Anda di halaman 1dari 1

Membanggakan, Indonesia Akan Menjadi Penghasil Panas Bumi Dunia

Sejarah perkembangan energi panas bumi di Indonesia tidak terlepas dari perkembangan panas
bumi di Selandia Baru. Berawal pada tahun 1972, Geothermal Energy ltd (GENZL) bekerja sama
dengan Pertamina mengembangkan lapangan panas bumi di Kamojang.

Sekitar 42 tahun kemudian, Indonesia akan menjadi Negara kedua terbesar setelah Amerika
Serikat penghasil energi listrik panas bumi. Kapasitas total listrik yang dihasilkan mencapai
2.023,5 MW. Hal tersebut akan dicapai setela PLTP Sibuai-buai (sarula Unit 3, 110 MW), PLTP
Lumut Balai (55 MW), PLTP Sorik Marapi Modular (20 MW), Sokoria Unit 1 (5 MW) dan
Lahendong Binary (5 MW) beroperasi.

Dukungan iklim investasi yang bagus, serta penguasaan teknologi dibutuhkan untuk menyokong
pertumbuhan dan berkembangan industri panas bumi di Indonesia. Selain itu, sumberdaya
manusia yang siap juga turut menentukan.

Baca Juga : Download Phony Remod Apk dan Cara Menggunakannya

Melalui program pelatihan ini, diharapkan peserta dapat memahami pengelolaan proyek panas
bumi. Dari aspek geoscience hingga keuangan proyek. Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral (ESDM) kembali mengirimkan 23 peserta mengikuti Geothermal Project Management.

Pemerintah Selandia Baru melalui Duta besarnya di Indonesia, memandang Indonesia sebagai
partner yang sejajar dengan negara lainnya. Seiring dengan semakin meningkatnya
perekonomian Indonesia.

Pihaknya menyampaikan, renewable energy dalam bauran energi di Selandia Baru saat ini sudah
mencapai 80%. Menurut target, pada tahun 2025 akan menjadi 100%. Oleh karena itu,
Pemerintah selandia baru berharap program ini dapat dijadikan sebagai ajang berbagi
pengalaman dengan bangsa Indonesia.

Program ini merupakan pelaksanaan tahun ke dua. Sebelumnya, 24 peserta dari Indonesia
mengikuti kegiatan Geothermal Project Management pada tahun 2017, dengan biaya full short
term training scholarships dari Pemerintah Selandia Baru.

Tahun ini, terpilih 23 orang peserta mengikuti program pelatihan tersebut. Sebanyak 3 orang dari
Kementerian ESDM, 1 orang dari Bappenas, 2 orang dari Universitas dan 18 orang dari Badan
Usaha sub sektor panas bumi: PT. Geodipa, PT. Pertamina Geothermal Energi, Star Energy, dan
Supreme Energy.

Tentunya kita berharaap dengan adanya program ini, nantinya yang akan mengolah panas bumi
di Indonesia adalah orang Indonesia, bukan orang asing.

Anda mungkin juga menyukai