MANAJEMEN RESIKO KLINIS No. Dokumen : No. Revisi : SOP Tanggal Terbit: Halaman : Kepala UPTD Puskesmas Banggai TTD UPTD KEPALA UPTD PUSKESMAS PUSKESMAS BANGGAI BANGGAI ZAENAB U.HAMID,SST,MM Nip.19771208 200312 2 010 1. Pengertian Prosedur ini mencakup semua kegiatan yang terkait dengan identifikasi, dokumentasi dan pelaporan kasus KTD,KPC dan KNC Kejadian tidak diinginkan (KTD): kejadian yang cenderung disebabkan oleh manajemen medis dari pada kondisi yang melatar belakangi pasien Kondisi potensial cedera (KPC):suatu keadaan yang berpotensi (belum terjadi tetapi memungkinkan terjadinya) cedera Kejadian nyaris cedera (KNC):): suatu kejadian atau situasi yang sebenarnya dapat menimbulkan kecelakaan, trauma atau penyakit tetapi belum terjadi karena secara kebetulan diketahui atau upaya pencegahan segera dilakukan. Manajemen risiko klinis adalah upaya mengidentifikasi dan mengelompokkan risiko (grading) dan mengendalikan/mengelola risiko tersebut baik secara proaktif risiko yang mungkin terjadi maupun reaktif terhadap insiden yang sudah terjadi agar memberi dampak negatif seminimal mungkin bagi keselamatan pasien dan mutu puskesmas.
Sebagai acuan dalam mengidentifikasi, mendokumentasi,
2. Tujuan menganalisis dan melaporkan insiden. SK Kepala puskesmas no tentang kebijakan mutu dan keselamatan 3. Kebijakan pasien 4. Referensi a. Pemberi pelayanan klinis yang mendapatkan insiden atau resiko medis melakukan pertolongan dan penanganan awal sesuai 5. Prosedur kondisi. /Langkah- b. Pemberi pelayanan klinis yang mengetahui adanya insiden dan langkah resiko klinis melakukan pengaman berupa isolasi bukti, laporan dan lingkungan, selanjutnya melaporkan kondisi tersebut kepada tim peningkatan mutu pelayanan klinis dan petugas klinis yang berkompeten. c. Pemberi pelayanan klinis memberi tindakan medis dan observasi sesuai kondisi. d. Ketua tim peningkatan mutu pelayanan klinis melakukan identifikasi dengan mengumpulkan informasi dan bukti yang menyangkut input, proses dan output terjadinya insiden dan resiko klinis. Semua hasil identifikasi di dokumentasikan dalam formulir pelaporan insiden keselamatan. e. Kepala puskesmas dan tim peningkatan mutu pelayanan mengadakan analisis penyebab dan tindak lanjut penanganannya. f. Sosialisasi rencana tindak lanjut dan pelaksanaannya pada rapat rutin puskesmas.
6. Diagram Alir (bila perlu) Seluruh unit layanan di puskesmas. 7. Unit terkait 8. Rekaman Historis Perubahan