Anda di halaman 1dari 11

Peranan dan Dampak Teknologi Informasi

dalam Dunia Pendidikan di Indonesia


Lies Sudibyo

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Veteran Bangun Nusantara. Jl Letjen Sujono
Humardani No. 1 Jombor Sukoharjo 57521. Telp.+62-0271593156, fax. +62-0271-591065

Abstrak

Pendidikan merupakan hak asasi manusia (HAM) sebagaimana diatur dalam Pasal 28C
UUD 1945 yakni bahwa setiap warga negara berhak mengembangkan diri melalui
pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat
dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas
hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia. Untuk melaksanakan ketentuan pasal-
pasal UUD 1945 tersebut dikeluarkan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dalam Pasal 11 ayat (1) ditetapkan bahwa pemerintah dan pemerintah daerah
wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan
yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi. Salah satu upaya untuk
melaksanakan amanat UUD 1945 dan ketentuan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional ialah menggunaan teknologi informasi dalam dunia pendidikan di
Indonesia antara lain melalui cara pembelajaran e-learning atau juga cara pembelajaran
distance learning. Komponen teknologi informasi merupakan subsistem yang terbentuk
sehubungan dengan penggunaan teknologi informasi. Untuk dapat memanfaatkan
teknologi informasi dibutuhkan setidaknya tiga komponen utama, yaitu perangkat keras
(hardware), perangkat lunak (software), dan manusia (brainware). Teknologi informasi
tidak dapat dilepaskan dari sistem elektronik seperti yang diatur dalam UU No. 11 Tahun
2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Peranan Teknologi Informasi dalam
dunia pendidikan menurut PUSTEKKOM meliputi teknlogi informasi sebagai;
ketrampilan (skill) dan kompetensi, sebagai infrastruktur pendidikan, sumber bahan ajar,
alat bantu dan fasilitas pendidikan, dan manajemen pendidikan. Sedang dampak yang
ditimbulkan dari pemanfaatan teknologi informasi meliputi dampak positif dan dampak
negatif. Dampak negatif harus diatasi oleh penyelenggara pendidikan (sekolah, guru),
orang tua, dan pemerintah.

Kata-kata kunci : Teknologi informasi, Pendidikan

Pendahuluan

Sebagaimana telah diketahui umum bahwa negara memiliki tujuan nasional


yang tercantum dalam Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 alinea ke-4 yang
berbunyi “…, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan …. Tujuan nasional ini kemudian
dijabarkan dalam Pasal 31 ayat (1) “Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan”,
dan ayat (5) “Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan
menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban
serta kesejahteraan umat manusia” (UUD 1945 Hasil Amandemen). Apabila dikaitkan
dengan hak asasi manusia (HAM) maka memperoleh pendidikan ini merupakan hak
setiap Warga Negara Indonesia seperti yang diatur dalam Pasal 28C Undang-Undang
Dasar 1945 ayat (1) “Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan
kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu
pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan
demi kesejahteraan umat manusia”

175
Lies Sudibyo. Peranan dan Dampak Teknologi Informasi dalam Dunia Pendidikan di Indonesia

Amanat Undang-Undang Dasar 1945 ini harus dilaksanakan oleh pemerintah


Republik Indonesia yakni dengan telah ditetapkannya Undang-undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2003
menyatakan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.Pasal 1 ayat (1) ini
mengamanatkan bahwa pelaksanaan pendidikan harus dilaksanakan pemerintah dan
pemerintah daerah, bahkan juga masyarakat terencana, terpadu dan berkesinambungan.
Untuk itu Pasal 11 ayat (1) menetapkan “Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib
memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan
yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi (UU No. 20 Tahun 2003).
Upaya pemerintah untuk melaksanakan amanat UUD 1945 dan UU No. 20 Tahun
2003 tersebut di atas antara lain dengan menerapkan Teknologi Informasi dalam dunia
pendidikan agar terselenggara pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara benar-
benar terwujud. Mengenai teknologi informasi ini telah diatur melalui UU No. 11 Tahun
2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) di dalam Pasal 1 ayat (3)
ditetapkan “Teknologi Informasi adalah suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan,
menyimpan, memproses, mengumumkan, menganalisis, dan/atau menyebarkan
informasi”(UU No. 11 Tahun 2008).
Dalam dunia pendidikan perkembangan teknologi informasi mulai dirasa
memiliki dampak yang positif karena dengan berkembangnya teknologi informasi dunia
pendidikan mulai memperlihatkan perubahan yang cukup signifikan. Banyak hal yang
dirasa beda dan berubah dibandingkan dengan cara yang berkembang sebelumnya, di
mana sekarang ini jarak dan waktu bukanlah sebagai masalah yang berarti untuk
mendapatkan ilmu, berbagai aplikasi tercita untuk memfasilitasinya. Namun demikian
dampak negatif teknologi informasi juga harus diperhatikan, karena dengan penggunaan
teknologi informasi ini orang akan semakin mudah melakukan kecurangan atau
pelanggaran demi keuntungan pribadi, misalnya yang sekarang sedang menjadi perhatian
dunia akademis adalah plagiasi karya orang lain.
Di Indonesia yang termasuk sebagai negara berkembang di mana ketersediaan
infrastruktur komunikasi yang masih minim mengakibatkan setiap orang untuk
mendapatkan informasi dan pengetahuan menjadi terbatas. Kesediaan infrastruktur ini
sangat terasa di daerah-daerah yang proses memperoleh informasinya masih terbatas. Hal
ini disebabkan di Indonesia penyebaran teknologi informasi dan komunikasi belum
merata, hanya di kota-kota besar saja yang sudah dengan mudah menikmati dan
memanfaatkan fasilitas yang tersedia. Salah satu dampak yang ditimbulkan adalah
perkembangan pendidikan menjadi terhambat dan juga tidak merata (Dede Yahya,
2011).
Informasi melalui media internet bisa menjadi salah satu kunci untuk membuat
dunia pendidikan di Indonesia mempunyai standar yang sama dengan negara lain.
Melalui penggunaan media internet, pemerintah dan institusi pendidikan sudah mulai
menerapkan pola belajar yang cukup efektif untuk diterapkan bagi masyarakat yang
memiliki kendala dengan jarak dan waktu untuk mendapatkan informasi terutama
informasi dalam dunia pendidikan. Metode yang mulai diterapkan yaitu cara
pembelajaran e-learning atau juga cara pembelajaran distance learning. Cara belajar

WIDYATAMA 176
No.2 / Volume 20 / 2011 WIDYATAMA

dengan sistem ini diharapkan dapat mengatasi beberapa masalah yang ditimbulkan akibat
keterbatasan tenaga pengajar yang berkualitas di berbagai daerah di Indonesia.
Indonesia yang notabene adalah sebuah negara berkembang dengan penduduk
yang besar tentu mengalami banyak kendala dalam hal pendidikan. Kendala dapat
berasal dari kurikulum yang sering berubah, sehingga juga akan berpengaruh terhadap
sistem pembelajaran dalam sekolah. Para pendidik seringkali kebingungan dalam
menyikapi hal tersebut dan dampaknya akan langsung menuju kepada peserta didik. Hal
ini menjadi masalah yang serius menimpa dunia pendidikan Indonesia sekarang ini yakni
menjadikan rendahnya mutu pendidikan Indonesia dibandingkan dengan negara-negara
lain. Berdasarkan data dalam Education For All (EFA) Global Monitoring Report 2011,
peringkat pendidikan Indonesia berada di posisi 69 di antara 127 negara di dunia.
Bahkan Indonesia masih tertinggal dari Brunei Darusalam yang berada di peringkat 34,
sedangkan yang masuk kelompok pencapaian tinggi adalah Jepang pada posisi satu di
dunia. Di sinilah ada celah bagi teknologi informasi untuk berperan atau berkontribusi
dalam dunia pendidikan di Indonesia.

Peranan Teknologi Informasi dalam Dunia Pendidikan di Indonesia

Perubahan lingkungan luar dunia pendidikan, mulai lingkungan sosial, ekonomi,


teknologi, sampai politik mengharuskan dunia pendidikan memikirkan kembali
bagaimana perubahan tersebut mempengaruhinya sebagai sebuah institusi sosial dan
bagaimana harus berinteraksi dengan perubahan tersebut. Salah satu perubahan
lingkungan yang sangat mempengaruhi dunia pendidikan adalah hadirnya teknologi
informasi (Nella Hutasoit, 2012). Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
merupakan elemen penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Peranan
teknologi informasi pada aktivitas manusia pada saat ini memang begitu besar.
Teknologi informasi telah menjadi fasilitas utama bagi kegiatan berbagai sektor
kehidupan di mana memberikan andil besar terhadap perubahan-perubahan yang
mendasar pada struktur operasi dan menajemen organisasi, pendidikan, transportasi,
kesehatan dan penelitian. Oleh karena itu sangatlah penting peningkatan kemampuan
sumber daya manusia (SDM) dalam menguasai teknologi informasi, mulai dari
ketrampilan dan pengetahuan, perencanaan, pengoperasian, perawatan dan pengawasan,
serta peningkatan kemampuan TIK para pimpinan di lembaga pemerintahan, pendidikan,
perusahaan, UKM (usaha kecil menengah) dan LSM, dan sebagainya.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah memberikan pengaruh
terhadap dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran. Menurut Rosenberg
dalam G. Gunawan (2009), dengan berkembangnya penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi maka ada lima pergeseran dalam proses pembelajaran, yaitu: 1) dari
pelatihan ke penampilan, 2) dari ruang kelas ke di mana dan kapan saja, 3) dari kertas ke
“on line” atau saluran, 4) dari fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja, 5) dari waktu
siklus ke waktu nyata.
Dalam proses pendidikan, komunikasi dilakukan dengan menggunakan media-
media komunikasi seperti telepon, komputer, internet, e-mail, dan sebagainya. Interaksi
antara guru/dosen dan siswa/mahasiswa tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap
muka, tetapi juga dilakukan dengan menggunakan media-media tersebut. Dengan adanya
teknologi informasi sekarang ini guru/dosen dapat memberikan layanan tanpa harus
berhadapan langsung dengan siswa/mahasiswa. Demikian pula siswa dapat memperoleh
informasi dalam lingkup yang luas dari berbagai sumber melalui cyber space atau ruang

177 WIDYATAMA
Lies Sudibyo. Peranan dan Dampak Teknologi Informasi dalam Dunia Pendidikan di Indonesia

maya dengan menggunakan komputer atau internet. Hal yang paling mutakhir adalah
berkembangnya apa yang disebut “cyber teaching” atau “pengajaran maya”, yaitu proses
pengajaran yang dilakukan dengan menggunakan internet. Istilah lain yang makin
popular saat ini ialah e-learning, yaitu suatu model pembelajaran dengan menggunakan
media teknologi komunikasi dan informasi, khususnya internet.
Dalam dunia pendidikan keberadaan sistem informasi dan komunikasi
merupakan salah satu komponen yang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas pendidikan.
Dalam sebuah lembaga pendidikan harus memiliki komponen-komponen yang
diperlukan untuk menjalankan operasional pendidikan, seperti siswa, sarana dan
prasarana, struktur organisasi, proses, sumber daya manusia (tenaga pendidik), dan biaya
operasi. Sedangkan sistem komunikasi dan informasi terdiri dari komponen-komponen
pendukung lembaga pendidikan untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan pihak
pengambil keputusan saat melakukan aktivitas pendidikan (PUSTEKKOM, 2006).
Untuk itulah maka peran teknologi informasi dan komunikasi dalam dunia pendidikan
meliputi: 1) teknologi informasi sebagai ketrampilan (skill) dan kompetensi, 2) teknologi
informasi sebagai infrastruktur pendidikan, 3) teknologi informasi sebagai sumber bahan
ajar, 4) teknologi informasi sebagai alat bantu dan fasilitas pendidikan, 5) teknologi
informasi sebagai manajemen pendidikan, 6) teknologi informasi sebagai sistem
pendukung keputusan.
Teknologi informasi dalam pendidikan bisa dipahami sebagai suatu proses yang
kompleks, dan terpadu yang melibatkan orang, ide, peralatan, dan organisasi untuk
menganilisis masalah, mencari jalan untuk mengatasi permasalahan, melaksanakan,
menilai, dan mengelola pemecahan masalah tersebut yang mencakup semua aspek
belajar manusia (Sukadi, 2008). Sejalan dengan itu, maka lahirnya teknologi informasi
dalam pendidikan diawali adanya masalah dalam pendidikan itu sendiri. Permasalahan
pendidikan yang mencuat saat ini adalah meliputi pemerataan kesempatan memperoleh
pendidikan, peningkatan kualitas/mutu pendidikan, relevansi dan efisiensi pendidikan.
Permasalahan serius yang masih dirasakan oleh dunia pendidikan di Indonesia mulai
pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi adalah masalah “kualitas/mutu”. Untuk itu
ada tiga prinsip dasar dalam teknologi pendidikan sebagai acuan untuk pengembangan
dan pemanfaatannya, yaitu: pendekatan sistem, berorientasi pada siswa/mahasiswa, dan
pemanfaatan sumber belajar.
Prinsip pendekatan sistem berarti bahwa penyelenggaraan pendidikan dan
pembelajaran perlu didesain/perancangan dengan menggunakan pendekatan sistem.
Dalam perancangan pembelajaran diperlukan langkah-langkah procedural yang meliputi;
identifikasi masalah,analisis keadaan, identifikasi tujuan, pengelolaan pembelajaran,
penetapan metode, penetapan media evaluasi pembelajaran. Prinsip berorientasi pada
siswa/mahasiswa berarti bahwa dalam pembelajaran hendaknya memusatkan
perhatiannya pada peserta didik dengan memperhatikan karakteristik, minat, potensi dari
siswa/mahasiswa. Sedangkan, prinsip pemanfaatan sumber belajar berarti dalam
pembelajaran siswa/mahasiswa hendaknya dapat memanfaatkan sumber belajar untuk
mengakses pengeahuan dan ketrampilan yang dibutuhkannya.
Terkait dengan teknologi informasi dalam upaya memodernisasi pendidikan
menurut Resnick (2002) ada tiga hal yang sangat penting, yaitu: 1) bagaimana kita
belajar (how people learn), 2) apa yang kita pelajari (what people learn), 3) kapan dan di
mana kita belajar (when and where people learn). Dengan mencermati jawaban atas
ketiga pertanyaan tersebut, maka peran teknologi informasi dalam memodernisasi
pendidikan bangsa dapat dirumuskan. Pertanyaan pertama, bagaimana kita belajar, maka

WIDYATAMA 178
No.2 / Volume 20 / 2011 WIDYATAMA

jawabannya adalah terkait dengan metode atau model pembelajaran. Cara berinteraksi
antara guru/dosen dengan siswa/mahasiswa sangat menentukan model pembelejaran.
Saat ini terjadi perubahan paradigm pembelajaran terkait dengan ketergantungan
terhadap guru/dosen dan peran guru/dosen dalam proses pembelajaran. proses
pembelajaran seharusnya tidak mutlak bergantung pada guru/dosen lagi (instructor
dependent), tetapi lebih banyak terpusat kepada siswa (student centered learning).
Guru/dosen tidak lagi dijadikan rujukan semua pengetahuan, tetapi lebih sebagai
fasilitator.
Peranan yang dapat dilakukan teknologi informasi (TI) dalam model
pembelajaran ini sangat jelas. Hadirnya e-learning dengan semua variasi tingkatannya
telah memfasilitasi perubahan ini. Secara umum e-learning dapat didefinisikan sebagai
pembelajaran yang disampaikan melalui semua media elektronik termasuk, internet,
intranet, satelit, audio/video tape, TV interaktif, dan CD ROM (W. Stallings, 2000). E-
learning telah mendorong demokratisasi pengajaran dan proses pembelajaran dengan
memberikan kendali yang lebih besar dalam pembelajaran kepada siswa/mahasiswa. Hal
ini sangat sesuai dengan prinsip penyelenggaraan pendidikan nasional seperti yang
termaktub dalam Pasal 4 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa “pendidikan diselenggarakan secara
demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak
asasi manusia, nilai keagamaan, nilai cultural, dan kemajemukan bangsa”
Secara umum, peranan e-learning dalam proses pembelajaran dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu: komplementer dan substitusi. Komplementer
mengandaikan bahwa cara pembelajaran dengan pertemuan tatap muka masih berjalan,
tetapi ditambah dengan model interaksi berbantuan teknologi informasi (TI). Sedangkan
yang subtitusi, sebagian besar proses pembelajaran dilakukan berbantuan teknologi
informasi (TI). Saat ini regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah juga telah
memfasilitasi pemanfaatan e-learning sebagai substitusi proses pembelajaran
konvensional. Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nsional No. 107/U/2001 dengan
jelas membuka koridor untuk menyelenggarakan pendidikan jarak jauh, di mana e-
learning dapat masuk memainkan peran. Enam prinsip di atas sangat penting untuk
diingat agar e-learning betul-betul tepat sasaran dan mampu menggugah semangat
belajar peserta didik dalam mengarungi samudra ilmu pengetahuan.
Sehubungan dengan peran teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam
proses pembelajaran, maka pemanfaatan TIK dalam bidang pendidikan meliputi: 1)
Berbagi hasil penelitian, 2) Konsultasi dengan pakar, 3) Perpustakaan online, 4) Diskusi
online, 5) Kelas online (Jamal Makmur Asmani, 2011: 145-149). TIK khususnya internet
telah banyak digunakan sebagai sumber informasi untuk menunjang pendidikan. Internet
telah dimanfaatkan untuk menyebarkan berbagai hasil penelitian yang dilakukan di
belahan dunia berbeda. Hal ini memungkinkan suatu hasil penelitian yang dilakkan oleh
ahli di suatu negara dapat dimanfaatkan sebagai acuan oleh orang lain di belahan dunia
yang lain. Saling berbagi hasil penelitian juga dapat mencegah terjadinya penelitian
serupa yang berulang atau plagiasi. Internet juga banyak dimanfaatkan untuk
berkonsultasi dengan pakar-pakar yang berada di tempat lain. Jaringan global yang
hampir tanpa batas ini menyebabkan ruang dan jarak bukan lagi menjadi masalah.
Seorang mahasiswa konsultasi dengan dosen pembimbing dapat melalui layanan e-mail,
chatting, ataupun mailing list di internet. Perpustakaan online adalah perpustakaan dalam
bentuk digital yang ditempatkan di internet. Perpustakaan online memungkinkan
seseorang mahasiswa/siswa dapat mengakses sumber-sumber ilmu pengetahuan dengan

179 WIDYATAMA
Lies Sudibyo. Peranan dan Dampak Teknologi Informasi dalam Dunia Pendidikan di Indonesia

mudah, tanpa harus dibatasi oleh jarak dan waktu. Diskusi online adalah diskusi yang
dilakukan di internet. Aplikasi diskusi online memungkinkan para pembelajar dapat
saling bertukar pikiran, tanpa harus berkumpul di suatu tempat. Aplikasi kelas online
dapat digunakan bagi lembaga-lembaga pendidikan jarak jauh seperti Universitas
Terbuka dan sekolah-sekolah terbuka (SMP Terbuka). Materi pelajaran dibuat interaktif
dan menarik, sehingga kualitas belajar di kelas online tidak kalah dengan kualitas belajar
di kelas biasa.
Dalam perkembangan lebih lanjut, Alavi dan Gallupe dalam St. Mulyanta dan
Marlon Leong(2009) mengemukakan tujuan dan peranan teknologi informasi dan
komunikasi dalam pendidikan sebagai berikut : 1) Tujuan Pemanfaatan Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam Pendidikan : memperbaiki competitive
positioning; meningkatkan brand image; meningkatkan kualitas pembelajaran dan
pengajaran; meningkatkan kepuasan siswa; meningkatkan pendapatan; memperluas
basis siswa; meningkatkan kualitas pelayanan; mengurangi biaya operasi; serta
mengembangkan produk dan layanan baru.
Oleh sebab itu, tidak mengherankan apabila saat ini banyak institusi pendidikan
di Indonesia yang berlomba-lomba berinvestasi di bidang teknologi informasi (TI) untuk
memenangkan persaingan yang semakin ketat. Peranan Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) dalam Pendidikan meliputi a) Teknologi Informasi dan Komunikasi
sebagai keterampilan (skill) dan kompetensi, b) Teknologi Informasi dan Komunikasi
sebagai Infrastruktur Pembelajaran, c) Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagai
Sumber Belajar. Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagai keterampilan (skill) dan
kompetensi meliputi: 1) Setiap pemangku kepentingan harus memiliki kompetensi dan
keahlian menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk pendidikan, 2)
Informasi merupakan “bahan mentah” dari pengetahuan yang harus diolah melalui
proses pembelajaran, 3) Menbagi pengetahuan antara satu peserta didik dengan yang
lainnya, bersifat mutlak dan tidak berkesudahan, 4) Belajar mengenai bagaimana cara
belajar yang efektif dan efisien bagi pengajar, peserta didik, dan stakeholder, 5) Belajar
adalah proses seumur hidup yang berlaku bagi setiap individu. Teknologi Informasi dan
Komunikasi sebagai infrastruktur pembelajaran meliputi meliputi: 1) Saat ini bahan ajar
banyak disimpan dalam format digital dengan model yang beragam seperti multimedia,
2) Peserta didik dan juga instruktur secara aktif bergerak dari satu tempat ke tempat lain,
3) Proses pembelajaran seharusnya dapat dilakukan di mana dan kapan saja, 4)
Perbedaan letak geografi seharusnya tidak menjadi batasan pembelajaran, 5) The
network is the school akan menjadi fenomena baru dalam dunia pendidikan. Teknologi
Informasi dan Komunikasi sebagai Sumber Belajar.
Ilmu pengetahuan berkembang sedemikian cepatnya, para pengajar tersebar di
berbagai belahan dunia, buku-buku, bahan ajar, dan referensi diperbarui secara kontinu.
Maka menurut St. Mulyanta dan Marlon Leong (2011) ada sepuluh peranan Teknologi
Informasi dan Komunikasi sebagai sumber bahan ajar, yaitu sumber ilmu pengetahuan,
tempat bertemunya para pembelajar, melahirkan inisiatif dalam kegiatan belajar-
mengajar, alat pendukung mengatasi keterbatasan pancaindera, bagian yang tidak
terpisahkan dari kerangka kurikulum, penyeimbang gaya belajar individu, pengelolaan
Institusi Pendidikan, pengelola Institusi Pendidikan, menjadi instruktur institusi
pendidikan, mengubah institusi pendidikan menjadi pusat unggulan.

WIDYATAMA 180
No.2 / Volume 20 / 2011 WIDYATAMA

Dampak Pemanfaatan Teknologi Informasi


dalam Dunia Pendidikan di Indonesia

Di dalam dunia pendidikan, perkembangan teknologi informasi mulai dirasakan


mempunyai dampak baik positif maupun negatif, sebagai akibat dari berkembangnya
teknologi informasi itu sendiri. Banyak hal yang dirasa berbeda dan berubah
dibandingkan dengan cara yang berkembang sebelumnya, dikarenakan pemanfaatan
teknologi informasi tersebut. Sehingga dalam dunia pendidikan keberadaan sistem
informasi dan komunikasi merupakan salah satu komponen yang tidak terpisahkan dari
aktivitas pendidikan. Dalam sebuah lembaga pendidikan harus memiliki komponen-
komponen yang diperlukan untuk menjalankan operasional pendidikan, seperti
siswa/mahasiswa, sarana dan prasarana, struktur organisasi, proses, sumber daya
manusia (tenaga pendidik), dan biaya operasi. Sedangkan system komunikasi dan
informasi terdiri dari komponen-komponen pendukung lembaga pendidikn untuk
menyediakan informasi yang dibutuhkan pihak pengambil keputusan saat melakukan
aktivitas pendidikan. Untuk itulah PUSTEKKOM (Pusat Teknologi Informasi dan
Komunikasi ) Kementerian Pendidikan Nasional dan Kebudayaan menyatakan dampak
positif pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam pendidikan adalah untuk
mengatasi masalah sebagai berikut : 1) Masalah geografis, waktu dan sosial ekonomis
Indonesia, 2) Negara Republik Indonesia merupakan negara kepulauan, daerah tropis dan
pegunungan, hal ini akan mempengaruhi terhadap pengembangan infrastruktur
pendidikan sehingga dapat menyebabkan distribusi informasi yang tidak merata, 3)
Mengurangi ketertinggalan dalam pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi
dalam pendidikan dibandingkan dengan negara berkembang dan negara maju lainnya, 4)
Akselerasi pemerataan kesempatan belajar dan peningkatan mutu pendidikan yang sulit
diatasi dengan cara-cara konvensional, 5) Peningkatan kualitas sumber daya manusia
melalui pengembangan dan pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi, 6)
Teknologi informasi dan komunikasi akan membantu kinerja pendidikan secara terpadu,
sehingga akan terwujud manajemen yang efektif dan efisien, transparan dan akuntabel.
Adapun dampak yang ditimbulkan dari pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi di dunia pendidikan menurut Christyn Elisabeth Siagian (2012) dapat
dibedakan menjadi dua, yakni dampak positif dan dampak negatif. Dampak positif
teknologi informasi dalam dunia pendidikan adalah: informasi yang dibutuhkan akan
semakin cepat dan mudah di akses untuk kepentingan pendidikan, inovasi dalam
pembelajaran semakin berkembang dengan adanya inovasi e-learning yang semakin
memudahkan proses pendidikan, kemajuan teknologi informasi dan komunikasi juga
akan memungkinkan berkembangnya kelas virtual atau kelas yang berbasis
teleconference yang tidak mengahruskan sang pendidik dan peserta didik berada dalam
satu ruangan, sistem administrasi pada sebuah lembaga pendidikan akan semakin mudah
dan lancar karena penerapan sistem telnologi informasi dan komunikasi.
Dampak negatif teknologi informasi dalam dunia pendidikan, antara lain:
kemajuan teknologi informasi dan komunikasi juga akan semakin mempermudah
terjadinya pelanggaran terhadap Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI), karena semakin
mudahnya mengakses data menyebabkan orang yang bersifat plagiatis akan melakukan
kecurangan, walaupun sistem administrasi suatu lembaga pendidikan bagaikan sebuah
sistem tanpa celah, akan tetapi jika terjadi suatu kecerobohan dalam menjalankan sistem
tersebut akan berakibat fatal, salah satu dampak negatif televise adalah melatih anak

181 WIDYATAMA
Lies Sudibyo. Peranan dan Dampak Teknologi Informasi dalam Dunia Pendidikan di Indonesia

untuk berpikir pendek dan bertahan berkonsentrasi dalam waktu yang singkat (short span
of attention).
Terkait dengan dampak negatif dari teknologi informasi yang perkembangannya
semakin meningkat namun memiliki kekurangan. Misalnya, pada e-learning yang dapat
menyebabkan pengalihfungsian guru dan mengakibatkan guru jadi tersingkirkan, atau
juga menyebabkan terciptanya individu yang bersifat individual karena sistem
pembelajaran dapat dilakukan dengan hanya seorang diri. Bahkan dimungkinkan etika
dan disiplin peserta didik susah atau sulit untuk diawasi dan dibina, sehingga lambat laun
etika dan manusia khususnya para peserta didik akan menurun drastic, serta hakikat
manusia yang utama yaiu sebagai makhluk sosial akan tergerus.
Di samping itu, karena seringnya mengakses internet dikhawairkan
siswa/mahasiswa bukannya benar-benar memanfaatkan teknologi informasi dengan
optimal, tetapi malah mengakses hal-hal yang tidak baik, seperti pornografi, game
online. Bahkan dapat terkena cyber-relational addiction ialah keterlibatan yang
berlebihan pada hubungan yang terjalin melalui internet (seperti melalui chat room dan
virtual affairs) sampai kehilangan kontak dengan hubungan-hubungan yang ada dalam
dunia nyata. Kemudian juga bisa terkena information overload, yakni menemukan
informasi yang tidak habis-habisnya yang tersedia di internet, sehingga rela
menghabiskan waktu berjam-jam untuk mengumpulkan dan mengorganisir informasi
yang ada, yang akhirnya dapat membuat seseorang kecanduan, terutama menyangkut
pornografi dan dapat menghabiskan uang karena hanya untuk melayani kecanduan
tersebut. Hal-hal ini jelas sangat menghambat berkembangnya pendidikan dalam
teknologi informasi dan komunikasi.
Untuk itu dapat dilihat beberapa dampak negatif dari pemanfaatan teknologi
informasi di dunia pendidikan antara lain: 1) Pelajar atau juga mahasiswa menjadi
pecandu dari keberadaan dunia maya secara berlebihan. Hal ini bisa terjadi ketika
siswa/mahasiswa tidak memiliki sikap skeptic serta kritis terhadap sesuatu hal yang baru.
Apalagi dalam konteks dunia maya (internet) mereka secara tidak langsung telah masuk
di dalam dunia yang over free, maka sangat penting adanya kedua sikap di atas untuk
menjadi benteng atau filter dari segala sumber informasi yang ada. Selain itu, yang tidak
kalah pentingnya ialah perhatian dari orang tua juga sangat berperan dalam menanamkan
nilai-nilai tentang sebuah norma agama sebagai landasan hidup. 2) Tindakan kriminal
(Cyber Crime). Di dalam dunia pendidikan hal ini dapat terjadi, misalnya pencurian
dokumen atau asset penting tentang sebuah tatanan pendidikan yang sesungguhnya
dirahasiakan (dokumen mengenai ujian akhir atau negara) dengan media internet. 3)
Menimbulkan sikap yang apatis pada masing-masing individu, baik bagi
pelajar/siswa/mahasiswa maupun pengajar/guru/dosen. Hal ini dapat dilihat misalnya
pada system pembelajaran yang bersifat virtual maupun e-learning. Di mana sistem
pembelajaran yang tidak saling bertemu antara peserta didik dengan pengajar, maka
dapat terjadi peserta didik kurang aktif dalam sistem pembelajaran dan hasilnya tidak
maksimal (Jamal Makmur Asmani, 2011).

Upaya Mengatasi Dampak Negatif Pemanfaatan Teknologi Informasi


di Dunia Pendidikan di Indonesia

Agar pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam dunia pendidikan


lebih optimal dan dilaksanakan dengan baik dan benar berikut ini ada beberapa upaya
untuk mengatasi dampak negatif yang ditimbulkan menurut Dimas Pria Andika (2012),

WIDYATAMA 182
No.2 / Volume 20 / 2011 WIDYATAMA

antara lain : 1) Mempertimbangkan pemakaian teknologi informasi dan komunikasi


dalam pendidikan, khususnya untuk anak di bawah umur yang masih harus dalam
pengawasan ketika sedang melakukan pembelajaran dengan teknologi informasi, 2)
Tidak menjadikan teknologi informasi dan komunikasi sebagai media atau sarana satu-
satunya dalam pembelajaran, misalnya tidak hanya mendownload e-book, tetapi masih
tetap membeli buku-buku cetak, tidak hanya berkunjung ke digital library namun juga
masih berkunjung ke perpustakaan, 3) Pihak-pihak pengajar baik guru, dosen, maupun
orang tua memberikan pembelajaran etika dalam ber-teknologi informasi dan
komunikasi agar dapat dipergunakan secara optimal tanpa menghilangkan etika, 4)
Pemerintah sebagai pengendali sistem-sistem informasi seharusnya lebih peka dan
menyaring informasi apa saja yang dapat doakses oleh para peserta didik di dunia maya,
5) Menegakkan fungsi hukum yang berlaku, misalnya pembentukan cyber task yang
bertugas untuk menentukan standar operasi penegndalian dalam penerapan teknologi
informasi. Hal ini meliputi keamanan teknologi, sistem rekap data, serta fungsi pusat
penanganan bencana (Dede Yahya, 2011), 6) Menghindari penggunaan telepon selular
berfitur canggih oleh anak-anak di bawah umur dan lebih mengawasi pemakaiannya.
Terkait dengan televisi: orang tua harus mewaspadai muatan pornografi, memperhatikan
batasan umur penonton pada film yang tengah ditayangkan, mengaktifkan penggunaan
fasilitas Parental Lock pada TV kabel atau satelit, menghindari penempatan TV pribadi
di dalam kamar. Terkait dengan komputer dan internet: orang tua hendaknya
mewaspadai muatan pornografi digital (online maupun offline), orang tua hendaknya
mewaspadai kekerasan pada game, cek history browser pada komputer anak untuk
melihat apa saja yang sudah dilihatnya, meletakkan komputer pada tempat yang dapat
diawasi, hindari penempatan komputer di dalam kamar, jika terpaksa meletakkan
komputer dalam kamar anak, jangan melengkapi dengan fasilitas internet, perbanyak
buku yang bersifat edukatif di rumah.
Masalah lain yang muncul dari penggunaan teknologi informasi ini adalah
asimetri akses, yakni akses yang tidak merata. Hal ini akan menjadikan kesenjangan
digital (digital divide) semakin lebar antara siswa atau sekolah dengan dukungan sumber
daya yang kuat dengan siswa atau sekolah dengan sumber daya yang terbatas. Secara
umum sekolah di kota-kota besar dengan fasilitas teknologi informasi yang memadai
akan sangat jauh kesenjangannya dengan sekolah di daerah yang sangat terbatas akses
teknologi informasinya, di mana peserta didik akan memiliki kemampuan akademik
yang berbeda pula.
Data di Kementerian pendidikan Nasional dan Kebudayaan menunjukkan bahwa
sebanyak 90% SMA dan 95% SMK telah memiliki komputer. Namun demikian, kurang
dari 25% SMA dan 10% SMK yang telah terhubungkan dengan internet. Di tingkat
perguruan tinggi, data Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi menunjukkan bahwa
kesadaran dalam pemanfaatan teknologi informasi dalam proses pembelajaran masih
sangat rendah. Analisis terhadap proposal teaching grant baru 29,69% yang
memanfaatkan media berbasis teknologi komputer. Ketersediaan media berbasis
teknologi informasi juga masih terbatas, hanya 15,54% perguruan tinggi negeri (PTN)
dan 16,09% perguruan tinggi swasta (PTS) yang memiliki ketersediaan media berbasis
teknologi informasi. Sekitar 16,65% mahasiswa dan 14,59% dosen yang mempunyai
akses terhadap teknologi informasi. Dari data statistic tersebut dapat dikatakan bahwa
pemanfaatan teknologi informasi dalam dunia pendidikan di Indonesia masih tergolong
rendah.

183 WIDYATAMA
Lies Sudibyo. Peranan dan Dampak Teknologi Informasi dalam Dunia Pendidikan di Indonesia

Penutup

Peranan Teknologi Informasi dalam Dunia Pendidikan di Indonesia antara lain


meliputi : a) Teknologi informasi dan komunikasi sebagai ketrampilan (skill) dan
kompetensi, b) Teknologi informasi dan komunikasi sebagai infrastruktur pembelajaran,
c) Teknologi informasi dan komunikasi sebagai sumber belajar, d) Teknologi informasi
sebagai alat bantu dan fasilitas pendidikan, e) Teknologi informasi sebagai manajemen
pendidikan.
Dampak yang timbul dari pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi
dalam dunia pendidikan meliputi dampak positif dan dampak negatif. Dampak positifnya
meliputi : a) Informasi yang dibutuhkan akan semakin cepat dan mudah diakses untuk
kepentingan pendidikan, b) Inovasi dalam pembelajaran semakin berkembang dengan
adanya inovasi e-learning yang semakin memudahkan proses pendidikan, c) Kemajuan
teknologi informasi dan komunikasi juga akan memungkinkan berkembangnya kelas
virtual atau kelas yang berbasis teleconference yang tidak mengharuskan pendidik dan
peserta didik berada dalam satu ruangan, d) Sistem administrasi pada sebuah lembaga
pendidikan akan semakin mudah dan lancar karena penerapan sistem teknologi
informasi ini. Sedang dampak negatifnya antara lain : a) Kemajuan teknologi informasi
dan komunikasi juga akan semakin mempermudah terjadinya pelanggaran terhadap Hak
Atas Kekayaan Intelektual (HAKI), karena semakin mudahnya mengakses data
menyebabkan orang yang bersifat plagiatis akan melakukan kecurangan, b) Walaupun
system administrasi suatu lembaga pendidikan bagaikan sebuah system tanpa celah, akan
tetapi jika terjadi suatu kecerobohan dalam menjalankan system tersebut akan berakibat
fatal, c) Dampak negatif televisi adalah melatih anak untuk berpikir pendek dan bertahan
berkonsentrasi dalam waktu yang singkat (short span of attention), d) Pelajar ataupun
juga mahasiswa menjadi pecandu dari keberadaan dunia maya secara berlebihan, e)
Terjadinya tindakan criminal di dunia maya (cyber crime), f) Menimbulkan sikap yang
apatis pada masing-masing individu, misalnya dalam kelas virtual atau e-learning,
peserta didik cenderung kurang aktif karena tidak berinteraksi langsung dengan pengajar.
Upaya mengatasi dampak negatif pemanfaatan teknologi informasi di dunia
pendidikan dengan cara : a) Mempertimbangkan pemakaian teknologi informasi dan
komunikasi dalam pendidikan khususnya untuk anak di bawah umur, b) Tidak
menjadikan teknologi informasi dan komunikasi sebagai media atau sarana satu-satunya
dalam pembelajaran, dalam arti misalnya tidak hanya men-download e-book, tetapi tetap
membeli buku-buku cetak sebagai referensi, c) Penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi secara optimal tetapi tanpa menghilangkan etika, d) Pemerintah harus peka
dalam memfilter/menyaring informasi yang dapat diakses oleh peserta didik, e)
Menegakkan fungsi hukum yang berlaku, misalnya pembentukan cyber task yang
bertugas untuk menentukan standar operasi pengendalian dalam penerapan teknologi
informasi, meliputi keamanan teknologi, sistem rekap data, serta fungsi pusat
penanganan bencana, f) Menghindari penggunaan telepon selular berfitur canggih oleh
anak-anak di bawah umur dan lebih mengawasi pemakaiannya.

WIDYATAMA 184
No.2 / Volume 20 / 2011 WIDYATAMA

Daftar Rujukan

--------------- 2011. Naskah Undang-Undang Dasar 1945 Hasil Amandemen. Yogyakarta


: Andi Offset.
--------------- Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
--------------- Naskah Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik.
Christyn Elisabeth Siagian. 2012. Website
http://11094christinelisabeth.blogspot.com/2012/06/
Dede Yahya, 2011, Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi di bidang
Pendidikan di Indonesia, website http://www.dedyahya.com/2011/10/
Dimas Pria Andika, 2012, Makalah: Dampak TIK dalam Dunia Pendidikan,website
http://dimaspria.blogspot.com/2012/02/16, hlm. 5
Fajri Agusman, 2010, Pemanfaatan Teknologi Informasi, pada situs
http://fajriagusman.blogspot.com.
Gunawan, G. 2009. Pentingnya Teknologi Informasi dalam pendidikan. Situs http:
www.cianjurcybercity.com/2009/01/09/
Jamal Makmur Asmani, 2011, Tips Efektif Pemanfaatan Teknologi Informasi dan
Komunikasi dalam Dunia Pendidikan, Yogyakarta: Diva Press.
Nella Hutasoit, website http://nellahutasoit.wordpress.com/2012/04/23/
PUSTEKKOM, 2006, Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Proses
Pembelajaran, Jakarta: Depdiknas.
Resnick, 2003, Using Information Technology A Practical Introduction to Computers &
Communications (terjemahan Iwan Sofana), Jakarta: Informatika.
St. Mulyanta dan Marlon Leong. 2009. Membangun Multimedia Interaktif; Media
Pembelajaran. Yogyakarta : Universitas Atma Jaya.
Sukadi, 2008, Progressive Learning; Learning by Spirit, Bandung: MQ Publishing.
W Stallings, 2000, Education and Computer Communications, 6th Ed, Prentice-Hall Inc.

185 WIDYATAMA

Anda mungkin juga menyukai