Anda di halaman 1dari 11

2.3.

1 Kateterasi pada Klien Laki-Laki dan Perempuan


2.3.1.1 Insersi Kateter pada Klien Pria
a. Tujuan
 Untuk mengurangi ketidaknyamanan karena distensi vesica urinaria dan untuk
memberi pengurangan tekanan karena over distensi vesica urinaria secra bertahap
 Untuk mengkaji jumlah sisa urin jika vesica urinaria benar-benar dikosongkan
 Untuk mendapatkan spesimen urin guna mengkaji adanya keabnormalan unsur-unsur
dan karakteristik urin
 Untuk mengosongkan vesica urinaria sebelum operasi
b. Pengkajian
 Kaji kebutuhan untuk kateterisasi termasuk tipe kateter yang akan digunakan
 Kaji daerah perineal untuk mencegah transmisi mikroorganisme
 Kaji osteum uretra eksterna untuk mengetahui adanya infeksi atau peradangan.
Tanyakan pada pasien adakah riwayat kesulitan kateterisasi terdahulu
 Kaji pencahayaan, apakah perawat dapat melihat jelas untuk melakukan pemasangan
kateter
 Kaji kemampuan klien untuk membantu kelancaran prosedur kateterisasi
 Kaji apakah ada iodine atau latex untuk menghindari reaksi alergi
 Perhatikan rasa ketidaknyamanan klien, terutama apabial perawat berlainan jenis
kelamin

Prosedur Tindakan
1. Persiapan Alat
a. Kit kateter steril
 Kateter sesuai ukuran yang diperlukan klien
 Pinset
 Sarung tangan steril
 Dok berlubang
 Kom
 Spuit 10 cc dan cairan steril
 Kassa deppers dengan larutan anti septik
b. Urobag
c. Larutan antiseptik
d. Lampu penerangan yang adekuat
e. Tirai/sketsel
f. Lubrikan
g. Perlak
h. Kantong penampung bahan kotor
i. bengkok
j. Plester dan gunting
k. Baskom dan air hangat
l. Handuk
m. Selimut
2. Persiapan klien dan lingkungan
a. Jaga privasi klien
b. Jelaskan prosedur pada klien
c. Siapkan tempat tidur yang memudahkan perawat bekerja
d. Bantu klien dalam posisi supinasi
e. Berikan cahaya yang cukup pada daerah perineal

Pemasangan Kateter pada Klien Pria


No Tindakan Rasional
1 Siapkan peralatan. Berusaha efisien dalam melakukan
Baca label pada “catheter kit” catat prosedur. Kit dari pabrik yang
jika kateter termasuk dalam kit dan berbeda memberikan alat berbeda
identifikasi dulu tipenya. pula. Kateter mungkin dikemas
dalam kit atau mungkin juga tidak.
Sarung tangan steril dan urobag
mungkin dikumpulkan secara
terpisah.
2 Berikan privasi dan jelaskan prosedur Menjalin kerja sama dan menjaga
yang akan dilakukan pada klien. privasi klien.
3 Atur tempat tidur untuk kenyamanan Menjamin keamanan klien.
bekerja.
4 Bantu klien dalam posisi supinasi Merelaksasikan otot perut dan
dengan kaki agak melebar. memberikan gambaran area untuk
memfasilitasi pemasangan kateter.
Letakkan bengkok diantara paha
pasien
5 Kenakan kain pada daerah abdomen Berusaha membuat klien lebih
dengan posisi diamond dan paha klien nyaman dan hangat.
jika diperlukan dan pasang perlak
diantara dua paha.
6 Pastikan pencahayaan pada penis dan Memfasilitasi ketepatan
daerah perineal cukup. pelaksanaan prosedur.
7 Cuci tangan, gunakan sarung tangan Mengurangai transfer
diposable dan bersihkan daerah mikroorganisme.
perineal dan penis klien.
8 Pegang penis dengan tangan yang Mengangkat kotoran dan
tidak dominan dengan memberi alas miminimalkan bahaya infeksi
kain kassa. Ambil kassa deppers yang saluran kencing
telah dibasahi dengan larutan
antiseptik mengunakn pinset,
bersihkan glands penis dengan arah
memutar
9 Buka sarung tangan dan cuci tangan. Mengurangai transfer
Siapkan plester, siapkan lubrikan. mikroorganisme.
Pasang urbag ditempt lebih rendah
dadripada tubuh pasien.
10 Buka kateter kit, gunakan teknik Memudahkan tindakan dan
aseptik letakkan di sisi tempat tidur mencegah terkontaminasinya alat-
klien. alat steril.
11 Gunakan sarung tangan steril Mencegan terkontaminasinya alat-
alat steril
12 Tutup area perineal klien dengan kain Menyiapkan tempat steril pada
steril sampai sebatas tampak penis tempat melakukan prosedur.
Mencegah terkontaminasinya area
yang berdekatan
13 Jika kateter akan dimasukkan, periksa Menguji kepatenan balon kateter.
balon kateter dengan memasukkan air Pelepasan semprotan untuk
steril 5 cc, pompa dan kempiskan mencegah kesalahan pemompaan
kembali selama pemasangan kateter

14 Lapisi bagian distal kateter dengan Memfasilitasi pemasangan kateter


water-solube. Lubrikan steril dan
tempatkan dekat tempat steril (5-7
cm)

15 Pegang penis dengan sedikit menarik Memfasilitasi pemasangan kateter


dengan membuat sudut 90 derajat dengan meluruskan uretra
16 Pegang kateter dengan tangan Memberikan konfirmasi secara
dominan masukkan kateter ke dalam fisual bahwa kateter sudah berada
meatus kira-kira 8 inchi (15-17 cm) pada kandung kemih
secara perlahan-lahan sampai urin
masuk ke urobag. Arahkan penis
mengarah sudut 60 agar
memudahkan masuknya kateter
Catatan :
Bila beberapa cm kita masukkan ada
tahanan, anjurakn klien menarik nafas
dalam dan dorong kateter pada saat
klien menarik nafas, bila kateter tidak
dapat masuk dengan lembut segera
informasikan kepada dokter
17 Bila urin telah keluar pertahankan Memberikan metode pemompaan
posisi kateter dengan tangan balon kateter yang steril
terkontaminasi
18 Injeksikan air steril ke dalam balon Memastikan bahwa balon telah
pelan-pelan, bila klien merasa nyeri tersimpan. Kateter tersedia dengan
segera hisap kembali. Lanjutkan ukuran balon yang bermacam-
insersi kateter, setelahnya macam. Menggunakan kateter
diinjeksikan kembali air steril pengisi dengan ukuran balon yang tepat
balon sebanyak 10 cc
Bila telah fix, pasang selang urobag
dengan ujung kateter.
19 Instruksikan klien untuk segera Nyeri atau tekanan
melaporkan ketidaknyamanan atau mengindikasikan pemompaan
tekanan selama pemompaan balo. balon di uretra. Pemasangan yang
Jika terjadi nyeri jangan teruskan lebih dalam akan mencegah
prosedur, kempiskan balon dan ketidaktepatan, nyeri atau
masukkan balon lebih jauh dari perdarahan
kandung kemih. Jika klien terus
mengeluh nyeri, lepas katetr dan
laporkan pada dokter
20 Setelah balon dipompa, dengan hati- Meningkatkan kelanjutan
hati tarik kateter sampai balon kateter pengaliran dari kandung kemih.
berhenti di leher kandung kemih Mencegah terjadinya urin bocor di
sekitar kateter
21 Jamin pemasangan kateter sesuai Mencegah terlalu banyaknya traksi
dengan kebijaksanaan institusi akibat gesekan pada leher kandung
kemih, ketidak hati-hatian dalam
pemindahan kateter dan karena
erosi uretra
23 Gantungkan urobag lebih rendah Memaksimalkan pengaliran urin
daripada kandung kemih klien, jangan dari kandung kemih
diletakkan di lantai (jika belum
dipasang)
24 Pasang plester di bagian perut bawah Memfikasasi kateter. Memberikan
(di bawah perineum) kondisi yang nyaman untuk klien
25 Rapikan semua alat dan buang alat Perawat harus mengembalikan ke
yang disposible posisi semula
26 Letakkan sarung tangn dan cuci Menghindari perpindahan
tangan mikroorganisme
27 Bantu klien mengatur posisi. Berusaha membantu klien merasa
Rendahkan tempat tidur aman dan nyaman
28 Kaji dan catat waktu kateterisasi, Memonitor status urin
jumlah, warna, bau, dan kualitas urin

2.3.2.2 Insersi kateter pada klien wanita


a. Tujuan
 Untuk mengurangi ketidaknyamanan karena distensi vesica urinaria dan untuk
memberi pengurangan tekanan karena over distensi vesica urinaria secra bertahap
 Untuk mengkaji jumlah sisa urin jika vesica urinaria benar-benar dikosongkan
 Untuk mendapatkan spesimen urin guna mengkaji adanya keabnormalan unsur-unsur
dan karakteristik urin
 Untuk mengosongkan vesica urinaria sebelum operasi
b. Pengkajian keperawatan
 Kaji kebutuhan untuk kateterisasi termasuk tipe kateter yang akan digunakan
 Kaji daerah perineal untuk mencegah transmisi mikroorganisme
 Kaji osteum uretra eksterna untuk mengetahui adanya infeksi atau peradangan.
Tanyakan pada pasien adakah riwayat kesulitan kateterisasi terdahulu
 Kaji pencahayaan, apakah perawat dapat melihat jelas untuk melakukan pemasangan
kateter
 Kaji kemampuan klien untuk membantu kelancaran prosedur kateterisasi
 Kaji apakah ada iodine atau latex untuk menghindari reaksi alergi
 Perhatikan rasa ketidaknyamanan klien, terutama apabial perawat berlainan jenis
kelamin
1. Persiapan Alat
a. Kit kateter steril
 Kateter sesuai ukuran yang diperlukan klien
 Pinset
 Sarung tangan steril (bila terbuka)
 Dok berlubang
 Urobag (jika sudah terbuka)
 Kom
 Spuit 10 cc dan cairan steril
 Kas deppers dengan larutan anti septik
n. Larutan antiseptik
o. Lampu penerangan yang adekuat
p. Tirai/sketsel
q. Lubrikan
r. Perlak
s. Kantong penampung bahan kotor (bisa diganti dengan bengkok)
t. Plester dan gunting
u. Baskom dan air hangat
v. Handuk
w. Selimut
2. Persiapan klien dan lingkungan
a. Jaga privasi klien
b. Jelaskan prosedur pada klien
c. Siapkan tempat tidur yang memudahkan perawat bekerja
d. Bantu klien dalam posisi supinasi
e. Berikan cahaya yang cukup pada daerah perineal

Pemasangan Kateter pada Klien Wanita


No Tindakan Rasional
1 Siapkan peralatan. Berusaha efisien dalam melakukan
Baca label pada “catheter kit” catat prosedur. Kit dari pabrik yang
jika kateter termasuk dalam kit dan berbeda memberikan alat berbeda
identifikasi dulu tipenya. pula. Kateter mungkin dikemas
dalam kit atau mungkin juga tidak.
Sarung tangan steril dan urobag
mungkin dikumpulkan secara
terpisah.
2 Berikan privasi dan jelaskan Menjalin kerja sama dan menjaga
prosedur yang akan dilakukan pada privasi klien.
klien.
3 Atur tempat tidur untuk kenyamanan Menjamin keamanan klien
bekerja.
4 Bantu klien dalam posisi supinasi Merelaksasikan otot perut dan
dengan kaki agak melebar. memberikan gambaran area untuk
Tempatkan bengkok diantara paha memfasilitasi pemasangan kateter
5 Kenakan kain pada daerah abdomen Berusaha membuat klien lebih
dengan posisi diamond dan paha nyaman dan hangat.
klien jika diperlukan dan pasang
perlak diantara dua paha.
6 Pastikan pencahayaan daerah Memfasilitasi ketepatan pelaksanaan
perineal cukup. prosedur.
7 Cuci tangan, gunakan sarung tangan Mengurangai transfer
diposable dan bersihkan daerah mikroorganisme.
perineal klien.
Pegang labia dengan tangan non Membersihkan area dan
dominan, gunakan pinset untuk meminimalkan risiko infeksi traktus
mengambil kassa deppers yang telah urinaria
dibasahi dengan cairan antiseptik,
bersihkan labia mayora, labia
minora, serta perineum.
Satu kassa deppers untuk satu kali
usap, dari atas ke bawah
8 Buka sarung tangan dan cuci tangan. Mengurangai transfer
Siapkan plester, pasang urobag mikroorganisme.
9 Buka kateter kit, gunakan teknik Memudahkan tindakan dan
aseptik letakkan di sisi tempat tidur mencegah terkontaminasinya alat-
klien. alat steril.
10 Gunakan sarung tangan steril Mencegan terkontaminasinya alat-
alat steril
11 Periksa balon kateter dengan Menguji ada tidaknya sumbatan pad
menggunakan air steril 5 cc dan kateter
kempiskan kembali

13 Lumasi ujung kateter dengan Mencegah iritasi pada klien selama


gel/lubrkan steril dan tempatkan pemasangan kateter
pada daerah steril
14 Letakkan duk berlubang steril pada Menyiapkan daerah steril pada
daerah perineal klien sehingga labia bagian yang akan dilakukan
dapat dilihat tindakan. Mencegah kontaminasi
dari area yang berdekatan
15 Regangkan labia minora dengan Membentu identifikasi letak ostium
tangan non dominan dan amati uretra externa sehingga kateter dapt
ostium urethrae externa dipasang pada tempat yang benar
16
17 Pegang kateter pada tangan Memastikan bahwa ujung kateter
dominan, masukkan ke ostium uretra berada pada vesica urinaria
externa hingga urin dapat keluar dari
vesica urinaria dan masuk ke urobag
5 – 7,5 cm (2 – 3 inchi)
18 Jika urin belum keluar dari vesica Kateter perlu dimasukkan cukup
urinaria dan masuk ke urobag, dalm dalam mendapatkan drainage
berarti kateter belum masuk ke yang sempurna dari vesica urinaria,
vesica urinaria, masukkan katetr tetapi tidak sampai menimbulkan
lebih dalam lagi iritasi vesica urinaria
19 Masukkan keteter lebih dalam lagi (1 Memastikan pemasukan keteter yang
– 3 inchi) adekuat sebelum balon retensi
dikembangkan
20 Pegang kateter ketika vesica urinaria Pergerakan menyebabkan
kosong. Hindari memajukan dan permukaan kateter steril kontak
menarik kateter meskipun hanya dengan area yang tidak steril
sedikit sehingga dapat meningkatkan
kemungkinan terkontaminasi
21 Pompa balon ketika kateter sudah Balon menjaga kateter tetap berada
masuk vesica urinaria, jika kateter di vesica urinaria
dimaksudkan untuk penggunaan
dalam beberapa waktu
22 Injeksikan air steril ke dalam balon
pelan-pelan, bila klien merasa nyeri
hisap kembali dan lanjutkan insersi
kateter, setelahnya injeksikan
kembali air steril pengisi balon
sebanyak 10 cc
23 Keluarkan cairan jika klien merasa Memompa balon pada uretra dapat
nyeri dan tidak nyaman menyebabkan perlukaan pada
membran mukosa
24 Tarik dengan perlahan kateter Adanya sedikit tekanan akan
setelah balon diisi menunjukkan bahwa kateter telah
tertambat dengan baik di didalam
vesica urinaria
Sambung urobag dan kateter, Menghindari adanya infeksi dari
hubungkan kateter dengan urobag kateter yang ujungnya terbuka (tidak
tersambung dengan urobag)
25 Jika kateter tidak digunakan untuk Penarikan yang pelan-pelan
penggunaan selanjutnya, tarik membantu mengurangi rasa nyeri.
kateter perlahan lebih kurang 1 cm Penjepitan mencegah urin tersisa
(0,5 inchi) tiap kali tarikan sampai dalam kateter sehingga dapat
urin habis menetes dan kemudian menetes pada linen ataupun pada
jepit kateter sambil menarik ujung klien
kateter
26 Rekatkan kateter pada paha klien Mencegah kateter tertarik atau
dibawah perineum dengan plester bergeser
27 Letakkan urobag pada posisi yang Memaksimalkan drainage urin dari
lebih rendah dari vesica urinaria. vesica urinaria. Drainage
Jangan biarkan berada di lantai akantertahan bila urobag berada di
atas abdomen
28 Rapikan peralatan dan buang Perawat harus mengembalikan ke
peralatan yang tidak terpakai posisi semula
29 Lepaskan sarung tang dan cuci Mencegah perpindahan
tangan mikroorganisme
30 Bantu klien dalam posisi yang Memberikan keamanan dan
nyaman kenyamanan pada klien
31 Kaji dan catat waktu kateterisasi, Memonitor status urin
jumlah, warna, bau, dan kualitas urin
32 Cuci tangan Mencegah perpindahan
mikroorganisme

Anda mungkin juga menyukai