Anda di halaman 1dari 7

Tax Moral and Ethic

MEMBANGUN NEGERI MELALUI PERPAJAKAN BERDIMENSI


MORAL DAN ETIKA BERDASARKAN
NILAI-NILAI PANCASILA

Muhammad Raihan Ihza Afief


17062103037

Universitas Sam Ratulangi


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Magister Akuntansi
2018
Tax Moral and Ethic

Abstrak

Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan terbesar yang dikelola pemerintah untuk
menjalankan roda pembangunan di Negara Indonesia. Pelaksanaan perpajakan yang baik
mensyaratkan pemerintahan yang bersih. Penerapan good governance di berbagai aspek termasuk
di dalamnya perpajakan diyakini mampu mengantisipasi kekhawatiran publik atas ketidakberesan
pemerintah dalam pengelolaan dan pengorganisasian pajak. Permasalahan praktik perpajakan di
tanah air tidak dapat dilepaskan dari persoalan moral yang mendera bangsa ini. Makalah ini
bertujuan untuk membahas masalah moral dan etika dalam perpajakan berdasarkan nilai-nilai
Pancasila dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran membangun Negeri dengan cara
membayar pajak. Pembahasan dalam makalah ini menggunakan studi literatur yaitu dari buku
tentang perpajakan dan artikel-artikel yang ada. Hasil yang diperoleh dalam pembahasan adalah
moral dan etika pajak berhubungan dengan perilaku individu dalam membayar dan melaporkan
pajak. Penghayatan terhadap nilai-nilai perpajakan yang disandarkan kepada nilai Pancasila akan
membuka mata seluruh komponen bangsa bahwa perpajakan bukan sekedar kewajiban melainkan
upaya untuk mewujudkan pembangunan serta cita-cita Bangsa.
Tax Moral and Ethic

Membangun Negeri Melalui Perpajakan Berdimensi Moral dan Etika Berdasarkan Nilai-
Nilai Pancasila.

Pendahuluan

Berbagai kasus perpajakan yang belakangan tampil ke permukaan memperlihatkan


bagaimana rupa perpajakan Indonesia yang tidak didukung dengan dimensi moralitas yang baik.
Perbuatan manipulasi dan rekayasa pajak menjadi bagian yang tak dapat dipisahkan dari
penyelenggaraan perpajakan yang melibatkan entitas pemerintah selaku aparatur pajak dan rakyat
sebagai wajib pajak.

Dibutuhkan kesadaran yang tinggi dengan berdasarkan niat untuk membangun Negeri
dalam pengelolaan pajak. Penyertaan nilai-nilai kewarganegaraan yang di interpretasikan melalui
nilai-nilai Pancasila mutlak diperlukan karena Pancasila merupakan dasar filsafat bangsa.
Sehingga seluruh aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, termasuk di
dalamnya perpajakan harus bersandar pada falsafah dasar negara Pancasila.

Berdasarkan uraian di atas, maka saya akan mencoba membahas masalah moral dan etika
pajak berdasarkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, dan bagaimana meningkatkan
kesadaran wajib pajak dalam melaporkan dan membayar pajak.

Metode

Dalam makalah ini, saya menggunakan metode studi literatur untuk membahas moral dan
etika pajak. Studi literatur adalah jenis pengumpulan data yang meneliti berbagai macam dokumen
yang berguna untuk bahan analisis. Adapun studi literatur yang saya gunakan adalah buku tentang
perpajakan serta artikel yang terkait.
Tax Moral and Ethic

Hasil

Dimensi moral dalam perpajakan mengantarkan diskusi perpajakan pada ranah disiplin
ilmu etika. Etika perpajakan berupaya menjelaskan dan mendalami persoalan moral perpajakan
hingga batas jangkauan nalar. Secara garis besar, etika perpajakan membuka peluang bagi
kemungkinan reflektif penelusuran dimensi moral dalam perpajakan. Sedangkan di wilayah
praksis, etika perpajakan menggambarkan tindakan dan perilaku manusia dalam praktik
perpajakan. Etika perpajakan dalam hal ini merupakan dasar bagi praktik penyelenggaraan pajak
yang luhur melalui keterlibatan aktif peran serta rakyat dan pemerintah.

Pancasila adalah jiwa besar para founding fathers (Pendiri Bangsa), para Ulama, para
tokoh agama, dan para pejuang kemerdekaan dari seluruh Nusantara sehingga bisa membangun
kesepakatan yang mempersatukan Indonesia.

Pancasila sebagai filsafat negara mengandaikan refleksi Pancasila secara falsafati. Filsafat
Pancasila merupakan pemikiran-pemikiran Pancasila yang bersifat kritis, mendasar, rasional,
sistematis dan komprehensif (Kaelan, 2002: 132). Sila sila yang tertuang dalam Pancasila
merupakan satu kesatuan yang memberi dasar fundamental bagi kehidupan seluruh masyarakat
Indonesia di berbagai bidang kehidupan.

Etika Pancasila berangkat dari refleksi kritis atas nilai-nilai fundamental Pancasila. Lebih
jauh Yudi Latif (2011: 42) menegaskan Pancasila sebagai basis moralitas dan haluan kebangsaan-
kenegaraan. Etika Pancasila mendasarkan dirinya pada keberadaan nilainilai Pancasila. Nilai-nilai
yang tertuang dalam Pancasila menjadi inspirasi sekaligus pegangan hidup dalam mewujudkan
harapan dan cita-cita bangsa. Secara garis besar, nilai nilai dasar Pancasila berlandaskan pada
adanya Tuhan, manusia, satu, rakyat dan adil (Notonagoro, 1995: 46).
Tax Moral and Ethic

Pembahasan

Berdasarkan hasil studi literatur diatas, maka dapat dijelaskan lebih lanjut apa sebenarnya
hubungan antara nilai-nilai Pancasila terhadap Moral dan Etika seseorang dalam membayar pajak.

Nilai universal yang terkandung dalam sila pertama Pancasila memposisikan perpajakan
dalam bingkai etis keyakinan atau kepercayaan masyarakat. Perpajakan diperlukan dalam rangka
pembiayaan pembangunan. Pembangunan ditujukan bagi kepentingan kesejahteraan dan
kemakmuran rakyat. Korelasi positif perpajakan dengan kesejahteraan rakyat memperjelaskan
kedudukan pajak bagi kemaslahatan hidup masyarakat. Keikutsertaan rakyat membangun negeri
sejalan dengan ajaran agama manapun sehingga pajak dalam hal ini memiliki muatan relijiusitas
agama-agama. Pemenuhan kewajiban pajak di sisi lain menunjukkan kepatuhan atau ketaatan
terhadap pemimpin. Ketaatan kepada pemimpin merupakan bagian dari ketaatan kepada Tuhan.
Kewajiban perpajakan harus dipenuhi karena terkait tanggung jawab rakyat terhadap pemimpin,
negara dan Tuhan. Hal yang sama juga berlaku pada pemimpin.

Nilai yang terkandung dalam sila kedua yaitu, Kemanusiaan yang adil dan beradab.
Beradab tidak bisa dipisahkan dari moralitas aparatur perpajakan. Aparatur pajak yang adil dan
beradab menyadari tanggung jawabnya sebagai aparat perpajakan. Aparatur pajak beradab akan
menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sesuai kode etik yang berlaku. Demikian pula dengan
pemerintah. Pemerintah yang beradab menyadari bahwa potensi pajak yang sedemikian besar
ditujukan bagi kepentingan rakyat. Sehingga dalam pengelolaan pajak, pemerintah dituntut untuk
mampu bersikap adil dan bertanggung jawab dalam mengelola perpajakan.

Nilai yang terkandung dalam sila ketiga yaitu, perpajakan yang dibebankan kepada seluruh
warga negara ditujukan bagi pemenuhan kepentingan dan kebutuhan rakyat. Dalam konteks inilah
nilai persatuan dan kesatuan dihadirkan melalui perpajakan. Pembangunan yang dibiayai oleh
pajak pada hakikatnya diperuntukkan bagi kepentingan seluruh rakyat Indonesia.

Nilai yang terkandung dalam sila ke empat yaitu nilai kerakyatan dalam perpajakan
dimanifestasikan melalui keikutsertaan rakyat dalam mendukung kebijakan pemerintah yang
berorientasi pada kepentingan rakyat. Perpajakan adalah wujud partisipasi dan kontribusi riil
rakyat kepada negara. Upaya nyata keterlibatan rakyat dalam pembangunan nampak melalui
Tax Moral and Ethic

kerelaan rakyat membayar pajak. Oleh karenanya perpajakan dapat dianggap sebagai kerja gotong
royong dalam membangun bangsa dan negara.

Nilai yang terkandung dalam sila ke lima yaitu Pancasila yang memuat nilai keadilan
sosial menghendaki perpajakan berorientasi pada upaya mewujudkan keadilan sosial di tengah-
tengah kehidupan masyarakat, bangsa dan negara. Keadilan sosial yang dimaksudkan dalam
konteks perpajakan adalah pembebanan pajak yang tidak membeda-bedakan atau mendiskriminasi
warga negara. Setiap warga negara berhak diperlakukan sama kaitannya dengan kewajiban
perpajakan. Pengecualiaan pajak hanya ditujukan bagi mereka yang memang tidak memenuhi
kualifikasi pembebanan pajak. Tidak ada diskriminasi, dispensasi atau perlakuan khusus bagi
mereka yang terkena kewajiban pajak. Semua mendapat perlakuan secara adil. Nilai keadilan
sosial juga memberi dasar bagi pemerintah dalam mengusahakan pemerataan pembangunan.

Kesimpulan

Orientasi etika perpajakan yang didasarkan pada etika Pancasila memperlihatkan


bagaimana perpajakan seharusnya diwujudkan. Nilai-nilai yang melandasi perpajakan harus
berpijak pada nilai universal Pancasila. Permasalahan perpajakan yang melingkupi praktik
perpajakan bisa dihindari manakala seluruh komponen yang terlibat di dalamnya memahami
bahwa perpajakan mempunyai fundamental nilai yang mengantarkan manusia pada kualitas
penghidupan berbangsa dan bernegara. Penghayatan terhadap nilai-nilai perpajakan yang
disandarkan kepada nilai Pancasila akan membuka mata seluruh komponen bangsa ini bahwa
perpajakan bukan sekedar kewajiban belaka yang ditegakkan tanpa makna. Perpajakan adalah
kewajiban yang sarat nilai dan makna bagi kehidupan manusia demi membangun Negeri dan
mewujudkan cita-cita Bangsa.
Tax Moral and Ethic

Daftar Pustaka

Kaelan. 2002. Filsafat Pancasila. Yogyakarta: Paradigma.

Latif, Yudi. 2011. Negara Paripurna. Jakarta: Gramedia Pustaka.

Notonagoro. 1995. Pancasila Secara Ilmiah Populer. Jakarta: Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai