Di tengah rasa prihatin ini, ada berita yang menyejukkan yang kuterima dari Indonesia.
Salah seorang sahabat menceritakan pengalaman Natal di salah satu Gereja Katolik di Yogyakarta.
Saat perayaan Natal dimulai, tiba-tiba datang seorang ibu tampil di mimbar dan mengantar
rombongan yang terdiri dari beberapa kyai, haji, pemuka agama dan wakil pejabat pemerintah
daerah yang datang khusus untuk mengucapkan selamat Natal bagi umat yang sedang merayakan
perayaan Natal saat itu. Mereka menjelaskan kedatangan mereka sebagai tanda bahwa di kota
Yogyakarta setiap orang dari kebudayaan atau agama manapun “welcome”. Tidak ada
diskriminasi dan menyatakan harapan mereka semoga kerukunan umat di Yogya menjadi terang
bagi seluruh Indonesia! Lalu mereka meneruskan perjalanan ke Gereja yang lain. Di Jakarta,
Gubernur hadir ke Katedral dan beberapa Gereja lainnya untuk mengucapkan Selamat Natal
langsung kepada umat Kristiani yang saat itu sedang merayakan perayaan malam Natal. Sungguh
sharing yang mengharukan, menghibur dan memberi pengharapan yang indah. Aku mengutip
harapan dari sahabat yang mensharingkan pengalamannya tersebut: Semoga semangat kerukunan
ini dapat semakin menyebar ke daerah-daerah lain, khususnya yang kini masih dilanda kekerasan
melawan kelompok minoritas.
Peristiwa ini mengingatkanku akan peristiwa indah ketika aku mengikrarkan prasetia
kekalku 9 th yang lalu. Aku berasal dari keluarga yang mayoritas beragama Islam. Selama ini
kami rukun dan saling menghargai. Ketika aku merayakan prasetya kekalku, beberapa saudara
yang muslim juga hadir dalam perayaan tersebut. Bahagia rasanya saat itu bahwa saudari-
saudaraku yang muslim juga menyaksikan peristiwa penting dalam hidupku ini. Selesai upacara
di kapel, acara dilanjutkan dengan ramah tamah dan makan bersama. Waktu itu kebetulan
bersamaan dengan bulan puasa. Tidak kuduga, ternyata para suster panitia perayaan kaul kekal ini
sudah memesankan makanan khusus yang bisa dibawa pulang untuk berbuka puasa. Hanya sebuah
perhatian kecil, tetapi menjadi tanda bahwa kita saling menghargai satu dengan yang lain.
Aku percaya bahwa setiap kepercayaan dan keyakinan mengajarkan hal-hal yang baik bagi
umatnya. Alangkah indahnya jika perbedaan itu bisa menjadi hal untuk saling melengkapi dan
memperkaya satu dengan yang lain, seperti bunga-bunga yang beraneka warna yang terangkai
indah dalam suatu rangkaian.