Anda di halaman 1dari 5

BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Siklus Biogeokimia

Materi yang menyusun tubuh organisme berasal dari bumi. Materi yang berupa unsur-
unsur terdapat dalam senyawa kimia yang merupakan Materi dasar makhluk hidup dan tak hidup.
Siklus biogeokimia atau siklus organic anorganik adalah siklus unsur atau senyawa kimia yang
mengalir dari komponen abiotik ke biotik dan kembali lagi ke komponen abiotik. Siklus unsur-
unsur tersebut tidak hanya melalui organisme, tetapi jugs melibatkan reaksi-reaksi kimia dalam
lingkungan abiotik sehingga disebut siklus biogeokimia. Siklus-siklus tersebut antara lain: siklus
air, siklus oksigen, siklus karbon, siklus nitrogen, dan siklus sulfur.

B. Fungsi Siklus Biogeokimia


Fungsi Daur Biogeokimia adalah sebagai siklus materi yangmengembalikan semua unsur-unsur
kimia yang sudah terpakai oleh semuayang ada di bumi baik komponen biotik maupun komponen
abiotik,sehingga kelangsungan hidup di bumi dapat terjaga.
C. Jenis-jenis daur biogeokimia

1. Siklus Nitrogen
Atmosfer mengandung lebih kurang 80% atom nitrogen dalam bentuk gas nitrogen (N2).
Di dalam organisme, nitrogen ditemukan dalam semua asam amino yang merupakan penyusun
protein. Bagi tumbuhan, nitrogen tersedia dalam bentuk amonium (NH4+) dan nitrat (NO3-) yang
masuk ke dalam tanah melalui air hujan dan pengendapan debu-debu halus atau butiran lainnya.
Beberapa tumbuhan, seperti seperti Bromeliaceae epifit yang ditemukan di hutan hujan
tropis, memiliki akar udara yang dapat mengambil NH4+ dan NO3- secaralangsung dari atmosfer.
Jalur lain penambahan nitrogen dalam ekosistem adalah melalui fiksasi nitrogen (nitrogen
fixation). Fiksasi nitrogen merupakan proses perubahan gas nitrogen (N2) menjadi mineral yang
digunakan untuk mensintesis senyawa organik seperti asam amino. Nitrogen difiksasi oleh
bakteri Rhizobium, Azotobacter, dan Clostridium yang hidup bebas dalam tanah. Selain dari
sumber alami, sekarang ini fiksasi nitrogen dibuat secara industri yang digunakan sebagai pupuk.
Pupuk bernitrogen ini memberikan sumbangan utama dalam siklus nitrogen di suatu ekosistem
akibat kegiatan pertanian.
Meskipun tumbuhan dapat menggunakan amonium secara langsung, tetapi sebagian
besar amonium dalam tanah digunakan oleh bakteri aerob tertentu sebagai sumber energi.
Aktivitas ini mengubah amonium menjadi nitrat (NO3-) kemudian menjadi nitrit (NO2-). Proses ini
disebut nitrifikasi. Nitrat yang dibebaskan bakteri ini kemudian diubah oleh tumbuhan menjadi
bentuk organik, seperti asam amino dan protein. Beberapa hewan akan mengasimilasi nitrogen
organik dengan cara memakan tumbuhan atau hewan lain. Pada kondisi tanpa oksigen
(anaerob), beberapa bakteri dapat memperoleh oksigen untuk metabolisme dari senyawa nitrat.
Proses ini disebut denitrifikasi. Akibat proses ini, beberapa nitrat diubah menjadi N2 yang kembali
ke atmosfer. Perombakan dan penguraian nitrogen organik kembali menjadi amonium yang
disebut amonifi kasi dilakukan oleh bakteri dan jamur pengurai. Proses-proses tersebut akan
mendaur ulang sejumlah besar nitrogen di dalam tanah.

2. Siklus Fosfor
Keberadaan fosfor pada organisme hidup sangat kecil, tetapi peranannya sangat
diperlukan. Atom fosfor hanya ditemukan dalam bentuk senyawa fosfat (PO43-). Fosfat diserap
oleh tumbuhan dan digunakan untuk sintesis organik. Fosfor banyak dikandung oleh
asam nukleat, yaitu bahan yang menyimpan dan mentranslasikan sandi genetik. Atom fosfor juga
merupakan dasar bagi ATP (Adenosine Tri Phospat) berenergi tinggi yang digunakan untuk
respirasi seluler dan fotosintesis. Selain itu merupakan salah satu mineral penyusun tulang dan
gigi.
Fosfor merupakan komponen yang sangat langka dalam organisme tak hidup.
Produktivitas ekosistem darat dapat ditingkatkan jika fosfor dalam tanah ditingkatkan. Peristiwa
pelapukan batuan oleh fosfat akan menambah kandungan fosfat di dalam tanah. Contohnya
adalah akibat hujan asam. Setelah produsen menggabungkan fosfor ke dalam bentuk biologis,
fosfor dipindahkan ke konsumen dalam bentuk organik. Setelah itu, fosfor ditambahkan kembali
ke tanah melalui ekskresi fosfat oleh hewan dan bekteri penguarai detritus.
Humus dan partikel tanah mengikat fosfat sedemikian rupa, sehingga siklus fosfor
terlokalisir dalam ekosistem. Namun, fosfor dapat dengan mudah terbawa aliran air yang pada
akhirnya terkumpul di laut. Erosi yang terjadi akan mempercepat pengurasan fosfat di samping
pelapukan batuan yang sejalan dengan hilangnya fosfat.
Fosfat yang berada di lautan secara perlahan terkumpul dalam endapan yang kemudian
tergabung dalam batuan. Ketika permukaan air laut mengalami penurunan atau dasar laut
mengalami kenaikan, batuan yang mengandung fosfor ini menjadi bagian dari ekosistem darat.
Dengan demikian, fosfat mengalami siklus di antara tanah, tumbuhan, dan konsumen dalam
waktu tertentu.

3. Siklus karbon dan oksigen


Di atmosfer terdapat kandungan COZ sebanyak 0.03%. Sumber-sumber COZ di udara berasal dari respirasi
manusia dan hewan, erupsi vulkanik, pembakaran batubara, dan asap pabrik. Karbon dioksida di udara
dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk berfotosintesis dan menghasilkan oksigen yang nantinya akan
digunakan oleh manusia dan hewan untuk berespirasi. Hewan dan tumbuhan yang mati, dalam waktu yang
lama akan membentuk batubara di dalam tanah. Batubara akan dimanfaatkan lagi sebagai bahan bakar yang
juga menambah kadar C02 di udara. Di ekosistem air, pertukaran C02 dengan atmosfer berjalan secara
tidak langsung. Karbon dioksida berikatan dengan air membentuk asam karbonat yang akan terurai menjadi
ion bikarbonat. Bikarbonat adalah sumber karbon bagi alga yang memproduksi makanan untuk diri mereka
sendiri dan organisme heterotrof lain. Sebaliknya, saat organisme air berespirasi, COz yang mereka
keluarkan menjadi bikarbonat. Jumlah bikarbonat dalam air adalah seimbang dengan jumlah C02 di air.

4. Siklus hidrologi
Siklus hidrologi adalah pergerakan air di bumi berupa cair, gas, dan padat baik proses di atmosfir, tanah
dan badan-badan air yang tidak terputus melalui proses kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi.
Pemanasan air samudera oleh sinar mataharibmerupakan kunci proses siklus hidrologi tersebut dapat
berjalan secara kontinu. Air berevaporasi, kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk air, es, atau
kabut. Pada perjalanan menuju bumi beberapa presipitasi dapat berevaporasi kembali ke atas atau langsung
jatuh yang kemudian diintersepsi oleh tanaman sebelum mencapai tanah. Setelah mencapai tanah, siklus
hidrologi terus bergerak secara kontinu dalam tiga cara yang berbeda:
a. Evaporasi / transpirasi - Air yang ada di laut, di daratan, di sungai, di tanaman, dsb. kemudian akan
menguap ke angkasa (atmosfer) dan kemudian akan menjadi awan. Pada keadaan jenuh uap air (awan) itu
akan menjadi bintik-bintik air yang selanjutnya akan turun (precipitation) dalam bentuk hujan, salju, es.
b. Infiltrasi / Perkolasi ke dalam tanah - Air bergerak ke dalam tanah melalui celahcelah dan pori-pori tanah
dan batuan menuju muka air tanah. Air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat bergerak secara
vertikal atau horizontal dibawah permukaan tanah hingga air tersebut memasuki kembali sistem air
permukaan.
c. Air Permukaan - Air bergerak diatas permukaan tanah dekat dengan aliran utama dan danau; makin landai
lahan dan makin sedikit pori-pori tanah, maka aliran permukaan semakin besar. Aliran permukaan tanah
dapat dilihat biasanya pada daerah urban. Sungai-sungai bergabung satu sama lain dan membentuk sungai
utama yang membawa seluruh air permukaan disekitar daerah aliran sungai menuju laut. Air permukaan,
baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau, waduk, rawa), dan sebagian air bawah permukaan
akan terkumpul dan mengalir membentuk sungai dan berakhir ke laut. Proses perjalanan air di daratan
itu terjadi dalam komponenkomponen siklus hidrologi yang membentuk sisten Daerah Aliran Sungai
(DAS).Jumlah air di bumi secara keseluruhan relatif tetap, yang berubah adalah wujud dan tempatnya.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ekologi biasanya didefinisikan sebagai ilmu tentang interaksi antara organisme – organisme dan
lingkungannya. Berbagai ekosistem dihubungkan satu sama lain oleh proses-proses biologi,
kimia, fisika. Masukan dan buangan energi, gas, bahan kimia anorganik dan organik dapat
melewati batasan ekosistem melalui perantara faktor meteorologi seperti angin dan presipitasi,
faktor geologi seperti air mengalir dan daya tarik dan faktor biologi seperti gerakan hewan. Jadi,
keseluruhan bumi itu sendiri adalah ekosistem, dimana tidak ada bagian yang terisolir dari yang
lain. Ekosistem keseluruhannya biasanya disebut biosfer.
Biosfer terdiri dari semua organisme hidup dan lingkungan biosfer membentuk “shell” (kulit), relatif
tipis di sekeliling bumi, berjarak hanya beberapa mil di atas dan di bawah permukaan air laut.
Kecuali energi, biosfir sudah bisa mencukupi dirinya sendiri, semua persyaratan hidup yang lain
seperti air, oksigen, dan hara dipenuhi oleh pemakaian dan daur ulang bahan yang telah ada
dalam sistem tersebut.
B. Saran
Namun demikian ada suatu kecenderungan sejumlah elemen beredar secara terus menerus
dalam ekosistem dan menciptakan suatu siklus internal. Siklus ini dikenal sebagai siklus
biogeokimia karena prosesnya menyangkut perpindahan komponen bukan jasad (geo), ke
komponen jasad (bio) dan kebalikannya. Siklus biogeokimia pada akhirnya cenderung
mempunyai mekanisme umpan-balik yang dapat mengatur sendiri (self regulating) yang menjaga
siklus itu dalam keseimbangan.

DAFTAR PUSTAKA

 http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24260/5/Chapter%20I.pdf
 http://berybunut.wordpress.com/2012/11/15/makalah-biogeokimia/
 http://semutlewat.blogspot.com/2012/12/makalah-daur-biogeokimia_3265.html
 http://id.scribd.com/doc/87890956/MAKALAH-SIKLUS-BIOGEOKIMIA

Anda mungkin juga menyukai