PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Narkoba sendiri merupakan zat adiktif yang sangat berbahaya bagi tubuh dan
membuat tubuh kecanduan sehingga sangat sulit untuk berhenti dari kecanduan tersebut,
Berhenti menggunakan narkoba bukanlah perkara yang mudah apalagi bagi mereka yang
sudah kecanduan atau ketagihan. Salah satu faktor kendala pengguna narkoba untuk berhenti
tidak mengkonsumsi narkoba kembali adalah adanya craving, yaitu perasaan ingin kembali
menggunakannarkoba.
Untuk dapat sembuh dari pengaruh narkotika dan zat adiktif faktor perawat adalah
salah satu faktor yang cukup penting dalam proses penyembuhan para pecandu narkotika dan
zat adiktif tersebut, karena keperawatan merupakan ilmu terapan yang menggunakan
keterampilan intelektual, keterampilan teknikal dan keterampilan antar persona serta
menggunakan proses keperawatan dalam membantu klien untuk mencapai tingkat kesehatan
optimal.
1
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian psikotropika?
2. Apa macam-macam psikotropika?
3. Apa faktor penyebab seseorang mengonsumsi psikotropika?
4. Apa bahaya dari penggunaan psikotropika?
5. Bagaimana proses keperawatan bagi penggguna psikotropika?
6. Bagaimana prinsip dan teknik komunikasi terapeutik pada pasien masalah psikotropika?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian psikotropika
2. Untuk mengetahui macam-macam psikotropika
3. Untuk mengetahui faktor penyebab seseorang mengonsumsi psikotropika
4. Untuk mengetahui dampak penggunaan psikotropika
5. Untuk mengetahui proses keperawatan bagi pengguna keperawatan
6. Untuk mengetahui prinsip dan teknik komunikasi terapeutik pada pasien masalah
psikotropika
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Psikotropika
2
Menurut Undang-Undang No. 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika, yang dimaksud
psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintesis bukan narkotika yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
B. Macam-Macam Psikotropika
a. Ekstasi
Ekstasi adalah salah satu obat bius yang di buat secara ilegal di sebuah
laboratorium dalam bentuk tablet atau kapsul. Ekstasi dapat membuat tubuh si
pemakai memiliki energi yang lebih dan juga bisa mengalami dehidrasi yang
tinggi.
b. Shabu
c. LSD
3
jiwa atau sakit ingatan. Zat ini bekerja dengan cara membuat otot-otot yang
semula tegang menjadi rileks. Penyalahgunaan zat ini biasanya dilakukan oleh
orang-orang yang menderita frustasi dan ketegangan jiwa.
Faktor penyebab penyalahgunaan psikotropika dapat dibagi menjadi dua faktor, yaitu :
1. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu seperti
kepribadian, kecemasan, dan depresi serta kurangya religiusitas. Kebanyakan
4
penyalahgunaan narkotika dimulai atau terdapat pada masa remaja, sebab remaja
yang sedang mengalami perubahan biologik, psikologik maupun sosial yang pesat
merupakan individu yang rentan untuk menyalahgunakan obat-obat terlarang ini.
Anak atau remaja dengan ciri-ciri tertentu mempunyai risiko lebih besar untuk
menjadi penyalahguna narkoba.
2. Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar individu atau lingkungan
seperti keberadaan zat, kondisi keluarga, lemahnya hukum serta pengaruh
lingkungan.
6
F. Prinsip dan Tahapan Komunikasi Terapeutik pada Pasien Masalah Psikotropika
1. Prinsip dasar komunikasi terapeutik
Beberapa prinsip dasar yang harus dipahami dalam membangun hubungan dan
mempertahankan hubungan yang terapeutik :
a. Hubungan dengan klien adalah hubungan terapeutik yang saling menguntungkan,
didasarkan pada prinsip “Humanity of Nursing and Clients”.
b. Perawat harus menghargai keunikan klien, dengan melihat latar belakang
keluarga, budaya dan keunikan tiap individu.
c. Komunikasi yang dilakukan harus dapat menjaga harga diri baik pemberi maupun
penerima pesan, dalam hal ini perawat harus mampu menjga harga dirinya dan
harga diri klien.
d. Komunikasi yang menumbuhkan hubungan saling percaya harus dicapai terlebih
dahulu sebelum menggali permasalahan dan memberikan alternative pemecahan
masalahnya.
2. Tahapan komunikasi teapeutik
a. Tahap Persiapan/ Tahap Pra interaksi
Pada tahap ini perawat :
Mengeksplorasi perasaan, harapan, dan kecemasan diri sendiri,
menganalisis kekuatan dan kelemahan diri perawat sendiri, mengumpulkan data
tentang klien , merencanakan pertemuan pertama dengan klien. Contoh
merencanaka sbelum bertemu dengan pasien yaitu:
a. Mendiskusikan dampak penggunaan NAPZA bagi kesehatan, cara
b. Meningkatkan motivasi berhenti, dan cara mengontrol keinginan.
c. Melatih cara meningkatkan motivasi dan cara mengontrol keinginan.
d. Membuat jadwal latihan
b. Tahap Perkenalan/orientasi
Merupakan saat pertama perawat bertemu dengan klien. Pada tahap ini
tugas perawat : Membina hubungan saling percaya, Merumuskan kontrak bersama
klien, Menggali pikiran dan perasaan serta mengidentifikasi masalah klien,
Merumuskan tujuan dengan klien. Contohnya :
c. Tahap Kerja
7
Merupakan tahap inti dari keseluruhan proses komunikasi (Stuart GW.,
1998). Pada tahap ini perawat dan klien bekerja bersama-sama untuk mengatasi
masalah yang dihadapi klien. Tahap ini juga berhubungan dengan pelaksanaan
rencana tindakan keperawatan.
Contoh : Apa yang biasa A pakai sebelum masuk ke pusat rehabilitasi ini?
Shabu?Apakah ada keluhan dengan kesehatan A?Bagaimana hubungan A dengan
teman-teman A?Bagaimana dengan sekolah A?Sejak kapan A menggunakan
shabu?Pada situasi yang bagaimana timbul keinginan A menghisap shabu?Apa
saja akibat yang A rasakan kalau menghisap shabu? Apakah A ingin berhenti?
Bagus!Berapa kali A mencoba berhenti? Bagaimana perasaan A ketika tidak
menghisap shabu?” “Apa yang menyebabkan A memakai shabulagi?” “Baiklah
kalau begitu, perawat akan jelaskan akibat kesehatan yang dapat terjadi. (Jelaskan
sesuai jenis psikotropika yang dipakai). Yang mana yang sudah A alami? Jadi A
ingin coba berhenti? Sekarang mari kita bicarakan apa-apa saja yang masih dapat
dibanggakan dari A, kita mulai dari:
* Diri A: “Coba A lihat aspek positif yang masih A miliki.” “Betul A masih sangat
muda, punya pendidikan, sehat, dan masa depan yang cerah sedang menunggu
kamu, bagus sekali.”
* Keluarga A: “A masih punya ayah, ibu, dan saudara-saudara kamu yang begitu
perhatian dengan kamu”. “Ternyata banyak sekali hal positif yang ada pada A”
“Sekarang bagaimana kalau A berlatih mensyukuri hal positif yang ada pada A”
“Katakan saya masih muda, saya harus berhenti!” “Bagaimana kalau kita teruskan
diskusi tentang cara-cara menghindaripenggunaan shabu.” “Ada beberapa cara
yaitu:
d. Tahap Terminasi
Merupakan akhir dari pertemuan perawat dengan klien. Tahap ini dibagi
dua, yaitu tahap terminasi sementara dan terminasi akhir. Pada thap ini tugas
perawat adalah :
Mengevaluasi pencapaian tujuan dari interaksi yang telah dilaksanakan,
Melakukan evaluasi subyektif, Menyepakati tindak lanjut terhadap interaksi yang
telah dilakukan, Membuat kontrak untuk pertemuan berikutnya.
Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh perawat untuk membantu klien
mengatasi craving/nagih (keinginan untuk menggunakan kembalipsikotropika)
adalah sebagai berikut:
Identifikasi rasa nagih muncul, ingat diri sendiri, rasa nagih normal
muncul saat kita berhenti. ingatlah rasa nagih seperti kucing lapar, semakin lapar,
semakin diberi makan semakin sering muncul, cari seseorang yang dapat
mengalihkan dari rasa nagih, coba menyibukkan diri saat rasa nagih dating,
tundalah penggunaan sampai beberapa saat, kunjungi teman-teman yang tidak
9
menggunakan narkoba, tontonlah video, ke bioskop atau dengar musik yang dapat
membuat rileks, dukunglah usaha anda untuk berhenti sekalipun sering berakhir
dengan menggunakan lagi, bicara pada teman-teman yang berhasil berhenti ,
bicaralah pada teman-teman tentang bagaimana mereka menikmati hidup atau
rilekslah untuk dapat banyak ide.
10
memakai psikotropika lagi (misalnya memaksa minta uang, ketahuan berbohong,
ada tanda dan gejalaintoksikasi); ajarkan keluarga untuk membantu klien
menghindaratau mengalihkan perhatian dari keinginan untuk memakai
psikotropika lagi; anjurkan keluarga memberikan pujian bila klien dapat berhenti.
11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintesis bukan narkotika yang
berkhasiat psikoaktif.
2. Psikotropika golongan I yaitu esktasi, shabu dan LCD, psikotropika golongan II yaitu
Amphetamin dan medilfedinat, psikotropika golongan III yaitu Pentobarbital dan
Flunitrazepam, sedangkan psikotropika golongan IV yaitu diazepam, bromazepam,
Fenobarbital, klonazepam, klordiazepoxide, nitrazepam, seperti pil BK, pil Koplo,
Rohip,morfin, barbiturat dan Dum, MG
6. Tahap komunikasi terapeutik yaitu tahap pra interaksi, tahap orientasi, tahap kerja dan
tahap terminasi.
B. SARAN
12
4. Remaja harus diperhatikan oleh semua pihak agar tidak terjerumus pada
penyalahgunaan psikotropika
13