dengan dosis
insulin yang cukup kecil (Sudoyo, 2006).
84,44
68,69
55,56
pasien. Pada diagram tersebut terlihat bahwa angka ketepatan paling tinggi
terdapat pada ketepatan dosis dan obat sebesar 100%. Kemudian tepat pasien
menunjukkan persentase 84,44%, tepat indikasi menunjukkan persentase 68,89%
dan angka terkecil terdapat pada tanpa interaksi obat, yaitu 55,56%. Hal ini
menggambarkan bahwa banyaknya obat antidiabetes yang berinteraksi. Interaksi
obat ini dilihat dari adanya obat yang berinteraksi satu atau lebih, baik obat
antdiabetes dengan obat antidiabetes lain atau pun obat antidiabetes dengan obat
lain.
yang cepat untuk menurunkan kadar glukosa darah. Maka, diberikan obat
antidiabetik berupa insulin dengan keja yang sangat cepat.
Dari hasil analisis deskriptif dapat terlihat bahwa seluruh obat antidiabetes
telah memenuhi ketepatan pemberian dosis antidiabetik sebesar 100 % pada
pasien rawat inap diabetes melitus RUMKITAL Dr. Mintohardjo.
Dari hasil analisis deskriptif dapat terlihat bahwa hanya 15,56 % terjadi
ketidaktepatan pasien pada pasien rawat inap diabetes melitus RUMKITAL Dr.
Mintohardjo.
perubahan ambilan glukosa dari hati dan sel-sel lain. Berikut pada Tabel 4.7
digambarkan hasil analisis pemberian antidiabetik tanpa interaksi obat.
digunakan oleh pasien rawat inap yang merupakan pasien KJS RUMKITAL Dr.
Mintohardjo. Adapun profil penggunaan obat antidiabetes tersebut dapat dilihat
pada Tabel 4.9.
Bloodset 16
Vasofix No 18 1
Silk 1 Tap 1
Spinocan 26 1
Buvanest Spnal 1
Hansaplast Plester 1
Handscoen No 7,5 3
Handscoen No 8 1
Kasa Gulung 40 x 80 1
Topi Operasi Sigma 3
Masker 3
Mess No 20 1
Folly Catheter 11
Vasofix No 22 3
Vasofix No 24 1
Urine Bag 13
Nedle No 23 19
Kanul O2 7
Cathy 2
Microdrip 2
Feeding Tube (NGT) 4
Catheter Tip 2
Pumpitor Injeksi 2
Mask Non Breathing 4
Threeway Catheter 3
Venflon 20 1
Dari lampiran tersebut dapat terlihat bahwa biaya yang dikeluarkan oleh
RUMKITAL Dr. Mintohardjo untuk persediaan perbekalan farmasi pada pasien
diabetes melitus seperti yang telah dirangkum dalam Tabel 4.11.
Dari data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa persentase biaya obat
diabetes melitus yang dikeluarkan oleh 23 pasien ialah sebanyak 10% dan
pemakaian bahan medis habis pakai sebanyak 27% dari total biaya perbekalan
farmasi (obat dan BMHP). Sedangkan penggunaan obat non DM sebanyak 63%.
Sehingga dari keseluruhan total biaya yang dikeluarkan untuk perbekalan farmasi
pasien rawat inap diabetes melitus KJS, dapat dihitung persentase biaya
perbekalan farmasi (obat dan BMHP). Total biaya perbekalan farmasi yang
dikeluarkan oleh seluruh pasien dibandingkan dengan total biaya yang telah
ditetapkan oleh Menteri Kesehatan RI khusus untuk pasien yang memiliki KJS.
Maka hasil yang diperoleh ialah sebesar 25 % biaya perbekalan farmasi yang
harus dikeluarkan oleh rumah sakit, yaitu untuk pembiayaan obat DM, obat non
DM, dan bahan medis habis pakai.
4.6.2 Kelemahan
Penelitian ini memiliki kekurangan, diantaranya :
1. Penelitian deskriptif retrospektif-cross sectional
Pada penelitian secara deskriptif hanya dapat dilakukan demografi
berupa hasil analisis ketepatan untuk mengetahui kerasionalan
penggunaannya. Selain itu dengan metode retrospektif, dimana waktu
kejadian sudah terjadi, tidak dapat dilakukan pertanyaan secara
langsung pada pasien.
2. Jumlah sampel
Jumlah sampel yang memenuhi kriteria inklusi sangat sedikit karena
ada beberapa data yang tidak terdapat pada rekam medik dan kurang
lengkap.
3. Penelitian ini tidak dapat dikatakan seutuhnya rasional, dikarenakan
penilaian diagnosis pasien tidak dilakukan secara langsung,
melainkan menarik kesimpulan dari diagnosis yang tercatat di rekam
medis.
4.6.3 Kekuatan
Penelitian ini sebelumnya belum pernah dilakukan di RUMKITAL Dr.
Mintohardjo. Maka, diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi dan
gambaran kerasionalan penggunan obat antidiabetes yang tepat serta mendapatkan
gambaran mengenai biaya perbekalan farmasi yang dikeluarkan oleh pasien rawat
inap diabetes melitus yang merupakan pasien kartu jakarta sehat.
5.1 Kesimpulan
Penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Berdasarkan jumlah pasien rawat inap penderita diabetes melitus kartu
jakarta sehat, maka dapat dilihat aspek ketepatan sebagai berikut :
a. Ketepatan dosis didapatkan 100 % pasien mendapatkan dosis yang
tepat.
b. Ketepatan indikasi, didapatkan 68,89 % pasien mendapatkan terapi
antidiabetik yang sesuai dengan indikasi.
c. Ketepatan obat, didapatkan 100 % pasien mendapatkan obat yang
tepat.
d. Ketepatan pasien, didapatkan 84,44 % pasien mendapatkan terapi
antidiabetik yang sesuai dengan masing-masing kondisi pasien.
e. Ketepatan cara pemberian obat, didapatkan 100% pasien
mendapatkan terapi antidiabetik sesuai dengan cara pemberian.
f. Selain itu, terdapat 56,66 % pasien tidak mengalami interaksi obat
antidiabetik dengan obat antidiabeatik ataupun dengan obat lainnya
yang diberikan.
2. Dari jumlah total sampel 24 pasien, yang memenuhi keenam aspek
ketepatan hanya berjumlah 5 pasien. Maka dapat disimpulkan hanya 5
pasien rawat inap DM KJS RUMKITAL Dr. Mintohardjo yang
mendapatkan terapi pengobatan antidiabetik yang rasional.
3. Persentase beban biaya perbekalan farmasi obat DM sebesar 10%, bahan
medis habis pakai 27%, dan obat non DM 63%, sedangkan persentase
perbekalan farmasi secara keseluruhan (obat DM, obat non DM, dan
BMHP) yang dikeluarkan untuk pengobatan pasien rawat inap dabetes
melitus kartu jakarta sehat sebesar 25 % dari total pembiayaan yang telah
ditetapkan oleh Menteri Kesehatan RI untuk pasien kartu jakarta sehat.
70
71
5.2 Saran
1. Perlu adanya monitoring dan evaluasi penggunaan antidiabetik secara
sistematis yang dilaksanakan secara teratur untuk mengatasi penggunaan
antidiabetik yang kurang tepat.
2. Perlu adanya kerjasama dan kolaborasi yang tepat antara dokter, apoteker,
dan tenaga kesehatan lainnya untuk meningkatkan kualitas pelayanan
kefarmasian dan pengobatan pada pasien, sehingga didapatkan terapi
yang tepat, efektif, dan aman.
DAFTAR PUSTAKA
King H, Aubert RE, Herman WH. 1998. Global Burden of Diabetes, 1995–2025:
Prevalence, Numerical Estimates, and Projections.Diabetes Care vol.
21:1414–1431..
Kurniawan,Indra. 2010. Diabetes Melitus Tipe 2 Pada Usia Lanjut. Majalah
Kedokteran Indonesia Vol 60.
Mansjoer, arief, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Edisi ketiga Jilid Pertama.
Jakarta. Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Mihardja, Laurentia dkk. 2009. Prevalence and Determinants of Diabetes Melitus
(A Part of Basic Health Research/Riskesdas). Acta Med Indones-
Indones J. Intern Med.
Mycek, M.J., Harvey, R.A., dan Champe C.C. 2001. Farmakologi Ulasan
Bergambar. Lippincottt’s Illustrated Reviews: Farmacology. Penerjemah
Azwar Agoes. Edisi II. Jakarta. Widya Medika. H
Mycek, Mary J. 2001. Farmakologi Ulasan Bergambar. Jakarta : Widya Medika.
Naditha Arun, Ramachandran Ambady, Snehalatha Chamukuttan, Shetty Ananth
Samith. 2012. Trends In Prevalence of Diabetes In Asian CountriesWorld
Journal of Diabetes vol 3 issue 6. Baishideng.
Nita Yunita, Yuda Ana, Nugraheni Gesnita. 2012. Pengetahuan Pasien Tentang
Diabetes dan Obat Anti Diabetes Oral.Jurnal Farmasi Indonesia Vol. 6
No.1 Januari 2012: 38-47.
PERKENI. 2007. Petunjuk Praktis Terapi Insulin Pada Pasien Diabetes Melitus.
Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI). 2011. Konsensus
Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia.
Jakarta: PERKENI.
Permatasari, Rezky. 2012. Kualitas Pelayanan Kesehatan DalamTinjauan
Pengguna JAMKESMAS (Studi Mengenai Persepsi Pengguna
Jamkesmas di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang). Palembang
: Universitas Sriwijaya.
Price, Sylvia A. 1995. Edisi 4. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Jakarta : EGC.
Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. 2011. Data dan
Informasi.Jakarta : Kementerian Kesehatan RI.
Soegondo S. 2005. Prinsip Pengobatan Diabetes, Obat Hipoglikemik Oral dan
Insulin. Balai Penerbit FKUI.
Sudoyo, Aru W, Dr.dr. 2006.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid III, Edisi IV.
Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Surat Edaran Pelaksanaan Program JAMKESMAS 2013 tentang INA-CBG nomor
JP.01.01/I.1/1994/2013.
Suryabrata, S. 2010. Metodologi Penelitian. Jakarta : Rajawali Pers.
Swandari, Swestika. 2013. Penggunaan Obat Rasional (POR) 8 Tepat 1 Waspada
Efek Samping. http:bppkmalang.com diakses pada 12 Februari 2014 pukul
02.03 WIB.
Tatro, David S. 2009. Drugs Interaction Facts. Wolters Kluwer Health, Inc. San
Carlos, California.
Undang-Undang Republik Indonesia No 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.
www.bumn.go.id diakses pada 24 November 2013 jam 11.22.
www.jakarta.go.id diakses pada 24 November 2013 jam 11.30.
www.ptaskes.com diakses pada 24 November 2013 jam 11.22.
Yusmainita. 2005. Pemberdayaan Instalasi Farmasi Rumah Sakit Pemerintah
(Bagian I), Medika, No 12 tahun ke XXVIII,Desember 2002, ISSN. 0216-
0910,799-801
Zahtamal, Chandra, F., Suyanto, dan Restuastuti, T. 2007. Faktor-Faktor
Risiko Pasien Diabetes Melitus. Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 23,
No. 3. Hal. 142-147.
Lampiran 1. Surat Permohonan Data dan Izin Penelitian Dari UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Prodi Farmasi
Hasil Laboratorium
Lama Rentang Analisis
Tanggal Tanggal Riwayat Tindakan Tanggal Obat yang Rute Dosis Waktu Laboratorium
No L/P Usia Inap Diagnosis Lain Jenis Diabetes Nama Generik Ket Waktu Fungsi hati Tanggal Status Pasien
Masuk Keluar Penyakit Tambahan Tindakan Digunakan Obat Obat Penggunaan
(hari) (hari) Darah
dan ginjal
1 L 60 3/9/2013 10/9/20 8 DM Orchitis DM Orchiditis 8/9/2013 Glimepirid Glimepirid Antiabetik Oral 1x2 mg 3/9/2013 – 8 L : 14.500 Ureum : 33 1/9/2013 SEMBUH
13 Dextra. oral (pagi) 10/9/2013
Hernia sejak 3 Kreatinin :
hari yang lalu. 1,2 TD masuk : 120/70
Bengkak di
leher hingga E : 3,89 TD keluar : 120/70
bahu > 2 Hb : 10,4
minggu. Nyeri Ht : 35
T : 736.000
leher dan tidak
GDS : 320
bisa Ranitidin Ranitidin Lambung Oral 2x1 3/9/2013- 1 GDH : 255 3/9/2013
ditegakkan. 100 mg 3/9/2013
Demam. Novorapid Insulin Insulin SC 3x12 ui 3/9/2013- 6 L : 8200 4/9/2013
Pasien tidak 8/9/2013 E : 3,16
makan selama
Hb : 7,8
4 hari
Ht : 27
T : 167.000
GDS : 121
Lantus Insulin Insulin Iv 1x12 ui 3/9/2013- 6 L : 8700 5/9/2013
8/9/2013 E : 3,43
Hb : 9,6
Ht : 30
UIN Syarif HIdayatullah Jakarta
T : 150.000
Ceftriaxon Ceftriaxon Antibiotik Oral 2x1 gr 3/9/2013 – 1 GDS : 125 6/9/2013
3/9/2013
Gentamisin Gentamisin Antibiotik SC 2x80 3/9/2013 – 1 GDS : 103 8/9/2013
gr 3/9/2013
Novalgin Antalgin Analgesik/ Oral 2x1 3/9/2013 – 1 GDS : 199 9/9/2013
NSAID 3/3/2013
Metformin Metformin Antiabetik Oral 3x500 3/9/2013 – 8
oral mg 10/9/2013
2 P 57 18/11/13 25/11/1 8 DM Lemas, tidak DM Tipe 2. Amlodipin Amlodipin Antihipertens Oral 1x10 18/11/13 – 8 GDS : 293 Ureum : 57 18/11/13 BELUM SEMBUH
3 Tipe kuat berjalan, Hiperglikem i mg 25/11/13
Hiperten BAB cair, ik L : 16.400 Kreatinin :
si, badan keringat E : 3,81 1,7
78
Asma, dingin dan Hb : 10,6
Alergi gemetaran. Ht : 33
T : 313.000 TD masuk : 200/110
GDS :235 19/11/13 TD keluar: 140/80
Neulin PS Neulin Neuroprotekt SC 2x1 18/11/25 – 6 GDS : 120 20/11/13
an 21/11/25
(Stop)
Lsnjut >
24/11/13 –
25/11/13
Glaucon Glaucon Antiglaukom Oral 3x500 18/11/13 – 8 GDS : 159 21/11/13
a mg 25/11/13 L : 9.100
E : 3,48
Hb : 9,6
Ht : 31
T : 255.000
Clobazam Clobazam Antiansietas Oral 1x10 18/11/13 – 8 GDS : 85 22/11/13
mg 25/11/13
Metformin Metformin Antiabetik Oral 3x500 18/11/13 – 8 GDS : 184 24/11/13
oral mg 25/11/13
Diaversa Glimepirid Antiabetik Oral 1x2 mg 18/11/13 – 8
oral 25/11/13
Ceftriaxon Ceftriaxon Antibiotik Iv 2x1 23/11/13 – 3
25/11/13
Citicolin Citicolin Neuroprotekt Iv 2x500 23/11/13 – 3
if mg 25/11/13
3. L 43 7/5/13 28/5/13 22 DM, Luka di DM Ro 9/5/13 Ceftriaxon Ceftriaxon Antibiotik Iv 2x1 13/5/13 – 8 L : 17.500 8/5/13 TD Masuk : 120/80
Hiperten telapak kaki Gangren + THorax 20/5/13 E : 3,80
UIN Syarif HIdayatullah Jakarta
Kreatinin
Urin : 39,8
Amlodipin Amlodipin Antihipertens Oral 1x10 13/5/13 – 8 L : 9.500 Ureum : 48 13/5/13
i mg 20/5/13 E : 3,55
Hb : 9,6 Kreatinin :
Ht : 29 1,1
79
T : 400.000
Novorapid Insulin Insulin SC 3x4 ui 21/5/13 – 8 GD : 168 14/5/13
28/5/13
Levofloxacin Levofloxacin Antibiotik Oral 2x100 21/5/13 – 8 GD : 153 15/5/13
mg 28/5/13
Glucodex Gliclazid Antiabetik Oral 3x 100 21/5/13 – 8
oral mg 28/5/13
Cilostazol Cilostazol Inhibitor Oral 2x100 21/5/13 – 8
phosphodies mg 28/5/13
terase tipe 3,
dengan
memperlamb
at arteri,
menyuplai
darah ke
kaki,
mengurangi
kemampuan
platelet.
4. P 53 18/6/13 1/7/13 15 DM Sesak nafas DM Tipe 2 Valsartan Valsartan Angiotensin Oral 1x160 15/6/13 - 18 GDS : 235 Ureum : 126 18/6/13 SEMBUH
Tipe 2, sejak 3 hari + CKD + reseptor mg 1/7/13 L : 6200
Jantung, yang lalu, Hipertensi blocker E : 2,82 Kreatinin : TD Masuk : 150/90
Maag sakit dada Hb : 8,1 5,7
yang menjalar Ht : 26 TD Keluar : 140/80
ke punggung, T : 242..000
sakit perut jika ISDN Isorbid Anti angina Oral 3x10 18/6/13 - 15 GDS : 132 19/6/13
telat makan. Dinitrat mg 1/7/13
Inj Lasix Furosemide Anti diuretik Iv 2x1 18/6/13 – 15 GDS : 137 21/6/13
amp 1/7/13
UIN Syarif HIdayatullah Jakarta
80
mg 1/7/13
Gliquidone Gliquidone Antidiabetk Oral 2x15 19/6/13 - 14
Oral mg 1/7/13
Letonal Spironolakton Anti Oral 1x50 21/6/13 - 11
hipertensi mg 1/7/13
Concor Bisopronol Obat jantung Oral 1x25 24/6/13 – 9
Kumarat dan mg 1/7/13
antihipertensi
Amlodipine Amlodipine Antihipertens Oral 1x5 mg 26/6/13 - 6
i 1/7/13
Hydralazine Hydralazine Antihipertens oral 3x12,5 26/6/13 – 4
i mg 26/6/13
Bicnat Natrium Obat gagal Oral 3x1 23/6/13 – 10
Bikarbonat ginjal 1/7/13
Mestigo Betahistin Obat vertigo Oral 3x1 30/6/13 – 3
1/7/13
Ondansetron Ondancetron Antiemetik Oral 3x1 30/6/13 – 3
1/7/13
Ranitidin Ranitidin Lambung Oral 2x1 30/6/13 – 3
1/7/13
Enzyplex Enzyplex Enxim Oral 3x1 27/6/13 – 6
Pencernaan 1/7/13
Rhynatiol Karbosistein Mukolitik, Oral 3x1 23/6/13 – 10
syrup obat mual 23/6/13
5. P 65 25/5/13 28/5/13 4 DM Muntah DM Tipe 2 Ranitidin Ranitidin Lambung Iv 2x1am 25/5/13 – 4 GDS : 124 Ureum : 53 25/5/13 SEMBUH
75x/hari, p 28/5/13 L : 7.800
pusing seperti E : 4,11 Kreatinin : TD Masuk : 120/80
diremas- Hb : 11,9 0,8
remas, Ht : 34 TD Keluar :
UIN Syarif HIdayatullah Jakarta
dispepsia T : 455.000
Glibenclamid Glibenclamid Antidiabetik Oral 1x2,5 28/5/13 – 1
Oral mg 28/5/13
Primperon Metoclopropa Antiemetik Iv 3x1am 25/5/13 – 4
mid p 28/5/13
Antasida Antasida Obat Oral 3x1 25/5/13 – 4
lambung Sendok 28/5/13
6. P 57 7/8/13 15/8/13 9 DM , Merasa lemas, DM Inj Novorapid Insulin Insulin SC 3x20 iu 7/8/13 – 7 GDS : 542 Ureum : 114 7/8/13 TD Masuk : 160/60
Asma adanya rasa Hiperglikem 13/8/13
gemetar yang ia Kreatinin : 4 TD Keluar : 140/80
sulit Inj. Lantus Insulin Insulin Iv 1x12 iu 7/8/13 – 7 L : 20.700 8/8/13
dikendalikan, 13/8/13 Hb : 9,4
sulit berjalan. Ht : 30
81
E : 3,41
T : 290.000
Inj. Cefoperazone Antibiotik Iv 2x1 gr 7/8/13 – 5 GDS : 205 10/8/13
Cefoperazon 11/8/13
Omeprazole Omeprazole Lambung Oral 2x1 15/08/13 – 1 GDS : 201 11/8/13
(Proton 15/08/13
Pump
Inibitor)
Novalgin Analgin Analgetik Oral 2x1 12/8/13 – 2 GDS : 175 12/8/13
13/8/13
Neurodex Neurodex Multivitamin Oral 1x1 12/8/13 – 2 GDS : 133 13/8/13
13/8/13
Inj. Ceftriaxon Ceftriaxone Antibiotik Iv 2x1 12/8/13 – 2 E :3,24 Ureum : 20 15/8/13
13/8/13 L : 15.400
Hb : 8,1 Kreatinin :
Ht : 28 2,2
T :490.000
T : 167.000
berat diangkat,
pusing
berputar.
Ranitidin Ranitidin Lambung Oral 2x1 29/12/13 - 2 GP : 109 Ureum : 14 28/12/13 Pengobatan Lanjutan :
30/12/13 • Valsartan 160 mg 2x1
Mecobalamine Mecobalamin Anemia Oral 2x1 29/12/13 - 2 Kreatinin: • Amlodipin 2x10 mg
30/12/13 0,6 • Metformin 2x500 mg
Metilprednisol Metilpredinos Anti Oral 2x1 29/12/13 - 2 • Glimepirid 1x2 mg
one lon inflamasi 30/12/13
Curcuma Curcums Suplemen Oral 3x1 29/12/13 - 2
Menambah 30/12/13
energi
Metformin Metformin Antidiabetik Oral 3x500 29/12/13 - 2
82
Oral mg 30/12/13
KSR Kalium Obat Oral 2x1 29/12/13 - 2
Chlorida Hipokalemia 30/12/13
Glimepirid Glimepirid Antidiabetik Oral 2x2 mg 29/12/13 – 2
Oral 30/12/13
8. P 53 4/6/13 10/6/13 7 DM Pusing DM Inj. Teracef Ceftriaxone Antibiotik Iv 2x1 gr 4/6/13 - GDS : 166 Ureum : 25 4/6/13 MENINGGAL
berputar dan L : 19.900
mengalami E : 3,73 Kreatinin : TD Masuk : 100/70
pingsan. Hb : 10,2 0,7
Mual, muntah Ht : 2,1
dan batuk. T : 116.000
L : 21.400
terjadi E : 4,49
kelemahan Hb : 12,5
pada tubuh
Ht : 41
sisi sebelah
T : 350.000
kanan.
Manitol Oral 4x25 28/11/13 – 1 L : 13.800 Ureum : 28 29/12/13
mg 28/12/13 E : 4,66
Hb : 13,3 Kreatinin :
Ht : 40 2,4
T : 413.000
Inj. Novorapid Novorapid Insulin SC 3x10 iu 28/11/13 – 6
2/12/13
Ceftriaxone Ceftriaxone Antibiotk Iv 2x1 gr 28/11/13 – 6
2/12/13
83
Livercare Suplemen Oral 3x1 28/11/13 – 2
hati 29/12/13
Inj. Transamin Asam Menghentika Obat 3x1 28/11/13 – 2
traksenamat n pendarahan Iv 29/12/13
Inj. Vit K Vit K Menghentuk Iv 3x1 28/11/13 – 2
an 29/12/13
pendarahan
Parasetamol Parasetamol Antipiretik Oral 3x1 29/11/13 – 2
30/12/13
Simvastatin Simvastatin Antikolestero Oral 1x10 30/11/13 – 4
l mg 2/12/13
Prorenal Prorenal Insufisiensi Oral 1x1 30/11/13 - 3
ginjal 1/12/13
Hepabalance Memelihara Oral 2x1 30/11/13 – 4
kesehatan 2/12/13
fugsi hati
Ascardia Aspirin Antiplatelet Oral 1x80 30/11/13 - 3
mg 1/12/13
Placta Ckopidogrel Anti platelet Oral 1x75 30/11/13 – 3
mg 1/12/13
Dobutamin Dobutamin Obat jantung 1x7,5 2/12/12 – 1
meq 2/12/13
Lantus Insulin Insulin Iv 1x10 ui 2/12/13 – 1
glargine 2/12/13
KSR KCL Obat Oral 3x1 2/12/13 – 1
Hipokalemia 2/12/13
10. P 76 3/12/13 4/12/13 2 DM, Pasien tidak DM Tipe 2 Glurenorm Gluronerm Antidiabetik Oral 1x15 3/12/13 – 2 GDS : 280 Ureum : 162 2/12/13 MENINGGAL < 48 Jam
Hiperten sadar SMRS, ensefalopati Oral mg 4/12/13
si BAB cair, Cefoperazone Cefoperazone Antibiotik Inj 2x1 3/12/13 - 2 GDS : 40 Kreatinin : 3/12/13
UIN Syarif HIdayatullah Jakarta
Ht : 28 2,3
84
T : 297.000 TD Keluar :
E : 3,23 140/110
Amlodipin Amlodipine Antipertensi Oral 1x10 26/6/13 – 5 GDS : 261 27/6/13
mg 30/6/13 L : 9.300
E : 3,8
Hb : 10,1
Ht : 33
T : 268.000
Valsartan Valsartan Angiotensin Oral 1x160 26/6/13 – 5 GDS : 208 28/6/13
reseptor mg 30/6/13
locker
Aldosteron Aldosteron Obat diuretik Oral 1x25 26/6/13 – 5 GD : 120 29/6/13
mg 30/6/13
ISDN Isorbid Anti angina Iv 3x10 26/6/13 – 1
Dinitrat ug 26/6/13
Inj Novorapid Novorapid Insulin SC 3x12 iu 27/6/13 – 4
30/6/13
Inj. Ranitidin Ranitidin Lambung Iv 2x1 29/6/13 – 2
amp 30/6/13
Inj. Ceftriaxone Antibiotik Iv 2x1 gr 29/6/13 – 2
Ceftriaxone 30/6/13
Inj. Levemir Insulin Insulin Iv 1x10 ui 29/6/13 – 2
detemir 30/6/`13
Laxadin Syrup Laxadin Pencahar Oral 1x1 27/6/13 – 4
30/6/14
12 P 69 4/9/13 17/9/13 19 HIperten Lemas sudah DM Tipe 2, Foto Infus Lasix Furosemide Anti Iv 1x1 4/9/13 – 19 GDS : 134 Ureum : 88 4/9/13 TD Masuk : 90/70
si, 1 bulan Hipoalbumi Abdomen hipertensi amp 17/9/13
Stroke SMRS, susah nemia, Foto 9/9/13 L : 11.800 Kreatinin : TD Keluar : 100/70
Ringan BAB, hanya Hipokalemi Thorax 1,4
UIN Syarif HIdayatullah Jakarta
85
air teh. 115
Glucobay Acarbose Terapi diet Oral 2x100 4/9/13 – 2 L : 8.100 10/9/13
utk penderita mg 5/9/13 E : 2,87
diabetes Hb : 7,4
Ht : 25
KSR KCL Obat Oral 3x1 4/9/13 – 19 L : 10.200 Ureum : 230 12/9/13
hipokalemia 17/9/13 Hb : 9,4
Ht : 31 Kreatinin :
E : 3,67 2,1
T : 208.000
Heptasan Heptasan Antialergi Oral 1x1 4/9/13 – 9 L : 11.000 13/9/13
12/9/13 E : 3,98
Hb : 10,3
Ht : 34
T : 212.000
Cefixime Cefixime Antibiotik Oral 2x100 4/9/13 – 1 E : 3,99 14/9/13
mg 4/9/13 L : 10.600
Hb : 11
Ht ; 32
T : 220.000
Inj Bifotik Cefoperazone Antibiotik Iv 2x1 6/9/13 - 12 L : 11.600 15/9/13
17/9/13 E : 3,80
Hb : 9,5
Ht : 33
T : 184.000
Pankreoflat Pankreoflat Kolelitolitik 3x1 7/9/13 - 11 L : 10.200 16/9/13
Hepatoprotek 17/9/13 E : 3,67
tif Hb : 9,3
UIN Syarif HIdayatullah Jakarta
Ht : 31
T : 219.000
Kalnex Asam Menghentika 3x1 7/9/13 - 11 L : 10.400 17/9/13
traksenamat n pendarahan 17/9/13 E : 3,43
Hb : 9,6
Ht : 28
T : 159.000
Alinamin Alinamin Suplemen Iv 2x1 9/9/13 - 9
amp 17/9/13
Inj. Vit K Vit K Menghentika Iv 2x1 12/9/13 - 6
n pendarahan amp 17/9/13
Inj. Omeprazole Lambung Iv 2x1 12/9/13 - 6
Omeprazole (PPI) amp 17/9/13
86
Musyn Syrup Musyn Obat Oral 3x1 C 12/9/13 - 6
pencernaan 17/9/13
13 P 55 3/6/13 7/6/13 5 DM Luka yang Diabetes Inj Novorapid Novorapid Insulin SC 3x10 iu 3/6/13 - Ureum : 152 3/6/13 BELUM SEMBUH
tidak sembuh, Nefropati, 7/6/13
sekitar pedis Diabetes Kreatinin : TD Masuk : 160/90
merasa Gangren 7,9
kesemutan Pedis Metformin Metformin Antii Oral 3x500 3/6/13 – 5 GDS : 145 4/6/13 TD Keluar : 160/90
Sinistra diabetik Oral mg 7/6/13
Ambroxol Ambroxol Obat asma, Oral 3x1 3/6/13 - 5 GD :182 5/6/13
batuk 7/6/13
Inj. Ceftriaxon Ceftriaxone Antibiotik Iv 2x1 gr 3/6/13 - 5 GDS : 214 6/6/13
7/6/13
Inj. Tramadol Tramadol Analgesik Iv 2x100 3/6/13 - 5 GDS : 214 7/6/13
mg 7/6/13
Captopril Captopril Anti Oral 2x12,5 4/6/13 - 4
hipertensi mg 7/6/13
Aminoral Aminoral Insufisiensi Oral 3x2 4/6/13 - 4
ginjal 7/6/13
Asam Folat Asam folat Vitamin Oral 3x1 4/6/13 - 4
7/6/13
Bicnat Natrium Obat gagal Oral 3x1 4/6/13 - 4
Bikarbonat ginjal 7/6/13
Ketorolac Ketorolac NSAID Iv 2x1 4/6/13 - 4
7/6/13
14 P 47 27/9/13 3/10/13 7 DM Lemas SMRS DM Tipe 2 Metformin Metformin Antidiabteik Oral 3x500 27/9/13 – 4 GDS : 86 27/9/13 TD Masuk : 130/90
Oral mg 30/9/13
Cefriaxone Ceftriaxone Antibiotik Iv 2x1 gr 30/9/13 – 1 GDS : 91 1/10/13
30/9/13
Tramadol Tramadol Analgesik Oral 3x1 30/9/13 – 1 GDS : 94 Ureum : 36 2/10/13
UIN Syarif HIdayatullah Jakarta
30/9/13
Cefadroxil Cefadrocil Antibiotik Oral 3x500 2/10/13 - 2 GDS: 163 Kreatinin : 3/10/13
mg 3/10/13 1,6
Asam Asam Analgesik Oral 3x500 3/12/13 – 1 L : 8.500 4/10/13
Mefenamat mefenamat mg 3/10/13 E : 3,56
Hb : 10,6
Ht : 23
T : 435.000
15 P 51 26/6/13 28/6/13 3 DM, Sesak nafas, DM Inj. Primperan Metoclopropa Antiemetik Iv 3x1 26/6/13 - GDS : 104 Ureum : 79 26/6/13 SEMBUH
Maag batuk, pusing, Nefropati mide L : 10.800
mual, sulit E : 2,72 Kreatinin : TD Masuk : 120/80
tidur. Hb : 8,1 2,7
Ht : 25 TD Keluar :110/60
87
T : 196.000
Inj. Cefotaxim Cefotaxime Antibiotik Iv 2x1 gr 26/6/13 – 3 L : 9.600 27/6/13
28/6/13 E : 2,82
Hb : 8,0
Ht : 26
T : 196.000
Amdixal Amdixal Anti angina Oral 1x5 mg 26/6/13 - 3
28/6/13
Inj. Ondansetron Anti emetik Iv 1x1 26/6/13 - 3
Ondansetron amp 28/6/13
Glimepirid Glimepirid Anti diabetik Oral 1x2 mg 27/6/13 - 2
Oral 28/6/13
OBH Syrup OBH Antibatuk Oral 3x1 27/6/13 - 2
28/6/13
Bicnat Na Obat gagal Oral 3x1 27/6/13 - 2
Bikarbonat ginjal 28/6/13
Asam Folat Asam folat Vitamin Oral 3x1 27/6/13 - 2
28/6/13
Cardicap Cardicap Antihipertens Oral 1x20 27/6/13 - 2
i mg 28/6/13
Letonal Spironolakton Antihipertens Oral 1x25 27/6/13 - 2
i mg 28/6/13
16 P 58 14/4/13 26/4/13 13 DM, Penurunan DM Inj. Novorapid Novorapid Insulin SC 3x20 iu 14/4/13 – 13 GDS : 11 14/4/13 TD Masuk : 163/93
Hiperten kesadaran, Hipoglikemi 26/4/13 L : 20.200
si mual dan E : 4,29 TD Keluar : 130/60
muntah Hb : 13,2
Ht :37
T : 521.000
UIN Syarif HIdayatullah Jakarta
88
Inj, Vit K Vit K Menghentika Iv 3x1 16/4/13 – 5 GDS : 139 17/4/13
n Pendarahn amp 20/4/13 L : 20.600
E : 3,81
Hb : 11,5
T : 484.000
Ht : 33
Transamin Asama Menghentika Iv 3x1 16/4/13 – 5 GDS : 161 20/4/13
traksenamat n pendarahan amp 20/4/13
Musin Syrup Musyn Obat Oral 3x1 C 16/4/13 – 5 GDS : 229 23/4/13
pencernaan 20/4/13
Ceftriaxone Ceftriaxone Antibiotik Oral 2x1 gr 17/4/13 – 9 GDS : 207 Ureum : 39 24/4/13
25/4/13
Kreatinin :
1,2
Lactulac Lactulac Konstipasi, Oral 3x1 C 23/4/13 – 3 GDS : 161 25/4/13
Syrup pencahar 25/4/13
Neulin PS Neulin Neuroprotekt Oral 2x1 26/6/13 – 2 GDS : 180 26/4/13
if 26/6/13 L ; 11,700
E : 299
Hb : 8,0
Ht : 26
T : 443.000
Metformin Metformin Anti diabetik Oral 3x500 26/6/13 – 1 GDS : 261
Oral mg 26/6/13 L : 24.300
E : 3,52
Hb : 11,5
Ht : 33
T : 182.000
UIN Syarif HIdayatullah Jakarta
Glimepirid Glimepirid Anti diabetik Oral 1x2 mg 26/6/13 – 1 GDS : 125 18/4/13
oral 26/6/13 L : 14.200
E : 3,90
Hb : 11,2
Ht : 35
T : 534.000
GDS : 241 22/4/13
L : 12.000
E : 3,74
Hb : 10,3
Ht : 32
T : 374.000
17 P 42 14/5/13 17/5/13 4 - Bengkak dan DM Tipe 2 Inj. Novorapid Novorapid Insulin SC 3x12 iu 14/5/13 – 4 GDS : 496 Ureum : 50 15/5/13 BELUM SMEBUH
89
nyeri di post 17/5/13 L : 15.800
punggung Debridemen E : 3,66 Kreatinin : TD Masuk : 90/60
kanan atas. t Hb : 9,8 1,4
Tidak dapat Ht : 29
mennengok T : 399.000
Inj. Lavemir Insulin Insulin Iv 1x12 iu 14/5/13 - 4 GDS : 233 16/5/13
detemir 17/5/13
Inj. Ceftriaxone Antibiotik Iv 2x1 gr 14/5/13 - 4 GD : 193 17/5/13
Ceftriaxone 17/5/13
Tramadol Tramadol Analgesik Oral 2x1 15/5/13 - 3 L : 13.100 14/5/13
17/5/13 E:4
Hb : 10,6
Ht :33
T : 506.000
18 P 51 16/12/13 19/12/1 4 DM, Lemah SNH + DM Inj. Novorapid Novorapide Insulin SC 3x20 iu 16/12/13 – 3 GDS : 422 16/12/13 BELUM SEMBUH
3 Hiperten tungkai kiri Hiperglikem 18/12/13 L : 8,300
si bawah, susah ia E:5 TD Masku : 210/110
bicara, kedua Hb : 13,9
kaki Ht : 40 TD Keluar : 130/80
kesemutan T : 218.000
dan terasa Lantus Insulin Insulin Iv 1x12 iu 16/12/13 – 3 GDS : 174 17/12/13
kebas Glargine 18/12/13
Amlodipine Amlodipine Anti Oral 1x5 mg 16/12/13 – 3 GDS : 225 18/12/13
hipertensi 18/12/13
Neulin Neulin Neuroprotekt Iv 2x500 16/12/13 - 1 GDS : 204 19/12/13
an mg 16/12/13
Clopidogrel Clopidogrel Pengencer Oral 1x75 1612/13- 3
darah mg 18/12/13
UIN Syarif HIdayatullah Jakarta
90
i mg 21/6/13
Lasix Furosemid Anti diuretik Iv 1x1 18/6/13 – 4 GDS : 170 21/6/13
amp 21/6/13 L : 5.000 Ureum : 48 17/6/13
E : 3,36
Hb : 9,9 Kreatinin :
Ht : 30 2,1
T : 247.000
20 L 52 20/4/13 3/5/13 13 DM Lemas, pucat, DM Tipe 2 , Cefotaxime Cefotaxime Antibiotik Iv 2x1 gr 20/4/13 – 1 GDS : 257 20/4/13 TD Masuk : 200/112
sesak nafas, Anemia 20/4/13 GDS : 142 23/4/13
lidah penuh L : 26.800 TD keluar : 130/80
jamur dan E : 3,51
berat badan Hb : 9,8
turun tanpa Ht : 30
disadari
T : 697.000
Ranitidine Ranitidin Lambung Iv 2x1 gr 20/4/13 – 10 GDS : 104 24/4/13
29/4/13
Dramamin Dymenhydrat Antiemetik Oral 2x1 25/4/13 – 5 GDS : 122 25/4/13
29/4/13 L : 18.400
E : 3,39
Hb : 9,3
Ht : 29
T : 618.000
Inj. Ceftriaxon Antibiotik Iv 2x1 gr 23/4/13 – 13 GDS : 86 26/4/13
Ceftriaxone 3/5/13 L ; 27.50E :
3,650
Hb : 10
Ht : 31
T : 559.000
UIN Syarif HIdayatullah Jakarta
91
E : 2,28
Hb : 6,2
Ht : 12
T : 837.000
L : 28.100 22/4/13
GDS : 98
E : 2,85
Hb: 7,8
Ht : 24
T : 648.000
GDS : 87 1/5/13
L : 17.600
E:4
Hb : 11
Ht : 35
T : 682.000
21 L 58 10/5/13 14/5/13 5 DM, Pusing, DM Tipe 2, Ranitidin Ranitidine Lambung Iv 2x1 10/5/13 – 1 GD : 254 Ureum : 44 11/5/13 MENINGGAL
Hiperten muntah, tidak Stroke Amp 10/5/13
si bisa bicara, Hemoragik Citicolin Citicolin Neuroprotekt Iv 2x500 10/5/13 - 2 GD : 339 12/5/13 TD Masuk : 140/80
pingsan if mg 11/5/13
Ceftriaxon Ceftriaxon Antibiotik Iv 2x1 gr 11/5/13 – 4 GD : 235 14/5/13 TD Keluar : 150/80
14/5/13 L : 13.100
E : 4,93
Hb : 15,6
Ht : 48
T : 260.000
Inj. Novorapid Novorapid Insulin SC 3x4 iu 11/5/13 - 4
14/5/13
UIN Syarif HIdayatullah Jakarta
92
Amp 28/8/13
Ranitidin Ranitidin Lambung Iv 2x1 27/8/13 – 2
Amp 28/8/13
Domperidon Domperidone Dispepsia Oral 3x1 29/8/13 – 1
29/8/13
Glimepirid Glimepirid Antidiabetik Oral 1x2 mg 29/8/13 – 2
Oral 30/8/13
Glumin Metformin Antidiabetik Oral 3x 500 30/8/13 – 1
oral mg 30/8/13
23 L 59 2/8/13 3/8/13 2 DM, Lemas, Anemia, Inj. Ranitidin Ranitiidin Lambung Iv 2x1 2/8/13 – 2 GD : 174 3/8/13 TD Masuk : 90/60
Alergi pusing, mual, DM Tipe 2 3/8/13 L : 14.700
muntah, Hiperglikem E : 1,39 TD keluar : 100/60
demam, mata ia Hb : 3,9
kunang- Ht : 13
kunang, badan T : 233.000
menggigil.
Inj. Domperidone Obat mjual, Iv 3x1 2/8/13 – 1 L : 16.600 Ureum : 59 2/8/13
Domperidon muntah, 2/8/13 E : 1,61 Kreatinin :
dispepsia Hb : 4,7 1,1
Ht : 15
T : 321.000
Inj. Ceftriaxon Ceftrixone Antibiotik Iv 2x1 2/8/13 – 2
3/8/13
Inj. Actrapid Insulin Insulin SC 4 iu 2/8/13 – 2
3/8/13
24 L 50 7/12/13 13/12/1 7 DM, TB Sesak nafas, Efusi Pleura Inj. Actrapid Insulin Insulin SC 3x12 iu 7/12/13 – 3 GD : 480 7/12/13 SEMBUH
3 Berkeringat Dextra + 9/12/13
pada malam DM Tipe 2 As. Asam Analgesik Oral 3x500 9/12/13 – 2 GD : 211 8/12/13 TD Masuk : 110/70
hari Mefenamat mefenamat mg 10/12/13
UIN Syarif HIdayatullah Jakarta
Glimepirid Glimepirid Antidiabetik Oral 1x2 mg 12/12/13 – 2 GD : 104 10/12/13 TD Keluar : 120/80
Oral 13/12/13
Metformin Metformin Antidiabetik Oral 3x500 12/12/13 – 2 GD : 218 13/12/13
Oral mg 13/12/13 GDP : 457
Levofloxacin Levofloksasin Anibiotik Oral 1x500 12/12/13 – 2 GDP : 289 9/12/13
mg 13/12/13 GDP : 457 11/12/13
93
94
Kadar Gula
Penilaian
No Jenis Darah Obat Tepat
Diagnosis Per
Kasus Diabetes Antidiabetes Indikasi
Pasien
Awal Akhir
1 DM Tipe 2 Orchitis 320 199 Glimepirid 1 1
Dextra. Hernia Inj.Novorapid 1
sejak 3 hari Inj. Lantus 1
yang lalu. Metformin 1
Bengkak di
leher hingga
bahu > 2
minggu. Nyeri
leher dan tidak
bisa
ditegakkan.
Demam.
Pasien tidak
makan selama
4 hari
1 = Tepat Indikasi
0 = Tidak Tepat Indikasi
Penilaian
No Obat Dosis Dosis Tepat
Rute Ketepatan
Kasus Antidiabetes Standar Pemberian Dosis
Dosis
1 Metformin 500 -2250 3x500 mg Oral 1 1
Glimepirid mg/hr 1x2 mg Oral 1
Novorapid 1-2 mg/hr 3x12 iu SC 1
Lantus 0,5-1 U/kg 1x12 iu IV 1
BB/hr
1x/hr
2 Metformin 500-2250 3x500 mg Oral 1 1
Glimepirid mg/hr 1x2 mg Oral 1
1-2 mg/hr
3 Novorapid 0,5 – 1 U/kg 3x4 iu SC 1 1
Gliklazid BB/hr 3x100 mg Oral 1
40-80 mg
Max 320 mg
(dosis terbagi)
4 Glikuidon 15mg/hr , 45- 2x15 mg Oral 1 1
60 mg (dosis
terbagi)
5 Glibenklamid 2,5-5 mg/hr 1x2,5 mg Oral 1 1
6 Novorapid 0,5-1 U/kg 3x20 iu SC 1 1
Lantus BB/hr 1x12 iu IV 1
1x/hr
7 Metformin 500-2250 3x500 mg Oral 1 1
Glimepirid mg/hr 2x2 mg Oral 1
1-2 mg/hr
8 Novorapid 0,5-1 U/kg 3x4 iu SC 1 1
BB/hr
9 Novorapid 0,5-1 U/kg 3x10 iu SC 1 1
Lantus BB/hr 1x10 iu IV 1
1x/hr
10 Glikuidon 15mg/hr , 45- 1x15 mg IV 1 1
60 mg (dosis
terbagi)
11 Novorapid 0,5-1 U/kg 3x12 iu SC 1 1
Levemir BB/hr 1x10 iu IV 1
0,2-1 U/kg
BB/hr
12 Gliklazid 40-80 mg 1x40 mg Oral 1 1
Max 320 mg Oral 1
(dosis terbagi)
Akarbosa 50 mg, dapat 2x100 mg
ditingkatkan
100-200 mg/hr
13 Novorapid 0,5-1 U/kg 3x10 iu SC 1 1
Metformin BB/hr 3x500 mg Oral 1
98
500 -2250
mg/hr
14 Metformin 500 -2250 3x500 mg Oral 1 1
mg/hr
15 Glimepirid 1-2 mg/hr 1x2 mg Oral 1 1
16 Metformin 500 -2250 3x500 mg Oral 1 1
Glimepirid mg/hr 1x2 mg Oral 1
Novorapid 1-2 mg/hr 3x20 iu SC 1
0,5-1 U/kg
BB/hr
17 Novorapid 0,5-1 U/kg 3x12 iu SC 1 1
Levemir BB/hr 1x12 iu IV 1
0,2-1 U/kg
BB/hr
18 Metformin 500 -2250 3x500 mg Oral 1 1
Glimepirid mg/hr 1x2 mg Oral 1
Novorapid 1-2 mg/hr 3x20 iu SC 1
Lantus 0,5-1 U/kg 1x12 iu IV 1
BB/hr
1x/hr
19 Glikuidon 15mg/hr , 45- 1x15 mg Oral 1 1
60 mg (dosis
terbagi)
20 Novorapid 0,5-1 U/kg 3x8 iu Oral 1 1
BB/hr
21 Novorapid 0,5-1 U/kg 3x4 iu SC 1 1
Lantus BB/hr 1x16 iu IV 1
1x/hr
22 Metformin 500 -2250 3x500 mg Oral 1 1
Glimepirid mg/hr 1x2 mg Oral 1
1-2 mg/hr
23 Actrapid 0,5-1 U/kg 1x4 iu IV 1 1
BB/hr
24 Actrapid 0,5-1 U/kg 3x12 iu IV 1 1
Metformin BB/hr 3x500 mg Oral 1
Glimepirid 500 -2250 1x2 mg Oral 1
mg/hr
1-2 mg/hr
1 = Tepat Dosis
0 = Tidak Tepat Dosis
Data Laboratorium
Penilaian
L/ Jenis Riwayat Kadar Obat Anti Tepat
No Usia Diagnosis Lain Fungsi Tekanan Kontraindikasi Rute Per
P Diabetes Penyakit Gula Diabetes Pasien
Ginjal Darah Pasien
Darah
1 L 60 DM Tipe 2 Orchitis Dextra. DM Awal : Ureum :33 120/70 – Hipoglikemia, DM Novorapid SC 1 1
Hernia sejak 3 320 Kreatinin : 120/70 Tipe 1, diabetik Lantus IV 1
hari yang lalu. Akhir : 1,2 ketoasidosis, prekoma Metformin Oral 1
Bengkak di leher 129 atau koma Glimepirid Oral 1
hingga bahu > 2 diabetikum. Gangguan
minggu. Nyeri fungsi hati dan ginjal
leher dan tidak berat. Hamil dan
bisa ditegakkan. laktasi.
Demam. Pasien
tidak makan
selama 4 hari
2 P 57 DM Tipe 2 Lemas, tidak kuat DM, Awal : Ureum : 200/110 DM Tipe 1, diabetik Metformin Oral 0 0
Hiperglike berjalan, BAB Hipertensi, 293 57 – 140/80 ketoasidosis, prekoma Glimepirid Oral 0
mia cair, badan Asma, Akhir : Kreatinin : atau koma
keringat dingin Alergi 184 1,7 diabetikum. Gangguan
dan gemetaran. fungsi hati dan fungsi
ginjal. Hamil dan
laktasi.
Gagal jantung, infark
miokardium,
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
alkoholisme, hipoksia
99
4 P 53 DM Tipe 2 CKD + DM Tipe Awal : Ureum : 150/90 – DM Tipe 1, koma, Gliquidone Oral 1 1
Hipertensi, Sesak 2, jantung, 235 126 140/80 prekoma diabetes &
nafas sejak 3 hari maag Akhir : Kreatinin : gangguan
yang lalu, sakit 137 5,7 keseimbangan
dada yang metabolik yang
menjalar ke ekstrim dengan
punggung, sakit kecenderungan terjadi
perut jika telat asidosis. Diabetes
makan. dengan komplikasi
asidosis, ketosis, atau
stres akibat
pembedahan atau
infkesi akut. Hamil
dan laktasi.
5 P 65 DM Tipe 2 Muntah 75x/hari, DM Awal : Ureum : 120/80 Ketoasidosis diabetik, Glibenclamide Oral 1 1
pusing seperti 124 53 gangguan ginjal dan
diremas-remas, Kreatinin : hati atau
dispepsia 0,8 adrenokortikal. Hamil,
laktasi, IDDM. DM
dengan komplikasi,
bedah.
6 P 57 DM Tipe 2 Merasa lemas, DM, Asma Awal : Ureum : 160/60 – Hipoglikemia Novorapid SC 1 1
Hiperglike adanya rasa 542 114 140/80 Lantus IV 1
mia gemetar yang sulit Akhir: Kreatinin :
dikendalikan, sulit 133 4
berjalan.
7 P 51 DM Tipe 2 Kesulitan BAB DM, Awal : Ureum : 140/80 – DM Tipe 1, diabetik Metformin Oral 1 1
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
sejak 3 hari yang Hipertensi, 109 14 170/110 ketoasidosis, prekoma Glimepirid Oral 1
lalu, badan lemas, Vertigo Kreatinin : atau koma
kaki kanan berat 0,6 diabetikum. Gangguan
diangkat, fungsi hati dan ginjal
fungsi ginjal. Hamil
dan laktasi.
Gagal jantung, infark
miokardium,
alkoholisme, hipoksia
100
dan mengalami 166 25
pingsan. Mual, Akhir : Kreatinin :
muntah dan batuk 219 0,7
9 L 63 DM Tipe 2 SNH, Hipertensi DM, Awal : Ureum : 150/110 Hipoglikemia Novorapid SC 1 1
grade 1, Hipertensi, 567 28 Lantus IV 1
Penurunan Stroke Akhir : Kreatinin :
kesadaran tiba- 225 2,4
tiba, pusing
berputar, terjadi
kelemahan pada
tubuh sisi sebelah
kanan.
10 P 76 DM Tipe 2 Pasien tidak sadar DM, Awal ; Ureum : DM Tipe 1, koma, Gliquidone Oral 1 1
SMRS, BAB cair, Hipertensi 280 162 prekoma diabetes &
tidak mau makan Akhir : Kreatinin : gangguan
dan minum. 40 4,3 keseimbangan
metabolik yang
ekstrim dengan
kecenderungan terjadi
asidosis. Diabetes
dengan komplikasi
asidosis, ketosis, atau
stres akibat
pembedahan atau
infkesi akut.. Hamil
dan laktasi.
11 P 54 DM Tipe 2 Sesak sudah 3 Hipertensi Awal : Ureum : 190/100– Hipoglikemia, Hamil, Novorapid SC 1 1
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
101
dengan punggung Gangguan intestinal
korengan, perut kronik yang
membesar, berhubungan dengan
bengkak pada gangguan pencernan
tangan kanan dan dan asorpsi,
kaki kiri, perut kembhung. Gangguan
kembung, sulit ginjal berat.
menelan, BAK
seperti air teh
13 P 55 DM Tipe 2, Luka yang tidak DM Awal : Ureum : 160/90 – Hipoglikema. Metformin Oral 0 0
gangren sembuh, sekitar 145 152 160/70 Gangguan fungsi hati Novorapid SC 1
pedis pedis merasa Akhir : Kreatinin : dan fungsi ginjal.
sinistra kesemutan 214 7,9 Hamil dan laktasi.
Gagal jantung, infark
miokardium,
alkoholisme, hipoksia
14 P 47 DM Tipe 2 Lemas SMRS DM Awal : Ureum : 130/90 Gangguan fungsi hati Metformin Oral 0 0
86 36 dan fungsi ginjal.
Akhir : Kreatinin : Hamil dan laktasi.
163 1,6 Gagal jantung, infark
miokardium,
alkoholisme, hipoksia
15 P 51 DM Tipe 2 Sesak nafas, DM, Maag Awal : Ureum : 120/80 - DM Tipe 1, diabetik Glimepirid Oral 0 0
Nefropati batuk, pusing, 104 79 110/70 ketoasidosis, prekoma
mual, sulit tidur. Kreatinin : atau koma
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
102
berat. Hamil dan
laktasi. Gagal jantung,
infark miokardium,
alkoholisme, hipoksia
17 P 42 DM Tipe 2 Bengkak dan nyeri Awal : Ureum : 90/60 Hipoglikemia, Hamil, Novorapid SC 1 1
di punggung 496 50 laktasi, Levemir IV 1
kanan atas. Tidak Akhir : Kreatinin : hipoalbuminemia
dapat menengok 193 1,4 berat
18 P 51 DM Tipe 2 SNH, Lemah DM, Awal : 210/110 Hipoglikemia, DM Novorapid SC 1 1
Hiperglike tungkai kiri Hipertensi 422 – 130/80 Tipe 1, diabetik Lantus IV 1
mia bawah, susah Akhir : ketoasidosis, prekoma Gimepirid Oral 1
bicara, kedua kaki 174 atau koma Metformin Oral 1
kesemutan dan diabetikum. Gangguan
terasa kebas fungsi hati dan ginjal
berat. Hamil dan
laktasi. Gagal jantung,
infark miokardium,
alkoholisme, hipoksia
19 L 55 DM Tipe 2 Sesak nafas, DM, Awal : Ureum : 130/80 – DM Tipe 1, koma, Gliquidone Oral 0 0
batuk, pilek, Hipertensi, 239 48 150/90 prekoma diabetes &
merasa tubuh TB Kejang Akhir : Kreatinin : gangguan
bengkak. 170 2,1 keseimbangan
metabolik yang
ekstrim dengan
kecenderungan terjadi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
asidosis. Diabetes
dengan komplikasi
asidosis, ketosis, atau
stres akibat
pembedahan atau
infkesi akut. Gagal
hati atau ginjal berat,
porfiria. Hamil dan
laktasi.
20 L 52 DM Tipe 2 Lemas, pucat, DM Awal : 200/112 Hipoglikemia Novorapid SC 1 1
sesak nafas, lidah 142 – 130/80
103
penuh jamur dan Akhir :
berat badan turun 87
tanpa disadari
21 L 58 DM Tipe 2 Stroke DM, Awal : Ureum : 140/80 – Hipoglikemia Novorapid SC 1 1
Hemoragik, Hipertensi 254 44 150/80 Lantus IV 1
Pusing, muntah, Akhir :
tidak bisa bicara, 239
pingsan
22 L 41 DM Tipe 2 Mual, batuk Awal : 110/80- DM Tipe 1, diabetik Glimepirid Oral 1 1
kerimg, berat 285 120/80 ketoasidosis, prekoma Metformin Oral 1
badan menurun atau koma
diabetikum. Gangguan
fungsi hati dan ginjal
fungsi ginjal. Hamil
dan laktasi.
Gagal jantung, infark
miokardium,
alkoholisme, hipoksia
104
Penilaian Ketepatan Pasien :
1 = Tepat Pasien
105
106
Penilaian
Nilai Interaksi
No Obat Interaksi Mekanisme Interaksi
Obat Lain Interaksi Obat
Kasus Antidiabetes Obat Obat
Obat per-
pasien
1 Glimepirid Ranitidin 0 0 • Glimepirid • Efek antagonis
Lantus Ceftriaxone 0 + Novalgin novalgin dapat
Novorapid Gentamisin 0 menurunkan efek
Metformin Novalgin 1 glimepirid (minor)
• Glibenkla • Peningkatan pH
mid + lambung yang
Antasida disebabkan oleh
antasida dapat
meningkatkan
kelarutan sulfonilurea
dan karenanya dapat
meningkatkan
absorpsi sulonilurea.
6 Novorapid Cefoperazone 1 1
Lantus Omeprazole 1
Novalgin
Neurodex
Ceftriaxoen
Alprazolam
Ranitidn
Dexanda syrup
7 Metformin Ranitidin 1 0
19 Glikuidon Concor 1 1
Letonal
Lasix
20 Novorapid Cefotaxim 1 1
Ranitidin
Dramamine
Ceftriaxone
Betahistine
21 Novorapid Ranitidin 1 1
Lantus Citicolin 1
Ceftriaxone
Sanmol
Simvastatin
22 Glimepirid Ciprofloxacin 0 1 • Glimepirid • Kombinasi glimepirid
Metformin Ranitidin 1 + dan metformin dapat
Ondancetron Metformin meningkatkan efek
Domperidone hipoglikemia
sehingga
meningkatkan efek
sulfonilurea.
23 Actrapid Ranitidin 1 1
Domperidone
Ceftriaxone
24 Actrapid Asam 0 0 • Actrapid + • Kombinasi ketiga
Glimepirid Mefenamat 0 Glimepirid obat tersebut dapat
Metformin Levofloxacin 1 + menurunkan
Metformin kebutuhan insulin
Penilaian
No Obat Aturan Aturan Tepat Ketepatan
Rute
Kasus Antidiabetes Standar Pemberian Cara Cara
Pemberian
1 Metformin 3x /hr 3x/hr Oral 1 1
Glimepirid 1x /hr 1x/hr Oral 1
Novorapid 3x12 iu 3x/hr SC 1
Lantus 1x12 iu 1x/hr IV 1
2 Metformin 3xhr 3x/hr Oral 1 1
Glimepirid 1x/hr 1x/hr Oral 1
3 Novorapid 3x/hr 3x/hr SC 1 1
Gliklazid 3x/hr 1x/hr Oral 1
4 Glikuidon 1-2x/hr, dapat 2x/hr Oral 1 1
ditingkatkan 3-
4x/hr
5 Glibenklamid 1-2x/hr 1x/hr Oral 1 1
6 Novorapid 3x/hr 3x/hr SC 1 1
Lantus 1x/hr 1x/hr IV 1
7 Metformin 3x/hr 3x/hr Oral 1 1
Glimepirid 1x/hr 1x/hr Oral 1
8 Novorapid 3x/hr 3x/hr SC 1 1
9 Novorapid 3x/hr 3x/hr SC 1 1
Lantus 1x/hr 1x/hr IV 1
10 Glikuidon 1x/hr 1x/hr IV 1 1
11 Novorapid 3x/hr 3x/hr SC 1 1
Levemir 1x/hr 1x/hr IV 1
12 Gliklazid 1x/hr 1x/hr Oral 1 1
Akarbosa 2-3x/hr 3x/hr Oral 1
13 Novorapid 3x/hr 3x/hr SC 1 1
Metformin 3x/hr 1x/hr Oral 1
14 Metformin 3x/hr 3x/hr Oral 1 1
15 Glimepirid 1x/hr 1x/hr Oral 1 1
16 Metformin 3x/hr 3x/hr Oral 1 1
Glimepirid 1x/hr 1x/hr Oral 1
Novorapid 3x/hr 3x/hr SC 1
17 Novorapid 3x/hr 3x/hr SC 1 1
Levemir 1x/hr 1x/hr IV 1
18 Metformin 3x/hr 3x/hr Oral 1 1
Glimepirid 1x/hr 1x/hr Oral 1
Novorapid 3x/hr 3x/hr SC 1
Lantus 1x/hr 1x/hr IV 1
19 Glikuidon 1-2x/hr, dapat 2x/hr Oral 1 1
ditingkatkan 3-
4x/hr
20 Novorapid 3x/hr 3x/hr Oral 1 1
21 Novorapid 3x/hr 3x/hr SC 1 1
Lantus 1x/hr 1x/hr IV 1
22 Metformin 3x/hr 3x/hr Oral 1 1
Glimepirid 1x/hr 1x/hr Oral 1
No L/P Usia Antidiabetik Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Interaksi Evaluasi Kerasionalan
Dosis Obat Indikasi Pasien Cara Obat Kerasionalan
Pemberian
1 L 60 Novorapid 1 1 1 1 1 0 0 0
Lantus 1 1 1 1 1 0 0 0
Metformin 1 1 1 1 1 1 0 0
Glimepirid 1 1 1 1 1 0 0 0
2 P 57 Metformin 1 1 1 0 1 1 0 0
Glimepirid 1 1 1 0 1 0 0 0
3 L 47 Novorapid 1 1 1 1 1 0 0 0
Gliklazid 1 1 1 1 1 1 0 0
4 P 53 Glikuidon 1 1 1 1 1 0 0 0
5 P 65 Glibenklamid 1 1 0 1 1 0 0 0
6 P 57 Novorapid 1 1 1 1 1 1 1 1
Lantus 1 1 1 1 1 1 1 1
7 P 51 Metformin 1 1 0 1 1 1 0 0
Glimepirid 1 1 0 1 1 0 0 0
8 P 53 Novorapid 1 1 0 1 1 1 0 0
9 L 63 Novorapid 1 1 1 1 1 0 0 0
Lantus 1 1 1 1 1 0 0 0
10 P 76 Glikuidon 1 1 1 1 1 1 1 1
11 P 54 Novorapid 1 1 1 1 1 1 1 1
Levemir 1 1 1 1 1 1 1 1
12 P 69 Gliklazid 1 1 0 0 1 1 0 0
Acarbose 1 1 0 0 1 0 0 0
13 P 55 Novorapid 1 1 0 1 1 0 0 0
Metformin 1 1 0 0 1 1 0 0
14 P 47 Metformin 1 1 1 0 1 1 0 0
15 P 51 Glimepirid 1 1 0 0 1 1 0 0
16 P 56 Novorapid 1 1 0 0 1 0 0 0
25Glimepirid 1 1 0 1 1 0 0 0
Metformin 1 1 0 1 1 1 0 0
17 P 42 Novorapid 1 1 1 1 1 1 1 1
Levemir 1 1 1 1 1 1 1 1
18 P 51 Glimepirid 1 1 1 1 1 0 0 0
Metformin 1 1 1 1 1 1 1 1
Lantus 1 1 1 1 1 0 0 0
Novorapid 1 1 1 1 1 0 0 0
19 L 55 Glikuidon 1 1 1 0 1 1 0 0
20 L 57 Novorapid 1 1 0 1 1 1 0 0
21 L 56 Novorapid 1 1 1 1 1 1 1 1
Lantus 1 1 1 1 1 1 1 1
22 L 41 Metformin 1 1 1 1 1 1 1 1
Glimepirid 1 1 1 1 1 0 0 0
23 L 59 Actrapid 1 1 0 1 1 1 0 0
24 L 50 Actrapid 1 1 1 1 1 0 0 0
Glimepirid 1 1 1 1 1 0 0 0
Metformin 1 1 1 1 1 1 0 0
TOTAL 45 45 31 36 45 25 11 11
No L/ Usia Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat cara Interaksi Evaluasi Kerasionalan
P dosis indikasi pasien obat pemberian obat
1 L 60 1 1 1 1 1 0 0 0
2 P 57 1 1 0 1 1 0 0 0
3 L 47 1 1 1 1 1 0 0 0
4 P 53 1 1 1 1 1 0 0 0
5 P 65 1 0 1 1 1 0 0 0
6 P 57 1 1 1 1 1 1 1 1
7 P 51 1 0 1 1 1 0 0 0
8 P 53 1 0 1 1 1 1 0 0
9 L 63 1 1 1 1 1 0 0 0
10 P 76 1 1 1 1 1 1 1 1
11 P 54 1 1 1 1 1 1 1 1
12 P 69 1 0 0 1 1 0 0 0
13 P 55 1 0 0 1 1 0 0 0
14 P 47 1 1 1 1 1 0 0 0
15 P 51 1 1 0 1 1 0 0 0
16 P 56 1 0 0 1 1 0 0 0
17 P 42 1 1 1 1 1 1 1 1
18 P 51 1 1 1 1 1 0 0 0
19 L 55 1 1 0 1 1 1 0 0
20 L 57 1 0 1 1 1 1 0 0
21 L 56 1 1 1 1 1 1 1 1
22 L 41 1 1 1 1 1 0 0 0
23 L 59 1 0 1 1 1 1 0 0
24 L 50 1 1 1 1 1 0 0 0
TOTAL 5
Penilaian Ketepatan :
1 = Tepat
0 = Tidak Tepat
Kerasionalan :
1 = Rasional
0 = Tidak Rasional
Analisis : Peneliti harus melihat dari hasil kai kuadrat, apakah H0 > 0,05 atau H0
< 0,05. Jika H0 hasil kai kuadrat > 0,05 maka H0 diterima sehingga tidak ada
hubungan berpengaruh antara tepat indikasi dan pemberian antidiabetik. Untuk itu
tidak dapat dilakukan uji kekuatan pengaruh Contingency Coefficient. Namun,
jika H0 < 0,05 maka H0 ditolak, sehingga dapat dilakukan uji Contingency
Coefficient . Uji ini dikatakan memiliki pengaruh yang kuat antara ketepatan
indikasi terhadap pemberian antidiabetik jika hasil dari value > 0,700.
Chi-Square Tests
Asymp.
Sig. (2- Exact Sig. Exact Sig. Point
Value df sided) (2-sided) (1-sided) Probability
Pearson Chi- 9.811a 9 .366 .384
Square
Likelihood Ratio 12.935 9 .166 .297
Fisher's Exact Test 9.166 .382
Linear-by-Linear .698b 1 .403 .427 .219 .030
Association
N of Valid Cases 45
a. 17 cells (85.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count
is .31.
b. The standardized statistic is .835.
Kesimpulan : Tidak lebih dari 17 % sel atau sebanyak 85,0 % yang mempunyai
nilai harapan kurang dari 5. Dengan demikian hasil uji kai kuadrat ini dapat
dinyatakan sahih. Nilai probabilitas yang diperoleh = 0,366. Hal ini berarti p >
0,05, maka H0 diterima yang berarti tidak ada hubungan pengaruh bermakna
antara jenis antidiabetik dengan ketepatan indikasi.
Analisis : Peneliti harus melihat dari hasil kai kuadrat, apakah H0 > 0,05 atau H0
< 0,05. Jika H0 hasil kai kuadrat > 0,05 maka H0 diterima sehingga tidak ada
hubungan berpengaruh antara ketepatan dosis dan pemberian antidiabetik. Untuk
itu tidak dapat dilakukan uji kekuatan pengaruh Contingency Coefficient. Namun,
jika H0 < 0,05 maka H0 ditolak, sehingga dapat dilakukan uji Contingency
Coefficient . Uji ini dikatakan memiliki pengaruh yang kuat antara ketepatan
dosis terhadap pemberian antidiabetik jika hasil dari value > 0,700.
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square .a
N of Valid Cases 45
a. No statistics are computed because Ketepatan_Dosis is a constant.
Kesimpulan :
Tidak terdapat hasil uji kai kuadrat, karena hasil ketepatan dosis sudah konstan
mencapai 100 %
Analisis : Peneliti harus melihat dari hasil kai kuadrat, apakah H0 > 0,05 atau H0
< 0,05. Jika H0 hasil kai kuadrat > 0,05 maka H0 diterima sehingga tidak ada
hubungan berpengaruh antara tepat pasien dan pemberian antidiabetik. Untuk itu
tidak dapat dilakukan uji kekuatan pengaruh Contingency Coefficient. Namun,
jika H0 < 0,05 maka H0 ditolak, sehingga dapat dilakukan uji Contingency
Coefficient . Uji ini dikatakan memiliki pengaruh yang kuat antara ketepatan
pasien terhadap pemberian antidiabetik jika hasil dari value > 0,700.
Chi-Square Tests
Asymp.
Sig. (2- Exact Sig. Exact Sig. Point
Value df sided) (2-sided) (1-sided) Probability
a
Pearson Chi- 13.914 9 .125 .134
Square
Likelihood Ratio 13.967 9 .123 .124
Fisher's Exact Test 11.831 .123
Linear-by-Linear 1.828b 1 .176 .200 .103 .022
Association
N of Valid Cases 45
a. 17 cells (85.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
.16.
b. The standardized statistic is 1.352.
Kesimpulan : Tidak lebih dari 17 % sel atau sebanyak 85,0 % yang mempunyai
nilai harapan kurang dari 5. Dengan demikian hasil uji kai kuadrat ini dapat
dinyatakan sahih. Nilai probabilitas yang diperoleh = 0,134. Hal ini berarti p >
0,05, maka H0 diterima yang berarti tidak ada hubungan pengaruh bermakna
antara jenis antidiabetik dengan ketepatan pasien
Analisis : Peneliti harus melihat dari hasil kai kuadrat, apakah H0 > 0,05 atau H0
< 0,05. Jika H0 hasil kai kuadrat > 0,05 maka H0 diterima sehingga tidak ada
hubungan berpengaruh antara ketepatan obat dan pemberian antidiabetik. Untuk
itu tidak dapat dilakukan uji kekuatan pengaruh Contingency Coefficient. Namun,
jika H0 < 0,05 maka H0 ditolak, sehingga dapat dilakukan uji Contingency
Coefficient . Uji ini dikatakan memiliki pengaruh yang kuat antara ketepatan obat
terhadap pemberian antidiabetik jika hasil dari value > 0,700.
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square .a
N of Valid Cases 45
a. No statistics are computed because Ketepatan_Obat is a constant.
Kesimpulan :
Tidak terdapat hasil uji kai kuadrat, karena hasil ketepatan obat sudah konstan
mencapai 100 %.
Analisis : Peneliti harus melihat dari hasil kai kuadrat, apakah H0 > 0,05 atau H0
< 0,05. Jika H0 hasil kai kuadrat > 0,05 maka H0 diterima sehingga tidak ada
hubungan berpengaruh antara ketepatan cara pemberian dan pemberian
antidiabetik. Untuk itu tidak dapat dilakukan uji kekuatan pengaruh Contingency
Coefficient. Namun, jika H0 < 0,05 maka H0 ditolak, sehingga dapat dilakukan uji
Contingency Coefficient . Uji ini dikatakan memiliki pengaruh yang kuat antara
ketepatan cara pemberian terhadap pemberian antidiabetik jika hasil dari value >
0,700.
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square .a
N of Valid Cases 45
a.statistics are computed because Ketepatan_Cara pemberian is a constant.
Kesimpulan :
Tidak terdapat hasil uji kai kuadrat, karena hasil ketepatan cara pemberian sudah
konstan mencapai 100 %.
Analisis : Peneliti harus melihat dari hasil kai kuadrat, apakah H0 > 0,05 atau H0
< 0,05. Jika H0 hasil kai kuadrat > 0,05 maka H0 diterima sehingga tidak ada
hubungan berpengaruh antara interaksi obat dan pemberian antidiabetik. Untuk itu
tidak dapat dilakukan uji kekuatan pengaruh Contingency Coefficient. Namun,
jika H0 < 0,05 maka H0 ditolak, sehingga dapat dilakukan uji Contingency
Coefficient . Uji ini dikatakan memiliki pengaruh yang kuat antara tanpa interaksi
obat terhadap pemberian antidiabetik jika hasil dari value > 0,700.
Chi-Square Tests
Asymp.
Sig. (2- Exact Sig. Exact Sig. Point
Value df sided) (2-sided) (1-sided) Probability
Pearson Chi- 19.721a 9 .020 .004
Square
Likelihood Ratio 25.841 9 .002 .003
Fisher's Exact Test 19.870 .002
Linear-by-Linear .651b 1 .420 .429 .226 .029
Association
N of Valid Cases 45
a. 17 cells (85.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
.44.
b. The standardized statistic is -.807.
Symmetric Measures
Value Approx. Sig. Exact Sig.
Nominal by Nominal Contingency .552 .020 .004
Coefficient
N of Valid Cases 45
Kesimpulan :
Tidak lebih dari 17 % sel atau sebanyak 85,0 % yang mempunyai nilai harapan
kurang dari 5. Dengan demikian hasil uji kai kuadrat ini dapat dinyatakan sahih.
Nilai probabilitas yang diperoleh = 0,020. Hal ini berarti p < 0,05, sehingga H0
ditolak. Maka, terdapat hubungan yang bermakna antara jenis antidiabetik dengan
interaksi obat, sehingga dapat dilakukan uji Contingency Coefficent. Dari hasil
value nominal uji didapatkan angka 0,552 (< 0,700). Sehingga interaksi obat
memiliki pengaruh yang tidak begitu kuat terhadap penggunaan obat antidiabetik
terhadap pasien.
Keterangan :
• Biaya obat DM : Biaya yang dikeluarkan hanya untuk penggunaan obat
diabetes melitus
• Biaya BMHP : Biaya yang dikeluarkan hanya untuk penggunaan bahan medis
habis pakai
• Total penggunaan obat & BMHP : Biaya keseluruhan (obat DM, obat lain, dan
BMHP)
• Tarif INA CBG’s : tarif standar yang telah ditentukan MENKES RI untuk
pasien KJS
• Persentase : Perbandingan total biaya yang dikeluarkan terhadap tarif INA
CBG’
128
Spuit 2,5 Cc 1 3,207 3,207
Spuit 5 Cc 1 4,259 4,259
Spuit 10 Cc 1 5,022 5,022
Hibiscrub 5 L 1 306 306
Betadine 1 L 4,538 4,538
Handscoen No 7,5 3 16,335 49,005
Handscoen No 8 1 16,335 16,335
Kasa Gulung 40 X 80 16,940 16,940
Topi Operasi Sigma 3 1,331 3,993
Masker 3 1,331 3,993
Mess No 20 1 2,778 2,778 388,772 388,800
129
Asam Mefenamat 5 232 1,160 6,705 6,700
742,700
2 93627 3/6/2013 Infuset Terumo 18 17,303 17,303
Folly Catheter Fr18 1 21,296 21,296
Ringer Dextrose(Rd) Infus 1 12,013 12,013
Ceftriaxone 1 Gr Inj 2 11,344 22,689
Tramadol 100 Mg Inj 2 8,450 16,900
Spuit 1 Cc Insulin 100 Iu(Trm) 1 4,417 4,417
Spuit 2,5 Cc / 3 Cc 2 3,207 6,413
Spuit 5 Cc (Terumo) 2 4,259 8,518
Metformin 500 6 240 1,439
Ambroxol 30 Mg 6 165 990 111,978 112,000
130
Prorenal 6 7,260 43,560
Asam Folat 1 Mg(Anelat) 6 174 1,043
Bic. Natric 500 Mg 6 275 1,650
Caco3 500mg 6 507 3,043
Spuit 2,5 Cc / 3 Cc 6 3,207 19,239 174,385 175,000
131
Spuit 5 Cc (Terumo) 4 4,259 17,037
Ondansentron Inj 4 Mg 6 8,470 50,820
Spuit 2,5 Cc / 3 Cc 6 3,207 19,239
Ranitidin Injeksi 4 3,392 13,570
Spuit 2,5 Cc / 3 Cc 4 3,207 12,826 192,974 193,000
589,000
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
132
Ondansetron Inj 4 8,250 33,000
Ranitidin Inj 3 3,666 10,998
Ceftriaxone Inj 2 11,500 23,000
Aquadest 2 1,500 3,000
Infus D 40 2 2,000 4,000
Spuit 3 Cc 5 3,200 16,000
Spuit 5 Cc 5 4,400 22,000
Infus Set 1 18,000 18,000
Cathy 1 30,000 30,000
Kanul O2 1 19,000 19,000 279,997 280,000
292,000
5 94422 17/6/13 Infuset Terumo 1 17,303 17,303
Bloodset (Terumo) 1 25,410 25,410
Rl Widatra 500 Ml (Bpjs) 1 5,720 5,720
Vasofix No 20 1 30,250 30,250
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
133
18/6/13 Rl Widatra 500 Ml (Bpjs) 2 5,720 11,440
Furosemida Inj 2 2,420 4,840
Spuit 2,5 Cc / 3 Cc 2 3,207 6,413 22,693 23,000
177,000
6 44331 2013/6/12 Gliquidone 30 Mg 3 711 2,132
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
134
Valsartan 80 3 4,400 13,200 42,068 43,000
135
2013/6/28 Hyperil 2.5 Mg 3 5,344 16,031 16,031 17,000
314,000
7 96941 3/8/2013 Adrenalin 1 Mg 3 3,666 10,998
SA 1 4,000 4,000
Spuit 4 3,250 13,000
Threeway 1 28,000 28,000
Nacl 0.9 % 4 5,500 22,000
Microdrip 1 94,000 94,000
Catheter 1 28,000 28,000
Aquadest 2 2,500 5,000
Spuit 1 5,000 5,000
Xilocain 1 73,000 73,000
Urine Bag 1 4,000 4,000
Dextrose 5 % 5 10,200 51,000
3,333 9,999
Spuit 3 Cc 3
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
136
Ceftriaxone Inj 2 11,500 23,000
Aquadest 1 3,000 3,000
Nacl Infus 3 5,666 17,000
Venflon No 20 1 30,000 30,000
Infus Set 1 18,000 18,000
Spuit 1 Cc 1 5,000 5,000
Spuit 3 Cc 2 7,000 7,000
Spuit 5 Cc 2 9,000 9,000
Domperidone Tab 5 400 2,000
560,993 561,000
8 97110 8/8/2013 Bloodset (Terumo) 1 25,410 25,410
Vasofix No 20 1 30,250 30,250
Rl(Euromed/Otsuka)500ml 2 10,890 21,780
Sod Chlor (Nacl) 500cc Eur/Ots 3 10,010 30,030
137
2013/8/8 Folly Catheter Fr16 1 27,225 27,225 27,225 28,000
138
Ceftriaxone 1 Gr Inj 4 11,344 45,377
Spuit 5 Cc (Terumo) 4 4,259 17,037
Aminoral 6 7,260 43,560 155,250 156,000
1,037,550
Diazepam 2 Mg 5 29 143 9,658 9,700
139
2013/9/5 Rl(Euromed/Otsuka)500ml 3 10,890 32,670
Kcl 25meg 6 2,640 15,840
Sod Chlor (Nacl) 100cc 3 11,011 33,033
Bifotik 1 Gram (Bpjs 2 104,424 208,848
Spuit 10 Cc ( Terumo ) 2 5,022 10,043
Furosemida Inj 2 2,420 4,840
Spuit 2,5 Cc / 3 Cc 2 3,207 6,413
Aminofluid Infus 500 Ml 1 131,769 131,769 443,456 444,000
140
2013/9/8 Antasida Syr 1 4,235 4,235 4,235 5,000
141
Haenostop 250 Mg/Ml Inj (Bpjs) 3 3,377 10,131
142
Omeprazole Inj 2 96,800 193,600
Spuit 10 Cc 2 5,627 11,253 303,855 304,000
143
Spuit 10 Cc ( Terumo ) 1 5,627 5,627
Aquabidest 25 Cc Inj 2 2,420 4,840
Vasofix No 20 1 30,250 30,250
Kcl 25meg 2 2,640 5,280
Bloodset (Terumo) 1 25,410 25,410 183,332 184,000
144
2013/9/16 Spuit 10 Cc ( Terumo ) 3 5,627 16,880
Ranitidin Injeksi 2 3,392 6,785
Spuit 2,5 Cc / 3 Cc 2 3,509 7,018
Bifotik 1 Gram (Bpjs 2 104,424 208,848
Spuit 5 Cc (Terumo) 2 4,259 8,518
Furosemida Inj 1 2,420 2,420
Spuit 2,5 Cc / 3 Cc 3 3,509 10,527 260,996 261,000
7,089,700
10 103243 2013/12/2 Vasofix No 20 1 30,250 30,250
Infuset Terumo 1 17,303 17,303
Dextrose 40% 2 1,980 3,960
Rl(Euromed/Otsuka)500ml 2 10,890 21,780
Dextrose 10%500ml 1 11,369 11,369
Feeding Tube [Ngt] Fr16 1 23,958 23,958
Folly Catheter Fr18 1 21,296 21,296
Urine Bag 1 7,744 7,744
Xylocain Gel 30 Gr 1 72,600 72,600
Selang O2 Dws (Nasal Canula) C0205/1161 1 19,360 19,360
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
145
Ranitidin Injeksi 1 3,392 3,392
Spuit 2,5 Cc / 3 Cc ( Terumo ) 1 3,509 3,509
Spuit 5 Cc (Terumo) 1 4,259 4,259
Dopamin Guilini 200 Mg 1 67,397 67,397
Spuit 10 Cc ( Terumo ) 1 5,627 5,627
Microdrip 1 93,533 93,533
Threeway Catheter Stop Cock 1 27,951 27,951 216,377 217,000
815,500
11 104519 28/12/13 Metformin 500 Mg 2 240 480 480 500
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
146
Glimepiride 2 Mg 3 1,896 5,689 49,738 50,000
91,500
12 91103 2/5/2013 Cefotaxim 2 9,150 18,300
Disposable Set 2 4,300 8,600
Ranitidine Tab 4 300 1,200
Betahistin 6 1,150 6,900
Omeprazole 4 500 2,000
Dramamin 6 1,100 6,600
Dextrose 5% 3 3,800 11,400
55,000 55,000
1/5/2013 Cefotaxim 2 9,150 18,300
Spuit 5 Cc 2 4,300 8,600
Aquades 25 Ml Vial 1 6,100 6,100
RL 3 5,733 17,199
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
147
5/5/2013 Ciprofloxacin 10 200 2,000 2,000 2,000
143,000
13 94952 26/6/13 Folly Catheter Fr18 1 21,296 21,296
148
26/6/13 Bloodset (Terumo) 1 25,410 25,410
Sod Chlorida 500 Ml (Widatra) 2 5,390 10,780 36,190 37,000
149
Amlodipin 10 Mg 2 2,329 4,657 4,800 5,000
1,080,700
14 65535 1/7/2013 Lodem 30 Tab (Bpjs) 4 1,210 4,840
Amlodipin 5 Mg 4 1,760 7,040
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
150
Bic. Natric 500 Mg 9 275 2,475
Noverty Tab (Bpjs) 9 418 3,762 20833 21,000
124,000
15 098124 27/8/2013 Infuset Terumo 1 17,303 17,303
Vasofix No 20 1 30,250 30,250
Rl 500ml 1 10,890 10,890
Ondansentron 8 Mg Inj 1 8,800 8,800
Ranitidin Injeksi 2 3,392 6,785
Spuit 2,5 Cc / 3 Cc 5 3,207 16,033 90,060 91,000
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
151
Metformin 500 4 240 959
Domperidon 10 Mg 6 458 2,746
Ranitidin 150 Mg (Bpjs) 4 290 1,162 8,659 8,700
152
Metformin 500 20 240 4,796
Glimepiride 1 Mg 10 956 9,559 27,863 28,000
398,200
16 082417 1/9/2013 Trichodazole Inf 500 2 99,811 199,623
Ketesse Inj 50mg 3 57,288 171,864
Spuit 1 Cc Insulin 100 Iu(Trm) 2 4,979 9,957
Spuit 10 Cc ( Terumo ) 3 5,661 16,982
153
Nonflamin 10 4,592 45,917 444,343 445,000
154
4/9/2013 Ketesse 25 Mg 6 7,865 47,190 47,190 48,000
155
1,034,304
17 98419 11/9/2013 Glimepiride 2 Mg 5 1,896 9,482
Metformin 500 15 240 3,597 13,079 13,100
156
Spuit 5 Cc (Terumo) 3 4,259 12,778
Dextrose 500cc Euromed 2 10,010 20,020
Sod Chlorida 500 Ml (Widatra) 2 5,390 10,780 70,924 71,000
1,023,900
18 088616 28/11/2013 Citicholin Inj 250 Mg 2 18,150 36,300
157
Rl(Euromed/Otsuka)500ml 2 10,890 21,780
Infuset Terumo 1 17,303 17,303
Vasofix No 20 1 30,250 30,250
Selang O2 Dws (Nasal Canula) C0205/1161 1 19,360 19,360
Feeding Tube [Ngt] Fr18 1 21,962 21,962
Folly Catheter Fr18 1 21,296 21,296
Urine Bag 1 7,744 7,744
Spuit 10 Cc ( Terumo ) 1 5,627 5,627
Aquabidest 25 Cc Inj 1 2,420 2,420
Manitol 20% Inf (Ots) 1 83,331 83,331
Asam Tranexamat 500 Mg Inj 1 8,470 8,470
Vit K3 Inj 1 3,449 3,449
Spuit 2,5 Cc / 3 Cc ( Terumo ) 2 3,509 7,018
Spuit 5 Cc (Terumo) 2 4,259 8,518 294,826 295,000
158
29/13/2013 Rl 500ml 3 10,890 32,670
Vasofix No 20 1 30,250 30,250 62,920 63,000
862,000
19 103496 10/12/2013 Rl 500ml 6 10,890 65,340
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
109,600
159
20 92265 10/5/2013 Citicholin Inj 250 Mg 4 18,150 72,600
Spuit 5 Cc (Terumo) 2 4,259 8,518 81,118 82,000
160
Piracetam Inj 3 Gr 4 22,579 90,314
Rl Widatra 500 Ml (Bpjs) 3 5,720 17,160
Spuit 5 Cc (Terumo) 4 4,259 17,037
Spuit 2,5 Cc / 3 Cc 2 3,207 6,413
Spuit 20 Cc (Terumo ) 4 9,650 38,601
Nedle 23g 4 1,331 5,324 240,623 241,000
161
Paracetamol Infus 4 54,450 217,800
Citicholin Inj 250 Mg 8 18,150 145,200
Spuit 10 Cc ( Terumo ) 2 5,022 10,043
Spuit 5 Cc (Terumo) 4 4,259 17,037
Aquabidest 25 Cc Inj 2 2,420 4,840
Rl Widatra 500 Ml 3 5,720 17,160 434,768 435,000
2,623,000
21 8422 25/5/2013 Rl Widatra 500 Ml 3 5,720 17,160
Ranitidin Injeksi 2 3,392 6,785
Piralen Inj 3 6,655 19,965
Spuit 5 Cc (Terumo) 2 4,259 8,518
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
162
Spuit 2,5 Cc / 3 Cc 4 3,207 12,826
Clopramel 10mg Inj 6 2,530 15,180
Spuit 2,5 Cc / 3 Cc 6 3,207 19,239
Antasida Syr 1 4,235 4,235 99,370 100,000
Glibenclamid 5 Mg 4 65 260
Ranitidin 150 Mg (Bpjs) 4 290 1,162 1,421 1,500
206,500
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
163
164
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
165
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
166
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta