BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
BAB 2
PEMBAHASAN
3
4
3. Akomodasi
Istilah yang lain sering digunakan adalah ”cooprative”. Konflik ini
berlawanan dengan kompetisi. Pada strategi ini seseorang berusaha
mengakomodasi permasalahan-permasalahan dan memberi kesempatan orang lain
untuk menang. Masalah utama pada strategi sebenarnya tidak terselesaikan.
Strategi ini biasanya sering digunakan dalam suatu politik untuk suatu kekuasaan
dengan berbagai konsekwensinya.
4. Smoothing
Penyelesaian konflik dengan mengurangi komponen emosional dalam
konflik. Pada strategi ini individu yang terlibat dalam konflik berupaya mencapai
kebersamaan dari pada perbedaan dengan penuh kesadaran dan introspeksi diri.
Strategi ini bisa ditetapkan pada konflik yang ringan, tetapi untuk konflik yang
besar misalnya persaingan pelayanan/hasil produksi dan tidak dapat
dipergunakan.
5. Menghindar
Semua yang terlibat dalam konflik, pada strategi ini menyadari tentang
masalah yang dihadapi tetapi memilih untuk menghindar atau tidak
menyelesaikan masalahnya. Strategi ini dipilih bila ketidaksepakatan adalah
membahayakan kedua pihak,biaya penyelesaian lebih besar dari pada menghindar,
atau maslah perlu orang ketiga dalam menyelesaikannya atau jika masalah dapat
terselesaikan dengan sendirinya.
6. Kolaborasi
Strategi ini merupakan strategi “win-win solution” pada koloaborasi kedua
unsur terlibat menentukan tujuan bersama dan bekerja sama dalam mencapai
suatu tujuan. Karena keduanya meyakini akan mencapai suatu tujuan yang telah
ditetapkan, masing-masing meyakininya. Strategi kolaborasi tidak akan berjalan
jika kompetisi insentif sebagai bagian dari situasi tersebut, kelompok yang terlibat
tidak memiliki kemampuandalam menyelesaikan masalah dan tidak adanya
kepercayaan dari kedua kelompok / seorangan (Bowditch & Buono, 1994).
6
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Konflik dapat dicegah atau diatasi dengan disiplin, mempertimbangkan
tahap kehidupan, komunikasi termasuk mendengarkan secara aktif, penggunaan
lingkaran kualitas, dan ketetapan tentang latihan asertif bagi manajer
perawat.Manajemen konflik mempunyai tujuan meningkatkan alternatif
pemecahan, dan mencapai kesepakatan dalam keputusan yang dapat dilaksanakan
serta keikhlasan terhadap keputusan yang dibuat. Strategi khusus termasuk
menghindar, akomodasi, kompetisi, kompromi, dan kerja sama. Selain itu manajer
perawat dapat mempelajari dan menggunakan keterampilan khusus untuk
mencegah dan mengelola konflik.
Menjaga manajeman konflik maka dapat di gunakan untuk menjaga dari
meluasnya konflik dan membuat membuat kerja lebih produktif, dan dapat
membuat konflik sebagai suatu kekuatan yang positif dan membangun.
3.2 Saran
Setiap orang atau manajer keperawatan harus mengunakan manajemen
konflik untuk menyelesaikan koflik permasalahannya agar tidak semakin meluas.
6
7
DAFTAR PUSTAKA