Anda di halaman 1dari 4

SISTEM BILANGAN

Sistem Bilangan adalah suatu cara untuk mewakili besaran dari suatu item fisik. Sistem
bilangan menggunakan basis (base / radix) tertentu yang tergantung dari jumlah bilangan yang
digunakan. Radisk dan basis merupakan istilah yang mempunyai arti yang persis sama. Bilangan
biner (basis 2) banyak digunakan di dalam rangkaian digital. Bilangan octal (basis 8) dan
heksadesimal (basis 16) juga digunakan sampai suatu tingkatan tertentu di dalam sistem digital.

Macam-Macam Sistem Bilangan

Sistem Bilangan Radiks Himpunan / Elemen Digit Contoh


Biner R=2 {0,1} 22510
Desimal R = 10 {0,1,2,3,4,5,6,7,8,9} 111112
Oktal R=8 {0,1,2,3,4,5,6,7} 3778
Heksadesimal R = 16 {0,1,2,4,5,6,7,8,9,A,B,C,D,E,F} FF16

Sistem Bilangan Desimal

Bilangan desimal adalah bilangan yang memiliki sepuluh angka bilangan dari nol sampai
sembilan. Sistem bilangan desimal sering dikenal sebagai sistem bilangan berbasis 10, karena
tiap angka desimal menggunakan basis (radix) 10. Disebut demikian karena mempunyai 10
simbol berbeda Bilangan ini dalam proses aritmatiknya menggunakan metode penghitungan 10n.
Sistem bilangan decimal bilangan yang menggunakan basis 10 suku angka (radix) yaitu 0, 1, 2,
3, 4, 5, 6, 7, 8, 9

Nilai sebuah angka ditentukan posisi angka tersebut (Sudira, 58; 2002) Pada bilangan
desimal kita mengenal nilai posisi, nilai absolute dan basis bilangan. Nilai posisi adalah nilai
yang merupakan perpangkatan dari basis bilangan, nilai absolute adalah nilai yang berada pada
nilai posisi, sedangkan basis bilangan adalah jumlah karakter yang digunakan dalam bilangan
tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada contoh dibawah ini:
Posisi Nilai

8 x 103 = 8000

6 x 102 = 600

5 x 101 = 50 Nilai Absolute


0
7 x 10 = 7

Basis Bilangan
Sistem Bilangan Biner

Bilangan biner adalah bilangan yang berbasis dua bilangan yaitu nol dan satu. Bilangan
ini dikatakan mempunyai radiks 2 dan biasanya disebut sistem bilangan basis 2. Sehingga
bilangan biner menggunakan penghitungan 2n. Setiap biner digit disebut bit, sedangkan empat
bit bilangan biner disebut nibble dan delapan bit bilangan biner disebut satu byte.

- Notasi : (n)2
- Digit biner digunakan untuk menunjukan dua keadaan level tegangan: HIGH atau LOW.
- Sebagian besar sistem digital level HIGH direpresentasikan oleh 1 atau ON dan level LOW
direpresentasikan oleh 0 atau OFF.
Contoh dibawah ini :
Pencacahan Biner
Pencacahan Desimal
16 8 4 2 1
0 0 0 0 0 0
8 0 1 0 0 0
9 0 1 0 0 1
12 0 1 1 0 0
15 0 1 1 1 1
19 1 0 0 1 1

Sistem Bilangan Oktal

Bilangan oktal adalah bilangan yang terdiri dari delapan anggota yaitu nol sampai tujuh.
Dalam lingkup elektronika digital, setiap bilangan oktal merepresentasikan tiga bit bilangan
biner, sehingga programmer tidak perlu lagi menuliskan bilangan biner yang panjang. Angka
oktal digunakan dalam sistem komputer untuk memudahkan programmer dalam membuat
program yang diimplementasikan ke mesin, dengan bilangan oktal programmer tidak perlu
menuliskan programnya dalam bilangan biner yang panjang, atau menggunakan bilangan
desimal yang memerlukan pemrograman konversi lebih lanjut maupun bilangan heksadesimal.

Contoh dibawah ini :


Biner 10 111 101
Oktal 2 7 5

Sistem Bilangan Heksadesimal

Sistem bilangan heksadesimal mempunyai radiks 16 dan disebut sebagai sistem bilangan basis
16. Bilangan heksadesimal menggunakan symbol 0-9, A, B, C, D, E, F sebagaimana yang
ditunjukkan pada kolom heksadesimal dari table dibawah. Huruf A adalah untuk cacahan 10, B
untuk 11, C untuk 12, D untuk 13, E untuk 14 dan F untuk 15. Keuntungan dari sistem
heksadesimal adalah kegunaannya dalam pengubahan secara langsung dari bilangan biner 4-bit.
Perhatikan dalam pengubahan secara langsung dari bilangan biner 4-bit.

Desimal Biner Heksadesimal


0 0000 0
1 0001 1
2 0010 2
3 0011 3
4 0100 4
5 0101 5
6 0110 6
7 0111 7
8 1000 8
9 1001 9
10 1010 A
11 1011 B
12 1100 C
13 1101 D
14 1110 E
15 1111 F
Daftar Pustaka

Priyo Harjiyono, 2017. “ Media Pembelajaran Sistem Bilangan Pada Standar Kompetensi
Menerapkan Dasar – dasar Teknik Digital”. Tugas Akhir. Pendidikan Teknik Elektronika.
Universitas Negeri Yogyakarta

Roger L. Tokheim, M.S., 1994. “Prinsip-Prinsip Digital Edisi Kedua”. Penerbit Buku Erlangga

Anda mungkin juga menyukai