Anda di halaman 1dari 8

Kelompok Jagung

Anggota Kelompok:
Maria Ani Novita Atuk 125040218113003
Irlanty Pharawesti 155040201111147
Haikal Akmam Bazaz 165040200111117
Kosa Otaka Bangun 165040207111142

TUGAS CROPWAT
Musim kering

Pada langkah ini kami memasukan data klimatologi pada setiap bulannya dari
mulai bulan Januari hingga Desember data yang dimasukan mulai dari temperatur
terendah, temperatur tertinggi, kelembaban, angin, dan intensitas cahaya. Dari
data tersebut diperoleh hasil pada tabel yang ditunjukan dengan warna kuning
yakni radiasi dan ETo. Radiasi tertinggi pada bulan Agustus (bulan kering) yakni
23,2 MJ dan terendah pada bulan Desember yakni 15,1 MJ. Data ETo tertinggi
pada bulan September yakni 4,18 mm/hari dan terendah pada bulan Desember
yakni 2,93 mm/hari. Rerata data radius yakni 19,9 MJ sedangkan ETo rerata
didapat 3,73 mm/hari
Pada tabel rain didapat data curah hujan dari bulan Januari hingga Desember. Dari
data tersebut dapat diketahui hasil curah hujan yang efektif menurut metode yang
digunakan yakni USDA S.C. Curah hujan efektif menunjukan batas curah hujan
pada tiap-tiap bulan yg nilainya selalu lebih kecil dari curah hujan. Pada bulan
Agustus didapat data curah hujan terendah yakni 7 mm dengan curah hujan efektif
nya yakni 6,9 mm. Data curah hujan tertinggi didapat pada bulan Januari yakni
289 mm dengan curah hujan efektifnya yakni 153,9 mm. dari data tersebut dapat
diketahui bulan Agustus merupakan bulan kering ditunjukan dengan curah hujan
dan curah hujan yang rendah dan sebaliknya pada bulan Januari adalah bulan
basah.
Pada tampilan crop menunjukan jenis tanaman yang akan diidentifikasi yakni
tanaman jagung. Terlihat penanaman dilakukan pada tanggal 2 Agustus yang juga
merupakan bulan kering dan pemanenan dapat diprediksi pada tanggal 4
Desember. Dapat dilihat Kc values atau koefisien tanaman pada masa inisiasi
yakni 0,3, pada masa pertengahan musim tanam yakni 1,2 dan masa total (panen)
0,35. Fase inisiasi jagung membutuhkan waktu 20 hari, fase development
(perkembangan organ generatif) membutuhkan waktu 35 hari, fase mid season
(pertengahan musim tanam) membutuhkan waktu 40 hari, fase late season (akhir
musim tanam) membutuhkan waktu 30 hari dan total fase keseluruhan yakni 125
hari. Pada fase inisiasi sampai masa development pertumbuhan akar mancapai
kedalaman 0,3 m sedangkan pada fase mid season hingga late sesiion kedalaman
pertumbuhan akar mencapai 1 m.

Pada tampilan soil menunjukan datakarakteristik tanah yang dipakai secara


umum. Tanah yang digunakan yakni medium (loam) dengan nilai kelembaban
yang tersedia yakni 290 mm/meter, nilai maximum infiltrasi yakni 40 mm/hari,
nilai kedalaman maksimum akar yakni 900 cm, nilai TAM atau total kelembaban
yang tersedia 0%, nilai kelembaban total semula yakni 290 mm/meter.
Pada tampilan CWR atau Crop Water Requirement dengan station karangploso
dimasukan data Fase pertumbuhan, koefisien tanaman (Kc), dan ETc per hari.
Dari dapat tersebut dapat diketahui nilai ETc per dekade, Curah hujan efektif per
dekade dan kebutuhan irigasi tanaman per dekade. Nilai tertinggi ETc per dekade
pada bulan Oktober dekade ke 3 yakni 45,7mm/dekade sedangkan terendah pada
bulan Desember dekade 1 yakni 4,8 mm/dekade. Untuk nilai curah hujan efektif
(eff rain) tertinggi terdapat pada bulan November dekade 3 yakni 50 mm/dekade
dan terendah pada Agustus dekade 2 yakni 1,6 mm/dekade.

Kebutuhan irigasi tertinggi terjadi pada bulan September dekade 3 tepat nya pada
fase midle session (fase pertengahan tanam) yakni mencapai 34,8 mm/dekade dan
terendah pada bulan November dekade 1,2,3 dan bulan desember dekade 1 yakni
kebutuhannya 0 mm/dekade pade fase akhir masa tanam. Dari data tersebut dapat
diketahui pada bulan basah November-Desember tidak memerlukan irigasi
sedangkan pada bulan Agustus-September yang merupakan bulan kering irigasi
sangat dibutuhkan terutama pada fase inisiasi dan fase development
(perkembangan organ generatif). Hal ini didukung oleh FAO (2012) Kebutuhan
air tanaman jagung bervariasi menurut iklim, waktu tanam dan ketersediaan air
dalam tanah. Cekaman air pada tingkat sedang dalam fase vegetatif akan
mengurangi perkembangan tajuk tanaman Jagung dan apabila cekaman tersebut
terus terjadi maka akan terjadi penurunan konduktansi stomata. Cekaman air juga
berpengaruh terhadap penundaan pembentukan tongkol dan menurunkan proses
pengisian biji dalam tongkol.
Data tampilan schedule menunjukan kebutuhan tanaman dari awal
penanaman hingga panen. Pada schedul dapat diketahui kapan tanaman
membutuhkan irigasi dan berapa banyak irigasi yg diperlukan. Dengan adanya
schedul dapat diketahui jadwal pemberian irigasi. Pada grafik terlihat depletion
mengalami fluktuasi. Pada pertumbuhan yang memasuki 71 hari setelah tanam
grafik depletion hampir menyentuh bataas RAM yang artinya membutuhkan
irigasi tambahan. Diketahui kebutuhan irigasi aktual nya yakni 161,8 mm, curah
hujan efektif 59,3%.
Untuk Musim Hujan

Dari tabel schedule, station yang digunakan adalah karang ploso dengan
jenis tanaman Maize (jagung) dan jenis tanah medium (loam) dari tabel schedule
dapat menentukan kebutuhan air untuk kegiatan irigasi. Terlihat pada grafik bulan
basah tanngal 2 oktober tidak terlalu membutuhkan irigasi terlihat dari data yang
ada pada tabel schedul Actual Irrigation Requirement = 0 mm dan defisit
kelembaban = 0 mm. selain itu data curah hujan menunjukan nilai yang tinggi
yakni 889,3 mm sedangkan curah hujan efektifnya 303,4 mm. Pada grafik
depletion juga masih di atas garis kondisi air siap tersedia (RAM) sehingga tidak
membutuhkan irigasi tambahan.

Kesimpulan :

Menurut cropwat pemberian air pada musim kering dibutuhkan lebih banyak dari
pada musim hujan, perlu dilakukan penyiraman sesuai schedul yang ditentukan.
Hal ini didukung pernyataan dari Badan penyuluhan dan pengembangan sdm
pertanian (2015) Bila musim kemarau pengairan perlu dilakukan pengaturan
antara lain umur pertumbuhan, 15 hst, 30 hst, 45 hst, 60 hst, dan 75 hst. Pada fase
development dan mid season tanaman jagung sangat riskan dengan kekurangan
air.

Daftar Pustaka:
Badan penyuluhan dan pengembangan sdm pertanian. 2015. Pengairan tanaman
jagung. pusat pelatihan pertanian.
FAO (Food and Agriculture Oganization). 2012. Crop yield rensponse to water.
Ed: P. Steduto, T.C. Hsiao. E. Fereres. D.

Anda mungkin juga menyukai