Anda di halaman 1dari 2

Nama saya Junian Hijry Minarva, saya terlahir sebagai anak pertama yang tentunya memiliki

tanggung jawab yang lebih besar dari adik adik saya. Lahir dari keluarga yang cukup disiplin
membuat saya cenderung melakukan segala sesuatu sesuai dengan ketentuannya. Teman-
teman di sekeliling saya mengatakan saya terlalu kaku, disebabkan gaya hidup mayoritas
masyarakat cenderung lebih santai, sehingga sering bangsa kita dilabelkan dengan orang
orangnya yang suka telat dalam hal apapun. Namun, saya tetap terus berusaha untuk mengubah
lingkungan agar tidak suka santai dan telat.
Sebagai anak pertama, saya sadar akan harapan orang tua yang cukup besar kepada saya.
Walaupun demikian, saya pernah melakukan kenakalan sehingga orangtua saya sangat kecewa
kepada saya. Namun, kesadaran akan tanggung jawab sebagai anak pertama membuat saya
melakukan perubahan ke arah yang lebih positif, hingga mampu mengembalikan kepercayaan
orang tua saya.
Saya berhasil membuktikan kepada kedua orang tua saya bahwa saya juga bisa meraih prestasi
seperti yang mereka impikan. Saya memperoleh peringkat satu mulai dari kelas 2 sampai kelas
3 SMA yang merupakan hasil disiplin yang saya terapkan dari keluarga saya, dan juga berkat
doa kedua orang tua, keluarga serta teman teman saya. Prestasi tersebut juga memudahkan saya
masuk di perguruan tinggi negeri, tanpa dibebankan tes, saya memperoleh undangan untuk
masuk pada perguruan tinggi terkemuka di Aceh.
Perjuangan masih panjang, hal itulah yang terbesit dalam pikiran saya. Meski telah meraih
prestasi pada tingkat SMA, banyak kekurangan yang saya rasakan. Salah satunya adalah
krisisnya kepercayaan diri dalam interaksi sosial dan juga bersosialisasi. Selama di bangku
perkuliahan, untuk meningkatkan kepercayaan diri saya dan menerapkan ilmu yang telah saya
peroleh yaitu politik, saya mengikuti organisasi intra dan ekstra kampus untuk menunjangnya,
seperti HMI, himpunan jurusan dan BEM fakultas. Sedikit demi sedikit kemapuan bersosial
sayapun mulai terasah berkat ruang diskusi dan kajian kajian akademis. Mulai dari menjadi
anggota organisasi hingga menjadi ketua bidang merupakan capaian yang besar bagi saya. Hal
penting yang saya peroleh adalah, bagaiman sebuah roda organisasi berjalan dengan baik sesuai
visi misi dan dapat bermanfaat bagi sekelilingnya.
Selama duduk di bangku perkuliahan, saya juga senang mengikuti kajian kajian dan diskusi
ilmiah yang bersifat pergerakan baik yang diadakan di intra kampus maupun diluar kampus,
banyak pandangan yang saya peroleh dari hal tersebut. dan juga menjadi salah satu hal yang
menunjang kepercayaan diri dan keilmuan saya.
Pada tahun 2014 saya mengikuti dua kegiatan seminar dan kompetisi nasional bersama teman
teman saya, yang satu merupakan kegiatan yang bertema “sadar pemilu, bangun Indonesia”
yang diadakan di Universitas Indonesia oleh Himpunan Mahasiswa Ilmu Politik UI bekerja
sama dengan Central Election Politic Party, kegiatan tersebut merupakan persiapan dalam
menghadapi pemilu, disana saya mendapatkan pandangan baru bagaimana keterlibatan dan
penggunaan hak suara generasi muda sangat berpengaruh dalam menyukseskan pemilu
indonesia demi kemajuan bangsa. Kegiatan tersebut bermuara pada kesepakatan kita untuk
melaksanakan acara serupa di Aceh. Yang satu lagi merupakan kompetisi kebijakan publik,
yang diadakan di Universitas Padjajaran yang dimana kita menyiapkan essay mengenai tema
“local wisdom”, kita memilih judul Pemerintahan Desa di Aceh, bisa disimpulkan bahwa
kemajuan sebuah bangsa berawal dari pemerintahan yang kecil, yaitu desa. Yang dimana
pemerintahan desa merupakan garda awal dalam membentuk karakter masyarakatnya dan
pemimpinnya.
Dilingkungan tempat tingal saya, realita sosial yang saya dapati adalah dalam kurun waktu
beberapa tahun tidak diadakan kegiatan kebersihan, saya sempat menanyakan kepada kepala
dusun dan kepala desa, namun tidak ada tanggapan sama sekali, Sampah sampah tersebut
sangat mengganggu keindahan dan disamping itu juga kita sering mendengar “kebersihan
sebahagian dari iman” sehingga sangat bertolak belakang dengan realita yang terjadi. Hal
demikian menurut tanggapan saya representasi dari kurang baiknya roda pemerintahan desa.
Setelah saya melakukan beberapa diskusi dengan beberapa orang yang dituakan di masyarakat
dan perwakilan masyarakat, ternyata mereka merasakan keresahanan yang sama. Atas inisiasi
tersebut melahirkan kegiatan bersih bersih setiap minggu. Setelah beberapa bulan berlangsung
kegiatan tersebut, saya harus meninggalkan tempat tinggal saya. Hal yang membuat saya
merasa bahagia adalah saya mendapat kabar dari teman kalau kegiatan tersebut masih
berlangsung hingga sekarang.
Dalam kurun waktu beberapa bulan ini, saya juga melibatkan diri untuk berbagi bersama anak
anak yang secara pendidikan kurang mumpuni, yang bertempat di desa gedang sewu,
Kecamatan pare, Kabupaten Kediri. Disanalah melalui lembaga yang kita bentuk yaitu Laskar
Pengajar Indonesia, kita saling berbagi ilmu dan kegembiraan bersama mereka.
Di samping itu juga bersama teman teman, kita menggagas sebuah lembaga yang bergerak di
bidang pengembangan informasi beasiswa, yang kita beri nama WARA.TIME. mungkin untuk
sebagian mahasiswa mahasiswa yang ingin melanjutkan sekolah yang berada di kota kota
besar, informasi beasiswa tidak asing lagi bagi mereka. Namun, bagi mereka yang tinggal di
wilayah terpencil, informasi beasiswa sedikit sulit, melalui seminar seminar yang kita
selenggarakan secara gratis, demi terciptanya relasi yang baik dan tersebarnya informasi
beasiswa secara luas, kita juga bercita-cita untuk mengadakan seminar seminar ini di seluruh
wilayah terpencil. Dalam seminar seminar yang kita laksanakan, kita mengundang para teman
teman awardee yang bersedia mebagikan pengalaman pengalaman mereka.
Saya bercita-cita bangsa Indonesia 20 tahun kedepan mampu menjadi negara maju, tidak hanya
itu, namun juga menciptakan masyarakat yang berkarakter. Karena baik atau buruknya
pemerintahan di suatu daerah merupakan cerminan dari masyarakatnya. Untuk mencapai
tujuan tersebut ada beberapa pilihan profesi yang dapat saya jalani antara lain:
Pertama, menjadi dosen pada perguruan tinggi nasional, khususnya untuk daerah Aceh.
Dengan menjadi dosen saya dapat terus menjunjung tinggi Tri Dharma Perguruan Tinggi,
dimana selain memberikan banyak ilmu bagi generasi bangsa terkait keilmuan saya, saya dapat
melakukan penelitian dan menghasilkan output yang memberi kemanfaatan bagi dunia
akademik, dan saya juga dapat melakukan pengabdian kepada masyarakat melalui dinamika
yang terjadai pada masyarakat.
Kedua, Bekerja pada Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang merupakan group interest.
Dengan keilmuan yang telah saya peroleh, menjadikan saya dapat bekerja mengontrol kinerja
pemerintah atau sebagai peneliti yang terus mengadvokasikan kepentingan masyarakat luas.
Ketiga, Bekerja pada pemerintahan sebagai staf ahli eksekutif maupun legislatif, dengan
keilmuan yang akan saya peroleh, ide serta gagasan saya serta keputusan yang akan diambil
yang menyangkut masyarakat luas menjadi lebih bermanfaat.

Anda mungkin juga menyukai