Sabun merupakan campuran garam natrium atau kalium dari asam lemak yang dapat diturunkan dari minyak atau lemak dengan direaksikan dengan alkali (seperti natrium atau kalium hidroksida) pada suhu 80–100°C melalui suatu proses yang dikenal dengan saponifikasi. Saponifikasi dilakukan dengan mereaksikan minyak kelapa sawit (trigliserida) dengan alkali (biasanya menggunakan NaOH atau KOH) sehingga menghasilkan gliserol dan garam alkali Na (sabun). Saponifikasi juga dapat dilakukan dengan mereaksikan asam lemak dengan alkali sehingga menghasilkan sabun dan air. Sabun biasanya berbentuk padatan tercetak yang disebut batang karena sejarah dan bentuk umumnya. Secara tradisional, alkali yang digunakan adalah kalium yang dihasilkan dari pembakaran tumbuhan, atau dari arang kayu. Sabun dapat dibuat pula dari minyak tumbuhan, seperti minyak jarak. Minyak jarak merupakan minyak yang dihasilkan dari biji jarak pagar. Minyak jarak ini dapat diolah menjadi sabun karena memiliki kandungan lemak jenuh yang tinggi yang merupakan komponen utama dalam pembuatan sabun. Tanaman jarak memiliki kandungan minyak yang cukup besar sekitar 55% dalam inti biji atau 33% dari berat total biji. Minyak tersebut dapat dihasilkan dengan mengekstrak biji jarak dengan pengepresan mekanik (Sari, I., dkk. 2010).
A. Alat dan Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini untuk membuat sabun antara lain minyak jarak, NaOH, gula, propilen glikol, gliserol, dan NaCl. Alat- alat yang digunakan untuk membuat sabun antara lain gelas piala 500 ml, pengaduk, pipet, sudip, gelas ukur berbagai ukuran, timbangan digital, cetakan, pisau, termometer, magnetic stirrer, hot plate with stirrer.
B. Skema Kerja dan Fungsi Perlakuan
Pada penelitian ini dilakukan pembuatan sabun lunak dengan bahan dasar minyak jarak dan NaOH. Tahap pertama yang dilakukan pada proses pembuatan sabun padat yaitu pemanasan 19,1 gram minyak jarak hingga mencapai suhu 70oC. Tahap kedua yaitu penambahan 19,3 gram NaOH ke dalam minyak jarak yang telah dipanaskan secara pelan-pelan. Selanjutnya, hidupkan mixer dan atur pada kecepatan 200 rpm. Selanjutnya sebanyak 4,3 gram air, propilen glikol, gliserol, larutan gula, NaCl dimasukkan ke dalam campuran minyak dan NaOH. Propilen glikol dalam pembuatan sabun berperan sebagai moisturizer yang berfungsi sebagai komponen higroskopis yang mengundang air dan mengurangi jumlah air yang meninggalkan kulit. Penambahan NaCl berfungsi untuk memisahkan produk sabun dan gliserin. Gliserin tidak mengalami pengendapan dalam brine karena kelarutannya yang tinggi, sedangkan sabun akan mengendap. Namun, adanya NaCl yang terlalu banyak dalam sabun juga dapat memperkeras struktur sabun. Setelah air dimasukkan, campuran di mix menggunakan mixer selama 10 menit. campuran dianggap homogen apabila terbentuk trace. Trace merupakan konsdisi dimana campuran telah mengental atau terbentuk pasta. Pada pencampuran ini diusahakan agar suhu tetap pada kisaran 70-80 oC. Hal ini dilakukan untuk mempertahankan campuran dalam bentuk kental dan tidak memadat. Setelah di mix selama 10 menit, campuran tersebut dimasukkan ke dalam cetakan. tahap terakhir yaitu campuran didiamkan selama 24 jam didalam cetakan agar memadat. Minyak jarak 19,1 gr