Anda di halaman 1dari 2

Jangan Berdalih

Posted on Jumat, 5 Oktober, 2018 by saatteduh

– Santapan Harian Scripture Union Indonesia. www.su-indonesia.org –

Baca: Keluaran 2:23-4:17

Ada ribuan dalih untuk menolak panggilan Tuhan dalam pelayanan. Namun, cukup satu
alasan agar kita bersedia menerimanya. Apa itu? Allah hanya meminta kita mendengarkan
yang paling ingin Ia lakukan melalui diri kita.

Hari itu Allah berbicara kepada Musa. Allah selalu setia kepada janji-Nya (2:24-25). Oleh
sebab itu, Ia ingin mengutus Musa menjadi pemimpin untuk membawa umat Israel keluar
dari Mesir (3:7-10).

Apa jawaban Musa terhadap panggilan itu? Musa menjawab panggilan Allah dengan banyak
dalih. “Siapakah aku ini, …?” (3:11); “Apa yang harus kujawab kepada mereka?” (3:13);
“Bagaimana jika mereka tidak percaya kepadaku…?” (4:1); “Ah, Tuhan, aku ini tidak pandai
bicara…” (4:10); “Ah, Tuhan, utuslah kiranya siapa saja yang patut Kau utus” (4:13).

Mengapa Musa memberikan banyak dalih terhadap panggilan istimewa sebagai pemimpin
bangsa Israel? Ada kemungkinan, Musa berpikir kalau waktunya kurang tepat. Jika saja ia
menerima panggilan ini saat masih berada di istana Mesir, tentu saja, ia punya banyak
kemudahan. Akan tetapi, saat Tuhan memanggil ia hanya seorang gembala kambing domba
yang tidak punya apa-apa. Dengan kondisi demikian, Musa mungkin meragukan dirinya
sendiri. Ia takut berhadapan dengan penguasa Mesir. Ia merasa tak sanggup membawa sekian
banyak orang Israel keluar dari tanah Mesir. Walaupun Allah meyakinkannya berkali-kali
lewat tanda mukjizat, namun Musa tetap berdalih untuk menolak (4:2-9).

Allah tidak pernah salah dalam menentukan waktu dan memilih orang untuk melayani-Nya.
Pertanyaannya, “Apakah kita mau menjawab panggilan-Nya.”

Sebelum Allah memakai seseorang, Dia akan terlebih dahulu membentuknya. Dia akan
membereskan bagian terpenting dalam hidup kita yakni karakter. Tuhan akan membentuk kita
untuk tidak keras kepala dan meninggalkan mentalitas berdalih.

Doa: Ya Allah, tak ada satu alasan pun yang mampu membuatku menolak panggilan-Mu.
[SA]

Dia tahu! Gentarlah!


Posted on Jumat, 5 Oktober, 2018 by saatteduh
– Diambil dari Renungan Gereja Kristus Yesus –

Baca: 2 Tawarikh 19

Raja Yosafat pulang dengan selamat saat terjadi perang antara pasukan Israel dengan pasukan
Aram, sedangkan Ahab— raja Israel—gugur. Yosafat tahu dengan pasti bahwa ia selamat
karena dilindungi Tuhan. Tuhanlah yang membujuk para penyerang untuk undur daripadanya,
sehingga terluputlah nyawanya (18:31-32).Betapa tentramnya ia saat mengetahui bahwa
Tuhan masih mendengar doanya dan melindungi nyawanya. Akan tetapi, saat ia kembali ke
istananya, Pelihat Yehu membawa pesan yang mengungkapkan isi hati Tuhan, yaitu bahwa
Tuhan murka kepada Raja Yosafat! Pesan ini sangat mengejutkan. Tuhan yang baru saja
membela dia dalam peperangan ternyata amat marah kepadanya. Dalam kegentarannya, dia
merespons murka Allah dengan bersegera mencari perkenanan-Nya. Dia memerintahkan
rakyatnya untuk segera berbalik kepada Tuhan. Ia menunjuk para hakim untuk menjaga agar
umat Yehuda tetap berpegang pada perintah TUHAN. Yosafat memerintahkan para hakim
untuk selalu “diliputi rasa takut kepada TUHAN” (19:7). Demikian pula saat ia mengangkat
para hakim di Yerusalem, ia memberi perintah agar mereka “bertindak dengan takut akan
TUHAN” (19:9) agar mereka jangan sampai bersalah terhadap Tuhan dan murka-Nya tidak
menimpa mereka.

Walaupun kita sudah menutupi dosa kita dengan rapi dari orang di sekitar kita, jangan pikir
bahwa Tuhan tidak mengetahui dosa kita. Bila Tuhan Yesus datang, gentarkah hatimu?
Takutkah engkau pada Tuhan? Apakah kenyataan bahwa Tuhan sangat membenci dosa telah
membuat engkau hidup dengan sangat hati-hati di hadapanNya? Tuhan bisa memakai
berbagai cara untuk mengingatkan kita. Buanglah dosamu dan hiduplah dengan rasa gentar
kepada Tuhan! [PHJ]

“Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap
syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan
hormat dan takut. Sebab Allah kita adalah api yang menghanguskan.” Ibrani 12:28-29

Anda mungkin juga menyukai