Anda di halaman 1dari 1

TELAAH KEPUSTAKAAN

Eosinofil:
Peran dan Fungsinya pada Dermatitis Atopik
Harijono Kariosentono
LablSMl? Ilmu Peny.Kulit & Kelamin
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas MaretlRSUD. Dr. Muewardi
Surakarta

ABSTRAK
Eosinofil merupakan sel efektor yang berperan penting pada patogenesis dermatitis atopik (DA). Dermatitis atopik adalah penyakit
kulit inflamasi alergi yang sampai sekarang etiopatogenesisnya belum jelas, namun didapatkan kelainan imunologis yang terjadi
baik dalam darah maupun pada jaringan kulit. Pada dermatitis atopik biasanya ditemukan eosinofilia dan sel ini dalam keadaan
aktif yang terlihat sebagai sel hipodensa karena mengalami degranulasi yang mengeluarkan granula protein yang bersifat toksik
terhadap sel dan jaringan. Eosinofil dalam darah tepi maupun granula protein yang larut berkorelasi dengan aktivitas penyakit.
Selain itu eosinofil mempunyai banyak reseptor membran pada permukaan selnya yang memungkinkan dapat berinteraksi dengan
komponen respon imun yang lain. Paparan alergen pada DA dapat menyebabkan eosinofil dan sel radang lain direkrut ke tempat
peradangan oleh karena pengaruh kemoatraktan. Beberapa sitokin dan molekul adesi berperan pula pada terjadinya migrasi
eosinofil ke tempat inflamasi alergi yang terjadi pada DA.

ABSTRACT
Eosinophils have a pivotal role as effector cells in the immunopathogenesis of atopic dermatitis. Atopic Dermatitis (AD) is a
chronic allergic inflammation skin disease which the etiopathogenesis are still poorly understood, however we can find some
immunologic anomalies either in the peripheral blood or locally in the skin tissue. Eosinophilia is common on AD patients,
and eosinophils as hypodense cells were activated and degranulated, release their granule proteins that contribute to damage of
tissue in the sites of allergic inflammation. Either hypodense eosinophils or eosinophil granule proteins in the peripheral blood
correlated with disease activity Eosinophils have many receptors on the their external plasma membrane that could made interaction
with other immun component cells. After induction of allergen eosinophils and other inflammation cells recruited to the sites
of inflammation by chemoattractans and some cytokines and adhesion molecules may contribute to lead eosinophils migration
and generate allergic inflammation in AD.

PENDAHULUAN karena adanya granul granul di dalam s i t ~ ~ l a s m a n ~ a . ~


Eosinofil adalah salah satu granulosit Hubungan antara kenaikan jumlah eosinofil yang
polimo$onuklear (PMN), berasal dari sumsum tulang, menyertai infeksi parasit dan penyaki alergi telah
yang pada keadaan normal berada dalam darah tepi diketahui sejak lebih dari seratus tahun yang lalu,
dan jaringan dalam jumlah tidak terlalu banyak. Pada namun peranannya sebagai sel proinflamasi saat itu
keadaan tertentu seperti panyakit alergi, infeksi parasit masih belum jelas. Baru pada dekade 1970-an
atau beberapa penyakit idiopati lain dapat diketahui bahwa eosinofil mengandung granula
menyebabkan jumlahnya meningkat dalam darah spesifik yang bersifat sangat toksik dan mampu
(eosinofi~ia).'~~~
Dalam sirkulasi jumlah eosinofil hanya membangkitkan reaksi inflamasi serta dapat
1-3% dari seluruh darah perifer dan sangat kecil menyebabkan kerusakan j a ~ - i n ~ a n . "Peranan
~?~
dibandingkan yang ada di sumsum tulang (1 : 200) eosinofil dalam penyakit alergi terletak pada membran
serta di dalam jaringan, yaitu 1 : 500.~ selnya di mana terdapat bemacam-macam reseptor,
Pertama kali eosinofil dapat diidentifikasi oleh meliputi reseptor untuk imunoglobulin, integrin,
Paul Ehrlich pada tahun 1879 dari lekosit yang komplemen dan sitokin, yang memungkinkan
mempunyai afinitas kuat terhadap zat warna asam oleh eosinofil dapat berinteraksi dengan komponen respon
imun lainnya.1.2'5

Pengarang Utama 2 SKI? Pengarang Pembantu 1 S K P


(SK PB ID1 No. 318lPBlA.7 0611990)

Anda mungkin juga menyukai