Anda di halaman 1dari 4

UJIAN KOMPREHENSIF

BIDANG TEORI PEMBELAJARAN

A. Melalui ujian komprehensif ini Anda diminta membuat refleksi pengalaman tersebut berupa
sebuah uraian jawaban terhadap pertanyaan berikut ini;

(1) Wawasan pengetahuan dan keterampilan apakah yang telah anda peroleh mengenai Teori
Pembelajaran, baik melalui mata kuliah maupun melalui aktivitas akademik lainnya? Berikan
penjelasan!
Jawaban :
Berawal dari tujuan saya melanjutkan pendidikan ke Pascasarjana STKIP Garut, saya
menyadari bahwa saya dengan basic sebagai tenaga pendidik (guru), masih banyak
kekurangan dan kelemahan dalam melaksanakan pembelajaran di kelas sesuai dengan yang
diinginkan. Dalam hal ini selama mengikuti perkuliahan mata kuliah Teori Pembelajaran,
banyak sekali hal-hal yang terjadi pada diri saya pribadi sebagai mahasiswa. Yang paling
penting dalam proses perkuliahan ini adalah perubahan tingkah laku yang terjadi karena
adanya latihan atau pengalaman yang dialami oleh diri saya selama mengikuti perkuliahan.
Belajar merupakan usaha manusia untuk membangun pengetahuan dalam dirinya. Dalam
proses belajar terjadi perubahan dan peningkatan mutu kemampuan, pengetahuan, dan
keterampilan mahasiswa, baik dari segi kognitif, psikomotor maupun afektif.
Sedangkan menurut Gage & Berliner : “ belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang
yang muncul karena pengalaman”. Perubahan tersebut biasanya bersifat relatif permanen dan
tetap ada untuk waktu yang cukup lama.
Dari perubahan itulah, maka pengalaman yang didapat dari aspek pengetahuan selama
mengikuti perkuliahan adalah pada saat dosen menerangkan macam-macam teori belajar
beserta tokohnya, sehingga dengan sendirinya saya baru sadar bahwa sebelum melakukan
suatu proses pembelajaran, maka diperlukan suatu strategi, dimana dengan teori-teori belajar
tersebut seorang guru akan memahami hakikat dari kegiatan belajar mengajar sesuai dengan
yang diinginkan dan pembelajaran akan tercapai pula.
Sedangkan pengalaman dari aspek wawasan selama mengikuti perkuliahan adalah pada mata
kuiah Teori Pembelajaran adanya macam-macam teori pembelajaran yang salah satunya teori
perkembangan kognitif oleh Jean Peaget. Dan masih banyak lagi teori-teri belajar lainnya.
Jadi dengan adanya teori –teori belajar diatas, maka wawasan saya menjadi bertambah,
bahwasanya seorang guru akan dibutuhkan pada saat bersamaan ketika menggunakan teori
belajarnya untuk memecahkan masalah, dia juga menggunakan keterampilannya untuk
mengambil keputusan, berpikir kritis, dan berpikir kreatif.
Secara ekplisit bahwa teori pembelajaran merupakan seperengkat yang sistematis dan
berbasis penalaran sebagai kerangka kerja konseptual dan telah teruji secara empiris dalam
memberikan penjelasan dan pemecahan masalah terhadap suatu fenomena pembelajaran.
Setelah saya mempelajari teori pembelajaran barulah terbuka fikiran saya bahwa untuk
memaksimalkan keterlibatan peserta didik dalam pembelajarn ada suatu teori belajar yang
harus di berikan. Tentunya teori belajar tersebut di lakukan untuk mencapai tujuan belajar
yang di harapkan.
(2) Dari wawasan pengetahuan dan keterampilan yang telah Anda peroleh itu,
bagaimanakah Anda menerapkannya dalam menghadapi berbagai masalah di lapangan
tempat anda bertugas?
Jawaban :
Setelah mempelajari berbagai macam teori, Seorang pengajar atau guru, dapat berperan
sebagai mediator dan fasilitator yang membantu proses belajar siswa agar berjalan dengan
baik. Fungsi mediator dan fasilitator yang telah menguasai teori belajar dapat dijabarkan
dalam beberapa tugas sbb:
a. Menyediakan pengalaman belajar yang memungkinkan siswa bertanggungjawab dalam
membuat rancangan, proses, dan penelitian.
b. Menyediakan atau memberikan kegiatan-kegiatan yang merangsang keingintahuan siswa.
c. Memonitor, mengevaluasi, dan menunjukkan apakah pemikiran si siswa jalan atau tidak.
Setelah menguasai teori belajar, seorang pengajar juga banyak berinteraksi dengan
siswa, mengerti pengalaman belajar yang sesuai dengan kebutuhan siswa, dan sebaiknya
membicarakan tujuan dan apa yang harus dipelajari siswa, sehingga siswa terlibat secara aktif
dan guru memiliki pikiran yang fleksibel. Seorang pengajar bisa mendengarkan sungguh-
sungguh interprestasi siwa terhadap data, dengan memperhatikan perbedaaan pendapat dalam
kelas sehingga ketidakmengertian adalah langkah penting untuk mulai belajar.

Memecahkan masalah menjadi persoalan yang sering bersifat perenial dalam sejarah
kehidupan manusia, karena hal ini manusia sering behadapan dengan berbagai masalah dan
untuk dicari cara pemecahannya. Jika demikian seperti apa adanya, masalah dapat
dipecahkan jika kita mengetahui ilmunya. Setelah mengikuti perkuliahan Teori Pembelajaran
dan mempelajarinya, maka kajian analisis dari pemecahan masalah di lapangan saya
hubungakan dengan suatu proses pembelajaran yang dilakukan di sekolah. Yang termasuk
kajian analisis pada pemecahan masalah dalam proses pembelajaran adalah salah satunya
cara menerapkan macam-macam teori dalam pembelajaran. Gagne (1984) mengidentifikasi
strategi kognitif berdasarkan alur proses instruksional mulai dari memperhatikan (attending),
mengolah stimulus ( encoding), mencari kembali informasi (retrieval), dan berpikir. Untuk
setiap tahap mahasiswa dapat menggunakan strategi kognitif yang berbeda-beda. Sedangkan
menurut West, Farmer dan Wolff (1991) menjelaskan adanya 4 keluarga besar strategi
kognitif, yaitu Chnkung, Spatial, Bridging, dan Multipurpose. Penjelasan dari keempat
strategi tersebut adalah :
1. Chunking, merupakan strategi mengorganisasikan sesuatu secara sistematis melalui
proses mengurutkan (order), mengklasifikasi (classify, dan menyusun (arrange). Chunking
dapat membantu peserta didik untuk mengolah data yang sangat banyak atau proses yang
sangat kompleks. Melalui chunking, peserta didik memilah-milah materi pelajaran atau
masalah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, kemudian menyusun bagian-bagian
tersebut secara berurut.
2. Spatial merupakan suatu strategi untuk menunjukkan hubungan antar hal yang satu
dengan yang lain. Dalam kategori ini termasuk “frames” (tabel) dan “concept maps” (peta
konsep). Sesuai dengan background saya sebagai guru matematika, maka pada strategi
spatial saya banyak menerapkan peta konsep.
3. Bridging merupakan strategi untuk menjembatani pemahaman seseorang melalui
“metafor” (perumpamaan), analogi dan advance organizer. Metafor dan analogi
merupakan strategi pengandaian yang dapat menjembatani suatu konsep baru dengan
menggunakan konsep yang sudah dipahami sebelumnya. Advance organizer merupakan
kerangka dalam bentuk abstraksi atau ringkasan tentang konsep-konsep dasar materi yang
harus dipelajari, hanya dapat dibuat oleh dosen untuk memudahkan peserta didik belajar.
Salah satu yang dilakukan pada strategi bridging ini adalah saya membuat diktat
matematika guna mempermudah pemahaman peserta didik dengan merangkum materi
yang lebih simpel.
4. Mulitpurpose merupakan strategi kognitif yang dapat digunakan untuk berbagai tujuan,
antara lain rehearsal, imagery, dan mneumoncs (jembatan keledai). Rehearsal merupakan
cara untuk untuk mereviu materi, bertanya, mengansipasi pertanyaan dan materi, yang
hanya dapat dilakukan oleh mahasiswa, dosen dapat memberikan waktu agar peserta didik
dapat melakukan rehearsal. Imagery (membayangkan) merupakan proses visualisasi suatu
konsep, kejadian, ataupun prinsip. Mneumonics merupakan alat bantu untuk mengingat,
misalnya rumus luas lingkaran.
Dan perlu diingat juga oleh seorang pengajar tentang Umpan Balik, umpan balik dari
pemecahan masalah merupakan faktor yang paling penting bagi peserta didik untuk
menerapkan teori belajar. Umpan balik merupakan salah satu cara untuk meningkatkan
motivasi peserta didik untuk menerapkan teori belajar. Peserta didik perlu diberitahu tentang
pencapaian hasil belajarnya. Jika seorang peserta didik diharapkan memecahkan suatu
masalah dengan kriteria keaslian, kreativitas, kebaruan (innovativeness) strategi pemecahan
masalah yang digunakan, maka umpan balik yang baik perlu memberi tahu peserta didik
tentang pencapaian peserta didik atas kriteria yang ditentukan, yaitu keaslian, kreativitas, dan
kebaruan strategi yang digunakan. Umpan balik juga merupakan cara untuk mengetahui
kebenaran dan ketepatan refleksi yang telah dilakukan. Refleksi itu sendiri merupakan suatu
umpan balik.

(4) Dari pengalaman belajar selama Anda mengikuti seluruh kegiatan akademik,
bagaimana Teori Pembelajaran dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan
diri dalam rangka mengejar kesempurnaan pribadi dan profesi dalam melaksanakan
tugas professional sebagai Guru? Jelaskan!

Jawaban :
Pengembangan diri guru sebagai profesional pendidikan juga harus dapat membantu guru
memiliki kepribadian yang matang dan terus berkembang. Berangkat dari hal tersebut, maka
pengembangan profesi guru secara berkesinambungan haruslah dilakukan, baik secara formal
maupun non formal. Berbagai strategi pengembangan perlu dikembangkan secara
komprehensif, sehingga guru benar-benar menjadi tenaga profesional yang dapat memenuhi
berbagai tantangan. Sedangkan Pengembangan diri merupakan upaya untuk meningkatkan
profesionalitas diri agar guru memiliki kompetensi yang sesuai dengan peraturan perundang-
undangan atau kebijakan pendidikan nasional serta perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan/atau seni. Sumber belajar atau sumber pembelajaran merupakan segala sesuatu
yang dapat memberikan kemudahan belajar sehingga diperoleh sejumlah informasi,
pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan yang diperlukan. Melalui pengembangan diri
dan sumber pembelajaran akan dapat meningkatkan kompetensi guru sehingga terwujudnya
guru profesional.
Untuk menjawab bagaimana memperoleh pengembangan diri dalam melaksanakan
tugas sebagai profesi guru dalam jangka panjang, sesuai dengan kerangka Teori
Pembelajaran, maka seorang guru perlu :
1. Ikut serta dalam pelatihan berbasis kompetensi, suatu bentuk pelatihan yang fokusnya
adalah keterampilan tertentu yang dibutuhkan guru untuk menjalankan tugasnya secara
efektif.
2. Berpartisipasi dalam kursus atau program pelatihan tradisional, termasuk di dalamnya
pendidikan lanjutan. Seperti workshop, seminar, perkuliahan tingkat sarjana atau pasca
sarjana, konferensi.
3. Membaca dan menulis jurnal atau makalah ilmiah lainnya,
4. Berpartisipasi dalam kegiatan konferensi atau pertemuan ilmiah,
5. Menghadiri perkuliahan umum atau presentasi ilmiah. Biasanya perguruan tinggi atau
organisasi profesi sering mengadakan perkuliahan atau presentasi ilmiah yang dibawakan
oleh tenaga ahli yang terbuka bagi umum.
6. Melakukan penelitian, khususnya penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas
yang merupakan studi sistematik yang dilakukan guru dalam rangka merefleksikan dan
meningkatkan praktik pembelajaran secara terus menerus, juga merupakan strategi yang
tepat untuk meningkatkan profesionalisme guru.
7. Magang, terutama untuk guru junior dalam rangka menjadi guru profesional secara
pertahap dengan cara melalui proses magang di kelas tertentu dengan bimbingan guru
yang ahli di bidang studi tertentu.
8. Memanfaatkan sumber-sumber pemberitaan dengan memilih program-programnya dapat
meningkatkan pengetahuan guru tentang perkembangan jaman, ilmu pengetahuan dan
teknologi.
9. Berpartisipasi dalam organisasi atau komunitas profesional juga dapat meningkatkan
profesionalisme.
10. Berdiskusi atau bertukar pikiran dengan profesional lain di luar sekolah, salah satunya
dengan berinteraksi dengan rekan-rekan guru di komunitas Guraru secara online dan
offline.
11. Bekerjasama dengan profesional lain di dalam sekolah.
Jadi, jika guru mengambil manfaat secara penuh dari berbagai strategi pengembangan
diri tersebut, maka guru akan mendapatkan berbagai informasi, yang akan sangat
berguna dalam membantu guru untuk memelihara secara efektif program pengembangan
profesionalisme guru.

Anda mungkin juga menyukai