OLEH :
SEFTIAN PRAYUDHI HS
(09120303001)
TUGAS AKHIR
OLEH :
SEFTIAN PRAYUDHI HS
(09120303001)
Motto :
Perubahan itu ada pada diri kita sendiri, jika kita ingin maju
Kupersembahkan untuk :
3. Almamaterku
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan dan menyusun Tugas Akhir
XBEE”. Tugas akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk
Dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini, telah banyak pihak yang membantu,
membimbing, memberi petunjuk dan dukungan kepada penulis. Maka dari itu,
1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat, nikmat dan karunia-Nya berupa
2. Kedua orang tua, Ibunda Leni dan Ayahanda Hamseh S.H, serta kedua adik
dan kakak saya yang selalu memberikan doa, bimbingan dan dukungan, baik
3. Bapak Dr. Darmawijoyo, M.Si, M.Sc. selaku Dekan Fakultas Ilmu Komputer
Universitas Sriwijaya.
Universitas Sriwijaya.
5. Bapak Huda Ubaya, S.T, M.T, selaku Dosen Pembimbing I Tugas Akhir.
6. Bapak Sarmayanta, S.Si,M.T, selaku Dosen Pembimbing II Tugas Akhir.
Sriwijaya.
10. Semua pihak yang turut membantu dalam pengerjaan Tugas Akhir ini.
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna hal ini
laporan ini dan semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi pihak yang
membutuhkan.
Penulis
PERANCANGAN SISTEM MONITORING KELEMBABAN DAN
TEMPERATUR PADA TANAH MENGGUNAKAN WIRELESS BERBASIS
XBEE
Seftian Prayudhi Hs.09120303001
Abstrak
Perkembangan teknologi pada masa sekarang ini banyak yang dimanfaatkan
untuk membantu tugas manusia. Salah satunya adalah alat untuk memonitoring
kelembaban dan temperatur pada tanah. Alat ini menggunakan sensor yang berfungsi
untuk mendeteksi suhu dan kelembaban tanah. Dalam pembuatan alat ini
menggunakan sistem dengan perangkat elektronika yang terdiri dari sensor DHT11
sebagai pendeteksi kelembaban udara, sensor LM35 sebagai pendeteksi suhu, sensor
Soil Moisture sebagai pendeteksi kadar air pada tanah, Wireless Xbee sebagai
pengirim dan penerima data yang dibaca oleh sensor, Logger sebagai media
penyimpan hasil rekaman data, Arduino uno r3 sebagai otak atau penggerak sistem,
Komputer sebagai penampil grafik dan LCD sebagai penampil hasil data.
Hasil yang diingikan adalah alat yang dapat memonitoring kadar air pada
tanah, kelembaban serta suhu sekitar.
Hasil eksperimen alat ini cukup berjalan dengan baik, untuk pengukuran
kadar air tanah (soil moisture) memiliki nilai error 0-1 %, pengukuran kelembaban
(DHT 11) memiliki nilai error 0-5 %, dan suhu (LM 35) memiliki nilai error 1-3 °C.
Kata kunci : Sensor DHT11, Sensor LM35, Sensor Soil Moisture, Arduino Uno R3,
wireless xbee, Logger, Komputer, LCD
MONITORING SYSTEM DESIGN OF TEMPERATURE ON SOIL
MOISTURE AND USING WIRELESS BASE Xbee
Seftian Prayudhi Hs.09120303001
Abstract
Technology development at the present time many are being used to help the
human job. One is a tool for monitoring humidity and temperature in the ground.
This tool uses a sensor that serves to detection the temperature and soil moisture. In
making this tool on a system with an electronic device that consist of a sensor
DHT11 as detection moisture of air, sensor LM35 as detection temperature, the
sensor Soil Moisture as detection of water content in the ground, Wireless XBee as
the transmiter and receiver encode is read by the sensor, logger as media storage of
encode recording, Arduino Uno R3 as the brain or mover system, computeras the
view graphic and LCD as the view encode result.
The desired result is a tool that can monitoring the water content in the
ground, humidity and temperature around.
The experiment result of this tool is quite good walk, for the measurement of
soil water content (soil moisture) has a value of error of 0-1%, humidity
measurement (DHT 11) has a value of error of 0-5%, and temperature (LM 35) has
an error value 1 -3 ° C.
Keyword: Sensor DHT11, Sensor LM35, Sensor Soil Moisture, Arduino Uno R3,
wireless xbee, Logger, Computer, LCD
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah ........................................................................... 1
1.3 Batasan Masalah ................................................................................ 2
1.4 Tujuan ............................................................................................... 2
1.5 Manfaat .............................................................................................. 2
1.6 Metode Penulisan .............................................................................. 2
1.7 Sistematika Penulisan ........................................................................ 3
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Halaman
1.4 Tujuan
Tujuan dari Tugas Akhir adalah :
1. Merancang alat yang dapat mengukur temperatur dan kelembaban tanah.
2. Merancang sistem monitoring temperature dan kelembaban tanah secara near
kabel (wireless).
1.5 Manfaat
Adapun manfaat dari pembuatan alat ini adalah:
1. Dapat memonitoring suhu kelembaban pada tanah secara otomatis.
2. Dapat menampilkan data suhu kelembaban pada tanah berupa grafik melalui
PC.
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, pembatasan masalah, manfaat,
metode penulisan dan sistematika penulisan.
2.1 Kelembaban
Kelembaban merupakan suatu tingkat keadaan lingkungan udara basah
yang disebabkan oleh adanya uap air. Tingkat kejenuhan sangat dipengaruhi oleh
temperatur. Grafik tingkat kejenuhan tekanan uap air terhadap temperatur pada
Gambar 2.1.
Jika tekanan uap parsial sama dengan tekanan uap air yang jenuh maka
akan terjadi pemadatan. Secara matematis kelembaban relative (RH)
didefinisikan sebagai prosentase perbandingan antara tekanan uap air parsial dengan
tekanan uap air jenuh.
Prinsip kerja penggunaan sensor ini untuk pengukuran kelembaban tanah adalah
sebagai berikut, moisture probe dimasukkan dalam tanah yang akan diukur
kelembabannya dan dihubungkan dengan generator sinyal. Bila kadar air
(kelembaban) tanah berubah, maka probe akan menghasilkan perubahan nilai
kapasitansi, akibat permitivitas dielektriknya berubah. Perubahan nilai kapasitansi
(impedansi) ini akan mengubah besarnya frekuensi gelombang keluaran generator
sinyal. Dengan demikian, frekuensi gelombang keluaran generator sinyal akan
berubah sesuai dengan kelembaban tanah. Perubahan frekuensi yang terjadi ini
selanjutnya akan diproses untuk mengetahui persentase kelembaban di dalam tanah.
[2].
2.5 Sensor LM 35
Sensor suhu LM35 adalah komponen elektronika yang memiliki fungsi untuk
mengubah besaran suhu menjadi besaran listrik dalam bentuk tegangan. Sensor Suhu
LM35 yang dipakai dalam penelitian ini berupa komponen elektronika elektronika
yang diproduksi oleh National Semiconductor. LM35 memiliki keakuratan tinggi dan
kemudahan perancangan jika dibandingkan dengan sensor suhu yang lain, LM35
juga mempunyai keluaran impedansi yang rendah dan linieritas yang tinggi sehingga
dapat dengan mudah dihubungkan dengan rangkaian kendali khusus serta tidak
memerlukan penyetelan lanjutan.
Meskipun tegangan sensor ini dapat mencapai 30 volt akan tetapi yang
diberikan kesensor adalah sebesar 5 volt, sehingga dapat digunakan dengan catu daya
tunggal dengan ketentuan bahwa LM35 hanya membutuhkan arus sebesar 60 µA hal
ini berarti LM35 mempunyai kemampuan menghasilkan panas (self-heating) dari
sensor yang dapat menyebabkan kesalahan pembacaan yang rendah yaitu kurang dari
0,5 ºC pada suhu 25 ºC .
Gambar diatas menunjukan bentuk dari LM35 tampak depan dan tampak
bawah. 3 pin LM35 menujukan fungsi masing-masing pin diantaranya, pin 1
berfungsi sebagai sumber tegangan kerja dari LM35, pin 2 atau tengah digunakan
sebagai tegangan keluaran atau Vout dengan jangkauan kerja dari 0 Volt sampai
dengan 1,5 Volt dengan tegangan operasi sensor LM35 yang dapat digunakan antar 4
Volt sampai 30 Volt. Keluaran sensor ini akan naik sebesar 10 mV setiap derajad
celcius sehingga diperoleh persamaan sebagai berikut :
VLM35 = 10 mV/oC
Sensor
Arduino Xbee Xbee Arduino Komputer
Suhu
Uno 1 Pro 1 Pro 2 Uno 2 /Laptop
[LM35
]
Sensor Display
Kadar Air (LCD)
Tanah
[Moisture
Probe]
Adapun masing-masing penjelasan dari diagram blok rangkaian pada gambar 3.1
dapat dilihat pada penjelasan dibawah ini :
1. Sensor Kelembaban (DHT11)
Sensor ini merupakan sensor dengan kalibrasi sinyal digital yang mampu
memberikan informasi suhu dan kelembaban. Sensor ini tergolong komponen
yang memiliki tingkat stabilitas yang sangat baik. Sensor ini termasuk elemen
resistif dan perangkat pengukur suhu NTC. Memiliki kualitas yang sangat
baik, respon cepat, dan dengan harga yang terjangkau. DHT11 memiliki fitur
kalibrasi yang sangat akurat. Koefisien kalibrasi ini disimpan dalam OTP
program memory, sehingga ketika internal sensor mendeteksi sesuatu, maka
module ini membaca koefisien sensor tersebut. produk ini cocok digunakan
untuk banyak aplikasi-aplikasi pengukuran suhu dan kelembaban.
2. Sensor Suhu (LM35)
Sensor suhu LM35 adalah komponen elektronika yang memiliki fungsi untuk
mengubah besaran suhu menjadi besaran listrik dalam bentuk tegangan.
Sensor Suhu LM35 yang dipakai dalam penelitian ini berupa komponen
elektronika elektronika yang diproduksi oleh National Semiconductor. LM35
memiliki keakuratan tinggi dan kemudahan perancangan jika dibandingkan
dengan sensor suhu yang lain, LM35 juga mempunyai keluaran impedansi
yang rendah dan linieritas yang tinggi sehingga dapat dengan mudah
dihubungkan dengan rangkaian kendali khusus serta tidak memerlukan
penyetelan lanjutan.
3. Sensor Kadar Air Tanah (Moisture Probe)
Moisture Probe adalah suatu alat yang terbuat dari materi logam dengan bahan
tertentu. Moisture Probe yang terbuat dari logam ini digunakan sebagai sensor
untuk pengukuran kadar air di dalam tanah. Moisture Probe yang dibuat terdiri
dari dua batang logam stainless steel, seperti terlihat pada Gambar 2. Moisture
probe ini berperan seperti sebuah kapasitor dengan tanah sebagai
dielektriknya. Moisture probe ini disebut juga sebagai capacitance probe.
Moisture probe yang dibuat ini sangat sederhana, sehingga harganya relatif
murah.
4. Arduino Uno
Arduino Uno adalah board sistem minimum berbasis mikrokontroller
ATmega328P jenis AVR. Arduino Uno memiliki 14 digital input/output (6
diantaranya dapat digunakan untuk PWM output), 6 analog input, 16 MHz
osilator kristal, USB connection, power jack, ICSP header dan tombol reset.
5. Xbee
Xbee merupakan perangkat yang menunjang komunikasi data tanpa kabel
(wireless), xbee bekerja pada frekuensi 2,4 GHz, 868 MHz dan 915 MHz,
dimana ketiga rentang frekuensi ini merupakan rentang frekuensi yang gratis,
yaitu 2,4-2.4835 GHz, 868-870 MHz, dan 902-928 MHz. setiap frekuensi
tersebut dibagi menjadi 16 channel. Dan bandwith untuk xbee ini adalah 250
Kbps.
6. Logger
Perekam Data disebut juga data logger. Secara umum perekam data sederhana
terdiri dari mikrokontroller, sensor dan media penyimpanan. Mikrokontroller
merupakan bagian dari perekam data yang mengatur komunikasi antar
perangkat. Sensor berfungsi untuk mengubah sinyal analog manjadi sinyal
digital. Media penyimpanan berfungsi untuk menyimpan data Dalam sistem
telemetri ini terdapat fitur data logger, yaitu fitur yang berfungsi sebagai
penyimpanan semua data-data kondisi dari suhu dan kelembaban yang diukur.
Kemudian Data ini nantinya akan tersimpan didalam media penyimpanan
yaitu memory card. Pada perancangan ini jenis memory card yang akan
digunakan adalah micro SD (Secure Digital) dengan kapasitas 4 GB.
7. Display (LCD)
LCD (Liquid Cristal Display) adalah salah satu komponen elektronika yang
berfungsi sebagai tampilan suatu data, baik karakter, huruf ataupun grafik.
Dipasaran tampilan LCD sudah tersedia dalam bentuk modul yaitu tampilan
LCD beserta rangkaian pendukungnya termasuk ROM dll. LCD mempunyai
pin data, kontrol catu daya, dan pengatur kontras tampilan.
8. Komputer/Laptop
Komputer/Laptop sebagai penampil data berupa grafik yang di kirim dari hasil
pengiriman.
Setelah semua bahan telah siap, maka selanjutnya dilakukan perancangan sesuai
dengan desain yang telah dibuat. Hasil desain alat pengirim ditunjukan pada gambar
3.2 dan hasil desain alat penerima ditunjukan pada gambar 3.3.
XBEE
8 cm
ARDUINO
LM 35
DHT11
6 cm SOIL MOISTURE
6 cm
Gambar 3.5 Penerima (Receiver)
Pada perancangan alat terdapat beberapa sub bab, dan sub bab tersebut terdiri dari
perancangan transmiter, dan perancangan receiver. Pada perancangan transmiter dan
receiver ini disusun secara fortabel supaya mudah untuk dibawa dan mudah untuk
digunakan.
3.3.1 Perancangan transmiter
Pada perancangan transmiter ini bisa kita lihat semua pin terhubung ke
arduino uno, untuk sensor DHT11 pin terhubung ke (vcc, data, dan ground), pin
Lm35 terhubung ke (vcc, data, dan ground), pin soil moisture (vcc, ground, data) pin
xbee terhubung ke (tx, rx, dan ground). Gambar 3.6 menunjukan layout transmiter
dan komponen- komponen yang diperlukan untuk pembuatan layout transmiter.
DHT11
Arduino
Xbee
Lm35
Soil Mousture
LCD (Display)
Arduino
Uno
SD Card
Xbee
Pada perancangan software arduino ini terdapat sub bab mengenai flowchart. Dan
sub bab tersebut terdiri dari, perancangan sensor suhu (LM35), perancangan sensor
Soil Moisture, perancangan sensor kelembaban udara (DHT11), perancangan
software transmiter xbee, perancangan software receiver xbee.
3.4.1 Perancangan Software Untuk Sensor Suhu (LM35)
Dalam perancangan ini bisa terlihat bagaimana proses dari sensor lm35 yang
akan diawali dengan konfigurasi adc dengan mode 10 bit, dan tegangan referensi 5
volt melalui library adc. Pengolahan data pembacaan suhu dilakukan dengan
mengambil nilai respon sensor terhadap suhu berdasarkan data sheet. Setiap 1°c akan
menghasilkan tegangan sebesar 10 mVolt, dengan demikian dapat dirancang formula
untuk mengkonversi nilai pembacaan ADC dari sensor menjadi tampilan keadaan
suhu dalam satuan derajat celcius. Berikut ini adalah penjabaran nilai pembacaan
ADC hingga konversi menjadi nilai derajat celcius.
Berdasarkan data sheet diketahui bahwa 1°c mewakili pembacaan 10mV.
Pada skala resolusi ADC yang digunakan adalah sebesar 10 bit setara dengan 1023
desimal. Dari kondisi target perlu dilakukan pencarian nilai pembanding ADC agar
data ADC dari sensor dapat menampilkan hasil dalam nilai derajat celcius. 100°c
setara dengan hasil pembacaan pada LM35 dengan output 1000mV, pada pembacaan
100c dapat diketahui bahwa Vsensor = 1v. Sensor suhu LM35 memiliki output yang
linear sebesar 10mV/oCelcius. Jadi setiap kenaikkan 10mV, maka suhu bertambah 1
o
C. Dengan tingkat akurasi 0.5 oC. Memiliki range pengukuran antara -55 s/d 150 oC.
0V = 0 oC
10mv = 1 oC
100mV = 10 oC
1000mV = 100 oC
1500mV = 150 oC
Secara internal uC menggunakan rumus sebagai berikut untuk mengeluarkan output
ADC :
Hasil Konversi ADC = (Vin * 1023) / Vref Dimana Vin adalah output LM35.
Jika Vref diberi tegangan 5 V (5000 mV). Dan LM35 tidak mengeluarkan tegangan,
maka
0 * 1023 / 5000 = 0
Jika LM35 membaca suhu 1 °c, maka LM35 mengeluarkan tegangan sebesar 10 mV
dan uC akan mengeluarkan angka digital :
Jika LM35 membaca suhu 100 °c, maka LM35 mengeluarkan tegangan sebesar 1 V
(1000 mV) dan uC akan mengeluarkan angka digital
Setiap pembacaan 100 °c akan menghasilkan data ADC sebesar 204, untuk
mengetahui faktor pengali setiap pembacaan 1 °c dapat dicari dengan .
Jika diketahui pembacaan ADC pada sensor LM35 = 204 itu berarti terjadi
pembacaan suhu dalam keadaan 100 °c. Untuk mendapatkan hasil pembacaan sesuai
nilai suhu microkontroler dapat melalui pengolahan sebagai berikut :
Contoh.
= 204 × 0.49019608
= 100
Ket : Vin = output LM35 (V sensor)
1023 = resolusi ADC 10 bit
Vref = Tegangan Referensi 5v
Pengolahan data tersebut dapat dilihat pada perancangan 3.11. flowchart LM35.
Start
Derajat_c = Analog
Read (A1)
Selesai
Dari flowchart dapat dijabarkan urutan data analog yang diterima dari sensor agar
dapat menampilkan nilai derajat celcius. Proses yang diawali dengan inisialisasi yang
meliputi deklarasi pengalamatan pin sensor LM35 pada A1 arduino, deklarasi
variabel awal 0, deklarasi variabel nilai derajat 0.00 dan nilai boudrate 9600 bps.
Pseudocode LM35
//deklarasi variabel, konstanta, dan inisialisasi
const int analogInPinLM35 = A1; // deklarasi konstanta alamat pin
sensor pada A1
int sensorValueLM35 = 0; // deklarasi variabel nilai pembacaan
sensor, nilai awal=0
float derajat_c=0.00; //deklarasi variabel nilai derajat dalam bentuk
float,nilai awal =0.00
void setup() {
Serial.begin(9600);// inisialisasi nilai baudrate = 9600
}
void loop() {
derajat_c = analogRead(A1);//mulai membaca data analog pada pin A1
derajat_c=derajat_c * 0.49019608;//konversi nilai adc sensor ke
nilai suhu, (nilai adc*0.49019608)
Serial.print("sensor LM35= ");//mengirim nilai pembacaan suhu menuju
Xbee melalui serial terminal
Serial.print(derajat_c);
No Hasil Pembacaan (adc) Invert 1023-ADC Hasil Pembacaan Alat Baku (%)
1 969 54 6
2 960 63 7
3 952 71 8
4 943 80 9
5 933 90 10
Start
3−𝑠𝑒𝑛𝑠𝑜𝑟𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒
OutputValue=
9
Selesai
Pada flowchart ini dapat dijabarkan urutan data analog soil moisture yang diawali
dengan deklarasi alamat pin A2, deklarasi nilai awal 0, variabel 0, const kalibrasi 9,
dan nilai boudrate = 9600 bps. Setelah itu dilakukan pembacaan data pada pin A2,
untuk menentukan hasil pembacaan pada pengujian maka diperlukan alat kalibrasi
pembaca kelembaban tanah. Pada pengujian yang dilakukan oleh penulis pembacaan
yang terjadi menunjukan angka maksimum pada kondisi tanah kering dan minimum
pada kondisi tanah basah. Kondisi ini berkebalikan dengan kondisi nilai yang
seharusnya terbaca pada alat kalibrasi, yaitu maksimum pada kondisi tanah basah
dan minimum pada kondisi tanah kering. Dengan kondisi seperti ini maka perlu
dilakukan pembacaan dengan nilai 9 pada hasil invert.
void setup() {
// initialize serial communications at 9600 bps:
Serial.begin(9600);
}
void loop() {
sensorValue = analogRead(A2); // read the analog sensor
outputValueSoil=1023-sensorValue;//inverting – membalik nilai.
(kering=tinngi, basah=rendah)
outputValueSoil=outputValueSoil/kalibrasi; // mengkalibrasi nilai
pembacaan dg alat(s90=a10)
}
3.4.3 Perancangan Software Untuk Sensor kelembaban (DHT11)
Pada pengaksesan data DHT dilakukan dengan menggunakan komunikasi
data digital melalui port D2 pada arduino, DHT11 memilki keluaran sinyal digital
yang dikalibrasi dengan sensor suhu dan kelembaban yang kompleks. Pada DHT11
ini penulis hanya menggunakan pendeteksi kelembaban udara, karena untuk
pendektesi suhu menggunakan sensor LM35. Adapun jenis DHT yang digunakan
adalah tipe DHT11 yang dideklarasikan pada bagian awal program. Setelah
dilakukan pengukuran nilai kadar kelembaban udara oleh sensor maka data tersebut
diolah oleh mikrokontroler yang memiliki kinerja sebesar 8 bit untuk menampilkan
hasil pembacaan kadar kelembaban udara. Komunikasi dan sinkronisasi antara
mikroprosesor dan DHT11 dikirimkan secara single bus data format. Pada alat
initialize serial communications dengan baudrate 9600 bps untuk ke xbee. Bisa
dilihat pada gambar 3.13 flowchart DHT11.
Mulai
Tidak
Data humidity di Status = failed to readfrom DHT
terima? sensor ulangi pembacaan
Ya
Selesai
Mulai
Selesai
Kirim ke vb
Selesai
Pada software visual basic ini bisa kita jalankan visual basic kemudian pilih
new project, lalu ok. Setelah itu bisa kita buat rangkaian seperti gambar 3.16
perancangan project.
4 5 6
12
10
1 2 3
11
7 8 9
Dari gambar visual basic diatas ada beberapa komponen yang perlu kita
masukan sesuai dengan komponen yang kita butuhkan, dari tabel 3.3 bisa kita lihat
bahan-bahan pembuatan perancangan project pada visual basic.
Table 3.3 Bahan Pembuat Perancangan Project
No Object Proferties Value Keterangan
Frame untuk menampilan
1 Frame 1 Caption Soil Moisture nilai kelembaban tanah
Frame untuk menampilkan
2 Frame 2 Caption Lm 35 nilai suhu
Frame untuk menampilan
3 Frame 3 Caption Dht 11 nilai kelembaban udara
Label untuk menampilkan
4 Label 1 Caption Nilai % nilai kelembaban tanah
Label untuk menampilkan
5 Label 2 Caption Nilai *c nilai suhu
Label untuk menampilkan
6 Label 3 Caption Nilai nilai kelembaban udara
7 Timer 1
8 Timer 2
9 Timer 3
Untuk menampilkan hasil
10 Piggrafig Caption Grafik data berupa grafik
Untuk memanggil boudrate
11 Mscomm 9600 bps
Untuk menampilkan hasil
Frame untuk data dari sensor dht11,
12 msflexgrid Caption Mslog lm35, dan soil moisture
BAB IV
PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN
Pada pengujian ini penulis akan mencari nilai error pada pengujian sensor
suhu yang telah diukur menggunakan sensor dari penulis, kemudian hasil data
tersebut akan dicari menggunakan rumus berikut. Adapun sebagai nilai referensi
hasil pengukuran yang diperoleh terhadap nilai kesalahan dilakukan dengan
mengambil nilai referensi dari data sheet sensor yaitu 1°C mewakili 10 mV. Dengan
menggunakan rumus di tersebut hasil yang didapatkan bisa dilihat pada tabel 4.2
pengujian data error sensor suhu.
Rumus : 𝑉𝑟𝑒𝑓−𝑉𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛
Error = 𝑉𝑟𝑒𝑓
x 100
Pengujian pada modul xbee dilakukan dengan alat bantu berupa tool digi
xctu. Pengujian modul xbee menggunakan software digi xctu ini meliputi pengujian
pada pengalamatan port serial pada komputer untuk mengakses modul xbee,
pengujian signal strength, dan terminal consule.
Pada pengujian pertama, yaitu pengujian pengaksesan serial com pada komputer
untuk mengakses modul xbee, didapatkan alamat port COM5 sebagai jalur
pengkasesan xbee. Pada sesi ini, terdapat interface pengaturan nilai parameter yang
terdiri dari baudrate, data bits, parity, stop bits, dan flow control. Dari gambar 4.2
pengaksesan serial com adalah proses melakukan pengujian untuk mencari alamat
port pasangan dengan menggunakan aplikasi xctu.
Setelah proses pengaksesan port berhasil, maka dilakukan searching device xbee
secara scanning hingga modul xbee yang dipasang pada alamat com port 5 dapat
ditampilkan. Bisa dilihat pada gambar 4.7 proses pengaksesan port.
Dari hasil pengujian yang dilakukan dalam interval waktu antara pukul 16.24.40.
hingga 16.26.50, maka dapat diamati bahwa kejadian pengiriman data yang berhasil
dilakukan sejumlah 34 paket data, dan kemampuan receiver sejumlah 34 paket data
juga. Berdasarkan data ini, maka dapat diambil kesimpulan bahwa tidak ada data
yang hilang selama proses pengiriman dan penerimaan data terjadi. Dapat
disimpulkan juga dari pengujian ini bahwa modul telah siap digunakan untuk
menjalin komunikasi data dengan baik.
Pengujian berikutnya adalah dengan menguji serial console untuk memastikan bahwa
modul siap berkomunikasi dengan membawa informasi yang ditulis sesuai dengan
kebutuhan alat. Proses pengujian komunikasi data dengan serial console ini meliputi
pengujian pengiriman dan penerimaan data dari modul a ke b, dan pengujian
pengiriman dan penerimaan data dari modul b ke a, bisa dilihat pada gambar 3.12
pengujian pengiriman data atau informasi (xbee).
Dari pengujian yang telah dilakukan ini, dapat disimpulkan bahwa modul telah
berhasil melakukan pengiriman dan penerimaan data secara baik dengan mode dua
arah.
- Pengujian kemampuan jarak jangkau xbee.
Pengujian terhadap modul wifi XBee 2.4Ghz dilakukan dengan melakukan
pengiriman data dari transmiter ke receiver, kemudian data yang dikirim
dibandingkan dengan data yang diterima. Model pengujian yang lain adalah dengan
menguji kemampuan daya pancar modul wifi, dengan memberikan variasi jarak
antara transmiter dan receiver seperti pada tabel 4.6 hasil pengujian pengiriman data
xbee.
Pada gambar dibawah ini adalah hygrometer yang memiliki fungsi untuk mengukur
suhu kelembaban udara dan temperature (suhu sekitar). Hygrometer ini juga sangat
diperlukan untuk melakukan pengujian dengan membandingkan hasil yang diperoleh
dari hygrometer dengan alat yang sudah dibuat oleh penulis. Bisa dilihat pada
gambar 4.14 Hygrometer (Alat Pembanding).
Gambar 4.14 Hygrometer (Alat Pembanding)
Pada gambar dibawah ini adalah alat dari buatan penulis yang berfungsi untuk
mengukur kelembaban tanah, kelembaban udara dan temperature. Bisa dilihat pada
gambar 4.15 Sensor Penulis.
5.1 Kesimpulan
Dari hasil data pengamatan yang dilakukan dapat disimpulkan :
1. Pembacaan data sensor suhu dan soil moisture menggunakan komunikasi data
adc sedangkan pembacaan sensor dht11 menggunakan komunikasi data
digital.
7. Pada sensor suhu LM35, Soil Moisture, dan DHT11 percobaan yang
dihasilkan cukup baik dengan hasil akurat berbeda 1 - 3 %.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan pada Tugas Akhir ini, yaitu :
1. Penempatan alat sensor kelembaban tanah selain sensor soil moisture harus
lebih diperhatikan agar tidak terkena langsung dengan tetesan air, supaya
tidak terjadi kerusakan saat pengujian alat.
2. Untuk perbaikan alat berikutnya supaya ditambahkan panel surya pada agen
transmiter sehingga dapat melakukan pengisian ulang baterai sendiri.
DAFTAR PUSTAKA