DISUSUN OLEH :
Nama : Maulidatur R.
Nim : 720153072
Prodi : S1 keperawatan
E. Pathway
F. Pemeriksaan penunjang
Profil koagulasi : pada keadaan kehilangan darah banyak, transfuse multiple, atau
cedera hati
G. Penatalaksanaan medis
Prinsip penatalaksanaan medis pada fraktur dikenal dengan istilah 4 R, yaitu :
a. Rekognisi
Mampu mengenal fraktur ( jenis, lokasi, akibat ) untuk menentukan intervensi
selanjutnya.
b. Reduksi
Tindakan dengan membuat posisi tulang mendekati keadaan normal, dikenal dengan
2 jenis reduksi, yaitu :
a. Reduksi tertutup
Mengembalikan pergerakan dengan cara manual ( tertutup ) dengan tarikan untuk
menggerakkan ujung fragmen tulang.
b. Reduksi terbuka
Pembedahan dengan tujuan memasang alat untuk mempertahankan pergerakan
dengan plate, screw, pin, wire, nail.
c. Retensi
Melakukan imobilisasi, dengan pemasangan gips, imobilisasi external yang dikenal
dengan Fixation External Djoko Sharov ( FEDS ), dan imobilisasi internal ( ORIF )
d. Rehabilitasi
Mengembalikan fungsi ke semula termasuk fungsi tulang, otot dan jaringan
sekitarnya. Bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut:
· Mempertahankan reduksi dan imobilisasi
· Elevasi untuk meminimalkan swelling, bisa dilakukan kompres dingin
· Monitor status neurovaskuler (sirkulasi, nyeri, sensasi, pergerakan)
· Kontrol ansietas dan nyeri
· Latihan isometric untuk mencegah atrofi, mempertahankan sirkulasi.
· Partisipasi pada kegiatan sehari-hari
· Gradual resumption of activity
H. Pengkajian
Pengkajian pada pasien dengan gangguan sistem muskuloskeletal perlu diperhatikan
adalah sebagai berikut:
a. Pengumpulan data yang meluputi:
1) Biodata klien dan penanggung jawab klien
Terdiri dari nama, umum, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama, alamat,
tanggal masuk, rumah sakit, No. Mederc dan diagnosa medis.
2) Keluhan Utama
Pada saat dikaji klien mengalami fraktur dan memobilisasikan alasannya yaitu
mengeluh tidak dapat melakukan pergerakan nyeri: lemah dan tidak dapat melakukan
sebagian aktivitas sehari-hari
3) Riwayat Kesehatan Sekarang
Menceritakan kapan klien mengalami fraktur dimana dan bagaimana terjadinya
sehingga mengalami fraktur, klien yang mengalami fraktur akan mengeluh nyeri pada
daerah tulang yang luka sehingga dengan adanya nyeri klien tidak dapat menggerakan
anggota badannya yang terkena fraktur nyeri dirasakan bisa pada saat bergerak saja
atau terus menerus akibat tidak bisa bergerak yang disebabkan karena nyeri akan
menyebabkan klien tidak dapat memenuhi ADL-nya secara maksimal.
4) Riwayat Kesehatan Dahulu
Perlu dikaji untuk mengetahui apakah klien pernah mengalami sesuatu penyakit yang
berat atau penyakit tertentu yang memungkinkan akan berpengaruh pada kesehatan
sekarang.
5) Riwayat Kesehatan Keluarga
Perlu diketahui untuki menentukan apakah dalam keluarga terdapat penyakit
keturunan/penyakit karena lingkungan yang kurangt sehat yang berdampak negatif
pada seluruh anggota keluarga termasuk pada klien sehingga memungkinkan untuk
memperbesar penyakitnya.
6) Riwayat Psikososial
Pengkajian yang dilakukan pada klien imobilisasi pada dasarnya sama dengan
pengkajian psikososial pada gangguan sistem lain yaitu mengenal konsep diri
(gambaran diri, ideal diri, harga diri dan identitas diri) dan hubungan serta interaksi
klien baik dengan anggota keluarga maupun dengan lingkungan di mana ia berada.
7) Aktivitas Sehari – hari
Upaya mengetahui adanya perubahan pola yang berhubungan dengan
penyimpangan/terganggunya sistem tubuh tertentu serta dampaknya terhadap
pemenuhan kebutuhan dasar pasien.
I. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan spasme otot dan kerusakan sekunder terhadap
fraktur.
2. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan neurovaskuler (nyeri)
J. Intervensi keperawatan
1. Diagnosa 1:
Nyeri akut b.d. spasme otot dan kerusakan sekunder terhadap fraktur.
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan nyeri berkurang atau
hilang.
NOC:
a. NOC 1: Level Nyeri
Kriteria Hasil:
a. Laporkan frekuensi nyeri
b. Kaji frekuensi nyeri
c. Lamanya nyeri berlangsung
d. Ekspresi wajah terhadap nyeri
e. Kegelisahan
f. Perubahan TTV
b. NOC 2: Kontrol Nyeri
Kriteri Hasil:
a. Mengenal faktor penyebab
b. Gunakan tindakan pencegahan
c. Gunakan tindakan non analgetik
d. Gunakan analgetik yang tepat
NIC: Manajemen Nyeri
1) Kaji secara menyeluruh tentang nyeri termasuk lokasi, durasi, frekuensi, intensitas,
dan faktor penyebab.
2) Observasi isyarat non verbal dari ketidaknyamanan terutama jika tidak dapat
berkomunikasi secara efektif.
3) Berikan analgetik dengan tepat.
4) Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri, berapa lama akan berakhir
dan antisipasi ketidaknyamanan dari prosedur.
5) Ajarkan teknik non farmakologi (misalnya: relaksasi, guide, imagery,terapi
musik,distraksi)
2. Diagnosa 2 :
Kerusakan mobilitas fisik b.d. kerusakan meurovaskuler (nyeri)
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pasien dapat
meningkatkan mobilisasi pada tingkat yang paling tinggi
NOC: Mobility level
Kriteria Hasil:
a. Keseimbangan penampilan
b. Memposisikan tubuh
c. Gerakan otot
d. Gerakan sendi
e. Ambulansi jalan
f. Ambulansi kursi roda
NIC: Exercise Therapy: Ambulation
1) Bantu pasien untuk menggunakan fasilitas alat bantu jalan dan cegah kecelakaan
atau jatuh
2) Tempatkan tempat tidur pada posisi yang mudah dijangkau/diraih pasien.
3) Konsultasikan dengan fisioterapi tentang rencana ambulansi sesuai kebutuhan
4) Monitor pasien dalam menggunakan alatbantujalan yang lain
5) Instruksikan pasien/pemberi pelayanan ambulansi tentang teknik ambulansi.
Daftar pustaka