PENDAHULUAN
dengan hiperglikemia dan sekresi glukosa dalam urin akibat kurangnya sekresi
1,2
insulin, menurunnya daya kerja insulin, atau keduanya. Secara garis besar DM
diklasifikasikan sebagai diabetes melitus tipe 1 (DMT1) dan diabetes melitus tipe
2 (DMT2). 3
Jumlah penderita DM dari tahun ketahun semakin meningkat jumlahnya
secara signifikan. Pada tahun 2000, sekitar 171 juta jiwa di dunia ini mengidap
DM dan jumlah ini diperkirakan akan terus meningkat hingga mencapai 642 juta
Kalimantan Selatan, yaitu RSUD Ulin Banjarmasin, pada tahun 2008 terdapat
5.928 pasien DM rawat jalan dan 510 pasien DM rawat inap.8 Data tahun 2015 di
rumah sakit rujukan pertama di Banjarmasin, yaitu RSUD dr. H. Moch. Ansari
7.753 merupakan pasien DM rawat jalan dan 125 sisanya merupakan pasien rawat
inap.9
dilaporkan lebih sering terjadi pada penderita DMT1. Hal ini menyebabkan dokter
penderita DMT2, padahal pasien DMT2 dengan beberapa faktor risiko tertentu
hipoglikemia yang tidak dideteksi lebih dini apabila dibiarkan terus menerus maka
akan menjadi fatal dan menyebabkan morbiditas dan mortalitas pada pasien
DM adalah dua kali lebih besar dibandingkan dengan pasien hipoglikemia tanpa
penyakit DM. 14
hipoglikemia.15 Studi yang dilakukan di Eropa pada tahun 2005 juga menunjukkan
angka kejadian hipoglikemia pada pasien DM berkisar antara 30% - 40% tiap
antara lain konsumsi obat hipoglikemia oral (OHO), alkohol, terapi dan dosis
insulin, DMT2 yang disertai penyakit gagal ginjal kronis, aktivitas olahraga, usia,
Moch. Ansari Saleh dan RSUD Ulin, hingga saat ini belum memiliki data yang
Selain itu, penelitian mengenai faktor risiko terjadinya hipoglikemia pada pasien
terdapat data yang cukup akurat perihal prevalensi dan faktor risiko hipoglikemia
DMT2 merupakan komplikasi yang paling sering terjadi dan dapat berakibat fatal
apabila tidak ditangani dengan baik. Tenaga medis maupun penderita DMT2 harus
mewaspadai hal ini, sehingga kualitas hidup pasien DMT2 dapat terjaga dengan
baik. Oleh karena hal tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti mengenai faktor
RSUD di Banjarmasin.
B. Rumusan Masalah
C.Tujuan Penelitian
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor risiko kejadian
D. Manfaat Penelitian
pada pasien DMT2 di Rumah Sakit Umum Daerah di Banjarmasin periode Juli -
Agustus 2016. Hasil penelitian ini diharapkan juga dapat menjadi referensi bagi
endokrinologi.
kesehatan dan masyarakat luas mengenai faktor risiko kejadian hipoglikemia pada
penanganan dini agar hipoglikemia tidak semakin parah dan semakin menurunkan
kualitas hidup pasien DMT2. Sedangkan manfaat bagi pasien DMT2 yaitu
faktor seperti konsumsi obat hipoglikemia oral (OHO), alkohol, terapi dan dosis
insulin, DMT2 yang disertai penyakit gagal ginjal kronis, aktivitas olahraga, usia,
E. Keaslian Penelitian
antara lain tujuan penelitian, variabel terikat dan metode pengambilan data yaitu
terdahulu antara lain : (1) penelitian ini merupakan studi deskriptif analitik dengan
pendekatan cross sectional, (2) data diperoleh dari seluruh pasien DMT2 yang
dilakukan di negara – negara maju dimana terapi insulin adalah pengobatan yang
banyak dilakukan pada penderita DM, sedangkan di Indonesia terapi insulin masih
pernah dilakukan di Banjarmasin, sehingga tidak terdapat data yang valid dan
akurat terkait angka kejadian hipoglikemia dan faktor risiko yang berpengaruh