Wanita 45 tahun, datang dengan keluhan keluar darah dari jalan lahir
sedikit-sedikit yang dialami terutama setelah berhubungan dengan suami,
sebelumnya penderita sering mengalami keputihan yang berbau.
KATA SULIT : -
KATA KUNCI
Wanita, 45 tahun
Keluar darah dari jalan lahir sedikit-sedikit
Terutama dialami setelah berhubungan dengan suami
Sebelumnya penderita sering mengalami keputihan yang berbau
Riwayat keputihan berbau
PERTANYAAN
1. Jelaskan anatomi dan histologi organ yang terkait !
2. Jelaskan patomekanisme perdarahan pasca koitus !
3. Jelaskan etiologi dan mekanisme keputihan pada scenario !
4. Jelaskan langkah – langkah diagnosis !
5. Jelaskan bagaimana pencegahan dan deteksi dini kasus !
6. Jelaskan DD dan DS !
7. Jelaskan factor resiko kanker seviks !
8. Jelaskan bagaimana cara mengetahui kelainan sitologi/histologi yang
menunjang kearah kanker serviks maupun lesi pra-kanker !
9. Jelaskan prinsip penanganan kanker serviks !
JAWABAN
1. Jelaskan anatomi, dan histologi organ yang terkait !
Anatomi
Organ genitalia pada wanita terdiri atas organ eksternal dan internal,
sebagian besar terletak dalam rongga panggul. Eksternal (sampai vagina)
memiliki fungsi kopulasi, sedangkan internal memiliki fungsi ovulasi,
fertilisasi ovum, transportasi blastocyst, implantasi, pertumbuhan fetus,
kelahiran.
a. Anatomi Organ Genitalia Interna
Histologi
a. Uterus
b. Serviks
Secara histology terdiri dari:
a) Epitelium
b) Jaringan stroma
Kedua lapisan ini dipisahkan oleh membrane basalis.
Histologi Ektoserviks
Histologi Endoserviks
Patogenesis
Keputihan yang fisiologik terdiri atas cairan yang kadang-kadang
berupa mukus yang mengandung banyak epitel dengan leukosit yang
jarang, sedang pada keputihan yang patologik terdapat banyak
leukosit. Keputihan yang fisiologik dapat ditemukan pada:
1. Bayi yang baru lahir sampai umur kira-kira 10 hari; ini disebabkan
oleh pengaruh estrogen dari plasenta terhadap uterus dan vagina janin.
2. Waktu di sekitar menarche karena mulai terdapat pengaruh dari
estrogen; keputihan disini dapat menghilang dengan sendiri, akan
tetapi dapat menimbulkan kecemasan pada orang tua.
3. Wanita dewasa apabila ia dirangsang sebelum dan pada waktu koitus,
disebabkan oleh pengeluaran transudat dari dinding vagina.
4. Waktu disekitar ovulasi, dengan sekret dari kelenjar-kelenjar serviks
uteri menjadi lebih encer.
5. Pengeluaran sekret dari kelenjar-kelenjar serviks uteri juga bertambah
pada wanita dengan penyakit menahun, dengan neurosis, dan pada
wanita dengan ektropion porsionis uteri.
KANKER VAGINA
a. Definisi
Kanker vagina merupakan kanker ang jarang ditemukan , 1-3 % dari
kanker ginekologik. Insidensi kasus ini 1 kasus diantara 100.000
perempuan. Biasa ditemukan pada sepertiga proksimal vagina, dan
jenisnya karsinoma epitel. Kejadian kanker vagina pada usia 35 dan 90
tahun dan lebih 50% terjadi pada usia 70 dan 90 tahun.
b. FAKTOR RESIKO
Infeksi virus human papiloma (hPV), radiasi, usia lanjut dan juga pada
adenocarsinoma vagina terjadi akibat pemberian dietilstilbestrol pada saat
kehidupan inutero.
c. TANDA DAN GEJALA
Pada pasien dengan stadium awal, biasanya tanpa keluhan. Pada stadium
lanjut akan timbul keluhan perdarahan, massa tumor, keputihan yang
berbau dan nyeri daerah panggul
d. DIAGNOSIS
Dilakukan anamnesis terhadap keluhan yang dideritanya kemudian
dilakukan dengan pemeriksaan fisik lengkap. Pemeriksaan foto paru untuk
menyingkirkan metastasis jauh, sitoskopi dan protoskopi untuk melihat
metastasis kandung kemih atau rectum.
Pemeriksaan pliograf I intravena dan CT-Scan diperlukan untuk
mengetahui perluasa penyakit ke organ retroperitoneal dan intraabdomen .
diagnosis pasti dengan biopsy.
e. STADIUM KLINIK
Stadium klinnik berdasarkan FIGO sebagai berikut :
Stadium 0 : karsinoma insitu, krsinoma intraepitel
Stadium I : karsinoma terbatas pada dinding vagina
Stadium II : karsinoma telah menyebar ke jaringan submukosa
tapi belum meluas ke Dinding panggul
Stadium IIA : tumor menginfasi ke submukosa tapi tidak
ke perineum
Stadium IIB : tumor telah menginfiltrasi ke perineum ,
tetapi belum sampai ke dinding panggul
Stadium III : karsinoma telah meluas ke dinding panggul
Stadium IV : karsinoma telah keluar dari panggul kecil
atau telah menginfiltrasi ke Mukosa Kandung kemih atau rectum
Stadium IVA : tumor telah menginfiltrasi ke mukosa
kandung kemih dan atau rectum
Stadium IVB : menyebar dan metastasis jauh
f. HISTOPATOLOGI
Kira-kira 85% kanker vagina primer berjenis karsinoma sel skuamosa,
adenokarsinoma 6%, melanoma 3%. Jenis lain termasuk verukosa dan
karsinoma sel jernih. Yang paling sering kanker vagina pada anak
perempuan adalah jenis sarcoma botryoides (rabdomiosarkoma embrional)
g. PENGOBATAN
a. Karsinoma insitu (stadium 0)
Diberikan radiasi intra kaviter bagi pasien yang tidak mampu
mengalami tindakan pembedahan. Pembedahan vaginektomi parsial atau
total merupakan pilihan pengobatan bila dicurigai berinvasi atau usia
pasien lebi dari 45 tahun. Pasien resiko rendah terhadap invasi (dibawah
45 tahun) dapat dilkukan terapi abasi dengan cavitronic ultrasound
surgical aspirator (CUSA) atau leser CO2 sampai sedalam 2 mm.
b. Stadium I sampai stadium IV
Bila tumor berada di sepertiga proksimal vagina Tindakan
pembedahan yang dapat dilakukan adalah histerektomi radikal dan
limfadenektomi dan vaginektomi total atau parsial. Radiasi dapat
diberikan pada pasien dengan penyakit residif setelah pembedahan . bila
terjadi residif local setelah radiasi dapat dilkukan pembedahan
eksenterasi.
h. FAKTOR PROGNOSIS
Faktor utama dalam prognosis kasus ini adalah stadium klinis. Faktor
linnya adalah faktor histologik.
I 73 77
II 110 45
III 174 31
IV 77 18
jumlah 434 40
i. RUTE PENYEBARAN
Melalui saluran limfa. Pada umumnya lesi pada daerah distal vagina
seperti pada karsinoma vulva menyebar ke kelenjar limfa inguinal . dan pada
lesi di daerah proksimal vagina menyebar ke kelejar limfa pelvic dan
obturatoria.
j. PENGAMATAN LANJUT
Pemeriksaan setelah pengobatan dilakukan setiap 3 bulan untuk dua
tahun pertama, dan selanjutnya tiap 6 bulan selama 3 tahun berikutnyadan
setelah 5 tahun dilakukan 1 tahun sekali. Pemeriksaan ditnjukan pada
kelenjar limfe, vagina dan vulva.
KANKER SERVIKS
a. PENGERTIAN
Kanker serviks adalah kanker yang tumbuh dari sel-sel serviks, kanker
serviks dapat berasal dari sel-sel di leher rahim dan dari sel-sel mulut
rahim atau keduanya (Suheimi,2010). Kanker serviks atau kanker serviks
atau kanker leher rahim adalah kanker yang terjadi pada serviks uterus,
suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk
kearah rahim yang terletak antara rahim dan liang senggama (vagina)
(Rina,2009).
b. EPIDEMIOLOGI
c. ETIOLOGI
d. FAKTOR RESIKO
Faktor Resiko
a) Makanan
d) Ras
f) Pemakaian DES
Faktor Individu
a) HPV (Human Papillomavirus)
b) Faktor etologik
d) Merokok
e) Umur
f) Paritas
Faktor Pasangan
a) Hubungan seks pada Usia Muda
f. MANIFESTASI KLINIS
a. Keputihan atau keluar cairan encer dari vagina. Getah yang keluyar
dari vagina ini makin lama akan berbau busuk akibat infeksi dan
nekrosis jaringan.
b. Perdarahan setelah senggama (post coital bleeding) yang kemudian
berlanjut menjadi perdarahan yang abnormal.
c. Timbulnya perdarahan setelah masa menopause.
d. Pada fase invasif dapat keluar cairan berwarna kekuning-kuningan,
berbau dan dapat bercampur dengan darah.
e. Timbul gejala-gejala anemia bila terjadi perdarahan kronis.
f. Timbul nyeri panggul (pelvis) atau di perut bagian bawah bila ada
radang panggul. Bila nyeri terjadi di dareah pinggang ke bawah,
kemungkinan terjadi hidronefrosis. Selain itu, bisa juga timbul
nyeri di tempat-tempat lainnya.
g. Pada stadium lanjut, badan menjadi kurus kering karena kurang
gizi, edema kaki, timbul iritasi kandung kencing dan poros usus
besar bagian bawah (rectum), terbentuknya fistel vesikovaginal
atau rektovaginal, atau timbul gejala-gejala akibat metastasis jauh
(Andrijono, 2010).
g. PROGNOSIS
Faktor-faktor yang menemukan prognosis ialah :
a. Umur penderita
b. Keadaan umum
c. Tingkat klinik keganasan
d. Ciri-ciri histologik sel tumor
e. Kemampuan ahli atau tim ahli yang menangani
f. Sarana pengobatan yang ada (Mardjikoen, 2007)
KELAS KETERANGAN
Terapi Operasi:
1. IA1 : dengan histerektomi total, bila perlu konservasi fungsi
reproduksi, dapat dengan konisasi.
2. IA2 : dengan histerektomi radikal modifikasi ditambah pembersihan
kelenjar limfe kavum pelvis bilateral.
3. IB1-IIA : dengan histerektomi radikal modifikasi atau histerektomi
radikal ditambah pembersihan kelenjar limfe kavum pelvis bilateral;
pasien usia muda dapat mempeertahankan ovari.
Radioterapi
o Radioterapi radikal
o Radioteraapi praoperasi
Kemoterapi