Neonatus adalah masa kehidupan pertama di luar rahim sampai dengan usia 28 hari,
dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan didalam rahim menjadi diluar rahim.
Pada masa ini terjadi pematangan organ hampir pada semua system. Neonatus mengalami masa
perubahan dari kehidupan di dalam rahim yang serba tergantung pada ibu menjadi kehidupan di
luar rahim yang serba mandiri. Masa perubahan yang paling besar terjadi selama jam ke 24-72
pertama. Pada masa Neonatus bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus
menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterin ke kehidupan ekstrautern. Beralih dari
ketergantungan mutlak pada ibu menjadi kemandirian fisiologi.
Salah satu tujuan Millenium Development Goal’s (MDG’s) adalah menurunkan angka
kematian bayi dan anak. Anak merupakan sumber daya pembangunan yang membutuhkan
dukungan dalam proses tumbuh kembangnya. Tumbuh kembang anak telah dimulai sejak
konsepsi dan akan terus berlangsung sampai kelahiran dan pada periode selanjutnya. Periode
segera setelah lahir, bayi harus beradaptasi dengan lingkungan di luar rahim. Namun ternyata,
penyesuaian ini menjadi lebih sulit pada bayi dengan risiko tinggi seperti bayi prematur dan berat
badan lahir rendah (BBLR). Bayi prematur dan BBLR masih merupakan permasalahan dunia
hingga saat ini karena merupakan salah satu penyebab kematian bayi baru lahir.
Bayi, khususnya bayi dengan risiko tinggi terutama bayi dengan prematur dan berat
badan lahir rendah, memerlukan stimulus yang adekuat dari lingkungan untuk tumbuh dan
berkembang. Namun ternyata, perawatan di lingkungan intensif menyebabkan stimulus yang
berlebihan dan menyebabkan stres pada bayi dan selanjutnya dapat mengganggu fungsi
keseimbangan fisiologis, meningkatkan respon nyeri pada bayi, mengganggu keseimbangan tidur
dan berpotensi mengganggu perkembangan kognitif dan psikologis bayi dalam jangka panjang.
Pelaksanaan developmental care sangat penting dilakukan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan
perkembangan bayi, terutama bayi dengan risiko tinggi dan mencegah dampak jangka pendek
dan jangka panjang akibat proses perawatan di ruang intensif dan akibat berbagai penyimpangan
kondisi fisiologis bayi risiko tinggi. Namun, pada praktiknya, prinsip developmental care ini
pada sebagian besar pelayanan kesehatan yang merawat neonatus dan bayi masih belum
diterapkan akibat belum terpaparnya praktisi kesehatan, termasuk perawat mengenai pentingnya
developmental care dalam pengelolaan bayi prematur dan berat badan lahir rendah serta masih
kurangnya sarana dan prasarana yang dimiliki oleh berbagai instansi dalam penerapan
developmental care pada bayi.
Developmental Care meliputi modifikasi lingkungan bagi bayi, dimana pengasuh belajar
untuk membaca dan merespon perilaku bayi dalam pemenuhan kebutuhannya (Horner,2010).
Developmental Care berakar pada prinsip ilmu keperawatan yang dikemukakan oleh
Florence Nightingale pada tahun 1860 yang mengindikasikan bahwa perawat bertanggung jawab
untuk penyembuhan pasien (Coughlin, Gribbins & Hoat, 2009).
Developmental care didasarkan pada premis bahwa agresifitas perkembangan otak terjadi
pada kelahiran (dan berlanjut sampai tahun ketiga) (Horner, 2010). Sejak lebih dari 15 tahun
yang lalu, developmental care telah dikembangkan, diinterpretasikan, dan diimplementasikan
dalam berbagai teknik. Teknik yang umum dikenal dengan metode Neonatal Individualized
Developmental Care and Assesment Program (NIDCAP) yang dipelopori oleh Als tahun 1986.
Pelayanan kesehatan neonatus ini adalah pelayanan kesehatan sesuai standar yang diberikan oleh
tenaga kesehatan yang kompeten kepada neonatus sedikitnya 3 kali, selama periode 0 sampai
dengan 28 hari setelah lahir, baik di fasilitas kesehatan maupun melalui kunjungan rumah.
Pelaksanaan pelayanan kesehatan neonatus :
1. Kunjungan Neonatal ke-1 (KN 1) dilakukan pada kurun waktu 6 – 48 Jam setelah lahir.
2. Kunjungan Neonatal ke-2 (KN 2) dilakukan pada kurun waktu hari ke 3 sampai dengan
hari ke 7 setelah lahir.
3. Kunjungan Neonatal ke-3 (KN 3) dilakukan pada kurun waktu hari ke 8 sampai dengan
hari ke 28 setelah lahir.
Kunjungan neonatal bertujuan untuk meningkatkan akses neonatus terhadap pelayanan
kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin bila terdapat kelainan/masalah kesehatan pada
neonatus. risiko terbesar kematian neonatus terjadi pada 24 jam pertama kehidupan, minggu
pertama dan bulan pertama kehidupannya. Sehingga jika bayi lahir di fasilitas kesehatan sangat
dianjurkan untuk tetap tinggal di fasilitas kesehatan selama 24 jam pertama.
Pelayanan Kesehatan Neonatal dasar dilakukan secara komprehensif dengan melakukan
pemeriksaan dan perawatan Bayi baru Lahir dan pemeriksaan menggunakan pendekatan
Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM) untuk memastikan bayi dalam keadaan sehat, yang
meliputi :
1) Pemeriksaan dan Perawatan Bayi Baru Lahir
Perawatan Tali pusat
Melaksanakan ASI Eksklusif
Memastikan bayi telah diberi Injeksi Vitamin K1
Memastikan bayi telah diberi Salep Mata Antibiotik
Pemberian Imunisasi Hepatitis B-0
2) Pemeriksaan menggunakan pendekatan MTBM
Pemeriksaan tanda bahaya seperti kemungkinan infeksi bakteri, ikterus, diare, bera
badan rendah dan Masalah pemberian ASI.
Pemberian Imunisasi Hepatitis B0 bila belum diberikan pada waktu perawatan bayi baru
lahir
Konseling terhadap ibu dan keluarga untuk memberikan ASI eksklusif, pencegahan
hipotermi dan melaksanakan perawatan bayi baru lahir di rumah dengan menggunakan Buku
KIA.
Penanganan dan rujukan kasus bila diperlukan.
Banyak manfaat dari penerapan Developmental Care di rumah sakit, baik manfaat
jangka pendek maupun jangka panjang. Beberapa dampak jangka pendek Developmental
Care adalah dapat menurunkan angka kejadian penyakit, menurunkan lama rawat, dan
menurunkan biaya perawatan. Penelitian yang dilakukan oleh Hendricks-Munoz,
Prendergast, Caprio, dan Wasserman (2002) tentang pengaruh Developmental Care
Training terhadap bayi prematur dan biaya perawatan rumah sakit menunjukkan bahwa
terdapat penurunan yang signifikan terhadap kejadian penyakit paru kronik, infeksi,
retinopaty prematurity, dan intravetivuler haemorrhagic pada bayi prematur sebelum dan
setelah program pelatihan Developmental Care.
Developmental Care juga memiliki dampak jangka panjang seperti penelitian yang
dilakukan oleh McAnulty et al. (2010) tentang efej NIDCAP setelah 8 tahun tindakan.
Hasilnya menunjukkan bahwa secara signifikan terdapat perbedaan fungsi yang lebih baik
pada hemisfer kanan dan lobus frontal pada kelompok eksperimen daripada kelompok
kontrol baik pada neuropsikologis dan neurofisiologis. Hasil neurobehavioral dan fisiologis
pada bayi baru lahir dapar memprediksi manfaat dari fungsi otak pada usia 8 tahun. Hasil
tersebut mendukung bahwa NIDCAP memiliki efek jangka panjang hingga usia sekolah.