Anda di halaman 1dari 8

FAKTOR YANG PALING BERPENGARUH TERHADAP

KOMITMEN KERJA PERAWAT PANTI WREDA DI SURAKARTA

Dewi Puspitasari, Setia Asyanti

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

setia_asyanti@yahoo.com

Abstrak

Menjadi perawat lansia di panti wreda membutuhkan komitmen kerja yang tinggi. Selain sifat pekerjaan yang monoton
dan penghasilan yang tergolong kecil, kedudukan pekerjaan ini di mata masyarakat juga kurang bergengsi. Meskipun
demikian, ada segelintir orang yang selama bertahun-tahun memilih bertahan pada profesi ini. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap komitmen kerja perawat panti wreda. Pendekatan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah fenomenologi. Data didapatkan melalui wawancara terhadap 3 perawat yang bekerja di panti
wreda minimal 8 tahun. Hasil penelitian menunjukkan adanya sejumlah faktor yang memengaruhi komitmen kerja
perawat panti wreda, yang dibedakan menjadi faktor internal dan eksternal. Faktor internal antara lain informan
memiliki minat pengabdian atau pelayanan sosial, memiliki sikap positif terhadap pekerjaannya dan memiliki niat
ibadah sehingga pendapatan financial bukan hal yang paling utama. Faktor eksternal yang berpengaruh adalah
dukungan keluarga.

Kata kunci: komitmen kerja, perawat, panti wreda

PENDAHULUAN bukan menjadi hal yang dapat mengikat


seseorang untuk terus bertahan dalam
Bekerja adalah suatu bentuk aktivitas yang lingkungan pekerjaannya. Seringkali
melibatkan kesadaran manusia untuk mencapai ditemukan ada orang yang tetap bertahan
hasil yang sesuai dengan harapannya. Brown dalam pekerjaannya walaupun gaji yang
(dalam Anoraga, 1998) mengatakan bahwa didapat tidak sebanding dengan
kerja sesungguhnya merupakan bagian penting pengorbanannya. Tiastuti (dalam Dewi, 2008)
bagi kehidupan manusia, sebab bekerja menyebutkan ada sejumlah asumsi yang
merupakan aspek kehidupan yang memberikan menyebabkan seseorang bertahan dengan
status kepada masyarakat. Selanjutnya pekerjaannya, antara lain 1) didalam keadaan
Anoraga (1998) menyatakan bahwa di yang serba tidak pasti muncul rasa
Indonesia, orang-orang yang belum atau tidak ketidakberdayaan apabila seseorang harus
bekerja mendapatkan status yang lebih rendah keluar dari tempat kerjanya dan mulai mencari
daripada orang-orang yang sudah bekerja. pekerjaan lain, 2) komitmen yang kuat
Orang-orang yang sudah bekerja dianggap terhadap pekerjaan yang digelutinya.
sebagai orang yang lebih berarti dalam
hidupnya. Berkaitan dengan komitmen kerja, Steers dan
Porter (dalam Mardiana, 2004) mendefinisikan
Tujuan dari bekerja adalah untuk memenuhi komitmen terhadap organisasi sebagai “sifat”
kebutuhan hidup manusia. Lebih jauh, hubungan seorang individu dengan organisasi
manusia bekerja juga untuk mendapatkan rasa yang memungkinkan seseorang yang
aman, kepuasan dan mengaktualisasikan mempunyai keikatan yang tinggi dengan
dirinya. Hasil yang diraih (gaji) seringkali memperlihatkan keinginan kuat untuk tetap
57
58 Jurnal Psikologi Undip Vol. 9, No.1, April 2011

menjadi anggota organisasi atau tentang apa yang benar dan berkaitan
mempertahankan keanggotaannya dalam dengan masalah moral.
organisasi, kesediaan untuk berusaha sebaik Komitmen kerja tidak secara otomatis
mungkin atau bekerja keras demi kepentingan muncul pada karyawan. Ada sejumlah factor
organisasi tersebut, dan kepercayaan yang kuat yang mempengaruhi munculnya komitmen
dan penerimaan yang penuh terhadap tujuan kerja ini, baik yang berasal dari dalam atau diri
dan nilai-nilai organisasi. individu maupun berasal dari factor
eksternal/organisasi. Atkinson dan Hill (dalam
Ini berarti, seseorang yang memiliki komitmen Dewi, 2008) memiliki pendapat bahwa faktor-
kerja yang tinggi akan memiliki kemauan faktor yang mempengaruhi komitmen kerja di
secara sadar untuk mencurahkan usaha demi perusahaan, yaitu:
kepentingan organisasi. Karyawan bekerja 1. Pendapatan finansial individu, yaitu
bukan karena adanya instruksi melainkan jaminan kesejahteraan karyawan yang
termotivasi dari dalam diri sendiri. Untuk meliputi sistem dan besarnya gaji, serta
memahami komitmen lebih mendalam, Meyer, fasilitas-fasilitas lain yang diberikan
dkk (dalam Ruvina & Zamralita, 2007) perusahaan. Karyawan yang merasa adanya
membagi komitmen kerja menjadi tiga jaminan kesejahteraan yang sepadan
komponen, yaitu: dengan pekerjaan yang dilakukan akan
1. Affective commitment (komitmen afektif), lebih giat bekerja dan mengurungkan niat
yaitu komitmen sebagai keterikatan afektif untuk keluar dari perusahaan.
atau psikologis karyawan terhadap 2. Pendapatan finansial dari kelompok kerja,
pekerjaannya. Komitmen afektif berkaitan yaitu uang yang diperoleh karyawan
erat dengan keterikatan emosional, sebagai imbalan untuk kerja karyawan tiap
identifikasi, dan keterlibatan karyawan bulan. Karyawan merasa diperhatikan oleh
dalam pekerjaannya. Komitmen ini perusahaan dengan imbalan yang sesuai
menyebabkan karyawan bertahan pada dengan kerja keras dari karyawan.
suatu pekerjaan karena mereka 3. Syarat-syarat fisik pekerjaan yang
menginginkannya atau karena keinginannya diinginkan, yaitu faktor fisik lingkungan
sendiri. atau segala sesuatu yang ada disekitar para
2. Continuance commitment (komitmen pekerja dan yang dapat mempengaruhi
kontinuas), mengarah pada perhitungan dirinya dalam menjalankan tugas.
untung-rugi dalam diri karyawan Lingkungan kerja yang kondusif akan
sehubungan dengan keinginannya untuk menghadirkan suasana nyaman dalam
tetap mempertahankan atau meninggalkan menjalankan rutinitas sehari-hari.
pekerjaannya. Artinya, komitmen disini Karyawan merasa betah dan akan lebih
dianggap sebagai persepsi harga yang harus berkomitmen dengan tempat kerjanya.
dibayar jika karyawan meninggalkan 4. Otonomi, yaitu di mana suatu pekerjaan
pekerjaannya. Komitmen ini menyebabkan memberikan kebebasan, kemandirian, serta
karyawan bertahan pada suatu pekerjaan keleluasaan substansial bagi pekerja.
karena mereka membutuhkannya. Karyawan yang diberikan kebebasan dalam
3. Normative commitment (komitmen menjalankan pekerjaannya akan
normatif), yaitu komitmen sebagai menumbuhkan sikap tanggung jawab dan
kewajiban untuk bertahan dalam pekerjaan. merasa perusahaan telah mempercayakan
Komitmen ini menyebabkan karyawan pekerjaan kepada karyawan, dengan
bertahan pada suatu pekerjaan karena demikian menghadirkan hubungan yang
mereka merasa wajib untuk melakukannya positif antara keduanya, dan ini yang akan
serta didasari pada adanya keyakinan mempengaruhi komitmen kerja karyawan.
Puspitasari dan Asyanti, Faktor yang Paling Berpengaruh terhadap Komitmen Kerja Perawat 59
Panti Wreda di Surakarta

5. Prestise kerja, yaitu posisi status sosial wreda, sebagai sebuah tempat bekerja
ekonomi yang disajikan oleh suatu jenis memiliki karakteristik tertentu. Bekerja di
pekerjaan pada pekerjaannya yang akan panti wreda sebagai perawat, menurut
dapat mengangkat harkat dan martabat serta Gunarsa dan Gunarsa (2003), bukan
harga diri yang bersangkutan. merupakan suatu hal yang mudah untuk
6. Variasi ketrampilan, yaitu tingkat tuntutan dilakukan. Menjadi seorang perawat panti
akan keragaman aktivitas dalam wreda membutuhkan kesabaran dan
menyelesaikan pekerjaan. keterampilan dalam merawat para lansia.
7. Pertumbuhan dan perkembangan pribadi, Lansia yang terbatas dalam aktivitasnya akan
kesempatan untuk melakukan aktualisasi tergantung sekali kepada perawat dan sangat
diri dan potensi lewat pekerjaan. memerlukan sikap perawat yang simpatik dan
8. Kesempatan yang berafiliasi, yaitu penuh pengertian.
kesempatan untuk berinteraksi sosial baik
antar karyawan, karyawan-pimpinan, atau Efendi (dalam Lorensya & Wirawan, 2009)
dengan orang lain. Dukungan sosial dari menambahkan selain beban pekerjaan diatas,
rekan kerja dapat membantu karyawan ada beberapa hal lain yang kurang mendukung
untuk berusaha mengatasi permasalahan seperti imbalan yang diterima perawat
yang dihadapi di tempat kerja. tergolong kurang memadai jika dibandingkan
9. Status simbol, yaitu segala sesuatu yang ada dengan pengorbanan yang diberikan,
pada perusahaan tempat karyawan bekerja kurangnya penghargaan dan situasi
yang sifatnya nyata dan khusus, sehingga lingkungan kerja yang kurang kondusif.
dapat menciptakan perasaan bangga pada
diri karyawan.
10. Waktu kerja, yaitu pengaturan kerja Berdasarkan uraian diatas, dapat diketahui
yang baik dan sesuai dengan keinginan bahwa menjadi perawat bagi lansia panti
karyawan sehingga tidak menimbulkan wreda bukan hal yang mudah. Imbalan yang
kelelahan fisik maupun mental. Karyawan didapat baik yang berupa materi maupun non
merasa nyaman dengan waktu kerja yang materi kurang sebanding dengan pengorbanan
diatur dengan tidak menyita semua yang diberikan. Hanya saja, kondisi ini tidak
waktunya, dengan demikian karyawan menyurutkan sebagian orang untuk tetap
merasa dihargai perusahaan dan berusaha bertahan menekuni pekerjaan ini hingga
untuk tetap bekerja di perusahaan tersebut. bertahun-tahun. Oleh karena itu, peneliti
11. Kesempatan untuk mendapatkan tertarik mengungkap faktor-faktor yang
kehormatan atau pengakuan dan segala berpengaruh terhadap komitmen kerja
bentuk penghargaan yang diberikan secara perawat panti wreda di Surakarta.
khusus oleh perusahaan sebagai pernyataan
atau pengakuan atas prestasi kerja.
12. Pekerjaan yang menantang dan besar METODE
tanggungjawabnya.
13. Keamanan kerja, yaitu rasa kepastian Gejala penelitian yang menjadi fokus dalam
atau keyakinan seseorang aka penelitian ini adalah faktor yang berpengaruh
kemampuannya menyelesaikan suatu terhadap komitmen kerja perawat panti wreda
masalah yang dihadapi. di Surakarta. Tiga informan dilibatkan dalam
penelitian ini dengan karakteristik sebagai
Uraian diatas menggambarkan sejumlah faktor berikut: 1) perawat yang bekerja di panti
yang mempengaruhi komitmen kerja karyawan wreda; 2) lama bekerja minimal 8 tahun, 3)
yang berasal dari faktor eksternal atau bersedia menjadi informan penelitian.
perusahaan tempat bekerja itu sendiri. Panti
60 Jurnal Psikologi Undip Vol. 9, No.1, April 2011

Lokasi penelitian adalah panti wreda wilayah 2. Informan menunjukkan sikap positif
Surakarta yaitu: Panti Wreda Aisiyah di terhadap pekerjaannya sebagai perawat
Sumber Banjarsari dan Panti Wreda Dharma yaitu merasa mendapatkan berkah dari
Bhakti Kasih di Kadipiro Banjarsari. Metode pekerjaannya, menganggap pekerjaan
pengambilan data yang digunakan adalah sebagai perawat itu mulia, penting, dan
metode wawancara. Data yang didapatkan tidak semua orang bisa melakukannya.
selanjutnya dikategorisasikan untuk mencari
mencari tema yang muncul dengan maksud “kalo di sini itu kan tujuan utama untuk
untuk memahami maknanya. anu ya. Apa sih nganu untuk
eee....membimbing mbah-mbahnya itu nanti
HASIL DAN PEMBAHASAN untuk ke rutinitas itu sholat berjamaah dan
akhirnya itu bisa membimbing ke jalan
Berikut ini adalah tema-tema yang muncul yang lebih baik, untuk menuju khusnul
tentang komitmen bekerja di panti wreda: khotimah, itu yang lebih utama ya, dari
1. Memiliki minat pengabdian atau pelayanan sini” (informan 1).
sosial. Selain itu ada satu informan yang
pada awalnya terpaksa namun setelah …berkah gitu lho.. walaupun di sini gajinya
menjalani pekerjaan tersebut pada akhirnya sedikit, tapi ee apa ya ndilalah itu keluarga,
bisa menerima pekerjaannya. anak lahir yo gampang cuma di puskesmas,
trus apa perawatane yo gampang, cuman
kalo di sini tujuannya memang untuk obat dokter, biasa udah sembuh, ndak
ibadah, jadi nggak semata-mata mencari sampe anu gitu lho, ndilalah gampang,
uang.Ya….mungkin karena panggilan dikasih kemudahan (informan 2)
nggih. Karena panggilan untuk pengabdian
nggih (Informan 1). Orang nggak mau lho Mbak... kadang-
kadang (3)
Yaa.... untuk mencari apa yo... pahala,
terutama ya dulu waktu kerja di sini 3. Pendapatan finansial bukan merupakan
memang tujuannya berjuang memang gaji motivasi utama bagi informan ketika
kan sedikit banget, berjuang ya.. sambil memutuskan bekerja di panti wreda, namun
mencari pahala ya, untuk akhir-akhirnya lebih dilandasi niat ibadah. Informan
kan yo mungkin Allah memberi rezeki yang menyatakan bahwa pendapatan tersebut
lebih baik gitu, yo bismillah itu hehe .... itu dapat dikatakan hanya cukup untuk
emang pengen ngabdi, mencari apa ya, memenuhi kebutuhan dasar. Meskipun
dunia akhirat tu, ridho Allah. (informan 2) demikian, panti wreda memberikan
fasilitas bagi informan antara lain bagi
di sini sakjane aku nggak mau lho, terpaksa perawat yang belum menikah maka panti
rak enek gawean liyo e.., tapi yo anu ding menyediakan rumah tinggal di dalam panti,
tak delok-delok gitu lho, pertama saya liat, adanya bantuan biaya perawatan kesehatan
lokasinya aku wes wegah ancen, tapi ya ketika sakit, tunjangan hari raya dan
dicoba dulu. Kalo ada yang lain lebih tunjangan beras. Selain itu, informan
menjanjikan yo pindah, hehhee. Tapi memiliki penghasilan lain yaitu dengan
setelah menjalani ya ternyata ada menjahit dan membuka toko kelontong di
kesenangan tersendiri Mbak. Ya... ndak rumah.
papa lah.. ya kali, Gusti, eh Gusti, namanya
Tuhan kali ya, yo wes kowe neng kono... ra Ya.. itu tadi kalo kita bekerja, mungkin
ketang kowe wegah.. hehehee (Informan 3) dengan.. kita mulai dengan bismillah jadi
enggak ini ya.. ee.. bukan kita di sini bukan
Puspitasari dan Asyanti, Faktor yang Paling Berpengaruh terhadap Komitmen Kerja Perawat 61
Panti Wreda di Surakarta

seolah-olah mencari gaji gitu, kalo gaji ya besok akhiratnya. Yaa.... menyetujui, suami
mungkin setiap manusia pasti ada apa saya yaa nggak papa (informan 2)
istilahnya kalo, pastilah ada nganu itu, tapi
kita kembalikan lagi kalo kita itu umpama Ya... he.. mereka ya anu, ya ndak terlalu
kerja di luar dibandingkan di sini mungkin anu ya Mbak, apa maksude itu terserah
lebih besar di luar tapi kalo kita semata- sama saya maunya gimana gitu ya, hehee
mata ingin mencari gaji jangan di sini, gitu. terserah saya mau ngapain...heheee. Ibu
Ya memang kalo ndak panggilan saya kira saya yang menyemangati saya, jadi saya
juga nggak..nggak bisa gitu lho (Informan juga ikut termotivasi (3)
1)
5. Kesempatan Afiliasi, yaitu dengan bekerja
Iyaa... hahahaa... saya tidak terlalu
di panti wreda maka informan memiliki
memikirkan gaji, niat saya, saya mau
banyak teman termasuk dokter, merasa
beramal, beribadah dengan kemampuan
memiliki keluarga baru yaitu penghuni
yang saya punyai (informan 2)
panti dan merasa terhibur dengan tingkah
Karna ee.. kalo yayasan itu modelnya gini, laku penghuni panti
gajinya minim tapi misalnya untuk tinggal
dan makan itu gratis, itu kalo ininya, anu
banyak temennya ya, kalo di rumah kan
dari yayasan ya, saya tombok ee mbak
mungkin sendirian bahkan belum ada
malahan...heheheee...Kalo THR ada ya,
putranya jadi sepi ya di rumah, hehhe..
THR, kalo misalnya yang di sini kan
Jadi, ya tujuan utama memang untuk
campur-campur ya, Islam ya Lebaran
ibadah (informan 1)
dikasih, kalo Kristen Katolik ya Natal itu.
Nek Islam ya Lebaran, jadi THR nya Karena sepertinya yoo... mbahnya udah
diberikan. Ya itu THR... ya itu thok mbak, udah kaya mbah-mbah sendiri, yo kaya
anu... sama anu kesehatan itu ya (informan keluarga sendiri, kadang dulu aku.. cuti 3
3) bulan pas melahirkan, itu yo, rasanya
kangen... gitu kadang heheee maen ke sini,
4. Dukungan dari keluarga yang mendorong apalagi kalo udah pisah itu mungkin nggak
informan untuk tetap bekerja di panti bisa itu, karena hatinya.. itu lho. Seperti
wreda. Dukungan tersebut berupa nasihat udah mbah-mbahnya sendiri …….Jadi
berkaitan dengan mengisi kesibukan, temennya dokter-dokter (informan 2)
keikhlasan dalam bekerja dan pemberian
kebebasan memilih profesi Ndak... emm sukanya yo paling, kadang
ngeliat tingkahe bikin ketawa sendiri, trus
Ya mungkin... nasehat-nasehat nggih, nggak.. ngerasa nggak sendiri, gitu, gak
masukan-masukan yang mengenai sepi Mbak. (3)
apa..untuk tetap beribadah..karena ya
mungkin ee..apa di rumah mungkin ndak Selain data di atas, terungkap pula bahwa
ada temennya kan jadi bisa untuk informan 2 dan 3 pernah memiliki keinginan
kesibukan (informan 1) untuk keluar dari panti wreda, meski dengan
alasan yang berbeda. Hanya saja, keduanya
Kebetulan orang tua saya yo ndukung, tidak jadi keluar dan bertahan bekerja hingga
kamu kalo nek kerjo neng panti nek ikhlas saat ini. Ada perasaan sulit meninggalkan
itu yo pahalane banyak, gitu lho. Dunia penghuni panti karena merasa kasihan
akhirat, walaupun dunianya sedikit tapi yo terhadap mereka. Informan pertama memiliki
keinginan mengundurkan diri karena situasi
shift kerja yang tidak memungkinkan ia
62 Jurnal Psikologi Undip Vol. 9, No.1, April 2011

meninggalkan anaknya yang masih bayi, Dalam konteks penelitian ini, informan yang
sehingga ketika ada kebijakan shift malam memiliki minat bekerja dibidang pelayanan
tidak diperuntukkan bagi perawat yang sosial, dalam kesehariannya akan merasa
memiliki anak kecil, maka ia kembali bekerja senang melakukan tugas-tugasnya, meski sifat
lagi. Informan 3 memiliki keinginan untuk tugasnya rutin dan berat. Informan akan lebih
mengundurkan diri karena imbalan yang mudah menyesuaikan diri dengan tugas
diterima minim, fasilitas kurang sesuai dibandingkan yang awalnya terpaksa karena
harapannya, serta pekerjaannya yang dirasa tidak ada pekerjaan lain.
berat dan membosankan. namun karena tidak Karena niat awalnya untuk ibadah, maka
ada pekerjaan lain maka ia bertahan hingga pendapatan finansial bukan merupakan
saat ini dan mencoba menikmatiya. motivasi utama bagi informan ketika
memutuskan bekerja di panti wreda. Informan
Berdasarkan data yang diperoleh dari
menyatakan bahwa pendapatan tersebut dapat
penelitian ini, dapat diketahui ada sejumlah
dikatakan cukup untuk memenuhi kebutuhan
faktor yang memengaruhi komitmen kerja
dasar saja. Meskipun demikian, informan
pada informan yaitu: minat bekerja di bidang
menerima hal tersebut dan melihat sisi lain
pelayanan sosial yang dilandasi niat ibadah,
yang didapatkan dari pekerjaannya yang tidak
memiliki sikap positif terhadap pekerjaan,
dapat dihitung secara finansial. Sebagai contoh
pandangan bahwa pendapatan finansial
informan merasa mendapatkan berkah atau
individu bukan merupakan faktor utama, dan
kemudahan ketika mengalami masalah, merasa
adanya dukungan dari keluarga.
bahwa perannya penting dalam mengantarkan
penghuni mencapai khusnul khotimah dan
Minat merupakan hal yang penting dalam
merasa bahwa tidak semua orang mampu
pemilihan karir. Dalam hal ini, informan
melakukan tugas-tugas tersebut. Balasan dari
penelitian memiliki minat bekerja dalam
Alloh, ketika di akhirat kelak, yang
pelayanan sosial. Minat inilah, yang menurut
diharapkan akan didapatkan informan.
Sujak (dalam Mardiana, 2004) merupakan
suatu faktor yang menentukan kesesuaian Pendapatan yang minim ini justru
karyawan dalam pekerjaan. Ketika informan menimbulkan ide lain pada informan untuk
berminat memilih pekerjaan sebagai perawat mencari penghasilan diluar pendapatan yang
lansia, maka informan akan termotivasi untuk telah diterima. Ada informan yang menerima
melakukan tugas yang mendatangkan jasa menjahit baju dan ada pula yang
kesenangan yaitu merawat lansia. membuka toko kelontong di rumah.
Seluruh informan menyatakan bahwa keluarga
Selanjutnya, Kotler dkk (dalam Hakim, 2005) mendukungnya menjalani tugas sebagai
juga menyatakan hal yang senada yaitu perawat lansia dip anti wreda. Dukungan
karyawan akan lebih merasa bahagia, lebih tersebut berupa nasihat berkaitan dengan
produktif, mempunyai masa kerja dan mengisi kesibukan, keikhlasan dalam bekerja
cenderung betah di suatu instansi apabila dan pemberian kebebasan memilih profesi.
terdapat kesesuaian antara harapan, tujuan, dan Dengan adanya dukungan dari keluarga maka
minat mereka dengan apa yang dikerjakannya. informan mendapatkan energi atau semangat
Scheneiders (dalam Mariyanti, 2010) untuk menjalani tugasnya serta menghadapi
menambahkan bahwa perasaan suka, senang, kendala-kendala yang ada. Dalam kaitannya
dan puas melakukan suatu pekerjaan berarti dengan dukungan keluarga ini, Allen dan
ada jalinan positif dan sehat dengan pekerjaan Meyer (dalam Prabowo, 2001) menyebutkan
tersebut. Hal ini memudahkan karyawan salah satu faktor yang mempengaruhi
menyesuaikan diri secara lebih baik terhadap komitmen kerja adalah dukungan sosial baik
pekerjaannya (well vocational adjustment).
Puspitasari dan Asyanti, Faktor yang Paling Berpengaruh terhadap Komitmen Kerja Perawat 63
Panti Wreda di Surakarta

yang berasal dari pasangannya, orangtua bekerja di bidang pelayanan sosial,


maupun teman. memiliki sikap positif terhadap pekerjaan,
pendapat bahwa nilai ibadah lebih penting
Faktor terakhir yang terungkap adalah
dibandingkan pendapatan finansial yang
kesempatan afiliasi. Dengan bekerja di panti
diterimanya, dan adanya dukungan sosial
wreda maka informan memiliki banyak teman
dari keluarga.
termasuk dokter dan merasa memiliki keluarga
2. Faktor yang paling memengaruhi komitmen
baru yaitu penghuni panti. Dengan adanya
kerja perawat di panti wreda adalah minat
kesempatan yang berafiliasi, informan
terhadap pekerjaan di bidang pelayanan
memiliki dukungan sosial yang membantunya
sosial khususnya dalam merawat lansia.
mengatasi permasalahan yang dihadapi baik
ditempat kerja (Atkinson dan Hill, dalam Dewi Saran
2008) maupun di luar tempat kerja seperti saat
anak sakit maka informan memiliki jalinan Berdasarkan kesimpulan di atas maka saran
dukungan dari dokter kenalan di panti wreda yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
dan merasa terhibur dengan tingkah laku 1. Bagi panti wreda, ketika akan merekrut
penghuni panti yang dipandang lucu. calon perawat di panti wreda hendaknya
Apabila ditinjau secara individu, Nampak memperhatikan faktor internal dalam diri
bahwa informan 1 dan 2 bertahan di tempat calon yang meliputi minat untuk bekerja
kerja karena komitmen, sedangkan informan 3 dipanti wreda, niat ibadah dibandingkan
karena ketidakberdayaan. Hal ini disebabkan mencari pendapatan finansial tinggi dan
motivasi awal masuk kerja yang berbeda. sikap positif terhadap pekerjaan perawat,
Informan 1dan 2 memiliki minat bekerja serta faktor eksternal yaitu memiliki
dibidang pengabdian sosial sedangkan dukungan keluarga.
informan ketiga memilih bekerja di panti 2. Untuk menumbuhkan komitmen kerja di
wreda karena tidak diterima bekerja di bidang panti wreda, pengelola perlu
lain. Informan ketiga masih membuka menumbuhkan, lingkungan kerja yang
kemungkinan berpindah kerja apabila ada positif dan saling mendukung antar
tawaran lain yang menarik dan adanya jaminan karyawan, serta memerhatikan fasilitas
diterima bekerja. Hal ini sesuai dengan diluar gaji.
pendapat Tiastuti (dalam Dewi, 2008) 3. Peneliti selanjutnya, agar menindaklanjuti
menyebutkan ada sejumlah asumsi yang penelitian ini dengan membuat skala
menyebabkan seseorang bertahan dengan komitmen kerja perawat lansia dan
pekerjaannya, antara lain 1) didalam keadaan memperluas sample penelitian.
yang serba tidak pasti muncul rasa
ketidakberdayaan apabila seseorang harus
keluar dari tempat kerjanya dan mulai mencari DAFTAR PUSTAKA
pekerjaan lain, 2) komitmen yang kuat Anoraga, P. (1998). Psikologi kerja. Jakarta:
terhadap pekerjaan yang digelutinya. Rineka Cipta.

Dewi, C.M. (2008). Faktor-faktor komitmen


KESIMPULAN DAN SARAN kerja ibu asuh panti asuhan. Skripsi
(tidak diterbitkan). Surakarta: Fakultas
Kesimpulan Psikologi Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Berdasarkan hasil analisis data penelitian,
maka diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Sejumlah faktor yang memengaruhi
komitmen kerja pada perawat yaitu: minat
64 Jurnal Psikologi Undip Vol. 9, No.1, April 2011

Gunarsa, S.D. & Gunarsa, Y.S.D. (2003). sakit panti rapih yogyakarta). Telaah
Psikologi perawatan. Jakarta: PT. BPK Bisnis, 5 (2): 175-191.
Gunung Mulia.
Mariyanti, S. (2010). Peran minat dalam
Hakim, N.S. (2005). Keterlibatan kerja bidang kerja social service. Diakses
karyawan ditinjau dari kesesuaian pada tanggal 17 Maret 2010 dari:
aspirasi kerja pada pekerjaan yang http://www.esaunggul.ac.id/index.php,
dilakukan saat ini. Indigenous, Jurnal diakses 17 maret 201.
Berkala Ilmiah Berkala Psikologi, 7
(2): 171-183. Prabowo, S. (2001). Mengapa seseorang
bertahan dalam organisasi? memahami
Lorensya, H. & Wirawan, H.E. (2009). dari dimensi komitmen organisasi.
kejenuhan kerja (Burnout) perawat Psikodimensia, Kajian Ilmiah
panti sosial asuhan anak tuna ganda. Psikologi, 1 (2): 111-117.
Phronesis, Jurnal Ilmiah Psikologi
Industri dan Organisasi, 11 (1): 1-27. Ruvina, V. & Zamralita. 2007. komitmen
organisasi: karyawan dengan
Mardiana, T. (2004). Pengaruh karakteristik kepribadian tipe A dan tipe B.
individu, karakteristik pekerjaan dan Phronesis, Jurnal Ilmiah Psikologi
pengalaman kerja terhadap komitmen Industri dan Organisasi, 9 (2): 168-
organisasi (studi empiris pada rumah 185.

Anda mungkin juga menyukai