MAKALAH Kelompok
MAKALAH Kelompok
Rekayasa
Hidrologi
2014
Banjir adalah peristiwa terbenamnya daratan oleh air.
Peristiwa banjir timbul jika air menggenangi daratan
Makalah
yang biasanya kering. Banjir
Disusun oleh
Risnawati 13.11.1001.7311.342
Rosmaya 13.11.1001.7311.184
Page ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan Makalah ini dapat diselesaikan.
Makalah ini disusun untuk diajukan sebagai tugas mata kuliah / Soft skill Geologi Rekayasa
dengan judul ”Banjir” di Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda.
Terima kasih disampaikan kepada dosen mata kuliah Geologi Rekayasa yang telah
membimbing dan memberikan kuliah demi lancarnya tugas ini.
Demikianlah Makalah ini disusun semoga bermanfaat, agar dapat memenuhi tugas mata
kuliah Geologi Rekayasa.
Penyusun
Page i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
BAB 1...................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................1
1.2 Maksud dan Tujuan.....................................................................................................................2
1.3 Batasan Masalah..........................................................................................................................2
BAB 2...................................................................................................................3
2.1 Pengertian....................................................................................................................................3
2.2 Penyebab Terjadinya banjir..........................................................................................................4
2.3 Mekanisme Perusakan...............................................................................................................10
2.4. Kajian Bahaya...........................................................................................................................11
2.5 Gejala dan Peringatan Dini........................................................................................................12
2.6 Parameter Bahaya Banjir...........................................................................................................12
2.7 .Komponen yang Terancam.......................................................................................................12
2.8 Strategi Mitigasi dan Upaya Pengurangan Bencana...................................................................14
BAB 3.................................................................................................................18
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................18
3.2 Saran...................................................................................................................................18
Daftar Pustaka.....................................................................................................19
Page ii
Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda
“Banjir”
BAB 1
PENDAHULUAN
Wilayah Indonesia terletak di daerah iklim tropis dengan dua musim yaitu panas
dan hujan dengan ciri-ciri adanya perubahan cuaca, suhu dan arah angin yang cukup
ekstrim. Kondisi iklim seperti ini digabungkan dengan kondisi topografi permukaan dan
batuan yang relatif beragam, baik secara fisik maupun kimiawi, menghasilkan kondisi
tanah yang subur. Sebaliknya, kondisi itu dapat menimbulkan beberapa akibat buruk bagi
manusia seperti terjadinya bencana hidrometeorologi seperti banjir, Gerakan tanah,
kebakaran hutan dan kekeringan. Seiring dengan berkembangnya waktu dan
meningkatnya aktivitas manusia, kerusakan lingkungan hidup cenderung semakin parah
dan memicu meningkatnya jumlah kejadian dan intensitas bencana hidrometeorologi
banjir, Gerakan tanah dan kekeringan yang terjadi secara silih berganti di banyak daerah
di Indonesia.
Sumber : BMG
Ditinjau dari karakteristik geografis dan geologis wilayah, Indonesia adalah salah
satu kawasan rawan bencana banjir. Sekitar 30% dari 500 sungai yang ada di Indonesia
melintasi wilayah penduduk padat. Lebih dari 220 juta penduduk, sebagian adalah miskin
Page 1
Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda
“Banjir”
dan tinggal di daerah rawan banjir. Pada umumnya bencana banjir tersebut terjadi di
wilayah Indonesia bagian barat yang menerima curah hujan lebih tinggi dibandingkan
dengan di bagian Timur.
Berdasarkan kondisi morfologis, penyebab banjir adalah karena relief bentang
alam Indonesia yang sangat bervariasi dan banyaknya sungai yang mengalir diantaranya.
Daerah rawan banjir tersebut diperburuk dengan penggundulan hutan atau perubahan tata-
guna lahan yang tidak memperhatikan daerah resapan air. Perubahan tata guna lahan yang
kemudian berakibat menimbulkan bencana banjir, dapat dibuktikan antara lain di daerah
perkotaan sepanjang pantai terutama yang dialiri oleh sungai. Penebangan hutan secara
tidak terkontrol juga menyebabkan peningkatan aliran air (run off) pemukiman yang
tinggi dan tidak terkendali, sehingga menimbulkan banjir bandang dan kerusakan
lingkungan di daerah satuan wilayah sungai. Oleh karena itu, pada makalah ini akan di
bahas mengenai bencana banjir, faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya banjir serta
metode meminimalisir dan mengantisipasi bencana banjir yang terjadi khususnya di
Samarinda.
Page 2
Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda
“Banjir”
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Banjir adalah peristiwa terbenamnya daratan oleh air. Peristiwa banjir timbul jika
air menggenangi daratan yang biasanya kering. Banjir pada umumnya disebabkan oleh air
sungai yang meluap ke lingkungan sekitarnya sebagai akibat curah hujan yang tinggi.
Kekuatan banjir mampu merusak rumah dan bangunan. Air banjir juga membawa lumpur
berbau yang dapat menutup segalanya setelah air surut. Banjir adalah hal yang rutin.
Setiap tahun pasti datang. Banjir, sebenarnya merupakan fenomena kejadian alam "biasa"
yang sering terjadi dan dihadapi hampir di seluruh negara-negara di dunia, termasuk
Indonesia.
Page 3
Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda
“Banjir”
Banjir sudah temasuk dalam urutan bencana besar, karena meminta korban besar.
Secara umum ada dua pengertian mengenai banjir. Pertama, banjir didefinisiskan sebagai
aliran air sungai yang tingginya melebihi muka air normal sehingga meluap dari palung
sungai menyebabkan adanya genangan pada lahan rendah disisi sungai. Aliran air
limpasan tersebut yang semakin meninggi, mengalir dan melimpas muka tanah yang
biasanya tidak dilewati aliran air; kedua, banjir didefinisikan sebagai gelombang aliran air
berjalan kearah hilir sistem sungai yang berinteraksi dengan kenaikan muka air dimuara
akibat badai.
Pada umumnya banjir disebabkan oleh curah hujan yang tinggi diatas normal,
sehingga sistem pengaliran air yang terdiri dari sungai dan anak sungai alamiah serta
sistem saluran drainase dan kanal penampungan banjir buatan yang ada tidak mampu
menampung akumulasi air hujan tersebut sehingga meluap. Kemampuan/daya tampung
sistem pengaliran air dimaksud tidak selamanya sama, tetapi berubah akibat sedimentasi,
penyempitan sungai akibat fenomena alam dan ulah manusia, tersumbat sampah
hambatan lainnya. Penggundulan hutan di daerah tangkapan air hujan (catchment area)
juga menyebabkan peningkatan debit banjir karena debit/pasokan air yang masuk ke
dalam sistem aliran menjadi tinggi sehingga melampaui kapasitas pengaliran dan menjadi
pemicu terjadinya erosi pada lahan curam yang menyebabkan terjadinya sedimentasi di
sistem pengaliran air dan wadah air lainnya. Disamping itu berkurangnya daerah resapan
air juga berkontribusi atas meningkatnya debit banjir. Pada daerah permukiman dimana
telah padat dengan bangunan sehingga tingkat resapan air kedalam tanah berkurang, jika
Page 4
Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda
“Banjir”
terjadi hujan dengan curah hujan yang tinggi sebagaian besar air akan menjadi aliran air
permukaan yang langsung masuk ke dalam sistem pengaliran air sehingga kapasistasnya
terlampaui dan mengakibatkan banjir.
Page 5
Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda
“Banjir”
Page 6
Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda
“Banjir”
Page 7
Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda
“Banjir”
Sistem saluran drainase (parit) di Samarinda tidak memadai karena saat ini
sudah banyak yang tertutup oleh pembuatan bangunan yang tidak pada
tempatnya, sehingga terjadi genangan air dalam jumlah besar yang
menyebabkan banjir.
Penyebab banjir kedua, adalah menipisnya hutan kota yang berada di
Samarinda. Saat ini potensi hutan sudah mulai berkurang karena banyak
yang digusur menjadi pemukiman dan lainnya, sehingga dapat menjadi
dampak buruk bagi masyarakat luas.
Sedangkan penyebab banjir ketiga, adalah banyaknya pertambangan
batubara yang ada di kota. Pada zaman penjajahan Belanda, Samarinda
sudah dirancang sebagai kota yang bebas banjir, yakni dengan
memperhatikan kondisi sungai dan membangun kanal-kanal seperti di
Amsterdam, Belanda yang lahan kotanya lebih rendah dari permukaan laut.
Tapi sekarang banyak sungai kecil dan kanal di Samarinda yang tidak
berfungsi, hal ini terjadi karena adanya pelebaran jalan yang tidak disertai
dengan perbaikan drainase.
Page 8
Page 9
Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda
“Banjir”
Pada umumnya banjir yang berupa genangan maupun banjir bandang bersifat
merusak. Aliran arus air yang cepat dan bergolak (turbulent) meskipun tidak terlalu dalam
dapat menghanyutkan manusia, hewan dan harta benda. Aliran air yang membawa
material tanah yang halus akan mampu menyeret material yang lebih berat sehingga daya
rusaknya akan semakin tinggi. Air banjir yang pekat ini akan mampu merusakan pondasi
bangunan, pondasi jembatan dan lainnya yang dilewati sehingga menyebabkan kerusakan
yang parah pada bangunan‐bangunan tersebut, bahkan mampu merobohkan bangunan dan
menghanyutkannya.
Pada saat air banjir telah surut, material yang terbawa banjir akan diendapkan dan
dapat mengakibatkan kerusakan pada tanaman, perumahan serta timbulnya wabah
penyakit. Banjir bandang (flash flood) biasanya terjadi pada aliran sungai yang
kemiringan dasar sungainya curam. Aliran banjir yang tinggi dan sangat cepat, dapat
mencapai ketinggian lebih dari 12 meter (Banjir Bahorok, 2003) limpasannya dapat
Page
10
Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda
“Banjir”
Berdasarkan grafik diatas, maka kita dapat melihat bahwa bencana banjir
merupakan bencana alam yang sering terjadi di wilayah Indonesia dan tidak sedikit
Page
11
Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda
“Banjir”
Diperlukam kajian atas kejadian banjir yang telah terjadi sebagai data historis dan
empiris yang dapat dipakai untuk menentukan tingkat kerawanan dan upaya antisipasi
banjir suatu daerah. Kajian tersebut diantaranya mencakup :
1. Rekaman atau catatan kejadian bencana yang telah terjadi memberikan indikasi
awal akan datangnya banjir dimasa yang akan datang atau dikenal dengan banjir
periodik (tahunan, lima tahunan, sepuluh tahunan, lima puluh tahunan atau seratus
tahunan).
2. Pemetaan topografi yang menunjukkan kontur ketinggian sekitar daerah
aliran/sungai yang dilengkapi dengan estimasi kemampuan kapasitas system
hidrologi dan luas daerah tangkapan hujan (catchment area) serta “plotting”
berbagai luas genangan yang pernah terjadi.
3. Data curah hujan sangat diperlukan untuk menghitung kemungkinan kelebihan
beban atau terlampauinya kapasitas penyaluran sistem pengaliran air baik system
sungai maupun sistem drainase.
Page
12
Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda
“Banjir”
Bencana banjir mengakibatkan kerugian berupa korban manusia dan harta benda,
baik milik perorangan maupun milik umum yang dapat mengganggu dan bahkan
melumpuhkan kegiatan sosial‐ekonomi penduduk. Uraian rinci tentang korban manusia
dan kerusakan harta benda dan prasarana umum diuraikan berikut ini :
1) Manusia
Jumlah penduduk yang meninggal dunia.
Jumlah penduduk yang hilang
Jumlah penduduk yang luka‐luka
Jumlah penduduk yang mengungsi
2) Prasarana Umum
Prasarana trasportasi yang tergenang, rusak dan hanyut, diantaranya : jalan,
jembatan dan bangunan lainnya; terminal bus, jalan akses dan kompleks
pelabuhan.
Fasilitas sosial tergenang, rusak dan hanyut diantaranya : sekolah, rumah ibabadah,
pasar, gedung pertemuan, Puskemas, Rumah Sakit, Kantor Pos, dan fasilitas sosial
lainnya;
Fasilitas pemerintahan, industri‐jasa, dan fasilitas strategis lainnya: kantor Instansi
pemerintah, komplek industri, komplek perdangangan, instansi listrik, pembangkit
listrik, jaringan distribusi gas, instansi telekomunikasi yang tergenang, rusak dan
hanyut serta dampaknya, misal berapa lama fasilitasfasilitas terganggu sehingga
tidak dapat memberikan layanannya.
Page
13
Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda
“Banjir”
Prasarana pertanian dan perikanan: sawah beririgasi dan sawah tadah hujan yang
tergenang dan puso (penurunan atau kehilangan produksi), tambak, perkebunan,
ladang, gudang pangan dan peralatan pertanian dan perikanan yang tergenang
(tergenang lebih dari tiga hari dikategorikan rusak) dan rusak (terjadi penurunan
atau kehilangan produksi) karena banjir.
Prasarana pengairan: bendungan, bendung, tanggul, jaringan irigasi, jaringan
drainase, pintu air, stasion pompa, dan sebagainya.
Strategi mitigasi bencana banjir secara umum dapat dibagi menjadi tiga kegiatan
yaitu upaya mitigasi non struktural, struktural serta peningkatan peran serta masyarakat.
1. Upaya Mitigasi Non Struktural
Pembentukan “Kelompok Kerja” (POKJA) yang beranggotakan dinas instansi
terkait (diketuai Dinas Pengairan/Sumber Daya Air) di tingkat kabupaten/kota
sebagai dari Satuan Pelaksana (SATLAK) untuk melaksanakan dan menetapkan
pembagian peran dan kerja atas upaya‐upaya nonfisik penanganan mitigasi
bencana banjir diantara anggota POKJA dan SATLAK, diantaranya inspkesi,
pengamatan dan penelusuran atas prasarana dan sarana pengendalian banjir yang
ada dan langkah yang akan diuraikan pada uraian selanjutnya.
Merekomendasikan upaya perbaikan atas prasarana dan sarana pengendalian banjir
sehingga dapat berfungsi sebagaimana direncanakan.
Page
14
Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda
“Banjir”
Memonitor dan mengevaluasi data curah hujan, banjir, daerah genangan dan
informasi lain yang diperlukan untuk meramalkan kejadian banjir, daerah yang
diidentifikasi terkena banjir serta daerah yang rawan banjir.
Menyiapkan peta daerah rawan banjir dilengkapi dengan “plotting” rute
pengungsian, lokasi pengungsian sementara, lokasi POSKO, dan lokasi pos
pengamat debit banjir/ketinggian muka air banjir di sungai penyebab banjir.
Mengecek dan menguji sarana sistem peringatan dini yang ada dan mengambil
langkah‐langkah untuk memeliharanya dan membentuknya jika belum tersedia
dengan sarana yang paling sederhana sekalipun.
Melaksanakan perencanaan logistik dan penyediaan dana, peralatan dan material
yang diperlukan untuk kegiatan/upaya tanggap darurat, diantaranya dana
persediaan tanggap darurat; persediaan bahan pangan dan air minum; peralatan
penangulangan (misalnya movable pump, dumb truck, dll); material
penanggulangan (misalnya kantong pasir, terucuk kayu/bambu, dll); dan peralatan
penyelamatan (seperti perahu karet, pelampung, dll).
Perencanaan dan penyiapan SOP (Standard Operation Procedure)/Prosedur Operasi
Standar untuk kegiatan/tahap tanggap darurat yang melibatkan semua anggota
SATKORLAK, SATLAK dan POSKO diantaranya identifikasi daerah rawan
banjir, identifikasi rute evakuasi, penyediaan peralatan evekuasi (alat transportasi,
perahu,dll), identifikasi dan penyiapan tempat pengungsian sementara seperti
peralatan sanitasi mobile, penyediaan air minum, bahan pangan, peralatan daput
umum, obat‐obatan dan tenda darurat.
Pelaksanaan Sistem Informasi Banjir, dengan diseminasi langsung kepada
masyarakat dan penerbit penjelasan kepada press dan penyebar luasan informasi
tentang banjir melalui media masa cetak maupun elektronik yaitu station TV dan
station radio.
Melaksanakan pelatihan evakuasi untuk mengecek kesiapan masyarakat SATLAK
dan peralatan evakuasi, dan kesiapan tempat pengungsian sementara beserta
perlengkapannya.
Mengadakan rapat‐rapat koordinasi di tingkat BAKORNAS, SATKORLAK,
SATLAK, dan POKJA Antar Dinas/instansi untuk menentukan beberapa tingkat
dari resiko bencana banjir berikut konsekuensinya dan pembagian peran diantara
instansi yang terkait, serta pengenalan/diseminasi kepada seluruh anggota
Page
15
Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda
“Banjir”
SATKORLAK, SATLAK, dan POSKO atas SOP dalam kondisi darurat dan untuk
menyepakati format dan prosedur arus informasi/laporan.
Membentuk jaringan lintas instansi/sektor dan LSM yang bergerak dibidang
kepedulian terhadap bencana serta dengan media masa baik cetak maupun
elektronik (stasion TV dan radio) untuk mengadakan kempanye peduli bencana
kepada masyarakat termasuk penyaluran informasi tentang bencana banjir
Melaksanakan pendidikan masyarakat atas pemetaan ancaman banjir dan resiko
yang terkait serta pengunaan material bangunan yang tahan air/banjir.
Page
16
Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda
“Banjir”
Tidak menggunakan dataran retensi banjir untuk permukiman atau untuk hal‐
hal lain diluar rencana peruntukkannya.
Menghentikan penggundulan hutan di daerah tangkapan air,
Menghentikan praktek pertanian dan penggunaan lahan yang bertentangan
dengan kaidah‐kaidah konservasi air dan tanah, dan
Ikut mengendalikan laju urbanisasi dan pertumbuhan penduduk.
Aspek partisipatif, dalam hal ini partisipasi atau kontribusi dari masyarakat dapat
mengurangi dampak bencana banjir yang akan diderita oleh masyarakat sendiri,
partisipasi yang diharapkan mencakup :
Ikut serta dan aktif dalam latihan‐latihan (gladi) upaya mitigasi bencana banjir
misalnya kampanye peduli bencana, latihan kesiapan penanggulangan banjir
dan evakuasi, latihan peringatan dini banjir dan sebagainya;
Ikut serta dan aktif dalam program desain & pembangunan rumah tahan banjir
antara lain rumah tingkat, penggunaan material yang tahan air dan gerusan air;
Ikut serta dalam setiap tahapan konsultasi publik yang terkait dengan
pembangunan prasarana pengendalian banjir dan upaya mitigasi bencana
banjir;
Mengadakan gotong – royong pembersihan saluran drainase yang ada
dilingkungannya masing‐masing.
Page
17
Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda
“Banjir”
3.1 Kesimpulan
Banjir merupakan suatu proses alamiah yang merupakan salah satu bencana alam
geologi yang sering terjadi pada wiyalah indonesia Khususnya daerah Samarinda
berupa tergenangnya daratan oleh massa air baik dalam jumlah besar maupun
kecil.
Secara umum terjadinya banjir disebabkan oleh 2 hal yakni faktor alamiah dan
faktor manusia dan kegiatannya. faktor alamiah berupa tingginya curah hujan
pada daerah tertentu dan waktu tertentu menyebabkan berlebihnya massa air
dalam suatu sistem drainase. Sedangkan faktor manusia dan kegiatannya meliputi
Page
18
Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda
“Banjir”
3.2 Saran
Untuk menambah pengetahuan tentang bencana banjir, faktor penyebab serta upaya
mitigasinya, sebaiknya banyak membaca literatur-literatur yang lebih variatif yang
berkaitan dan relevan tentang bencana banjir.
Daftar Pustaka
http://www.bmkg.go.id/BMKG_Pusat/Depan.bmkg
http://kehidupan-disamarinda.blogspot.com/2008/12/pemukiman-sekitar-sungai-karang-mumus.html
http://www.antarakaltim.com/print/5858/pspkt-banjir-di-samarinda-disebabkan-tiga-faktor
http://id.scribd.com/document_downloads/direct/50774470?
extension=doc&ft=1366726445<=1366730055&user_id=77908958&uahk=Ieg8sDftXYW24
CcdJP9s+T86pJo
http://tholib.thoriqul-ulum.com/wp-content/blogs.dir/5/files/tambang-batubara/dsc_1132.jpg
Page
19
Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda
“Banjir”
http://www.untag-smd.ac.id/files/DSC_2446%20%5BDesktop%20Resolution%5D.jpg
http://3.bp.blogspot.com/-
XcZ1ZgoyE84/UNuLMp512YI/AAAAAAAABJw/KtpOa4jmnnU/s1600/Banjir+Simpang+Sempa
ja+Samarinda.jpg
http://i472.photobucket.com/albums/rr87/borneo2009/BanjirBengkuring2_zps91384bcb.jpg
http://1.bp.blogspot.com/-
bOFnLlkn6y8/UQuLgvwI6rI/AAAAAAAABYU/ocOrPis94ac/s1600/Banjir+Lambung+Samarin
da+29+1+2013.jpg
Page
20